Tumgik
#berteduh
kurniawangunadi · 26 days
Text
Menarik Diri dari Kehidupan
Akhir-akhir ini merasa lebih tenang, memang masih ada gelisahnya tapi tidak secemas sebelumnya. Mulai merasa nyaman dengan tidak banyak berinteraksi dengan gawai, tidak cek sosial media, dan fokus dengan alam pikiran dan diri. Di tengah-tengah arus setiap orang ingin mengenalkan dirinya ke publik dengan berbagai macam branding. Justru mulai merasa nyaman ketika tidak dikenal siapapun. Proses ini memberikan refleksi yang sangat banyak. Bahkan saat tulisan ini ditulisa di jam 2 pagi, hikmah itu masih belum berhenti mengalir rasanya. Di saat arus kehidupan seolah menuntut kita untuk dikenal dengan ini dan itu, di saat yang sama banyak sekali kehidupan yang berjalan di tempat-tempat yang jauh yang tak kita kenal, di desa, di dalam gang, di tumpukan gedung-gedung, di jalanan, dan lain-lain. Orang-orang yang bekerja untuk kehidupannya, tidak dikenal siapapun, tapi hati mereka dicukupkan dengan ketenangan, mereka tidak takut miskin, mereka tidak dikhawatirkan dengan hujan yang deras diperjalanan karena tidak memiliki mobil, tidak bingung dengan AC yang mati karena mereka memiliki rumah untuk berteduh. Hati mereka dilapangkan dengan rasa cukup. Sementara sebagian kita gelisah dengan gaji yang cukup besar, apakah nanti cukup untuk ini dan itu. Bahkan di alam bawah sadar kita, kita dihantui ketakutan akan kemiskinan dan terus merasa kurang.
Di saat kita berpikir bahwa kita harus terus menerus bekerja untuk bisa menumpuk harta, memiliki uang yang cukup, kemudian nanti bisa memiliki lebih banyak kesempatan dan waktu luang. Ada orang-orang yang ditempat jauh dan tidak kita kenal. Di sebuah desa, di dalam kontakan, di pesisir pantai. Mereka yang memilih jalan untuk mengabdikan dirinya, memilih jalan yang tidak ada gegap gempita dan hitungan uang yang bisa membuat mereka kaya raya seperti tujuan yang sedang ingin kita capai. Mereka memilih jalan untuk mengajarkan ayat-ayat Tuhan di surau-surau yang lapuk, mereka membantu orang-orang yang tidak mereka kenal, dan banyak lainnya.
Di saat kita merasa bahwa kita harus sangat keras dengan diri kita sendiri agar kita bisa mencapai mimpi-mimpi, membuktikan diri ke orang lain yang meremehkan, menunjukkan bahwa kita ada dan layak diperhatikan. Kita lupa bahwa akhirnya tidak ada orang yang lembut dengan diri kita, karena satu-satunya orang yang kita harapkan bisa bersikap lembut ternyata sama kerasnya, ialah diri kita sendiri. Hingga akhirnya diri kita pun menjadi orang yang sama kerasnya ke orang lain, menjadi lingkaran setan yang tak berujung.
Kini kita sama-sama dewasa, melalui jalan yang kita pilih sendiri-sendiri. Tapi, apakah kita mau berpikir sejenak pada apa yang sedang kita jalani? Apakah benar tidak ada hal yang harus dikoreksi? Jika jalan ini sangat menggelisahkan, apakah kita mau menjalaninya seumur hidup? Sepenting apakah tujuanmu sehingga di saat ini, bahkan kamu tidak pernah bersikap lembut ke dirimu sendiri? Apakah kamu yakin bakal ada umur untuk sampai ke tujuanmu? Kapan terakhir kamu berwelas asih sama diri sendiri? Orang yang selama ini hidupnya begitu keras.
364 notes · View notes
jndmmsyhd · 6 months
Text
Musim akan berganti, hujan pasti akan reda, panas pun pasti akan berganti teduh. Tidak ada yang namanya kondisi selalu dalam kesulitan, sebab roda kehidupan pasti berputar.
Susah dan sulit yang hari ini kamu hadapi, pasti akan berganti dengan cepat atau lambat. Tidak perlu terlalu bergembira pada sebuah hadiah yang datang, tidak perlu terlalu marah dan mencela pada sebuah ujian. Biasa-biasa saja.
Sebab setiap kita memiliki 1 paket yang sama, setiap kesulitan pasti ada kemudahannya.
Selamat melangitkan doa jika sedang hujan, dan selamat menunggu hujan reda bagi yang sedang berteduh untuk menuju pulang.
Menunggu reda.
@jndmmsyhd
378 notes · View notes
nalza73 · 10 months
Text
Lina
Hati Lina hanya tinggal sebahagian sahaja. Ada orang yang tidak pernah memulangkannya, walaupun Lina hanya pinjamkan sekejap. Ada yang pulangkan dengan penuh kelukaan. Ada yang sudi berikan sebahagian hatinya pula sebagai ganti. Dan jika nak tahu, setiap hati manusia ada nilai yang tersendiri.
Sekali hati terluka, kadangkala sukar untuk mengubati-nya. Ada kalanya, mengambil masa yang lama. Bila tiba sesuatu yang tidak diingini, mungkin pemilik hati itu akan menyendiri sehingga hatinya pulih semula. Hati yang diberi ini bukan untuk suka-suka. Ianya lahir atas satu kepercayaan. Dari situ, wujudlah rasa kasih sayang. Jika hilang rasa percaya itu, maka sukarlah untuk hati itu kem-bali indah.
Namanya Haslina, nama glamour Lina je, sudah berumah-tangga hampir 5 tahun. Anak gadis sebuah kampong dari Utara tanahair. SRppun tak sempat ambil sebab sudah dikahwinkan dengan suaminya, Talib (22 tahun ketika itu) seorang anggota tentera. Lina nikah di usia 16 tahun. Kini usianya sudah 21 tahun dan suaminya 27 tahun.
Dulu Lina kolot sikit baik pemikiran ataupun sikap, tapi setelah berkahwin dan bercampur dalam masyarakat sojar Lina jadi open minded kata orang very liberallah. Cuma Lina masih belum dikurniakan cahayamata. Tambah suaminya jarang mengauli disebabkan tugas askarnya dan kekurangannya.
Selalunya kami bertemu secara secret dan discreet. Tidak di dalam kem. Bahaya. Lina berani sebab dia yang ajak aku keluar dan libur-libur sebab dia bosan. Boring dengan ketiadaan suaminya. Terkejut juga aku ketika membayar gaji untuk para isteri yang dibuat potongan gaji oleh suami masing-masing, Lina menghadiahkan aku sekotak rokok marlboro. Aku terima juga dan terkejut bila kudapati terselit nota kecil mengajak aku keluar tengok wayang. Aku memberanikan diri dan setuju bertemu.
Aku duduk di sisi Lina sehingga bahu bersentuhan. Lina tunduk. Rambutnya yang hitam menutupi muka. Angin berlari-lari di padang memaksa dedaun pohon meliuk-liuk menari. Aroma tubuhnya menusuk hidung segar rasanya. Lina kelihatan ayu berbaju kurung moden.
“Lina, cuba lihat burung itu,” kata N.
Lina mendongak pada seekor burung kecil yang bertenggek di atas sebatang kayu reput di pinggir tasik.
“Tadi mereka sama-sama terbang, tapi suatu ketika mereka akan berpisah dan membawa halatuju masing-masing,” kata N penuh makna.
Sebatang ranting kecil pohon cemara tempat mereka berteduh jatuh di hujung kasutnya. Tangan kasarnya pantas mencapai, mematah-matahkan ranting kecil itu dan mengeluh perlahan.
Lina memang pandai berbual dan cara dia membuat aku hilang kekok dan juga gementar. Banyak perkara yang diperbincangkan oleh Lina. Seharusnya Lina memang nampak seorang yang berpengetahuan. Banyak topik yang boleh dikupasnya. N mengagumi Lina, isteri Lans Koperal Talib yang kini bertugas dalam hutan selama tiga bulan dalam satu operasi mencari dan memusnah peng-ganas kominis. Walaupun tidak berpelajararn tinggi namun dia suka membaca.
Wanita moden sering mengadu terhadap layanan suami keatasnya. Pada suatu hari Lina menceritakan bahawa suaminya tidak lagi mengajaknya makan di kedai. Mementingkan diri dan bila bersetubuh suaminya hendak buat cepat-cepat. Tidak romantik dan tidak mencumbu rayu. Boring kata Lina. Malah banyak waktunya Lina tidak klimaks dan puas bersama suaminya. Bila sikap suami begini hati Lina rasa luka. Jiwanya kosong. Dia mengorak langkah dan menumpu-kan perhatian kepada pegawai-pegawai muda dalam batalion dan cuba mengoda mereka. Aku tergoda..
Dalam mess di sebuah bilik yang memandang ke laut.. Lina kususupkan masuk ke bilikku.. Kalau aku kena kantoi hilang senioriti.. Silap-silap kena buang kerja. Namun aku gamble dan Lina juga gamble..
“Cepatlah N..” pinta Lina sudah tidak sabar lagi. “Cepat apa?” N saja mendera Lina sambil tersenyum. “Masuk cepat N, nak ni! Nak batang you tu..” rayu Lina lagi.
Lina merasai dinding vaginanya mula berdenyut-denyut bagaikan meminta-minta batang N. Sebelum masuk, N menyuakan batangnya ke mulut Lina untuk diku-lum. Sempat Lina memain kepala kote N denganlidahnya. Kemudian menjilat batang dan mengigit manja kepala kote N sehingga ke takut. Di samping itu Lina emngulum buah pelir N dan menyonyotnya. Mencepak bagai kepedasan makan gulai lemak cili api.
N melebarkan kangkangku dan mula menggesel perlahan batangnya betul-betul tepat dilubang puki Lina.
“Aarrgghh, sedapnya Nn..” Lina merenggek dan merintih perlahan menerima tusukan nikmat butuh N yang besar, panjang keras dan tegang itu.
N membenamkan kotenya hingga ke pangkal dan nikmat-nya tak dapat digambarkan.. Terasa penuh seluruh lubang burit Lina dihuni dan direndam Dik batang N.
“Huhh.. Haa.. Sedap nn.. Mak oi.. Abah oi.. Sedapnya dikongkek begini.. N kongkek kuat-kuat..” jerit Lina mengerutkan mukanya sambil dia menerima seluruh batang N dalam vaginanya.
N berbisik perlahan sambil menjilat dan mengigit cuping telinga Lina apabila seluruh batangnya telah memenuhi lubang pussy Lina.
“Hhmm.. Sedapnya batang you N.. O sedapp,” raung Lina penuh nikmat. Dia mendesah-desah dan merenggek-renggek. “Shsshh.. Huu.. Ketatnya lubang puki Lina nie.. Kemut Lina.. Kemut kuat-kuat..” balas N menambah dan merangsang ghairah Lina. “N.. Henjutlah.. Henjut kuat-kuat. Henjut laju-laju. Senakk ni N. Panjang kote N nie” rayu dan renggek Lina sambil mengelinting tubuhnya dan dia memalingkan mukanya ek kiri dan ke kanan sambil tangannya mencakar-cakar belakang N. Lina mengerang kuat dan keras.
N menyorong tarik batangnya perlahan-lahan sambil meramas-ramas punggung Lina yang mengancam itu. Lina merintih kesedapan sambil sesekali punggungnya terangkat-angkat mambalas tujahan nikmat butuh N.. Memberikan Lina seribu kenikmatan.
“Ohh.. Nikmatnya N.. Jangan berhenti N.. Kuat kongkek aku N. Henjut kuat-kuat,” rayuku sambil mengigit dada N dan memegang punggungnya kemas rapat ke tundunku. “Eemm, I rasa.. Kemut kuat lagi Lina.. Kemutt..” balas N membuatkan Lina tambah bersemangat.
Aku terus memasukkan batangku hingga ke pangkal tundun Lina lalu aku membiarkan keadaan itu tanpa bergerak. Kemutan dinding vagina Lina mencengkam ke batangku. Nikmatnya tidak dapat kubayangkan.
“Aduhh.. Mak aii panasnya lubang puki you Linaa..”
N meramas buah dada Lina dan menyuruh Lina mengubah kedudukan. Lina diminta menonggeng. N mula ‘fuck’ Lina secara doggie. Kedudukan yang amat disukai oleh Lina kerana dengan cara itu, butuhr N dapat masuk lebih dalam dan buah pelirnya melanyak biji kelentit Lina. Tak lama selepas itu, Lina melepaskan nikmat klimaks dan N tanpa henti-henti terus-menerus menghentak pukinya.
Lina baring telentang semula. Aku menyorong tarik batangku di puki Lina. N merapatkan kedua-dua belah kaki Lina dan terus ‘fuck’. Dengan cara ini, N dapat merasakan batangnya dikemut dengan kuat. Sekejapan akibat geselan batangku dan dinding vagina Lina, dia meraung dan menjerit-jerit mahu klimaks. N memberi isyarat kepada Lina yang dia akan ‘cum’. N memantaskan henjutannya dan Lina menerima hentakan yang kuat kat cipapnya.
Lina telah menjerit kesedapan.. “Kuat N.. Sedap N.. Laju-laju N.” Itu sahaja kata-kata yang keluar dari mulut Lina. Tiba-tiba Lina terdiam dan mengejangkan tubuhnya. Lina telah sampai klimaxnya.
Lina memberitahu N yang dia sedang subur dan memintanya jangan melepaskan air maninya ke dalam farajnya. Aku mencabut zakarku serta-merta lalu Lina mengulum batangku. Dia memuntahkan air maniku. Setelah memastikan zakarku sudah bersih, aku membelai rambut Lina dan mengusap pipinya sambil mengucapkan terima kasih atas hadiahnya tadi. Aku juga mengucup bibirnya sambil tanganku mengusap dan meramas buah dada Lina.
“Sayang, Lina mintak maaf kerana tak membenarkan N pancut dalam. Lina takut ngandung nanti” kata Lina sambil mengusap dadaku sambil mengucup bibir dan mukaku. “Apa salahnya Lina mengandung? Kan dulu Lina sendiri kata yang Lina mahu rasa mengandung soalnya.” “Itu betul tapi Lina takut suami tahu?” “Ok.. Kita tunggu suami you pulang dari operasi. Masa tu dia ada dan setubuh you. Dalam pada tu kita meetlah dan make love. Kalau Lina sangkutpun masa tu tak hal, suami tak sangka dan tak tahu.” “Baiklah. Lina setuju kita cuba. Nanti bila melahirkan muka bayi tak ada iras suami?” “Uiks.. Jangan bimbang. Kalau muka bayi yang bakal lahir tu mirip Lina.. Kan selamat. Kalau wajah N pun takkan suami Lina nak mempertikaikan.”
Lina sengih sambil aku menyonyot puting susu Lina yang pinkish itu. Kulitnya halus. Pukinya ketat dan dia pandai mengemut batangku.
Setelah kami dapat bersetubuh beberapakali di belakang suaminya dan aku memancutkan air maniku dalam lubang puki Lina. Di bulan kedua, Lina dan suaminya dapat bersama setelah suaminya balik dari operasi, barulah Lina disahkan mengandung.
Tidak dapat dibayangkan betapa gembiranya Lina dan suaminya tambah pula N. N berasa bangga dapat mewanita dan mengandungkan Lina yang mana suaminya tidak berkemampuan berbuat demikian walaupun mereka bersenggama. Tanpa pengetahuan suami Lina, N masih mengongkek Lina bila peluang ada. Biarpun Lina sudah besar perutnya, N masih lagi merodok lubang puki Lina semau-mau dengan batangnya.
Dunia begitu gila!! Alangkah anehnya perubahan dunia yang begitu pesat dalam tempoh kurang dari setengah abad!! Tetapi ini hanya merupakan perbedaan di antara kereta kuda dan kapal terbang jet sahaja. N dan Lina masih ingin mendengar tapak kaki kuda di jalan raya. Ini bukan pula bererti kami mengajak supaya kembali kepada keluhuran zaman lampau dan nilai-nilainya yang ideal, malah Lina menyeru agar setiap golongan wanita sentiasa ingat bahawa dia ialah seorang wanita dan selamanya tetap tinggal sebagai wanita baik tidak semesti tempatnya di syurga manakala jahat belum tentu neraka rumahnya. Yang gila itu manusia sendiri.
Rahasia kandungan Lina tetap dipegang oleh Lina dan N. Hanya mereka berdua sahaja yang tahu. Suami Lina tidak namun dia berbangga yang Lina mengandung juga akhirnya. Hehehe!!
Lina tetap mendapat bekalannya dari N. Tambah N suka menyetubuhi Lina waktu perutnya membesar. Bagai menyiram benihnya segar bugar.
Keseronokan.. Dimiliki oleh insan yang benar-benar berusaha untuk memilikinya tapi sayang sekian lama aku mencarinya.. Kutemui di sini.. Lina yang mengandungkan anakku sedang suaminya yang terhegeh-hegeh mendapat nama.
402 notes · View notes
andromedanisa · 3 months
Text
~*
kamu pernah menerobos hujan agar cepat sampai pada tujuan, memang kamu berhasil mencapai tujuanmu. namun setelahnya kamu jatuh sakit.
terkadang benar ya, menyukai hujan tak harus basah dan kuyup, cukup berteduh ditepian, menikmati suara hujan dan semua hal disekitar. maka kamu telah mencintai hujan dengan caramu. tapi ini bukan tentang hujan, ini tentang kopi atau mungkin bukan tentang keduanya?
Tumblr media
114 notes · View notes
kayyishwr · 4 months
Text
Bersamamu, di Akhir Pekan
Kamu mau memilih yang mana; berpergian keluar rumah sambil mentadabburi ciptaan Allah, atau kita berangkat ke majelis ilmu untuk sama-sama belajar, atau tidak kemana-mana tapi tetap mengambil pelajaran setelah seminggu berlalu
Bersamamu, di akhir pekan
Ya jika kamu putuskan untuk berpergian ke rumah, mari kita siapkan seluruh panca indera kita untuk mentadabburi ciptaan Allah; angin yang berhembus membelai kulit kita, hujan gerimis ataupun deras yang mungkin terpaksa menghentikan kita lalu berteduh, atau sengatan terik matahari yang membuat kita memesan satu gelas minuman dengan es supaya lebih segar
Bersamamu, di akhir pekan
Kalaupun kamu memilih untuk berangkat ke majelis ilmu untuk sama-sama belajar; mari kita rencanakan mau belajar apa pekan ini, janjian dengan kawan-kawan dahulu yang membuat kita semakin semangat belajar, dan ingatlah ilmu Allah itu luas dan jangan lupa berdoa supaya ilmu yang kita pelajari bermanfaat dan semakin membuat khusyuk dalam beribadah
Bersamamu, di akhir pekan
Pun, jika kamu memilih untuk tidak kemana-mana, mari duduk di sampingku, atau kita sekadar menyeduh minuman hangat di pagi hari, sembari mengambil pelajaran setelah seminggu berlalu; berlalu dengan manfaat, atau tanpa manfaat, berlalu dengan makna atau tanpa makna, sehingga bisa menjadi persiapan untuk seminggu selanjutnya
Ya, bersamamu di akhir pekan; semoga tetap kebaikan yang dilakukan, entah berpergian santai, hadir di majelis ilmu, atau mengevaluasi seminggu lalu
Ya, bersamamu di akhir pekan; semoga tetap ada peningkatan diri untuk kemudian hari, tetap saling menasehati, dan bisa refleksi diri
Ya, bersamamu di akhir pekan; semoga membuat kita siap menghadapi seminggu kedepan, tetap memiliki harapan, dan ada perubahan serta perbaikan
133 notes · View notes
menyapamakna1 · 1 year
Text
Nanti menemukan rumah.
Suatu hari kita akan menemukan rumah. Tempat ternyaman bagi kita untuk pulang, tempat berteduh kala sedang terik.
Rumah yang disana kita bisa menjadi apa adanya, tanpa harus menjadi yang lain. Tanpa lelah- lelah menyembunyikan keadaan kita.
Kita merasa nyaman, merasa dicintai dan dihargai.
Kalau sudah ada yang memilikinya sekarang; keluarga yang hangat. Rangkul, genggam, jangan lepaskan. :)
@menyapamakna1
188 notes · View notes
manifestasi-rasa · 19 days
Text
Ada sosok yang entah seberapa cocoknya kalian, seberapa nyambung jokes dan obrolannya, seberapa excited pada hal-hal yang sama dan seringkali random, tapi sadar kalau cocoknya sebatas teman aja. Meski dia baik. Meski dia perhatian. Meski dia banyak mengusahakan. Meski dia mau sekali untuk direpotkan. Dan meski-meski yang lain. Sayang sekali, memang hanya untuk teman saja.
Tapi justru padanya: yang seringkali kaku kayak kanebo kering, lebih banyak nolak kalo diajakin, minim perhatian dan agak ngga berperasaan, harus dibujuk setengah mati buat ngelakuin sesuatu, kadang sering bikin uring-uringan dan ngedumel seharian; perasaan ini jatuh padanya. Tanpa sebab. Segala kurangnya rasanya bisa aku kompromikan. Apapun tentangnya rasanya bisa aku maklumi–meski dongkol dan sebalnya juga ada–
Memang, perasaan itu seperti air hujan. Kita ga tau kapan dia akan jatuh dan di mana dia akan melabuh. Dan kita; seringkali kehilangan tempat berteduh.
*nulis ini gegara.. realized if i have them all.
30 notes · View notes
nonaabuabu · 8 months
Text
T A N D U S
Tumblr media
Jangan pergi dulu!
Aku masih meraba tanah tempat kau berpijak. Aku masih menelusuri langit di mana kau berteduh. Aku masih mencoba air kau melepas dahaga.
Jika hilang sudah sokongan di hatiku yang keras, punah sudah semua. Pohon-pohon meranggas, daun berguguran, batu yang cadas di hatiku juga mencair dengan kau yang tiada.
Aku akan hilang jika kau lebih memilih tandus lebih dulu.
Tetaplah di sana, hidup.
Aku pastikan datang, kuharap sabanamu masih lembayung. Izinkan aku bermukim di sana, memelukmu dengan segala keteduhan yang belum pernah kuberikan kepada sesiapa.
Percayalah, tempat itu, nanti di mana kau dan aku ada, akan menjadi rumah yang kujadikan hangat seperti genggaman tangan keluarga.
Sebab aku ingin itu, sehidup semati. Titik.
11 September 2023
115 notes · View notes
coklatjingga · 6 months
Text
Tumblr media
Wahai, Gaza
Bagaimana malammu di sana?
Sudahkah kau temukan tempat berteduh?
Kudengar kau dipaksa melupakan rumahmu
Meninggalkan kekasihmu
Mengubur mimpi-mimpimu
Wahai, Gaza
Bagaimana malammu di sana?
Dimana malam ini kau berlabuh?
Kakimu tentu sudah lelah
Kemana tujuan entah
Wahai, Gaza
Bagaimana malammu?
Terasa sesak menuliskan ini, karena kutahu malammu tak pernah baik-baik saja.
43 notes · View notes
mamadkhalik · 1 year
Text
“Seperti kecilnya sajadah, ia serasa luas tanpa batas bahkan lebih dari dunia dan isinya, saat kamu berada di atasnya memohon dengan penuh pengharapan dan kepasrahan. Seperti kecilnya biji pepohonan, tidak ada yang tahu kelak ia akan tumbuh besar dengan ribuan daun yang memayungi setiap yang berteduh di bawahnya dari panasnya terik matahari juga derasnya hujan. Seperti kecil lirih pintamu pada-Nya, tidak ada yang tahu akan semua permintaanmu, akan tetapi Ia yang akan menjadikan doamu terkabul dengan semua kekurangan yang ada padamu”
Menenangkan diri - @jndmmsyhd
73 notes · View notes
februairy · 5 months
Text
musim panas itu, ace harusnya mati.
acesabo, the summer that hikaru died!au. short.
warning: written in indonesian. spoilers for the summer that hikaru died. character's death
-
seharusnya jantung sabo berdebar setiap kali ia melihat lidah ace yang berputar di es loli, seharusnya. atau seharusnya perut sabo terasa melilit saat ace menyingkirkan rambut sabo yang jatuh menutupi wajahnya, ditambah lagi dengan jemari ace yang betah lebih lama di rambutnya, seharusnya. tapi debaran itu tidak hadir lagi meski iris kelabu ace menggali ke dalam mata sabo.
di bawah teriknya matahari, wajah ace terlihat memerah karena sabo terdiam menatapnya balik, memberikan izin kepada ace untuk menyapu pipi sabo dengan jemarinya. uh, sabo merasakan telapak tangan ace berkeringat.
sabo menggeser wajahnya dari tangan ace, mulai tidak nyaman dengan sentuhan ace, kemudian melangkah lebih cepat ke halte bis yang hanya sesekali beroperasi karena lokasi desa mereka yang antah-berantah ditutupi pegunungan. ace mengekor sabo dan mereka duduk bersama, berteduh di halte.
sabo bisa merasakan ace sesekali melirik kepadanya sambil menghabiskan es loli. kalau, kalau, hal ini terjadi sebulan yang lalu, mungkin lirikan ace akan membuat sabo berusaha menahan senyum dan tersipu sampai telinga, atau mungkin seluruh tubuhnya terasa panas meski mereka mengenakan seragam musim panas tipis mereka.
tapi ace yang sekarang bukanlah ace yang sama dengan ace seminggu yang lalu.
ace di ingatan sabo tidak pernah berusaha menautkan jemarinya dengan sabo, ace tidak peduli dengan pandangan sabo yang terhalang rambutnya, ace tidak pernah memerah melihat badan sabo yang terlihat samar di balik kemeja musim panas yang basah berkeringat.
es loli yang habis di tangannya menyadarkan sabo kembali dari ingatannya terhadap ace dan sabo tersenyum pahit.
suara tonggeret tidak kunjung mereda, sabo pun mengeluarkan keberanian untuk mengatakannya.
“kamu beda banget sama ace.”
omongan sabo membuat ace menoleh, matanya melebar karena terkejut. bibirnya berhenti mengulum es loli. sabo mengeratkan pegangannya pada batang es loli di tangannya, siap berlari.
alih-alih diterjang, sabo malah mendengar ace menghela nafas panjang yang membuat sabo memutar kepala ke arah ace.
mata sabo bertemu kembali dengan mata yang, kali ini, tidak seperti ace.
“aku kira tiruanku udah sempurna.” lanjut ace.
ralat, lanjut ace yang bukan ace. sabo gentar dan ingin lari saat itu juga, tapi sabo kalah cepat dengan lengan ace yang sudah merengkuhnya, erat. erat sekali. tangan ace di punggungnya menahan sabo agar tidak kabur.
kalau ini ace, sabo sudah pingsan karena kegirangan merasakan tubuh mereka sedekat ini. dada bertemu dada di balik katun tipis, paha yang bersentuhan, dan bibir ace yang dekat dengan telinganya. namun saat ini, hanya takut yang sabo rasakan.
belum lagi bisikan ace berikutnya yang membuat tubuh sabo seperti disiram dengan air es saat itu juga;
“jangan bilang siapa-siapa, aku mohon,” sabo bisa merasakan jari ace mengerat di belakang kemeja dan pinggangnya. “ini pertama kalinya aku hidup sebagai manusia, sabo. aku bisa sekolah, punya teman.”
nafas sabo tersengal-sengal. semua cara untuk kabur telah menghilang di pikirannya, digantikan dengan berbagai kemungkinan cara ace untuk membunuhnya sekarang juga.
“identitasku dan tubuhku memang pinjaman,” ace terhenti sesaat. “tapi aku benar-benar cinta kamu.”
sabo ingin muntah.
“sabo, tolong. aku nggak mau membunuh kamu.”
seluruh tubuh sabo bergetar. ia menelan ludah dan balas merengkuh ace dengan tangannya yang gemetaran.
padahal sabo sering sekali berpikir untuk mengakhiri hidupnya sendiri, tapi ketika dia dihadapkan dengan sesosok makhluk menyerupai ace yang bisa membunuh sabo kapan saja, sabo tiba-tiba ingin bisa tetap hidup.
helaan nafas sabo keras dan satu-satu.
“iya–ace… selamat datang kembali…”
jari sabo mencengkram punggung ace, bukan karena rindu.
-
ace seharusnya meninggal seminggu lalu di dalam hutan, sabo melihat mayat ace.
bersih dan cantik, seperti hanya tertidur.
tapi sehari setelahnya, ace kembali di depan pintu rumah sabo seolah-olah tidak pernah mati.
20 notes · View notes
rumelihisari · 9 months
Text
Bagi orang yang babak belur oleh luka pengasuhan, rasanya berat sekali tumbuh dengan innerchild yang terluka. Sebagian lain mungkin bersyukur terlahir dari keluarga cemara, sebagian lainnya pula meronta membenci keluarga dan lingkungannya. Jiwa nya mudah sekali rapuh, sering kedinginan saat bertumbuh dan harus memeluk diri sendiri supaya tetap hangat.
Lalu tumbuhlah kita sebagai manusia baligh tanpa aqil. Merayakan masa remaja dengan hura-hura tanpa memahami tujuan hidup, dan berjalan dengan jiwa yang rapuh. menjadi seorang yang paling pandai berbicara cinta, namun ternyata, hampa dalam menunaikan peran sebagai hamba.
Kita menyaksikan bagaimana kita sendiri ketar-ketir mencari kehangatan dari luar, sebab kewalahan memeluk diri sendiri karena kondisi rumah yang taklayak dihuni. Butuh penopang lain supaya kuat, tapi sialnya, kehangatan itu kita dapatkan dari tempat yang bukan seharusnya.
Beberapa teman perempuan memutuskan untuk kabur dari rumah bersama teman lelakinya. Sebab, laki-lakinya telah menjadi rumah yang mengerti akan segala kondisi serta perasaanya. sedangkan rumah yang sebenarnya, hanya memilki udara panas sebab isinya hanya bentakan, kekerasan, dan penghakiman tanpa pernah mengajak diskusi dan bertanya soal perasaan. Beberapa yang lain, memutuskan bahwa bunuh diri adalah solusi dari segala masalah dalam hidupnya. Sebab tak ada rumah yang mengerti dan mendukungnya. Dan sisanya memilih menjadi manusia-manusia liar, sebab rumah tak peduli dengannya. Rumah baginya hanya tempat berteduh secara fisik, bukan jiwa.
Kita mungkin pernah sebabak belur itu. Menjadi yang paling sakit seolah tidak ada yang lebih sakit hidupnya dari pada kita. Tapi mau bagaimanapun, kita bertanggungjawab atas diri sendiri sebagai hamba Allah. Kabar baiknya, Dia memberi bekal berupa akal. Menyediakan lautan ilmu untuk kita selami agar menemukan cahaya untuk menyembuhkan jiwa yang rapuh dan sakit.
dengan menyelami lautan ilmu itu, kita belajar untuk menjadi kuat dan akan menguatkan. Lalu mencari kehangatan dari jalan yang tepat. Memutus luka pengasuhan yang selama ini merantai kita. Bertekad menjadi manusia yang lebih baik. Walau prosesnya tergopoh, kita tetap bertekad menuntaskan semua itu.
Entah Membuat rumah baru atau merenovasi rumah lama, kita perlu menaburkan ilmu supaya pondasi rumahnya kuat dan takada lagi jiwa yang rapuh seperti kita di masa lalu. Walapun dalam prosesnya, Kita kelabakan harus membasuh luka pengasuhan sebelum mengasuh—supaya kita tak mengasuh dengan luka pengasuhan—melainkan dengan ilmu dan keimanan.
Kita tetap bertumbuh walau progresnya hanya baru mulai bisa merangkak. tak apa-apa. tetap apresiasi diri dan berterimakasih pada Allah. Supaya manusia-manusia kuat hebat dan memahami peran dirinya sebagai khalifah di muka bumi hadir dan tumbuh dari rumah kita.
-Rum
40 notes · View notes
aksarahumaira · 1 month
Text
Bukti Perlindungan Allah pada Rasul-Nya
Tumblr media
Suatu hari, sekelompok orang Yahudi mengangkat sebongkah batu besar ke atas dinding. Saat itu Rasulullah sedang berteduh di bawahnya. Mereka akan menjatuhkan batu itu tepat di kepala Rasulullah, tapi niat jahat itu gagal karena Allah lebih dulu memberitahu beliau melalui wahyu. Rasulullah segera beralih dari tempatnya dan batu itu pun jatuh menimpa tanah. Allah menyelamatkan Nabi dari perbuatan makar orang Yahudi, karena beliau selalu berada dalam lindungan Allah.
Rasulullah menghadapi gelombang penderitaan yang datang bertubi-tubi dengan sabar dan tabah, agar beliau menjadi panutan umat. Kepala beliau pernah dicederai, giginya terluka dan dijatuhkan dari atas punggung kuda hingga tubuhnya cedera. Nama baik dan martabatnya dicemarkan, para sahabat dekatnya dihina dan hak hidup mereka dirampas. Cobaan yang datang silih berganti itu tidak lain merupakan langkah awal menuju tercapainya derajat tertinggi dan kedudukan mulia di sisi Allah.
Rasulullah mendapat penjagaan Allah; tidak akan pernah ada sesuatupun yang mampu memperdayai dirinya. Allah berfirman,
"Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia" (QS. Al-Maidah: 67)
----
Catatan Sirah Insight
Story of The Message - 'Aidh bin 'Abdullah Al-Qarni
Tangsel, 11 April 2024, 21.48
11 notes · View notes
jejaringbiru · 1 year
Text
Jangan sebut aku rumah, Jika nyaman tak bisa kau dapatkan dariku.
Aku hanya gubuk yang bisa kau gunakan untuk berteduh di kala hujanmu. Yang dengannya pun kau juga basah karena terkena tampiasnya. Begitu kecil dan reyot gubuk itu, hingga tak bisa melindungimu.
Aku, hanya bangunan tak sempurna yang ada di saat kau butuh menepi. Namun tak bisa melindungimu dari tampias hujannya.
@sirius1602
Page 58 of 365
79 notes · View notes
bersuara · 1 month
Text
Ke luar
Tumblr media
Akhirnya bisa melihat Orangutan dalam wujud nyata.
Kemarin, tanteku mengajakku untuk ikut ke kebun binatang Ragunan. Beliau bilangnya sih untuk refreshing setelah satu bulan ini mendapat ujian begitu beratnya.
Aku yang mageran dan malas bertemu banyak orang ini akhirnya mengiyakan ajakan tanteku. Alasan utama kenapa aku mengiyakan dikarenakan Tanteku pasti akan kerepotan menghadapi tiga cucunya yang tidak mau diam.
Tumblr media
Pertama kalinya Syaki melihat hewan gajah dalam wujud nyata.
Respon Syaki ketika pertama kali melihat gajah adalah kata "Wowwww" yang keluar dari mulut mungilnya. Keren ya dek hewan gajahnya? Tapi sayang, sepertinya si gajah sedang stress karena beberapa kali membenturkan kepalanya ke tiang.
Tumblr media
Perjalanan mengelilingi Ragunan masih berlanjut, kali ini aku dan yang lainnya melihat hewan jerapah. Ternyata bau badan jerapah memiliki ciri khas dan lumayan menyengat.
Tumblr media
Potret Syaki pertama kalinya melihat hewan jerapah. Btw lumayan juga ya tangan Yi gendong Syaki keliling ragunan ini, ayah kamu malah lupa bawa stroller dek huhu.
Perjalanan mengelilingi Ragunan dilanjutkan dengan menyewa sepeda listrik.
Tumblr media
Setelah ku perhitungkan omset sewa sepeda listrik, ternyata lumayan juga ya haha. Tapi, dilihat dari resikonya sih lumayan juga.
Tumblr media
Aku lupa yang ku foto jenis primata apa, owa kah?
Tumblr media
Pertama kalinya melihat harimau sumatera. Aku lupa foto salah satu jenis harimau yang aku suka, harimau benggala. Aku suka dikarenakan mendengar suara mengaumnya, gilaaa keren sekali hahaha. Dari yang aku lihat, harimau benggala tubuhnya lebih besar dibanding harimau sumatera. Aku ngga baca penjelasannya secara spesifik, satu hal yang amat aku sesali.
Btw akhirnya aku melihat perilaku ngga terpuji dari pengunjung lain. Hanya demi menarik perhatian harimau, pengunjung itu melempar batu ke arah harimau yang sedang istirahat. Selain melempar batu, ada beberapa pengunjung yang membully secara verbal hanya untuk menarik perhatian si harimau. Mungkin kalau harimau diciptakan bisa berbicara, si harimau akan balas "Lu lebih milih diam apa gw terkam?".
Padahal lebih seru melihat semua hewan dari batas yang sudah ditentukan dengan tenang. Sambil mengamati perilaku si hewan. Kalaupun si hewan sedang istirahat, ya jangan diganggu. Aku malah mikirin perasaan si hewan, kasian sekali rasanya ditempatkan di tempat yang sempit, dipertontonkan dan terkadang sendirian.
Tumblr media
Pertama kali lihat Orangutan ini, rasanya sedih sekali. Berteduh sendirian huhuhu. Belum lagi pas aku lihat perilakunya seperti sedang stress. Semoga aslinya Orangutan ini happy. Tapi lebih happy kalau hidup di habitatnya. Semoga semua hewan diperlakukan dan diperhatikan dengan baik.
Sayangnya, sisa waktu sewa sepeda listrik 10 menit lagi. Jadi, waktu 10 menit itu dihabiskan untuk kembali lagi ke tempat sewa. Padahal aku belum melihat semua jenis hewan yang ada di Ragunan huhu.
Sebenarnya aku mau lanjut cerita, tetapi energiku sudah habis. Jadi, mungkin tulisan ini akan aku edit kembali jika energiku untuk bercerita tumbuh kembali.
- 19 April 2024
10 notes · View notes
langitawaan · 1 year
Text
122.
Bermula dari komentar dan balasan yang sekenanya. Entah kenapa pesan itu bersambung menjadi sesuatu yang tidaklah biasa baginya, perempuan yang usianya telah melewati seperempat abad. Sayangnya, perempuan ini lebih percaya luka daripada ketulusan yang dibawa oleh seorang pria di hadapannya.
Ada makna tersirat yang disisipkan di antara canda. Ada rasa lain yang tumbuh di relung di hatinya setelah bertahun tak pernah saling bertegur sapa. Sayangnya lagi, retakan tanah gersang nan tandus itu telah mematikan apa saja yang ingin tumbuh di atasnya.
Namun seiring dengan perjuangan, kelembutan dan kebaikan yang dibawa sang pria perlahan membasuh kemarau di hatinya. Membawa harapan baru walau setitik kecil. Menumbuhkan hal-hal baik yang pelan-pelan membuatnya percaya bahwa tidak semua berupa luka. Ada. Seseorang yang benar tulus itu ada. Hadirnya bak hujan di musim kemarau nan panjang.
Membuatnya kebasahan namun dengan basah yang cukup.
Membuatnya ingin berteduh di tempat terbaik yang bisa memberinya kehangatan.
Membuatnya tabah merawat waktu untuk kemudian melaju, melangitkan doa-doa yang lebih panjang yang semoga seiring dengan rintik yang berjatuhan doa itu akan lebih cepat mengetuk langit-Nya menemui pengabulan.
Seperti hujan. Hujan yang secukupnya.
Mendung, 14.14 | 07 Februari 2023.
82 notes · View notes