Tumgik
#aliran sungai
bantennewscoid-blog · 7 months
Text
3 Rumah Warga Pandeglang Hampir Ambruk Tergerus Aliran Sungai
PANDEGLANG – Tiga rumah warga di Kampung Cikupaeun RT 05 RW 05 Desa Bojongmanik, Kecamatan Sindangresmi Kabupaten Pandeglang nyaris ambruk akibat tanah yang menopang pondasi rumah habis tergerus aliran Sungai Ciliman. Ketiga rumah tersebut milik Nur Rokhim (40), Usman (50) dan Sarna Adi Saputra (29). Ketiga rumah yang lokasinya berdekatan berada persis di pinggir Sungai Ciliman, kondisi hujan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
dasnusantara · 1 year
Text
Tumblr media
KAMPAR River Basin, Sumatera
0 notes
prawitamutia · 7 months
Text
ridhonya Allah
Kata orang, hidup ini isinya mencari ridho Allah dengan beribadah. Jika Allah ridho, sesuatu itu akan terjadi. Namun, kalau dipikir-pikir, bukankah semua yang terjadi dalam hidup ini adalah atas izin dan ridho Allah? Semua takdir baik dan takdir yang menurut manusia kurang baik, bukankah semuanya adalah karena ridho Allah? Seperti kata seorang guru, tidak ada sehelai daun pun yang jatuh dan hanyut bersama aliran sungai dalam gelapnya malam tanpa ridho Allah.
Mungkin, ternyata ridho Allah itu tidak untuk dicari. Ridho Allah adalah semua takdir yang sudah dan yang masih akan terjadi. Oleh karena itu, ridho Allah hanya perlu dijalani. Justru, yang perlu dicari dan diusahakan itu adalah ridho diri kita sendiri. Kita ridho atas Tuhan kita, agama kita, nabi kita. Kita ucapkan itu berkali-kali dan kita mengupayakannya.
Kerap kita tertukar antara ikhlas dan ridho—atau menganggap keduanya sama. Ikhlas itu dari dalam ke luar. Ikhlas itu melakukan segala sesuatu karena Allah dan untuk Allah. Ikhlas itu tidak mengharapkan balasan apa-apa selain kebaikan dari Allah. Ikhlas adalah soal apa-apa yang bisa kita upayakan.
Sementara, ridho itu dari luar ke dalam. Ridho itu adalah soal bagaimana kita menerima yang terjadi kepada kita. Takdir dari Allah, perlakuan dari orang lain. Apakah kita ridho? Ridho adalah perihal yang di luar kendali kita. Ridho adalah tentang bagaimana yang ada di luar kita itu kita bawa ke dalam diri kita.
Kita harus ikhlas memperjuangkan keridhoan diri kita sendiri. Selanjutnya, kita harus ikhlas memperjuangkan keridhoan dari orang-orang terkasih kita, yang dari sanalah kasih dan sayangnya Allah akan tersulur. Terakhir, kasih dan sayang Allah itulah yang kita cari. Semoga kita mendapatkannya.
Terhadap hal-hal yang bisa kita kendalikan, ikhlaslah. Terhadap hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, ridholah. Selamat memperjuangkan hati yang selalu ridho dengan ikhlas. *
[Tulisan di atas merupakan salah satu tulisan dari draf buku Yang Berbahagia]
prompt 4.
adakah hal-hal di dunia ini yang belum kamu ridhoi? kira-kira, apa upayamu agar bisa ridho?
232 notes · View notes
kayyishwr · 8 months
Text
Seorang Pria di Telaga Kautsar (1)
"Apabila beliau gembira" kata Ka'ab bin Malik, "wajahnya bercahaya sehingga terlihat seperti potongan bulan"
Jabir bin Samurah menambahkan "Kedua betisnya indah serasi, dan beliau tidak pernah tertawa kecuali tersenyum, apabila aku melihatnya aku akan berkata "Matanya bercelak, padahal beliau tidak memakai celak"
Selanjutnya mari kita simak lebih khusyuk lagi pengakuan dari menantunya, Khalifah Keempat, Ali bin Abi Thalib "Perawakan beliau sedang, tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu pendek, berbadan lebar, rambutnya ikal, tidak keriting, tidak juga lurus, badanya tidak kurus juga tidak gemuk, wajahnya bulat, kulitnya putih bersih"
Suami dari Sayyidah Fatimah Az Zahra ini menambahkan "Kedua matanya lebar, tajam, dan hitam, bulu matanya lentik, tulang persendiannya besar, punggungnya kekar, bulu dadanya lembut dan halus dan telapak kakinya keras"
Iya betul sekali, pria itu adalah teladan bagi kita semua sampai kapanpun, Rasulullah Muhammad Shallahu 'Alaihi Wa salam. Tapi, sebentar, sedang apa beliau di samping telaga itu? Bukankah itu Telaga Kautsar -- atau dalam riwayat lain disebutkan sebuah sungai. Telaga yang dijelaskan memiliki luas bagai antara Eliya (Baitul Maqdis) dan Ka‘bah. Atau perawi mengatakan: antara Eliya dan Shana‘a (Yaman). Airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Di sana banyak wadah sebanyak bintang di langit. Membentang kepadanya dua aliran dari surga. Yang satu aliran dari perak. Yang satu dari emas. Siapa pun yang meminum airnya tidak akan haus lagi selamanya
Rupanya beliau sedang bersedih, sebab ada seorang hamba yang ditarik untuk tidak mendekatinya, bahkan beliau sendiri sudah berkata "Ya Rabbi sesungguhnya ia termasuk umatku", tapi Allah berfirman "Engkau tidak tahu apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu"
Ya, kelak ada sebagian orang yang diizinkan Allah untuk meminumnya, namun sebagian lagi bahkan tidak diizinkan untuk mendekatinya. Orang-orang yang tidak diizinkan mendekatinya sudah disebutkan salah satunya yang membuat bidah yang tidak diridhoi Allah, kemudian disebutkan lagi karena dia keluar dari agama Islam, juga yang tersesat dalam aqidahnya (seperti Syiah dan Muktazilah)
Adapaun Rasulullah sangat bahagia ketika, umatnya bisa mendapatkan air dari Telaga Kautsar ini, air yang disebutkan jika diminum tidak akan pernah haus selamanya; lalu siapa yang akan dijanjikan untuk dapat menikmati air dari Telaga Kautsar tersebut, 1) orang-orang fakir dari kalangan umat Nabi Muhammad, 2) gemar memberi makan sampai kenyang kepada orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, dan 3) yang mampu menjaga lisannya; dan semoga kita termasuk dari orang-orang yang diizinkan untuk meminum air dari Telaga Kautsar tersebut.
bersambung...
57 notes · View notes
amir005 · 1 year
Text
Tumblr media
Cikgu Mazni
pernah la nampak bontot dia yang besar time kutip markerpen jatuh... memang terserlah la aliran sungai kat situ
62 notes · View notes
teguhherla · 5 months
Text
Mengapa aku baru tersadar, kesenanganku menjelajah banyak tempat, kadang mendaki gunung, bermain di pantai, menikmati laut lepas, mendengar aliran sungai dan deras air terjun, melewati badai, berteman dengan gerimis dan banyak hal lainnya adalah sebuah kesadaran bahwa aku menerimanya.
Seharusnya aku pun juga begitu terhadapmu dan situasinya
Aku bersyukur dalam lirih pernah dipertemukan dan dikasih kesempatan oleh tuhan untuk menjadi bagian dari dirimu, diberikan pelajaran dan pengalaman hidup yg mahal lebih dari sekedar kenikmatan.
12 notes · View notes
ruangdwi · 9 months
Text
HELLO 2024
Bismillah,
Wah baru nongol aku setelah seminggu berlalu di tahun 2024 hehehe.
Kabar teman teman gimana? Alhamdulillah sehat dan tentunya lebih happy ya :D
Novel ini menjadi bacaan penghujung tahunku di bulan desember 2023. Videonya juga di ambil di bulan yang sama saat family gathering Rumah sakit tempatku kerja, tapi bukunya belum selesai aku baca.
Suasananya nyaman banget disini. Mendengarkan aliran sungai lalu melihat teman- teman yang asyik bermain air. Aku mau ikut terjun ke segarnya air , urung karena saat itu sudah tengah hari. Matahari pas di atas kepala. Cukuplah buat rendam kaki buat merasakan dingin segarnya air.
Back to book. Isi novel ini tuh sweet, terus sarat akan nilai -nilai kehidupan seperti beberapa karya bang Tere Liye.
Yah, meski alurnya cukup bisa ketebak sih.
Selain judulnya, buatku buku ini memberikan pesan yang cocok sekali untuk menyambut tahun yang baru (lagi). Membuat penilaian kita tentang hal- hal yang kita inginkan, kita perjuangkan harus teredam oleh kenyataan bahwa ada hal yang juga tidak bisa kita raih sepenuhnya. Istilah kasarnya Move on lah. Namun saat kita bisa menerima itu dengan lapang. Akhirnya bisa menjadi manis juga. Happy ending.
" Tergantung definisi sedih itu seperti apa,.... Iya, mungkin aku sedih. Tapi ketika kita tidak punya pilihan selain menerima apapun yang telah terjadi, kita akan memiliki definisi kesedihan yang berbeda." Hello hal 302
8 notes · View notes
auliasalsabilamp · 9 months
Text
Seperti aliran sungai yang tak pernah putus, dakwah bukan hanya tentang berapa banyak yang mengikuti arusnya, melainkan seberapa dalam kita meresapi kebenaran yang kita sampaikan.
#tulisanaulia
9 notes · View notes
sandyaruni · 5 months
Text
Di Persimpangan Jalan Pulang
#Prolog
Selalu terbayang dalam benakku, kisah seorang pangeran berkuda dengan putri bermahkota. Pangeran yang gagah, putri yang berparas cantik. Membawaku berkelana menemukan dirimu, perempuanku.
Selalu terbesit tanya, adakah dongeng itu dalam dunia fana ini?. Dalam pencarianku menemukanmu, aku percaya.
Kutuliskan sebuah cerita yang terlahir dari jalanan tanpa nama. Walau tak se-epik kala Qais menghanyutkan dedaunan melalui aliran sungai dan angin yang berhembus menjamah tubuh Layla sebagai tanda bahwa  ia begitu dekat dengannya. Atau, menyapa burung-burung untuk menyampaikan pesan cintanya pada Layla. Namun aku percaya, jika suatu saat nanti kau akan membaca kisah ini. Seperti halnya Qais percaya bahwa dedaunan dan pesannya pada burung- burung itu akan sampai pada Layla. Atau, bahkan kau akan melanjutkan cerita ini jika seandainya aku tak lagi bisa bercerita.
Mungkin saja.
Namun, kisah yang terukir diantara mereka tidaklah serupa dengan kisah ini. Kisah mereka begitu dikenal seantero Timur Tengah, tapi kisah ini, bahkan aku dan dirimu sendiri pun tak mengerti apa yang tengah terjadi. Hanya ada ketaksaan diantara kita.
Aku yang terlalu takut menggores luka. Hingga memilih untuk tidak tetap tinggal bersamamu. Walau kuingin. Walau ku mau. Tapi takdir tetaplah takdir, sekeras apapun aku berusaha, ketetapan-Nya yang akan berlaku. Sekuat apapun aku meminta, kehendak-Nya yang akan terjadi.
Dan disini aku ingin berbicara padamu. Kuatkanlah hatimu. Jalani saja dengan penuh cinta. Biar Sang Maha Cinta yang memberi jalannya.
Aku pergi menemui cinta. Maka tetaplah tinggal bersama-Nya dengan penuh cinta, walau kita tak bersama lagi.
Teruntuk dikau.
1 Mei'24
TulisZa
4 notes · View notes
indrijayanti · 4 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Tanah 3000m² 275 Juta Kerjo Karanganyar Jawa Tengah
Dijual tanah murah strategis dekat aliran sungai cocok untuk pertanian •Lokasi: Kerjo, Karanganyar, Jawa Tengah •Luas: 3000m² •Harga: 275 Juta •Legalitas: SHM •Akses jalan, mobil masuk •Lingkungan asri, udara sejuk Info lengkap hubungi Telp/WA: 08996877778
2 notes · View notes
kaatasenja · 4 months
Text
Pada malam itu, Lagi-lagi aku terluka.
Parah sekali! Hingga sesaknya menyeka air mataku keluar;
Berulang keputusan berpisah harus ku telan tanpa jawaban atas pertanyaan, kamu kenapa?
Bukankah memang tak semua tanya, berujung jawab.
Kadang ia menjadi pikiran yang terus terngiang-ngiang di kepala; damainya hanya dengan waktu, bukan jawaban!
Esoknya aku menanyai lagi diriku, harus apa sekarang?
Dan lagi-lagi aku tak menemukan jawaban.
Sesekali hanya air mata yang membantu melegakan sesak yang sudah lama tertahan ini.
Beberapa kali aku terdiam dengan tatapan kosong! namun sering juga harus memaksa diri memakai topeng bahagia didepan orang-orang, padahal hati babak belur lukanya; begitu aku melewati hari demi hari sambil terus menanyai diriku, harus apa Sekarang?
Kini, Aku seperti daun yang jatuh dari ranting yang rapuh ke aliran sungai yang keruh.. Hanya Berpasrah kepada arusnya, kemana air akan membawa..
Ntahlah, berulang kali aku mengatakan; aku lelah, namun arus ini terus membawa ku ntah kemana :(
2 notes · View notes
berwarnabiru · 6 months
Text
youtube
Kalau dengerin ini, keinget momen lagi duduk di atas jembatan penghubung dua dusun yang terpisah aliran sungai. Bukan jembatan yang ada pinggirnya, tapi jalan gitu. Nangkep nggak? 😂
Di jembatan itu, aku merekam momen ketika 4 anggota KKN yang mana cowok semua, ikut mancing bareng waga lokal. Juga momen ketika kami bertujuh main ke sana, sambil makan es krim.
Kangen. Kangen duduk di jembatan, melihat aliran sungai, dengan suara latar belakang kendaraan yang lewat, atau percakapan warlok yang mancing, atau suka-cita bocah-bocah yang main air.
Not to mention kalau ada Kormanit yang aku sempat "suka", tapi di kemudian hari aku heran kenapa bisa suka sama orang itu.
Dan, sebuah pesan WA dari seseorang yang mengatakan,
Lagunya bagus, kan?
3 notes · View notes
audadzaki · 7 months
Text
Pemilu di Negeri Nil
Empat hari sebelum pilpres dan pileg di Tanah Air digelar kami di Mesir sudah lebih dulu pesta di KBRI Kairo, tepatnya di bilangan Tahrir di tepian sungai Nil yang permukaannya telihat sejuk itu.
Indonesia adalah satu dari dua negara mayoritas muslim yang jadi sorotan dunia soal prestasi demokrasi, di samping Turkiye. Di saat semua negara penganut demokrasi Timur Tengah chaos, jatuh dalam jebakan demokrasi (democracy trap) kita setiap tahun masih saja merayakan demokrasi terbuka dengan "santun".
Mesir adalah korban akhir2 yang masih anyir oleh darah. Sungai Nil di Tahrir jadi saksi bisu. Mungkin aliran yang terlihat sejuk itu adalah air matanya.
Kenapa demokrasi Indonesia bisa damai? Kabar baiknya: karena kita memang bangsa santuy dan santun. Kabar buruknya: karena elemen politik Islam Indonesia memang tidak pernah menang absolut seperti di negara Timur Tengah yang ujung2nya terbentur.
Kita jadi serba salah, antara bersyukur atau sedih karena selalu kalah.
Kata para peneliti, mimpi umat Islam menang dalam demokrasi sebagai kekuasaan berbasis agama yang absolut adalah utopia. Tapi kita sedang tidak ada pilihan. Mungkin sama seperti KH. Agus Salim dan tokoh bangsa lain saat memutuskan ijtihad untuk membuat negara bangsa Pancasila tujuh puluhan tahun lalu. Hanya ini yang paling memungkinkan saat ini.
Buktinya, prinsip kita setiap kali pemilu adalah "pilih yang paling ringan mudharatnya". Itu cukup jadi bukti bahwa maslahat umat Islam tidak benar-benar sedang dibangun, siapapun presidennya. Umat Islam Indonesia hanya terjebak dalam pilihan yang selalu antara mati atau hidup setengah mati.
Tapi apa gunanya punya pilihan hidup sehidup M*rsi kalau ujung-ujungnya mati sekaligus terinjak-injak?
Jadi maaf Mesir, demi keberlangsungan hidup, ini masih paling baik buat kami saat ini. Meskipun kami tahu, pasti kalah lagi kalah lagi.
@audadzaki
Gannet Misr, 17 Februari 2024. Pemilu kedua kalinya di KBRI tapi selalu yasudahlah.
Tumblr media
2 notes · View notes
haluanmalam · 1 year
Text
Tumblr media
Sungai Nil.
Salah satu daya tarik kenapa kuliah di Mesir, ya karena sungai ini, Sungai Nil namanya. Selain Piramid, Sungai Nil merupakan salah satu ikon Mesir yg harus didatangi ketika ke Mesir. مصر هبة النيل (Mesir adalah hadiah dari Sungai Nil) Yupps, begitulah orang² menyebutnya, karena jika bukan karena Nil, Mesir hanyalah gurun pasir.
Seperti halnya percakapan di Film Ayat Ayat Cinta (Film yg bkin pengen ke Mesir😁)
Fahri : "Sebelum aku kesini, sebenarnya ada 2 hal yang bikin aku kagum sama Mesir. Yaitu Al Azhar dan Sungai Nil, karena tanpa sungai Nil, tidak ada Mesir dan tidak ada Al Azhar.”
Maria: "Aku juga suka sungai Nil, kalau tidak ada sungai Nil, pasti tidak ada Mesir, tidak ada peradaban, yang ada hanya gurun pasir. Kamu percaya pada jodoh, Fahri?"
Fahri: "Ya, setiap orang memiliki…."
Maria: "... jodohnya masing-masing. Itu yang sering kamu bilang". "Aku rasa sungai Nil dan Mesir itu jodoh, senang ya kalau kita bisa bertemu dengan jodoh yang diberikan Tuhan dari langit"
Fahri: "Bukan dari langit, Maria, tapi dari hati, dekat sekali".
Kapan², kalo ada rezeki dan Allah mengizinkan, pengen sekali ngajak kamu (nyari dlu😅) kesini, duduk menikmati senja dan aliran air Sungai Nil sambil ngobrol santuy. (Halu dulu). 😆
Pinggiran Nil, 19 Juni 2023.
16 notes · View notes
ejharawk · 7 months
Text
10 wangsit dari tepi sungai Cileuleuy
Tumblr media
Diyakini sebagai salah satu agama asli masyarakat di tatar Sunda, para penghayat kepercayaan Budi Daya mengharapkan perlakuan yang setara dengan para penganut agama lain di Indonesia.
Sejak Nusantara terbentuk dan berpenghuni berabad-abad silam, para penghayat kepercayaan Budi Daya di Kampung Cicalung, Lembang, Jawa Barat, meyakini nenek moyang mereka yang mendiami tatar Sunda telah mengakui eksistensi Tuhan Yang Maha Esa.
Keyakinan tersebut bisa dilacak dalam penyebutan Tuhan melalui penggunaan bahasa Sunda kuno dari era pra-Hindu, sebelum dipengaruhi bahasa Sanskerta, Arab, dan bahasa-bahasa asing lainnya.
Beberapa sebutan untuk Sang Pencipta adalah Hyang (Tuhan, yang diagungkan), Hyang Manon (Yang Maha Tunggal), Sang Hyang Kersa (Yang Maha Kuasa), dan Si Ijunajati Nistemen (Maha Pencipta).
Karenanya, Engkus Ruswana (62) selaku Ketua Organisasi Penghayat Budi Daya menolak tegas jika mereka dianggap sebagai penganut animisme dan dinamisme.
"Istilah itu sebenarnya didengungkan oleh para antropolog Barat untuk melecehkan agama nenek moyang kita. Karena mereka tidak memahami upacara ritual yang dilakukan, dipikirnya itu upacara menyembah roh halus dan kekuatan gaib," kata Engkus.
Keyakinan yang sempat terkikis dan menghilang tersebut kemudian diwartakan kembali oleh Mei Kartawinata setelah menerima Dasa Wasita atau 10 Wangsit. Kejadian turunnya wangsit berlangsung di tepi Sungai Cileuleuy, Kampung Cimerta, Subang, pada 17 September 1927.
Mei Kartawinata (1 Mei 1897 - 11 Februari 1967) menyebut hasil penggaliannya terhadap ajaran leluhur di Bumi Parahyangan dengan istilah pamendak alias temuan terhadap kepercayaan para leluhur.
Walaupun menolak disebut sebagai sinkritisme, Engkus tidak menampik jika ajaran Budi Daya banyak bersinggungan dengan budaya dan tradisi masyarakat Sunda.
Ini terlihat dari inti ajaran Budi Daya yang mengajarkan konsep cara pandang hidup orang Sunda bernama "Tri Tangtu". Isinya tentang wawasan atau tuntunan menyangkut diri manusia sebagai makhluk pribadi, sosial bermasyarakat, dan ber-Tuhan.
Ada banyak nama yang disematkan untuk ajaran Mei Kartawinata. Di luar Aliran Kebatinan Perjalanan (AKP), Agama Perjalanan, dan Agama Buhun, orang-orang mengenalnya sebagai Agama Traju Trisna, Agama Pancasila, Agama Petrap, Agama Sunda, Ilmu Sejati, Permai, atau Jawa-Jawi Mulya.
Mereka yang hendak melecehkannya cukup menyebutnya "Agama Kuring".
Dalam bahasa Indonesia, Kuring adalah kosakata untuk "Aku" atau "Saya". Prosekusi label "Agama Kuring" mengarah pada usaha mendiskreditkan pemeluk agama ini sebagai penganut agama semau gue.
Tumblr media
Agama-agama leluhur orang Sunda sangat menghormati alam sebagai pusat kosmologi adat dan kepercayaan paling signifikan.
Bagi para penghayat, alam semesta adalah tempat belajar dan menghayati segala keteraturan. Gunung, lembah, air, api, tanah, angin, dan segala mahluk hidup menjalankan kodratnya untuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia.
Karenanya, Mei Kartawinata meletakkan alam sebagai "kitab suci". Alam adalah kumpulan tulisan Tuhan yang tidak bisa dibuat oleh manusia, berlaku universal, dapat dipelajari oleh semua makhluk tanpa membedakan usia, agama, bangsa, ras maupun gender.
Dalam prosesnya, Mei Kartawinata mendirikan wadah untuk menampung para pengikut atau penghayat ajarannya yang namanya kerap berubah-ubah.
Pertama membentuk Perhimpunan Rakyat Indonesia Kemanusia'an sehingga ajarannya disebut Kemanusa'an. Setelah Indonesia merdeka dan bersiap melangsungkan pemilihan umum pertama, Mei ikut mendirikan Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai).
Usai pelaksanaan Pemilu 1955, nama tersebut berubah menjadi Organisasi Perjalanan alias Lalampahan.
Sepeninggal Mei Kartawinata, terjadi konflik internal yang membuat anggota terpecah menjadi beberapa organisasi yang melahirkan AKP, Budi Daya, dan Aji Dipa. Tidak ada perbedaan esensial antar tiga organisasi ini karena sumber ajarannya sama.
Menurut keterangan Engkus, Budi Daya sebagai organisasi terbentuk sejak 1980. "Pada era 1950-an ketika ramai pemberontakan DI/TII, kami juga disebut Agama Buhun, Agama Pancasila, dan Agama Kuring," imbuh Engkus.
Pertemuan kami dengan Engkus yang selalu terlihat mengenakan totopong (ikat kepala khas Sunda) berlangsung di Bale Pasekawan Waruga Jati, Kampung Cicalung, Lembang, Jawa Barat (3/3/2018).
Rute menuju kampung tersebut adalah jalan selebar tiga meter yang diwarnai tanjakan dan turunan. Sejauh mata memandang, terlihat bebukitan dan hamparan tanah yang ditanami beragam jenis sayur-sayuran, seperti terong ungu, brokoli, cabe rawit dan kriting, sawi putih, buncis, labu, timun, dan selada.
Bagi warga penghayat di Kampung Cicalung yang berjumlah 78 orang, Bale Pasekawan bukanlah rumah ibadah, tapi tempat pertemuan atau berkumpul alias ngariung dalam bahasa Sunda.
Tempat yang jadi pusat kegiatan para penghayat Budi Daya ini diresmikan pada 17 Mei 2012 oleh Bupati Bandung Barat H. Abubakar.
Luas Bale Pasewakan 1.400 meter persegi yang terdiri dari dua bangunan utama. Ada aula seluas 9 x 11 meter persegi dan panggung seluas 48 meter persegi.
Selain jadi tempat mengajarkan pelajaran Budi Daya sebagai pengganti pelajaran agama di sekolah bagi siswa SD, SMP, dan SMA penghayat kepercayaan, gedung ini kerap pula menampilkan pentas kesenian, seperti degung, jaipongan, salendroan, dan wayang.
Tumblr media
Tidak heran jika terdapat alat musik tradisional seperti gendang, gong, dan gamelan di dalam Bale. Mereka yang ingin memanfaatkan Bale tidak harus para penghayat Budi Daya.
"Asal kegiatannya untuk kemaslahatan warga desa. Bukan kegiatan untuk politik praktis macam kampanye," tutur Ondo (52), salah satu penghayat saat kami temui di Kampung Cibedug yang berjarak sekitar 6,9 kilometer dari Cicalung.
Di kampung itu, terdapat Bale Pasewakan Rasa Jati yang usianya lebih tua karena berdiri sejak 1951. "Dulu bentuknya hanya gubuk bambu. Lama-kelamaan menjadi bangunan permanen seperti sekarang," jelas Ondo.
Adapun kegiatan yang sering berlangsung di Bale Pasewakan, antara lain peringatan turunnya wangsit kepada Mei Kartawinata pada 17 September, tahun baru dalam sistem kalender Jawa (1 Sura), dan renungan malam 1 Juni yang bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila.
Menganut kepercayaan yang diyakini milik nenek moyang di negeri ini ternyata tak semudah membalik telapak tangan.
Berbagai perlakuan diskriminasi dari masyarakat telah mereka rasakan. Apesnya lagi, negara turut melanggengkannya melalui berbagai peraturan yang mengikat secara yuridis, alih-alih memenuhi hak para penghayat kepercayaan sebagai sesama warga negara.
Misalnya kejadian yang dialami Asep Setia Pujanegara (47) ketika menikahi Rela Susanti (41) pada 23 Agustus 2001.
Kukuh ingin melaksanakan pernikahan seturut keyakinan penghayat, pernikahan mereka tidak mengantongi Akta Pernikahan dari Kantor Catatan Sipil.
Merasa haknya sebagai warga negara tidak dipenuhi, Asep mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung.
Gugatan pasutri ini kemudian disetujui PTUN tertanggal 25 April 2002. Perkawinan yang dilangsungkan dengan cara adat Sunda itu dapat dicatatkan di Kantor Badan Kependudukan dan Catatan Sipil (BKCS) Kabupaten Bandung.
Pun demikian, Mahkamah Agung tetap bergeming. Asep bersama istri harus menunggu hingga terbitnya Undang-Undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
Hal itu membuat akta kelahiran anak pertama mereka hanya bisa mencantumkan nama ibu dan tidak memiliki hubungan hukum keperdataan dengan ayahnya. Dengan demikian, buah cinta pasangan ini dianggap sebagai anak yang dilahirkan di luar perkawinan.
Pada saat UU Adminduk disahkan, terjadi lagi problem teknis dalam pelaksanaan. Nama ayah hanya ditambahkan dalam catatan pinggir yang dituliskan di bagian belakang alih-alih pembaruan akta lahir.
"Alasannya menurut saya sih tidak masuk akal. Karena masalah nomor registrasi tidak boleh ganda," ujar Asep yang menjabat sebagai penanggung jawab pendidikan bagi warga penghayat kepercayaan Budi Daya.
Padahal menurut Engkus, nomor registrasi tak perlu diperbarui. "Cukup lembaran blangko akta kelahirannya saja yang dibuat baru dengan menambahkan nama ayah bersanding dengan ibu."
Tumblr media
Engkus juga pernah jadi korban diskriminasi saat ibundanya meninggal di Desa Panjalu, Ciamis, Jawa Barat. Warga sekitar menolak jenazah almarhumah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) karena dianggap tidak beragama.
"Kata mereka, 'Ini khusus kuburan orang beragama, yang tidak beragama tidak boleh.' Setelah melalui rapat desa, diputuskan jenazah harus disalatkan, baru boleh dikuburkan," kenangnya.
Diskriminasi di sektor pendidikan berlangsung lebih lama lagi. Keturunan para penghayat kepercayaan dipaksa memilih pelajaran agama yang diakui negara.
Regenerasi penghayat jadi terhambat karena kebanyakan anak-anak tidak mengikuti penghayat kepercayaan orang tuanya.
Siswa penghayat kepercayaan juga kerap menjadi sasaran perundungan di sekolah dalam bentuk verbal. Akibatnya siswa bersangkutan meminta pindah sekolah karena tidak tahan jadi sasaran bully.
Setelah sekian lama berjuang, mulai 2016 keluar keputusan Kemdikbud yang menyatakan bahwa murid-murid penghayat kepercayaan mendapatkan pelajaran rohani sesuai kepercayaannya.
Berhubung tidak semua sekolah memiliki guru agama dari kalangan penghayat --karena teknis dan kurikulumnya masih dibahas, beberapa siswa dikembalikan ke organisasi atau komunitas penghayat kepercayaan untuk mendapatkan pelajaran keagamaan.
Asep salah satu yang mengabdikan diri sebagai guru pengajar penghayat kepercayaan. "Untuk sementara saya mengajarkan mata pelajaran untuk semua jenjang pendidikan dari SD hingga SMA. Pelajaran biasanya berlangsung setiap hari Minggu di Bale ini. Panduannya sudah ada. Sisanya saya gabung dengan buku-buku karya Pak Mei Kartawinata."
Seiring dikabulkannya gugatan uji materi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan perihal Penganut Kepercayaan oleh Mahkamah Konsitusi (7/11/2017), Engkus berharap tidak lagi ada perbedaan dan diskriminasi terhadap warga penghayat kepercayaan.
"Kita semua punya hak yang sama sebagai warga negara Indonesia. Selama ini penghayat kepercayaan selalu dianggap lebih rendah. Hak-hak pelayanan sosial untuk kami selalu terkebiri," katanya.
Padahal, kata Engkus, jika berkaca pada sejarah, perlakuan semacam itu sebenarnya dilakukan oleh penjajah untuk merendahkan bangsa kita.
2 notes · View notes
teguhherla · 5 months
Text
Aku sedang perjalanan menggapai puncak
Tapi..... Ceritanya baru saja dimulai
"Belum sampai kepada titik tertinggi dalam keadaan lelah, aku mendapat gangguan ya itulah memang rintangan dan resikonya jika kita mendaki gunung menjelajah hutan
Seketika badai datang bergemuruh menerpaku, aku bersembunyi dibalik batu besar tapi aku tidak kuat menahannya, jatuhlah lah ke dalam jurang
Bersyukur masih selamat karena tuhan masih mengizinkanku hidup meski penuh dengan luka
Dengan darah yg terus mengucur, luka disekujur badan, hanya harapan untuk terus hidup yg menolongku
Ku obati lukaku sendiri, dan alam membantuku menyediakan dirinya sebagai obat alami
Nafasku tersendat-sendat, berjalan sempoyongan mencari jalan pulang sebab tersesat tak tau arah
Pikiranku kacau karena sendirian, tapi aku mencoba untuk tetap tenang
Lagi-lagi harapan yg membuatku bertahan
Waktu yg berjalan lambat membawaku ke tempat aliran sungai, aku butuh minum dan istirahat sebentar
Tapi kau tau? Saat perjalanan menuju sungai itu aku tergelincir lagi, hanyut ke dalam sungai deras itu
Aku berusaha tenang jika tidak maka aku akan tenggelam
Mencoba berenang dan ketika ada batu-batu aku mencoba menggapainya dengan tangan tapi tetap aku terseret arus itu
Hanya berharap aku masih diberikan keberuntungan
Aku harus melawan ketakutan ini berusaha sebaik mungkin untuk ketepian
Sampai akhirnya perlawanan yg hebat ini berubah menjadi kepasrahan
Tuhan jika ini memang sudah waktunya untukku maka berilah aku senyumanmu agar aku bisa pergi dengan tenang
Tapi kau tahu? Setelah kupasrahkan hidupku aku tersadar, bahwa pasrah bukan berarti menyerah
Aku berusaha menggapai ketepian lagi meski terbelenggu keadaan, terus dan terus sampai pada akhirnya aku hilang ditelan arus itu".
Kesimpulannya.... Aku akhirnya mati dalam keadaan berjuang, dan itu sebuah kebanggaan diri yg harus diterima sebagai seorang petualang
Aku memang hilang, tapi aku akan tetap abadi dalam jiwa dan kenangan orang yg mengenangku dengan tulus
Terima kasih sayang
Ini cerita yg harusnya tidak terjadi dalam hidup kita tapi kita harus menerimanya dengan cinta yg terelakan takdir
3 notes · View notes