Tumgik
#lhab
dedalvs · 4 months
Text
Tumblr media
Me, Jessie Peterson, Biblaridion, Keras, and Jake Penny in front of the Rosetta Stone.
148 notes · View notes
arayaz · 6 months
Text
a bunch of us just filmed the results of the LTS conlang relay! It’ll probably be up on the Let’s Have a Bouba channel soon.
featuring: Jake, Arayaz, Miles, Magpie, Graham, Tethys, Keras, and Jonathan
2 notes · View notes
langitdanlaut · 1 year
Text
Tumblr media
30 September 2023, mengunjungi Kota Blue Valley saat “Malaikat Berputar di Langit Jakarta”.⁣
Blue Valley, Kota dengan segala problematika kehidupan. Sebuah tempat yang begitu jauh dari kedamaian, tempat hiruk pikuk dan sendu dihiasi langit kelam. Mimpi-mimpi menggantungkan diri, membunuh dan mengubur dirinya sendiri. ⁣ ⁣ Penduduknya dipenuhi rasa amarah dan kebencian yang murka. Alam berdarah dicekik dan ditusuk membabi buta oleh umat manusia. ⁣ Di akhir pesan disampaikan, “tetaplah hidup dan bertahan di Jakarta” karna sedihnya di Jakarta hanya sementara sedangkan di sana selamanya.⁣ ⁣
2 notes · View notes
mindutme · 2 months
Text
Sdefa Sdaturday #15
If you weren’t able to join us for the livestream of the Conlang Conflict finale, you can watch the video here! Sadly, Team Let’s Have a Bouba didn’t win but I’m pretty sure we still have the most cumulative points across our three games so that should count for something :P
I decided at the last minute to make two short Sdefa fragments for the occasion! This one is a rough translation of “Conlang Conflict”:
It literally reads “A conflict which has to do with conlangs.” I almost made it something like “the conflicts are fighting” instead! Parts of it sound quite a bit like this text from Kopikon, because of the similar subject matter!
And this one says “Team LHAB”:
In this case “LHAB” is borrowed as a proper noun like “hobbit” was in this post, using a prefix that indicates a borrowed word followed by “L” becoming the note E, “H” becoming B (because of German notation), A of course being A, and “B” becoming B♭ (again, because of German notation).
Here is the Zoom background I made for today, featuring the written form of the two Sdefa fragments on either side, along with several other conscripts! Everything on the left reads “Conlang Conflict,” and everything on the right is “Team Let’s Have a Bouba”! At the top is T’owal; the Sdefa text is the colorful blobby shapes, Tlette is below the lower Sdefa glyph on the right, and the rest is two different conscripts for English, one of which (the twisted and knotted ropes) is very new!
Tumblr media
31 notes · View notes
afrianajeng · 1 year
Video
youtube
Lengkap sudah, dua puluh delapan lagu dirilis menjadi dua part dengan kompleksitas nuansa yang berbeda-beda. Pada album part kedua LHAB ini, nomor 'kami khawatir, kawan' yang paling mencuri perhatian. Menggunakan bahasa sehari-hari tentang bagaimana kesenjangan pada rumah dalam artian yang sebenarnya.
Tidak semua orang punya rumah, namun semua orang punya tempat ternyaman. Pertemanan mungkin kedekatan lain yang mampu menjadi tong sampah bagi sumpah serapah yang tidak bisa diluapkan dan hanya mengendap di kepala. Berita baiknya, kadang obrolan sampah itu berujung menjadi solusi tanpa disangka-sangka. Melalui pembicaraan, kadang kita tidak tahu kalimat yang kita ucapkan bisa lebih magis dari yang kita bayangkan. Bahkan, mampu menyelamatkan.
Terlepas dari betapa racunnya benak dan morat maritnya pikiran, lagu ini mengingatkan bahwa orang-orang terdekat sebetulnya juga peduli. Pulanglah, kalau diluar sana lebih banyak membuat sakit hati. Disini, menangispun ditemani.
2 notes · View notes
Text
Lagu Hindia bukan untuk di Amini tapi di Teriaki 🥀
Hai again everyoneeee wkwk 😂
Hari ini pengen ngomongin experience aku nonton konser Hindia kemarin tgl 20 Agustus 2023. Jadi Hindia ini emang lagi ngadain tour album barunya yang berjudul "Lagipula Hidup akan Berakhir". Meraka tour tematik cuma di 4 kota aja. Surabaya dengan tema "Malam Perpisahan" dengan dress code "promnight" dan ada gimmick pemilihan raja dan ratu dunia. Semarang dengan tema "Malam Peristirahatan Terakhir" dengan dresscode serba hitam untuk menghormati para pendahulu kita. Bandung dengan tema "Reuni Keluarga" dengan dresscode atasan putih. Dan terakhir Jakarta yang sampe sekarang belum diumumin temanya. Menurutku ini konsep konser yang jenius karena aku yakin pendengarnya excited sama experience yang ditawarin sama Hindia. Apalagi akan ada lagu-lagu khusus yang cuma dibawakan di kota tertentu.
Sekarang aku akan bahas experience tour LHAB yang disemarang. Jujur ini adalah konser tematik pertamaku. Biasanya nonton konser yaudah festivalan aja. Ada temanya tapi biasanya ya umum aja, ngga setematik ini. Sebelum aku bahas konsernya aku mau mengakui dulu bahwa sejujurnya dulu aku ngga suka HINDIA WKWKWK 🙏😂. Dulu aku mikir kaya apaan sih lagu kok liriknya "mentah" banget. Kaya bahasa tongkrongan, ngga estetik dan kadang ndakik-ndakik dan politis banget. Udah gitu musiknya sama sekali ngga lembut, kadang kaya metal, punk, rock pokoknya not my cup of tea haha 😂.
Satu-satunya lagu yang aku suka di album pertama Hindia cuma lagu secukupnya (karena relate), udah itu aja. Aku ngga mencoba nyari tau lebih jauh soal Hindia. Aku bahkan sempet jadi salah satu yang bilang (MAAF BANGET) "apasih baskara suaranya masa pernah fals pas live" maaf mas bas 🙏🙏🙏😭😭😭. Abis itu aku jarang denger soal HINDIA dan ngga pernah dateng ke gigsnya juga. Setelah itu pandemi dateng, aku denger beberapa lagu hindia tapi tetep ngga suka. Kalopun nambah ke playlist itu cuma lagu Rumah ke Rumah 😂 sisanya tetep ngga masuk ke kuping 😭😂.
Long story short, beberapa bulan yang lalu baskara muncul di fyp tiktokku. Disitu baskara ditanya musisi yang menurut dia keren dan dia jawab Taylor Swift. Aku agak kaget karena genre musik mereka bedaaaaa banget jadi kayak aneh aja denger baskara playlistnya taylor swift wkwk 😂 aku kira cuma bait aja biar pasar taylor dengerin dia, tapi pas dia jelasin alesan dia suka taylor kaya WAW, sedetail ini? Kayaknya ngga mungkin kalo gimmick doang karena dia hafal album-albumnya taylor swift 😭. Darisitu aku agak sedikit tertarik (sama Baskara-nya) karena masih ngga masuk tuh lagu-lagu hindia dikupingku wkwkwk 😂
Lalu, lahirlah album kedua Hindia yang LHAB ini. Single pertama itu Cincin. Boom, lagunya viral dimana-mana dan diputer dimana-mana wkwkwk 😭😂 kalo didenger musiknya enak juga. Liriknya? Bagiku masih mentah, tapi lebih enak didenger dikupingku. Less cringe bagiku wkwk 😂 akhirnya jadi sering dengerin Cincin. Terus single kedua yang ngga kalah viral "Berdansalah, Karir ini Tak Ada Artinya". Damnnnn liriknya relate bangeeet 😭😭 musiknya juga my cup of tea banget. Jadilah suka banget sama nih lagu dan jadi penasaran sama isi album barunya. Belum sempet ngulik, temenku ngajak nonton Hindia di Semarang. Awalnya aku ngga mau karena aku ngga tau banyak lagunya dan ini tour, jadi ngga akan ada penyanyi lain selain HINDIA. Masa nonton tour ngga hafal lagu-lagunya? Takut dikira fomo 😂. Long story short, aku mengiyakan ajakannya karena konsep tournya yang menarik. Mau ngga mau aku harus bisa menghafal lagu-lagu lama dan barunya dalam waktu seminggu.
Dalam seminggu aku nyoba menghafal lagu-lagunya hindia yang baru dan berakhir jatuh cinta sama album LHAB ini ❤. Album ini rasanya kaya lebih personal sama baskara, lebih tulus, dan musiknya variatif banget. Kaya ada banyak genre dalam satu album. Lagu-lagu di album ini kaya mind blowing buat aku. Dari mulai musik, lirik, dan konsepnya. Banyak yang liriknya story telling (ini kenapa agak susah di hafalin). Dan yaa, sebagai orang yang liat lirik dulu dibanding musiknya, album ini bener-bener bikin jatuh cinta. Aku yang tadinya ngga suka lirik-lirik mentah, tiba-tiba suka banget sama pemilihan diksinya baskara. Sederhana, kaya ngobrol, ada ceritanya, bermakna. Sama sekali bukan omong kosong, keren 👍. Dan satu hal yang aku notice dari awal, semua cerita di lagu-lagu album ini vibenya kaya penuh amarah. Kaya tipikal Man's rage. Tau ngga sih? Tipikal laki-laki yang stereotype-nya ngga bisa vulnerable karena akan terlihat lemah makanya vibe yang muncul tuh lebih ke amarah. Bahkan di lagu "cintanya" kaya Cincin tuh vibe marah-marahnya ada banget.
Oke, sekarang kita bahas konsep "Peristirahatan Terakhir" yang diadain di semarang. Sebelum konser, banyak banget trigger warning yang di share sama akunnya Hindia yang intinya kasih tau kalo venue, set-list, dan konten konser akan penuh dengan hal-hal berbau kematian, trauma, suicide, dan lain-lain. Jadi buat penonton yang mudah ketrigger kalo bisa pikir-pikir lagi buat dateng. Jujur agak ngeri juga sih pas baca trigger warningnya karna aku tipe yang gampang nangis. Aku takut kalut aja kalo kebawa lagu/konten konser yang depresive. Tapi aku juga excited banget buat merasakan experience konser tematik ini. Akhirnya modal nekad, aku tetep dateng dengan pikiran "kalo aku ngga kuat aku akan mundur dan duduk dibelakang aja" wkwkwk 😂
Akhirnya tibalah aku di sekitar venue. Venue konser ada di kota lama semarang, kaya sebuah tempat parkir gitu yang dihias sesuai tema konser. Tempatnya ngga terlalu luas untuk ukuran konser tunggal. Aku kira penonton bakal rame banget tapi ternyata ngga serame itu, ya padat lah kalo di venue jadi rasanya kaya pas gitu. Pas dateng tentu saja disambut lautan manusia berbaju serba hitam. Beneran kaya lagi dirumah duka karna semua orang pake baju item. Aku antri di gate, scan ticket, dan pasang gelang konser. Pas masuk venue, dikanan kiri ada banyak karangan bunga (iya kaya di rumah duka). Oiya btw tempatnya outdoor yaa. Di bagian kanan itu ada backdrop besar tulisan Peristirahatan Terkahir warna biru. Disebelahnya lagi ada backdrop lagi buat foto dan dikanan kirinya ada cermin yang di hias karangan bunga. Penonton bisa foto disitu.
Disebelahnya lagi, ada papan besar warna biru penuh tempelan sticky notes. Ada meja kecil disebelahnya yang isinya jeruk dan dupa (kaya semacam sesaji di pemakaman gitu), ada juga sticky notes dan spidol buat nulis dan ditempel di papan itu. Dibagian atas papan ada pertanyaan "Apa yang ingin kalian nikmati di hari terkahir kalian?". Nah orang-orang tulis di notes dan ditempel di papannya. Maju sedikit lagi, ada free photobooth. Kita bisa foto disitu kaya photobox dan dapet foto cetaknya. Sebelahnya juga ada meja merch. Setelah diujung lorong, kita belok kiri dan masuk ke venue konsernya. Didepan venue konser ada semacam gapura tulisan "peristirahatan terakhir". Jadi kita kaya masuk ke kuburan gitu. Bener-bener keren banget konsepnya 😭👍. Pas masuk disebelah kanan lagi-lagi ada meja kecil dan papan besar. Sebelum konser sebenernya kita dipersilahkan buat bawa foto orang-orang yang udah lebih dulu meninggalkan kita buat ditempel di papan itu. Dan di meja lagi-lagi ada jeruk, dupa dan foto hitam putih baskara 🙃. Aku cuma lewat aja karena energinya sangat depresive sekali dipapan itu hehe, jadi cuma liat sebentar dan ngga berlama-lama disitu.
Konser dimulai. Syok banget ngeliat kostum player dan baskara. WAW NIAT BANGET 😭
Tumblr media
Liat kan betapa kerennya 😭 berasa lagi diperkumpulan sekte hahaha 😂 tapi keren banget. Masuk tanpa aba2, langsung main lagu pertama. Nah bagian triggering lainnya adalah ada pemutaran vn dari fans yang udah kirim ke hindia. Vn itu berisi kisah-kisah mereka tentang kematian. Ada yang berduka karena ayah mertuanya yang udah lama stroke meninggal tanpa tau anaknya udah meninggal duluan ketika covid. Ada yang merasa sudah mati 2 tahun lalu ketika melakukan percobaan bunuh diri dan gagal. Ada yang berharap ayahnya mati karena sangat abusive ke ibunya dan kakaknya. Ada yang ingin mati di ruangan kecil rumahnya. Semua vn itu diputar setiap perpindahan lagu. Aku ngga inget berapa kali aku nangis denger vn-vn itu karena waw kisah-kisah mereka amat depresive, ditambah lagu-lagu dengan lirik depresive juga. Rasanya khidmat sekaligus draining sekali berada dilokasi saat itu. Konsernya bener-bener emotionally roller-coaster. Sedih, takut, cemas, marah, dan bahagia sekaligus karena di akhir vn selalu ada kalimat-kalimat penerimaan. Iya, tahap terakhir dari 5 stages of grief.
Ada beberapa yang vibenya berasa banget emosinya. Salah satunya lagu janji palsu. Ini lagu bener-bener bikin suasana yang tadinya khidmat jadi tiba-tiba penuh amarah. Terutama lirik "Kurasa kau takkan takut malam ini, melihat namamu jadi target caci maki. Seringku berfantasi untuk bunuh diri. Agar kau merasa bersalah sampai mati. Per hari ini kita semua mati rasa, atas berbagai lirik berisi semesta, yang berkata semua indah pada waktunya. Kau tahu hidup ini tak ada artinya". Kalian ngga tau betapa merindingnya waktu baskara dan hampir semua penonton teriakin lirik itu. Energinya bener-bener beda banget. Selain itu lagu terakhir juga gong banget. Kita tau ini adalah lagu yang paling relate sama konsep peristirahatan terakhir. Ya, lagu "Siapa yang akan datang ke pemakamanmu nanti" jadi penutup dikonser ini. Energi yang tadinya khidmat langsung berubah kaya beneran lagi konseran. Semua orang teriak, loncat, nangis dan masih banyak emosi lainnya yang campur aduk di lagu itu. The best moment 👍. Dan setelah lagu itu selesai, bener-benee ngga ada speech terakhir dari baskara. Mereka langsung keluar panggung. Belakangan baru tau ternyata emang itu konsepnya. Karena orang yang mau "mati" ngga pernah pamitan. Thoughtful sekali wkwkwk 👍😂.
Kira-kira itulah sedikit gambaran konser Malam Peristirahatan Terakhir kemarin. Bener-bener pengalaman yang ngga bakal terlupakan. Aku juga jadi sadar, lagu Hindia bukan untuk diamini tapi cukup diteriaki aja. Kadang-kadang kita cuma perlu teriak "hidup ini ngga ada artinya" dengan kencang walaupun didalam hati kita masih yakin dan masih punya harapan kalau hidup ini masih punya arti dan layak untuk dijalani setiap harinya. Terimakasih HINDIA 🦋
0 notes
infiniteshawn · 7 years
Text
Let’s Have A Baby | Dad!Shawn | Part 10
soft and fluffy, sharing the news with Shawn’s parents
Tumblr media
You sat around the table with Shawn’s family, eating dinner in silence. Shawn was to your left and Aaliyah to your right, Karen and Manny across from you. You were waiting for a cue from Shawn, something to signal the conversation you’d come over here to have. Karen was eyeing you, waiting for it, but Manny and Aaliyah were completely oblivious to the child growing in your stomach.
Waiting for Shawn to speak up, your fingers rubbed little circles on his denim-clad thigh underneath the table. He laced your hand with his, bringing it up to his lips and planting a soft kiss on each of your knuckles before he cleared his throat.
“There’s a reason we’re here, guys,” Shawn spoke, calm as ever, meanwhile you felt like your stomach was about to fall out of your ass. How the hell was he keeping his shit together right now?
“Mmmm?” Manny responded, twirling his fork in his spaghetti. You watched as Karen set her utensils down on her plate, resting her chin on her hands as she fought the smile creeping up her lips.
“There’s kind of something we need to tell you,” you added, sitting up a bit in your chair. Aaliyah remained silent, unsure of what the hell was about to come out of your mouth.
Manny set his cutlery down and turned to Shawn, focusing all of his attention on you guys. You could see disappointment crossing his face, as Shawn’s serious tone was kind of alluding to divorce, which was so incredibly far from reality.
“Dad, it’s not what you think,” Shawn giggled, looking over at you with stars in his eyes. Precious. Karen now had her hand over her mouth, tears forming in the corners of her eyes while you were still shitting a brick.
“We’re pregnant,” Shawn spoke, his face erupting in a wide, toothy smile. We’re pregnant, he said. Not you’re pregnant. We. He was so soft.
You tilted your head to rest on his shoulder, but it wasn’t long before Karen was out of her seat and pulling you up for a hug. “You serious?” Aaliyah asked, a grin gracing her face. Shawn nodded, focusing his attention back to his father, who still hadn’t spoke. 
“Dad, you okay?” Shawn asked, placing a large hand on Manny’s shoulder. Karen had released you from her death-grip, and you each stared at your husbands, watching for what was going to happen next. 
Manny looked up a Shawn as his face broke into a smile, “Come here!” he exclaimed, pulling Shawn into an embrace, motioning for you to join in. Shawn let go first, stepping over to his sister to give her a hug.
“Congratulations, Auntie Aaliyah,” he said through his smile, closing his eyes and enjoying the moment. You sat back down, suddenly hungry again. They took it so well and you were able to collect yourself, free of nerves. 
“Six weeks,” Karen said, looking down at her food.
A look of shock crossed Manny’s face as he looked from his son to his wife, “You knew?” he asked, a tinge of hurt lacing his voice.
Karen stuttered on her words, and you spoke up to defend her, “She pulled it out of me ages ago. Could tell something was off and then asked, and I couldn’t lie. She knew before Shawn did,” you said, meeting your father-in-law’s gaze. He let out a sigh of relief.
Shawn’s hand had found your knee under the table, and you were completely at peace. Everything was going to be fine, and you had the best family anyone could ask for by your side.
Manny and Karen asked all sorts of questions over dessert, from names to the ultrasound to how Shawn was going to handle his next tour with a family back in Toronto. You were a little overwhelmed and explained that you’re taking everything day-by-day, and it was true, you were too excited to be experiencing this with Shawn to even worry about that stuff. You said your goodbyes and headed out to the Jeep, Shawn holding your hand all the way to the passenger door. He planted a little kiss in your cheek before you got in, and then closed the door behind you and jogged over to the driver’s side.
You waved to his family at the front door as Shawn pulled out of the driveway and cruised down the suburban street, his tattooed hand lacing with yours. After a few minutes, he spoke, “You know my dad’s gonna give me a talk, right?”
“What? What do you mean?” you asked, puzzled by what Manny possibly needed to tell Shawn at this point. He had been handling his own life perfectly, what was he doing wrong?
“You know. My job, maintaining a family, how hard it is. But he doesn’t really get it,” Shawn released your hand to scratch as his scalp, bringing it back down to play with your fingers, “We’re so strong, hun. I’m not worried, I’m really not. I love you so much,” his voice broke and you looked over at him. His eyes were trained on the road as a little tear fell down his right cheek.
“Oh, honey,” you said, pulling his hand up to your mouth to give it a little kiss, “Shawn, baby, I love you. You don’t have to worry about anything, okay? We’re gonna be fine,” you spoke, rubbing his hand with your thumb. 
The whole ride home was pretty quiet, Shawn’s fingers never leaving yours. He pulled into the underground parking complex and put the Jeep in its spot, and then the two of you walked over to the elevators and got up to your condo, Shawn’s hand on your lower back the entire time. Once he closed the front door behind you, he pulled you into a hug, holding your head with his massive hand.
“I love you,” he whispered in your ear, squeezing you a little tighter as he planted a kiss on your head, “To bed?” he asked, already pulling you toward the bedroom.
You changed into your pyjamas and Shawn stripped down to his boxer briefs, peeling back the covers and pulling you tight to his chest. Within minutes he was out cold, completely at peace with the world.
You admired his face in the soft city light streaming in through the windows, wondering how you ever got so lucky to call someone like him your own. 
399 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Étude solaire #10 : Espaces-temps Solargraphes dans boîtes de pellicules, édition explicative. Produit en 50 exemplaires pour le Millefeuilles, boîtes d'artistes de l'association havraise Les Amarts. Dans le cadre de l'exposition Double-jeu au LHAB, du 15/12 au 21/12 de 14h à 18h alvéole 17 du Fort de Tourneville. #solargraphe #photographie #temps #petitformat #multiples #collaboratif #soleil #voirlesoleilmêmeenhiver #experimental #LHAB #lesamarts #laisserpasserletemps https://www.instagram.com/p/B6Ec1ALIz1E/?igshid=1qyrxgk7jwuis
0 notes
warmcoals · 4 years
Text
Tumblr media
oh nothing just realized my current OTP is canon
75 notes · View notes
Photo
Tumblr media
290 days clean! #sober #soberlife #soberliving #soberisbetter #sobriety #sobrietyjourney #sobrietyisworthit #recovery #recoveryispossible #recoveryjourney #recoveringaddict #addictionrecovery https://www.instagram.com/p/CTxdfV-lhab/?utm_medium=tumblr
2 notes · View notes
foul44ears · 5 years
Audio
VECT — Banoffee by Clear Waters Records https://ift.tt/2I07yzJ
0 notes
dedalvs · 6 months
Text
youtube
Hey, I wanted to share some conlang news with you all. A friend of mine named Jake Penny just released a video describing their creation of a new conlang—Pankashku—for the movie Madame Web.
Now if you've actually seen Madame Web (unlikely, I know), you may recall not hearing a conlang in it at all. This is because the actual Pankashku dialogue that Jake translated for the film was cut in its entirety, and Jake was not credited.
As a professional conlanger, I can tell you this does happen, and it always sucks, but it especially sucks when it happens with your first and only job. Jake isn't alone this. Bill Welden created a conlang for the movie Noah, and it, too, was cut and Bill wasn't credited. Both were paid, and, of course, the contract states that your work will be used at the company's discretion (which includes not at all), so it wasn't like they were taken advantage of, but when your work isn't used and you're not credited it means no one hears about you, and industry word of mouth doesn't spread to get you future work. It really, really sucks, given that there are so few opportunities for conlang artists to be compensated for their work.
That is why I'm sharing this here! If you're interested, please give it a watch, but if not, please reblog it around, if you would. A lot of work goes into creating a language, and the least we can hope is that our work will be heard/seen and appreciated.
Also, if you'd like to support Jake, they and Miles Wronkovich have a YouTube series/podcast which you can support on Patreon here.
Thanks for your time! <3
132 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Vizinhos possuem formas estranhas de chamar pra guerra. @paulomoreirap #tirinhas #quadrinhos #humorinteligente #tirinhasinteligentes #humor #comics #cartoon #cartoons #hq #webcomic #tiras #cartum #bandadesenhada #tiras #cultura https://www.instagram.com/p/CaMoZW-LhaB/?utm_medium=tumblr
1 note · View note
langitdanlaut · 1 year
Text
Lagipula Hidup Akan Berakhir
Nanti saat "Malaikat berputar di Langit Jakarta" akan kuteriakkan resah yang selama ini kupendam sendiri, menikmati pengakuan lelahnya dipermainkan kehidupan dan menertawakan kesengsaraan yang selama ini terbalut senyum di Sosial Media. Dan apabila ada kesempatan ingin kutitipkan pertanyaan, apakah akan ada masanya kunikmati kebahagiaan dan cinta tanpa paksa atau hanya sebuah formalitas kewajiban dari kata Keluarga. Apakah akan ada masanya kebahagiaan itu datang dan membuatku menepis keinginan untuk pergi dari dunia.
Menunggu Konser Hindia di Jakarta, 30 September 2023.
0 notes
arijade28 · 4 years
Photo
Tumblr media
Someone come subscribe to my onlyfans and play with me im bored and wanna play with you so bad that 😈👅💦 (at Palm Beach, Florida) https://www.instagram.com/p/CC433a-lhaB/?igshid=1a4r4knidx076
0 notes
energeticwarrior · 7 years
Note
What's lhab
it's iahb and it's an acronym for 'in a heartbeat' which is a short film on youtube!!
11 notes · View notes