Tumgik
#kisahnabi
paketumrohmurah · 1 year
Text
Kisah Nabi Musa AS Singkat
Tumblr media
Nabi Musa (dikenal juga sebagai Moses) adalah seorang Nabi dan Rasul Allah yang hidup pada abad ke-13 SM. Ia lahir dari seorang ibu Yahudi dan dibesarkan oleh Firaun meski sebenarnya ia adalah anak dari bangsa Israel. Berikut kisah Nabi Musa AS singkat.
Ketika ia dewasa, Musa mengetahui identitas sejatinya dan memutuskan untuk membela hak-hak bangsanya yang sedang dianiaya oleh Firaun. Namun, karena tindakannya tersebut, ia harus melarikan diri ke Madyan.
Di sana, Musa bertemu dengan Allah dan menerima wahyu-Nya. Ia kemudian dikirim kembali ke Mesir untuk memimpin bangsanya keluar dari pemerintahan Firaun dan perbudakan. Allah memberikan Musa tongkat ajaib dan beberapa mukjizat lainnya sebagai bukti kekuasaan-Nya dan memerintahkan Musa untuk berbicara kepada Firaun.
Firaun tidak mau melepaskan bangsa Israel dan memperketat pengawasan terhadap mereka. Namun, dengan bantuan Allah, Musa berhasil membawa bangsanya keluar dari Mesir dan mengarahkan mereka menuju Tanah Suci.
Perjalanan tersebut memakan waktu 40 tahun dan dipenuhi dengan banyak ujian dan tantangan, termasuk perjalanan melalui Padang Pasir dan penerimaan Taurat oleh Musa dari Allah di Bukit Sinai.
Nabi Musa memimpin bangsanya dalam membangun Kekaisaran Yahudi dan memimpin mereka dalam berbagai pertempuran melawan bangsa-bangsa lain. Ia juga memperoleh banyak mukjizat dan wahyu dari Allah sepanjang hidupnya.
Nabi Musa wafat pada usia 120 tahun dan dipahatkan makamnya oleh Allah dan tidak diketahui secara pasti letaknya. Kisah Nabi Musa sangat penting dalam agama Islam, Yahudi, dan Kristen dan dikenang sebagai simbol kekuatan iman dan keberanian.
Itulah kisah Nabi Musa AS singkat dan padat semoga bermanfaat.
0 notes
kadaryanto97 · 2 years
Photo
Tumblr media
Teladan dan Inspirasi Para Wanita Tangguh Sahabat Nabi _Penulis : AR Shohibul Ulum_ _Penerbit : Alvabet_ _ISBN : 978-623-220-133-0_ _Tahun : Mei 2022 Cetakan Pertama_ _Tebal : 360 halaman_ _Berat : 291 gram_ _Ukuran : 13 x 20 cm_ ORIGINAL Harga Rp. 88.000 diskon 15% Rp. 74.800 Sinopsis Buku-buku biografi dan sejarah Islam klasik lebih banyak menonjolkan atau memberikan porsi lebih terhadap para sahabat lelaki Nabi Muhammad. Jarang sekali karya-karya klasik itu yang mengulas para sahabat wanita atau shahabiyah Nabi dalam satu karya utuh. Kebanyakan biografi mereka terselip atau berserakan di karya-karya yang berbeda, sehingga sering kali sulit ditemukan. Padahal, para sahabat wanita punya peran penting dalam sejarah Islam awal sebagaimana para sahabat lelaki. Buku ini hadir mengisi kejarangan karya-karya tersebut dalam satu karya utuh. Di buku ini diceritakan 40 sahabat wanita Nabi dari yang sudah populer seperti istri, putri, dan keluarga dekat beliau, hingga yang namanya jarang kita dengar dan ketahui. Ditulis dengan gaya tutur yang mengalir enak dan dirujukkan pada banyak karya ulama klasik dan modern, buku ini tak hanya menggambarkan keteguhan mereka dalam berislam sehingga mereka begitu luar biasa dan layak diteladani, tetapi juga sisi-sisi humanis mereka ketika bersama keluarga atau ketika berinteraksi dengan sesama. Buku ini penting terutama untuk para wanita muslimah milenial yang ingin menjadikan para sahabat wanita Nabi yang merupakan generasi terbaik awal Islam sebagai rule model di zaman sekarang. #sejarahislam #sejarah #islam #hijrah #sejarahindonesia #sirahnabawiyah #dakwah #sejarahdunia #bukuislam #bukuislami #bukusejarah #pemudahijrah #dakwahislam #muslimah #muslim #sejarahnabi #kisahnabi #history #faktaislam #videodakwah #indonesia #buku #literasi #sahabatnabi #islamichistory #pejuanghijrah #videoislam #hijrahquote #alquran #sunnah https://www.instagram.com/p/Ces89-1O3EA/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
islamicshots · 2 months
Video
youtube
Hazrat Sirri Saqti (R.A) aur Aik Darakht ka Muqalma | Sufism | Sari Sakt...
0 notes
hendra185 · 1 year
Video
youtube
Umar bin Khattab #umarbinkhatab#kisahnabi#
6 notes · View notes
smkpresiden · 9 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
YUK BACA KISAH BILAL YANG DITATAP PARA NABI DI SURGA!!
#kisahnabi #bilal #siroh #pondokpesantren #smkbisasmkhebat
0 notes
adekchairunnisak · 1 year
Text
0 notes
asdzul · 2 years
Link
0 notes
ksatriaberkuda · 2 years
Text
Berkatalah yang baik atau diam
Disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad, bahwa suatu ketika ada seorang sahabat yang menyampaikan kepada Nabi SAW tentang seorang wanita yang ahli ibadah tapi suka menyakiti tetangganya. “Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang rajin shalat malam, gemar berpuasa di siang hari, giat melakukan amal kebaikan dan banyak bersedekah. Namun dia sering menyakiti tetangganya dengan lisannya.”
Mendengar laporan ini, Nabi SAW menjawab, “Tiada kebaikan padanya dan dia termasuk penghuni neraka.” Dalam riwayat lain disebutkan bahwa para sahabat bertanya kepada Nabi SAW mengenai penyebabnya. “Kenapa?,” tanya salah seorang sahabat.
Nabi SAW menjawab, “Sebab mulutnya selalu menyakiti orang lain. Dia suka mengganggu tetangganya dengan ucapannya. Seluruh amal ibadahnya hancur, karena dia punya akhlak yang buruk. Dia menjadi ahli neraka karena ibadahnya tidak mampu menjadikan dirinya untuk berakhlak yang baik.”
Kemudian seorang sahabat menyampaikan lagi, “Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang hanya melaksanakan shalat wajib saja dan hanya bersedekah dengan sepotong keju namun dia tidak pernah menyakiti tetangganya.”
Nabi SAW menjawab, “Dia termasuk penghuni surga.”
sumber: https://islami.co/kisah-wanita-ahli-ibadah-masuk-neraka-karena-sering-menyakiti-tetangganya/
4 notes · View notes
hamnahaj · 3 years
Text
Dulu waktu kecil
Dulu waktu kecil, sering banget baca atau denger cerita nabi. Tidak terkecuali kisah nabi Ibrahim dari awal bagaimana ketika ia dibesarkan oleh ayah sang pemahat patung, lalu ia tumbuh menjadi anak yang cerdas, perjalanan mencari Tuhan, tidak hangus ketika dibakar api, menikah dengan Sarah dan belum dikaruniai anak kemudian ia menikah lagi dengan Hajar. Dulu waktu kecil, sering mikir tiap kali baca ulang cerita itu, kok Nabi Ibrahim tega sih cuma karena belum dikaruniai anak terus nikah lagi sama perempuan lain (dengan pemahaman waktu kecil yang idealnya satu suami satu istri).
Menikahlah Nabi Ibrahim dengan dengan Hajar dan dikaruniai seorang Anak, Ismail namanya yang kelak Allah angkat menjadi seorang Nabi. Namun ternyata di dalam kisah yang saya baca Sarah cemburu melihat hal itu (untuk hal ini tentu saya sudah bisa merasakan ada di posisi Sarah meski usia saya masih kecil). Singkat cerita Ibrahim membawa Hajar dan bayinya ke sebuah gurun yang di sana sama sekali tidak ada kehidupan, Ibrahim memasangkan tenda dan membawa perbekalan. Setelah itu ia hendak pergi meninggalkan seorang wanita dan bayinya di tengah gurun. Sungguh, akalku sangat tidak menerima hal itu, pikirku waktu kecil "kok seorang Nabi gini sih ninggalin istri sama anaknya di tengah gurun, tega banget" ditambah dengan cerita perjuangan Hajar mencari air, berlari dari Safa Ke Marwah sebanyak 7x dan ternyata air itu ada di kaki bayi kecil Ismail, lagi-lagi pikiranku waktu kecil berkata "udah capek-capek lari di mana ketemunya di mana", air itu sampai saat ini masih ada Zamzam namanya.
Sejak telaga Zamzam ada, ramailah manusia yang lewat ke gurun sepi itu sampai lahir kota kecil di sana, tentu saja Ismail sudah tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang baik. Kemudian di dalam cerita saya temukan sang ayah yang menurutku "sangat tega" itu kembali berkunjung untuk menjenguk istri dan anaknya, dia tidak menyangka tempat yang dulu ditinggalkannya kini sudah menjadi kota kecil yang ramai. Sampailah pada cerita mahsyur di mana Ibrahim bermimpi menyembelih anaknya Ismail yang lama tidak berjumpa, dan ia hendak melaksanakan sesuatu yang ia dapat dari mimpinya itu. Untuk kesekian kali pikiranku tidak terima hal ini, "kan itu mah cuma mimpi doang" dan tentu saja dalam cerita Ismail mau disembelih sampai pada detik-detik penyembelihan Allah ganti sosok Ismail ini dengan seekor kambing.
Nah itu kurang lebih cerita yang saya baca dan dengar waktu kecil. Beberapa tahun setelahnya masih saja mengklaim cerita Nabi Ibrahim sungguh tidak masuk akal seolah tidak menerima. Padahal selain itu saya juga tau kisah Nabi lain yang juga tidak masuk akal, seperti Nabi Musa yang membelah lautan, Nabi Isa yang bisa bicara sejak bayi, tapi itu mudah diterima karena tau namanya mukjizat atau waktu kecil kita senang dengan cerita yang ada ajaib-ajaibnya wkwk.
Kembali ke Nabi Ibrahim, setelah saya tumbuh, melanjutkan sekolah, sering mendengar ceramah, membaca buku, mendengar penjelasan guru. Perspektif tentang kisah Ibrahim perlahan berubah, tentang kenapa Nabi Ibrahim menikah dengan Hajar, tentang kenapa Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail di sebuah gurun, juga tentang kenapa setelah sekian lama berpisah dengan sang anak ketika bertemu ia malah hendak menyembelihnya. Semuanya itu tidak lain adalah bentuk ketaatannya kepada Sang Pencipta. Allah yang memerintahkan itu semua, ternyata Nabi Ibrahim melakukan itu bukan karena kehendaknya sendiri, ia hanya taat. Begitu pun Hajar dan Ismail yang dulu aku pikir (mau-mau aja lagi). Hikmahnya? Tentu sangat banyak. Gurun yang ditinggalkan nya itu kini menjadi sebuah kota yang merupakan sebuah pusat kiblat umat Islam yaitu Mekah dengan bangunan Ka'bah yang Ibrahim dan Ismail dirikan, Air Zamzam yang sampai saat ini ada terus memancarkan manfaat bagi seluruh umat manusia, tentang syariat sa'i bahwa kita manusia hanya bisa berusaha maksimal terus berdoa dan bertawakal setelahnya biarkan Allah yang mengatur semuanya, juga tentang penyembelihan seekor kambing yang kini kita mengenalnya dengan sebutan Qurban.
Padahal, jika saja saya mencoba memposisikan diri sebagai Ibrahim, Hajar dan Ismail apakah bisa se-taat itu? Melaksanakan apapun perintah Allah tanpa tapi. Padahal sekarang saja untuk melakukan kewajiban-kewajiban seperti sholat dan amal ibadah lainnya (yang tentu perintahnya tidak seberat itu) masih sulit sekali, bahkan tidak jarang semua itu saya lakukan hanya sebatas gerakan penggugur kewajiban semata. Ya Allah.. Ampuni Mutia kecil yang pernah begitu sangat suudzon kepada Mu dan kepada Nabi Mu.
2 notes · View notes
raissaratnasari · 4 years
Text
kisah sabar Nabi Ayyub alaihissalam
Nabi Ayyub as. diuji dengan sakit fisik (lumpuh), dan sakit hati karena ditinggalkan orang-orang terdekat, anak-anaknya meninggal, para pembantu pergi meningalkannya, teman-teman menjauh. Hanya istri yang setia mendampingi beliau. Ditambah lagi keluarganya ketika menemui beliau dalam jarak yang jauh dan difitnah sebagai orang terkutuk.
Ujian itu berlangsung selama bertahun-tahun (+ 17 tahun), ditahan semua kebaikan untuknya oleh Allah, kecuali satu : IMAN. Nabi Ayyub as. tetap yakin bahwa Allah Maha Baik, dan tetap husnuzon pada Allah.
Sampai suatu ketika harta Nabi Ayyub as telah habis, dan istrinya menjual rambut, disitu Nabi Ayyub as. berdoa : ‘Ya Allah, saya sakit. Tapi tetap Ya Allah, Engkau Yang Paling Baik.”
Setelah itu, Allah memunculkan mata air dibawah kaki Nabi Ayyub as. Dari air itu, basah seluruh tubuh Nabi Ayyub as dan segala sakitnya menjadi sembuh, Nabi Ayyub as. kembali muda (+ 35 tahun), istrinya pun demikian. Allah turunkan dinar dan dirham, Allah beri 13 anak yang sama dengan yang dulu meninggal, seolah-olah mereka hanya pergi dan kembali lagi. Nabi Ayyub as lebih kaya berpuluh-puluh kali lipat dari sebelum sakit. Inilah buah dari kesabaran Nabi Ayyub as.
Pelajaran bagi kita : ujian dalam hidup kita pasti tidak pernah sesulit ujian Nabi Ayyub as. Mari sama-sama meneladani kesabaran Nabi Ayyub as. dalam menghadapi ujian dari Allah.
Sabar. Sabar lagi, Sabar terus, sampai Allah mengakui kesabaran kita. Tunjukkan terus pada Allah bahwa kita ridho dan sabar menerima ujian dariNya.
nb : kisah ini merupakan hasil resume kajian dan bisa dibaca dan direnungkan dalam Al Quran Surah Saad : 41-43.
wallahu a’lam bishshawab.
1 note · View note
enhuza · 5 years
Text
Marriage Journal #5
Enam bulan pernikahan,
Percayalah, ini adalah fase dimana kamu mulai risih dengan pertanyaan orang  ­yang deretannya kurang lebih seperti ini;
Udah isi belum? Udah berapa bulan? Hayo atuh.. geura hamil. Cek ke dokter udah belum? Cek atuh bisi kenapa-napa. Minum susu atuh biar cepet isi. Di KB bukan? Eeh kirain teh udah isi. Jangan dulu ditunda anak pertama mah.
Baik, itu adalah sebagian kecil dari deretan pertanyaan atau bahkan pernyataan lainnya, sampai judgment seolah-olah aku dan swamik tidak sedang berikhtiar untuk memiliki keturunan. Ditambah perasaan dag dig dug duar setiap tanggal datang bulan dan selalu berharap si bulan jangan datang. Haha.
Hhm.. ku fikir ada beberapa motif kenapa orang bertanya seperti itu. Pertama, husnudzonku, mereka bermaksud baik tentunya. Agar, jika benar kehamilannya maka mereka akan mendoakan agar kehamilanmu selalu sehat, dan atau jika belum maka percayalah mereka pun tetap akan mendoakan agar diberikan keturunan secepatnya.
Kedua, actually mereka basa basi. Mereka bingung harus nanya apalagi sama pengantin baru. Wkwk. Akhirnya terlontarlah pertanyaan-pertanyaan seperti diatas, atau bahkan sambil bernada nyinyir yang sedikit menyakitkan, terlepas mereka sadari atau tidak. Apalagi yang nanya ibu-ibu yang sudah beranak pinak, beuh.. pertanyaannya pedes-pedes kek sambel blibis. haha
Kalo sekedar pertanyaan, aku masih bisa bersikap biasa aja.. ya namanya orang nanya dan mungkin maksudnya ingin mendoakan ya. Tapi kalo pertanyaannya udah aga nyinyir dan bahkan judgment seolah-olah aku dan swamik tidak sedang berikhtiar, nah ini yang biasanya bikin sedikit naik pitam, diem di pojokkan kamar, lari ke hutan kemudian belok ke pantai. Wkwk
Sampai suatu hari aku berada pada titik mulai merasa risih (baru mulai) dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Ni yang baca pasti komen *ah elah baru enam bulan doang. :( haha. Saat itu pula, ntah segimana besarnya kasih sayang Allah sama makhluknya, sampe-sampe saat diri ini mulai lalai dan termakan pertanyaan-pertanyaan menyakitkan, Allah seolah menggerakkan telingaku begitu saja, tetiba mendengar cerita temanku yang sudah hampir 4 tahun menikah dan baru dianugerahi kehamilan sejak empat bulan yang lalu. Maasya Allah. Ah, memang Allah tidak pernah meninggalkan siapa pun barang sedetik saja.
Semakin nyes lagi saat temanku cerita lebih banyak. Katanya, dokter sudah memvonis bahwa dia tidak bisa hamil. Jika pun ingin hamil, maka jalan satu-satunya adalah program bayi tabung dengan biaya sekitar 70 juta.
Terbayang kan betapa hancur perasaannya? Ah, tapi perasaannya boleh hancur, harapannya tidak, katanya sambil menyematkan emoticon senyum pada pesan whats app mengakhiri percakapan kita. Gimanapun, 3,5 tahun bukan waktu yang sebentar untuknya menunggu karunia Allah berwujud buah hati itu.
Betapa kerdilnya aku, kita, jika saja tidak bertambah keyakinan bahwa Allah bisa dengan mudah mewujudkan sesuatu yang mustahil bagi manusia. Apalagi saat kita membaca kembali cerita Nabi Zakaria yang sudah tervonis tidak bisa memiliki keturunan berpuluh tahun lamanya. Tapi kemudian Ia tak lelah berdo’a Yaa Tuhanku, berilah aku dari sisi engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a.(3 : 38). Kemudian doa pun disambut oleh Jibril yang memberikan kabar gembira bahwa istrinya tengah mengandung meski sebelumnya telah divonis mandul.
Ah, kerdil sekali.. jika baru enam bulan saja ku sudah mulai risih dengan pertanyaan-pertanyaan tadi, sedang Sarah istri Ibrahim harus menunggu sekitar 60-90 tahunan sampai malaikat memberikan kabar bahwa akan lahir Ishaq dari rahimnya. Hingga Sarah pun berkata dengan penuh keheranan Sungguh ajaib, mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah tua, dan suamiku ini sudah sangat tua? Ini benar-benar sesuatu yang ajaib. (11 : 72). Ah, kerdil sekali..
Meski, bagi seorang wanita kehamilan adalah anugerah yang luar biasa untuk dirinya, dan sesuatu yang  pasti sangat ditunggu-tunggu. Terlebih ada “prestise” tersendiri saat memberikan keturunan untuk suami dari rahimnya. Aku menyadari itu.
Tapi percayalah, tak ada yang luput dari perhitungan Allah. Semua terukur, semua akan tepat pada waktunya. Bukan hanya waktunya, takarannya, garisnya, rejekinya, semuanya pasti takan pernah salah perhitungan. Tugas kita tinggal harus lebih banyak bersabar lagi seperti Zakaria dan Istrinya, pun seperti Ibrahim dan Sarah.
So.. buat siapapun yang sedang menunggu kehamilan *terlebih gue :(, percayalah nyinyiran ataupun pertanyaan orang yang membuat menghela nafas panjang itu hanya soal waktu, lambat laun orang akan menyadari bahwa jika sudah lama menikah dan belum juga hamil, maka saat itu juga orang akan faham bahwa memang belum takdirnya Allah karuniakan keturunanan, dan meyakini bahwa si pasangan sedang terus berikhtiar. Jangan lupa untuk terus tambah keyakinan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan pasti mengabulkan doa-doa kita yang telah terkumpul diaamiini malaikat.
Untuk yang sedang hamil, semoga Allah sehatkan, kuatkan dan siapkan menerima amanah baru menjadi orang tua.
Untuk yang suka nanya-nanya, alangkah baiknya pertanyaan apalagi nyinyiran-nyinyiran itu digantikan dengan doa-doa yang tak menutup kemungkinan dapat mengetuk pintu-pintu langit.
Terakhir, untuk kamu yang belum menikah.. jangan baper. Haha. Percayalah selain hidup ini adalah ujian, hidup ini juga rangkaian pertanyaan. Yaa setelah ditanya kapan lulus, akan lahir pertanyaan kapan nikah, kapan punya anak, dan sederetan kapan-kapan yang lainnya, yang jika ditanggapi terus menerus akan menjadi benih-benih kekufuran atas nikmat yang telah Allah berikan. Let it flow...
Juga, mohon doakan aku dan swamik agar Allah segera memberikan kepercayaan pada kami mengemban amanah baru sebagai orang tua.
Oya, satu lagi! Kalian akan lebih merasakan sensasi merenungi kisah-kisah tadi dengan membaca rangkaian kisah lengkapnya dalam al-Quran. Buka sendiri ya. Jangan manja!
Sekian, Wassalam~
Bandung, 19 Februari 2019
@enhuza
@riopale
6 notes · View notes
videoberkah · 2 years
Text
KISAH JARANG ORANG TAHU Kisah Nabi Muhammad Terlambat Shalat Subuh dan Menjadi Masbuk Ceramah Ustadz Khalid Basalamah Terbaru 2020 *** Selama perintah shalat mulai ditegakkan di kalangan kaum muslimin pada masa Rasulullah masih hidup, tidak pernah mereka shalat berjamaah kecuali berada di belakang beliau atau Rasulullah lah yang selalu menjadi imam shalat jamaah untuk para sahabat. Namun ada kejadian yang tidak pernah terjadi saat Nabi Muhammad yang telah dinanti oleh para sahabatnya untuk menjalankan shalat subuh, akhirnya harus melakukan shalat jamaah tanpa Nabi karena matahari hampir saja terbit. Jauh sebelum kejadian ini terjadi, ternyata Rasulullah telah bersabda tentang akan terjadinya kejadian ini dan menjadi tanda-tanda dekatnya kiamat. Link video ceramah: https://youtu.be/iQfrdD8l1q0 Follow HidayahIndonesia Channel Instagram: https://www.instagram.com/hidayah.indonesia Facebook: https://www.facebook.com/hidayahindonesia Youtube: https://www.youtube.com/hidayahindonesia Follow HidayahIndonesia Channel untuk mendapatkan ceramah-ceramah tentang kisah para nabi, kisah para rasul, kisah sahabat nabi, kisah sahabat rasul, kisah tabiin, kisah nyata yang dapat kita ambil hikmahnya, kajian tentang jodoh, kajian akhir zaman dan tema ceramah lainnya. #ustadzkhalidbasalamah #ceramahustadzkhalid2020 #ustadzkhalidbasalamahterbaru Sumber : Youtube / HidayahIndonesia Alhamdulillah Allohumma Sholli 'Ala Nabiyina Muhammad Wa Ahlihi Wa Ashhabihi Wa Ummatihi. Subhanallah wa bihamdihi 'adada khalqihi wa ridha nafsihi wa zinata 'arsyihi wa midada kalimatihi. Jazakumullah sudah ikut men-share (membagikan) konten ini, insya Alloh jadi amal jariyah untuk kebaikan dunia akhirat kita. Aamiin . 📺 Baca Lebih Lanjut 👉 https://tinyurl.com/ybnshg4j 👳 Media Marketing Islam? Cek 👇 👉 Jumat Berkah dot Com . 🌏 Update kajian Islam? Follow 🍓 @jumatberkahcom 🎯 Facebook 💝 Instagram 🌋 Twitter 🍔 Linkedin . #Alhamdulillah Ya #Allah #Alfattah #Arrozaq #Alghoni #Almughni Sholawat untuk #Nabi #Muhammad #innalillahi #astaghfirullah #dakwah #hijrah #kajian #islam #update #news #viral #muslim #muslimah #quran #sunnah #islamicquotes #indonesia #motivation #inspiration #quote
0 notes
izzazaza18 · 2 years
Text
Seorang Nabi yang Tidak Memiliki Pengikut
Penulis: Syaikh Nayif bin Muhammad al-Yahya.
Sebagian orang khususnya dari kalangan para mahasiswa mengira bahwa kemuliaan seorang ustadz dan kapasitas keilmuannya ditandai oleh jumlah jamaah yang hadir di dalam majelisnya, ini merupakan pemahaman yang salah dan tidak benar. Diriwayatkan dari Al-Auza’iy, ia berkata: “Adalah ‘Atha’ bin Abi Rabah merupakan orang yang paling diridhai di tengah-tengah manusia, dan tidaklah yang hadir di majelisnya melainkan tujuh atau delapan orang saja.” [1]
Perhatikan bersama-sama saya, isi tazkiyah (rekomendasi) agung tersebut yang berasal dari Imam mulia ini, dan perhatikan juga bahwa seorang dari penguasa Bani Umaiyah pernah mengumumkan bahwa: “Tidak ada yang boleh memberikan fatwa untuk orang-orang pada musim haji selain Atha'”. Dan sebagaimana dikatakan oleh Maimun bin Mahran, “Tidak ada lagi orang semisalnya (Atha’) yang dapat menggantikannya setelah dirinya,” namun demikian beliau tidak sombong atau bermalas-malasan dari meneruskan kajiannya, kendati sedikitnya jumlah orang yang hadir di dalamnya.
Begitu pula Imam Ahmad rahimahullah menyampaikan kajian kitab Musnad-nya terhadap tiga orang saja, berkata Hanbal bin Ishaq: “Kami bertiga dikumpulkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal; Saya, Shaleh, dan Abdullah. Lalu beliau membacakan kepada kami isi Musnad-nya yang tidak didengar oleh orang selain kami bertiga. Dan beliau berkata: ‘Kitab ini telah saya kumpulkan dan telah pula saya bersihkan dari tujuh ratus lima puluh ribu hadits lebih’.” [2]
Dan rupanya, jumlah/kuantitas jamaah masih menjadi alat pembuktian atas kehebatan seorang da’i dalam mempengaruhi hati para jama’ahnya, maka Anda akan dapati da’i seperti itu akan riang gembira dengan banyaknya jamaahnya, namun sebaliknya, akan loyo dengan berkurangnya jamaahnya! Sedangkan jiwa pada kondisi demikian memiliki kecenderungan dengan segala tujuan dan niat yang berbeda-beda. Akan tetapi ada yang penting untuk disebutkan pada kesempatan ini, yaitu bahwa seorang da’i yang jujur tidak sepatutnya menahan dirinya dari meneruskan dakwahnya kendati melemahnya antusiasme para jamaah, serta sedikitnya jumlah orang-orang yang hadir dalam kajian dan nasehatnya. Sebagai panutan dalam kondisi seperti itu adalah apa yang dikatakan Allah Ta’ala terhadap Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam: اِنْ عَلَيْكَ اِلَّا الْبَلاَغُ Artinya: “Tidak ada kewajibanmu melainkan menyampaikan saja.”
Dan barangsiapa yang memperhatikan kondisi sebagian para ulama niscaya ia mendapati satu permulaan dalam kesabaran yang memilukan bagi mereka, namun permulaan itu justru memberikan satu penyelesaian berupa kebaikan yang terang-benderang bagi mereka. Bisa jadi mereka akan diuji dalam beberapa saat dengan sedikitnya orang yang hadir dalam majelisnya, namun jika ia bersabar dan terus bertahan dalam kesabarannya maka Allah Ta’ala pasti akan membukakan untuknya pintu kebaikan yang tidak pernah terlintas dalam benaknya.
Pada tahun 1390 H, ketika Syaikh bin Baz rahimahullah datang ke Riyadh, kami hadir di majelisnya dan jumlah kami pada saat itu tidak sampai sepuluh orang, dan keadaan ini berlanjut sampai tahun 1400 H, seperti inilah keadaan Syaikh bin Baz rahimahullah. Demikian halnya dengan Syaikh Ibnu Jibrin rahimahullah pada tahun 1397 H, telah hadir di majelisnya hanya satu orang saja dan bukan orang Saudi, kemudian setelah itu barulah orang-orang berdatangan kepada beliau. Karena sudah menjadi sebuah keniscayaan bahwa seorang alim akan diuji oleh sedikitnya jamaah yang hadir di majelisnya, jika ia konsisten sehingga Allah Ta’ala mengetahui ketulusannya niscaya manusia akan berdatangan kepadanya. [3]
Dan berikutnya adalah Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah, dimana dalam majelisnya untuk beberapa waktu tidak ada yang hadir kecuali hanya empat orang saja, dan kadang-kadang setengah dari jumlah itu tidak hadir. Bahkan pernah satu kali beliau datang ke tempat halaqah-nya namun beliau tidak menemukan seorang pun kecuali kitabnya yang telah diletakkan oleh salah satu muridnya lalu pergi untuk suatu urusan, tatkala Syaikh melihat kondisi seperti ini, maka beliau menuju mihrab, mengambil mushaf lalu duduk dan membacanya. Pada saat murid tersebut telah kembali, ia menemukan Syaikh sedang membaca mushaf, dan ia tidak menemukan apa-apa kecuali kitabnya saja, maka ia merasa malu lalu ia pun mengambil kursi-kursi yang ada dan segera pergi. [4]
Berkata Abdurahman bin Mahdi: “Dahulu saya punya majelis taklim pada hari Jumat, jika banyak manusia yang hadir maka saya merasa senang namun jika sedikit yang hadir maka saya merasa sedih, lalu saya bertanya kepada Basyar bin Manshur, ia berkata: ‘Ini adalah majelis yang buruk maka kamu jangan melakukannya kembali.’ Dan saya pun tidak pernah kembali kepadanya.” [5]
Dan contoh paling agung dari semua ini, dalam hal bersabar dari permasalahan sedikitnya orang yang hadir pada saat mengajar atau pada saat mengisi kajian adalah kondisi yang dialami oleh para Nabi ‘alaihimussalam. Berikut ini satu contoh dari Khatamul Anbiya’ Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wasallam, ketika beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam ditanya oleh Amer bin Abasah, pada waktu beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam mengajaknya kepada Islam: “Siapa saja yang bersamamu di atas Agama ini?” Beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Satu laki-laki yang merdeka dan satu budak laki-laki” pada saat itu beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersama Abu Bakar < dan Bilal < yang telah beriman kepadanya. [6]
Tatkala kafilah dagang Madinah telah memasuki kota Madinah maka orang-orang yang tadinya mendengarkan khutbah Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wasallam berhamburan keluar menyambut kafilah tersebut, sehingga mereka tidak tersisa melainkan hanya dua belas orang saja, namun kendati demikian beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam tetap berdiri dan melanjutkan khutbahnya sebagaimana disebutkan oleh Allah Ta’ala yang artinya: “Dan mereka meninggalkanmu berdiri” [7]
Syaikh Abdullah as-Sualim telah menyebutkan kepada saya, bahwasannya beliau satu saat pernah diundang untuk menyampaikan sebuah ceramah di Riyadh. Tatkala beliau datang untuk menyampaikan ceramahnya, tiba-tiba tidak ada yang tinggal dari para hadirin kecuali dua orang saja, maka beliau pun tetap menyampaikan ceramahnya dengan lengkap dan direkam karena kebetulan disana ada alat perekamnya. Namun dalam beberapa periode kemudian, beliau bertemu dengan seseorang dan orang itu menyampaikan kepada beliau bahwa ceramahnya tersebut telah dikopi menjadi empat puluh ribu keping kaset serta telah pula dibagi dan disebarluaskan.
Salah satu mahasiswa pernah menceritakan kepada saya bahwa ia telah menulis sebuah skripsi kemudian menyebarkannya di internet. Dalam beberapa periode kemudian, tidak ada yang tertarik untuk membacanya kecuali sedikit saja. Lalu datanglah sebuah acara atau moment yang berkaitan dengan isi dari skripsi tersebut, maka ia pun tersebar dengan cepat dan yang mengagumkan adalah jumlah orang yang men-download-nya telah mencapai ribuan orang.
Dan saya akan menutup makalah ini dengan perkataan Ibnul Jauziy rahimahullah yang mengatakan dengan penuh emosional:
“Diantara mereka ada yang merasa gembira dengan banyaknya pengikut, dan Iblis pun memperdayanya dengan anggapan bahwasanya kegembiraan ini dikarenakan oleh banyaknya murid yang menuntut ilmunya, padahal keinginannya tidak lain untuk memperbanyak teman sehingga namanya disebut dimana-mana, dan diantara hal itu adalah merasa ujub dengan sebutan-sebutan mereka tentang dirinya, kemudian lambat laun niat busuknya terbongkar jika seandainya sebagian pengikutnya memutuskan untuk mengikuti kajian orang lain yang lebih alim dari dirinya, maka hal itu pun dirasa berat olehnya. Bukan seperti ini sifat orang mukhlish dalam mengajarkan ilmu, karena perumpamaan orang yang ikhlas dalam mengajarkan ilmu adalah ibarat para dokter yang mengobati para pasien mereka karena Allah Ta’ala, jika sebagian pasien ada yang sembuh dengan sebab tangan seorang dokter dari kalangan para dokter tadi maka dokter yang lain (yang tidak ikut mengobati pasien itu) pun ikut merasa bergembira.” [8]
Dan kedua, saya tutup dengan perkataan Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah, beliau berkata sebagai berikut: “Para ulama itu tugas mereka hanya menyampaikan, adapun hidayah di tangan Allah Ta’ala, dan sudah sewajarnya jika seorang mukmin merasa bersedih jika manusia tidak menerima kebenaran, akan tetapi orang yang bersedih dalam hal ini, terbagi menjadi dua macam:
Ia bersedih karena dirinya tidak diterima.
Ia bersedih karena kebenaran yang tidak diterima.
Dan tentunya yang kedua adalah sikap yang terpuji, sebab yang pertama jika ia berdakwah maka ia berdakwah kepada dirinya, dan yang kedua berdakwah ke jalan Allah Azza Wajalla, dan karenanya pula Allah Ta’ala telah berfirman yang artinya: “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu.”
Namun jika seseorang berkata, ‘Saya bersedih karena perkataan saya tidak diterima; padahal apa yang saya sampaikan merupakan kebenaran, oleh karena itu jika saya menemukan kebenaran pada selain perkataan saya niscaya saya pasti mengambilnya.’ Maka apakah sikapnya ini termasuk sikap yang terpuji, atau sebaliknya, tidak terpuji?
Jawabannya adalah itu termasuk sikap yang terpuji karena ia tidak seperti orang lain, tujuannya adalah supaya kebenaran itu bisa diterima, baik dari dirinya atau dari orang lain.” [9]
Terakhir saya ingatkan dengan sabda Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam:
Artinya: “Telah ditampakkan kepadaku semua umat manusia, maka ada seorang Nabi atau dua orang Nabi yang lewat bersama tiga atau tujuh pengikutnya, dan seorang Nabi yang tidak memiliki satu orang pengikut pun.” [10]
Saya minta kepada Allah Ta’ala agar memperbaiki niat kita dan juga anak-anak kita, dan memberkati kita semua dimana pun kita berada, amin!
——————————————————————————–
[1]. Tarikh Abi Zur’ah ad-Dimasyqiy, hal. 559, dan Tarikh Dimasyq karya Ibnu Asakir (40/391).
[2]. Siyar A’lam an-Nubala cet. Ar-Risalah (11/329) dan Thabaqat Al-Hanabilah (1/143).
[3]. As-Syaikh telah menyebutkannya pada acara khataman Tafsir Al-Qurthubiy.
[4]. Faidah min Al-Alamah as-Syaikh Ibnu Utsaimin, karya Syaikh Muhammad al-Munajid.
[5].  Siyar A’lam an-Nubala cet. Ar-Risalah (9/196).
[6]. HR. Muslim no. 832.
[7]. Shahih Bukhariy no. 4899 dan Shahih Muslim no. 863.
[8]. Shaidul Khathir hal. 428.
[9]. Tafsir Surat Al-Kahfi.
[10]. Dikeluarkan oleh Bukhariy no. 5705 dan Muslim no. 374
Sumber: https://www.alquran-sunnah.com/artikel/kategori/kisah-muslim/955-nabi-yang-tidak-memiliki-pengikut.html
1 note · View note
angelmusicchannel · 3 years
Video
Kisah Nabi Ilyasa Lengkap dan Singkat #KisahNabi
0 notes
hamdanlink · 3 years
Photo
Tumblr media
https://www.hamdan.link/2021/05/kisah-khalid-bin-walid-dipecat-sebagai.html Pertempuran terbesar adalah untuk mengalahkan diri sendiri. #cerpen #kisahnabi #khulafaurrasyidin #khalidbinwalid https://www.instagram.com/p/CPQgGLDF_8c/?utm_medium=tumblr
0 notes
sebastianwahyu · 3 years
Text
Tumblr media
Sahabat Nabi, Ibnu Abbas, pernah didatangi oleh seorang pria arab yang perawakannya tampak biasa dan sederhana.
Pria itu berkata kepada Ibnu Abbas, "Aku ingin menikahi seorang wanita, namun ternyata dia menolakku. Dan beberapa hari kemudian aku mendapat kabar bahwa seorang pria melamar wanita itu, kemudian dia menerima tawarannya dan mereka menikah."
"Aku pun merasa cemburu. Lalu aku membunuhnya. Pertanyaanku, apabila aku bertobat, mungkinkah tobatku diterima?"
Ibnu Abbas tidak banyak bereaksi. Seolah-olah kalimat, "Lalu aku membunuhnya", tidak membuatnya mundur dan menjauhi pria itu. Beliau hanya bertanya, "Apakah ibumu masih hidup?"
Pria itu menjawab, "Tidak."
Lalu Ibnu Abbas mengatakan kepadanya, "Bertobatlah kepada Allah dan bersungguh-sungguhlah untuk mendekatkan diri kepada-Nya."
Pria itu kemudian terlihat sangat lega. Jiwanya seolah-olah seperti dibebaskan dari jeratan keraguan.
Dan saat pria itu sudah mendapatkan jawabannya, ia pun beranjak pergi. Namun tiba tiba Atha, salah seorang sahabat Nabi lainnya, mendekat ke Ibnu Abbas dan menghampiri.
"Aku mendengar pembicaraan kalian berdua. Yang tidak kuketahui alasannya, mengapa kamu bertanya padanya apakah ibunya masih hidup atau tidak?" Tanya Atha penuh rasa ingin tahu.
Ibnu Abbas pun menjawab, "Karena aku tahu, bahwa tidak ada satu pun perbuatan lain yang membawa seseorang lebih dekat kepada Allah selain merawat dan menghormati ibunya."
Allahu karim... Semoga Allah selalu menjaga dan melindungi kedua orang tua kita, wa bil khusus ibu, dimanapun sekarang mereka berada.
0 notes