Tumgik
#nabawiyyah
kaktus-tajam · 9 months
Text
“Rasulullah adalah sosok sahlun mumtani’..”
Ini pertama kali aku dengar istilah itu. Istilah yang disampaikan Ustadz Asep Sobari, hafidzahullahutaala, di Teras Dakwah. Kehadiran beliau untuk safari dakwah di Yogyakarta akhir tahun 2023 adalah rezeki besar.
“Sahlun artinya mudah. Beliau (saw.) seperti bukit. Bukit yang mudah didaki. Tidak terjal. Beliau bisa dan mudah dicontoh. Karena Rasulullah adalah uswatun hasanah. Pasti bisa ditiru.”
Lanjut beliau.
“Tapi, Rasulullah adalah sahlun mumtani’.. yang maknanya, walau kita telah mudah mendaki.. rasanya tidak akan selesai pendakian tersebut. Semakin dikaji, semakin banyak hal yang ternyata belum diketahui.”
Deg.
Malam itu, Ustadz Asep seakan mentransfer ruh semangatnya dalam mengenal pribadi yang paling mulia. Ustadz bercerita tentang perjalanan dan prosesnya mempelajari sirah.
Hingga sampai pada satu doa, yang menurutku unik sekali.
Beliau pernah meminta pada Allah, agar dimampukan menyingkap keindahan, keagungan, kemuliaan sosok kekasih Allah. Ya, meminta agar dimampukan mengajarkan sirah nabawiyyah ke umat Islam.
Karena dari situlah, kita dapat bangkit kembali.. sebagaimana dulu para ulama menghibur diri mereka atas keterpurukan umat, dengan menulis dan mengkaji sirah Nabawiyah..
Dan aku langsung malu. Hehe.
Mungkin itu salah satu sebab aku “gagal” berulang-kali.. walau ikut beragam kajian sirah.. baca buku.. kok rasanya tetap tidak menjadi bingkai yang kokoh..
Ya Allah selain karena dosa-dosaku, kenapa ya aku masih gini-gini aja?
Refleksiku malam itu mendorongku untuk mencoba cara baru dalam mendekati dan mengulang materi akademi sirah yang kuikuti.
Aku melatih diriku ketika membaca dan mendengar kajian, menggunakan mindset: sedang mempersiapkan materi untuk mengajar seseorang (minimal membayangkan sedang mengajar anak sendiri di masa depan deh ya haha).
Di satu sisi, malam itu membuatku juga banyak berbenah perkara niat dan doa. Doa diberikan hati yang ikhlas, diberikan istiqomah, diberikan dan dipahamkan ilmu yang bermanfaat, dan tentunya dimampukan mengikat ilmunya dengan amal shalih.
Hehe masih jauh sekali ya, mohon doanya yaa!
Semoga dimampukan. Sedikit-sedikit ya Hab, tapi semoga dijatuhcintakan pada prosesnya. Dan semoga Allah beri taufiq dan hidayah-Nya. Hingga dimampukan menapaki jalan yang Rasulullah saw. lalui.
-h.a.
Selamat menjadikan mengkaji sirah nabawiyyah sebagai resolusi 2024
Aku cerita dikit tentang kelas sirah yang kuikuti di highlights instagram!
Tumblr media Tumblr media
64 notes · View notes
ynx1 · 2 days
Text
Shaykh al-Islām Ibn Taymiyyah [May Allāh be pleased with him] said,
Many people speak about differences of opinion, while they themselves do not even know the truth!
[Minhaaj as-Sunnah an-Nabawiyyah, 5/282]
11 notes · View notes
abdullahblogsposts · 5 days
Text
Why are the governments who claim Islām Kuffār?
❝No doubt the Tawāghīt who rule in the heart of the Ummah, Jazīratul ‘Arab (so-called Saudi), are Kuffār Murtaddūn (i.e. Disbelieving Apostates).❞
‎إن طواغيت الحكم الجاثمين على صدر الأمة في جزيرة العرب , هم كفرة مرتدون
1. ❝Kuffār for not ruling by what Allāh revealed.❞
‎كفرة لأنهم لا يحكمون بما أنزل الله
2. ❝Kuffār for seeking judgements from the Kufr Tāghūti legislations, and Qawānīn Wad'iyyah (man-made laws) instead of the Sharī'ah.❞
‎وكفرة لأنهم يحتكمون إلى شرائع الكفر الطاغوتية , والقوانين الوضعية , من دون شرع الله
3. ❝Kuffār because they themselves make laws for general legislation that rival the Sharī'ah of Allāh, the Exalted.❞
‎وكفرة لأنهم هم أنفسهم يُشرّعون التشريع المضاهي لشرع الله تعالى
4. ❝Kuffār for attributing to themselves the attributes of divinity.❞
‎وكفرة لأنهم ينسبون لأنفسهم كثيراً من خصائص وصفات الإلهية
5. ❝Kuffār for making the Halāl Harām and the Harām Halāl.❞
‎وكفرة لأنهم حللوا الحرام وحرموا الحلال
6. ❝Kuffār for waging war on Allāh, His Messenger, and the believers.❞
‎وكفرة لأنهم يُحاربون الله ورسوله والمؤمنين
7. ❝Kuffār for hindering people from the Dīn (religion) of Allāh ta'ālah, Tawhīd and Ēmān.❞
‎وكفرة لأنهم يصدون الناس عن دين الله تعالى , وعن التوحيد والإيمان
8. ❝Kuffār for hating what Allāh revealed.❞
‎وكفرة لأنهم يكرهون ما أنزل الله
9. ❝Kuffār because they mock the Dīn of Allāh and His Awliyā' (i.e. Righteous Servants).❞
‎وكفرة لأنهم يسخرون من دين الله ومن أوليائه
10. ❝Kuffār because they permit & approve of shirk akbar, don’t change it and don’t allow it to be changed, and the closest example for that is what occurred in al-Madīnah al-Nabawiyyah from the Rawāfidh al-Anjās (i.e. Saudi govt allows them to do their shirk via loudspeakers, and imprisoned those who condemned them).❞
‎وكفرة لأنهم يُباركون الشرك الأكبر ويُقرونه ولا يُغيرونه ولا يسمحون بتغييره , وأقرب مثال على ذلك ما حدث في المدينة النبوية من قِبَل الروافض الأنجاس
11. ❝Kuffār because they are allied & loyal to the enemies of the Ummah from the Jews, Crusaders and Apostates.❞
‎وكفرة لأنهم موالون لأعداء الأمة من اليهود والصليبيين والمرتدين
❝So they are because of this Kuffār Murtaddūn (i.e. Disbelieving Apostates), no one doubts in their disbelief except for all those who Allāh has obliterated his vision and foresight.❞
‎فهم لأجل هذا كفار مرتدون , لا يشك في كفرهم إلا كل من أعمى الله بصره و��صيرته
~ Shaykh Fāris al-Zahrānī (May Allāh accept him as a Shahīd)
~ الشيخ فارس الزهراني (تقبله الله)
11 notes · View notes
kayyishwr · 1 year
Text
Salah satu bagian terfavorit di Sirah Nabawiyyah-nya Syaikh Mubarak Fury adalah gambaran real mengenai Baginda Nabi Muhammad SAW; mulai dari bentuk rambutnya, alisnya yang tersambung, pipinya yang bagai delima, senyumannya, hingga cara jalan beliau yang kata para sahabatnya "seakan bumi dilipat untuk beliau"
Allahumma sholli ala Muhammad
Kalau kamu, apa kisah atau hal favorit yang kamu maknai dari hidup beliau?
Semoga suatu saat kita bisa duduk bersama saling bertukar hal-hal favorit itu ya
Mungkin sambil melantunkan syair puji-pujian untuk beliau
Allahumma sholli ala Muhammad
95 notes · View notes
ghyyts · 1 year
Text
Hijriyyah. Ia yang berlelah, bersejarah, nan berlimpah berkah.
“Demi Allah, aku akan sampaikan kepada kalian usul yang jitu!"
Pekiknya lantang mememuhi seisi ruang, ruang dimana pembesar kafir Quraisy saling berjumpa, ruang dimana keputusan "pembunuhan Rasulullah" menjadi kesepakatan bersama. Daaru An-Nadwah, begitulah mereka menamai ruangannya.
"Kita ambil dari setiap suku Quraisy seorang pemuda yang terbaik dan paling tangguh. Tiap-tiap pemuda itu membawa pedang, lalu semuanya menikam Muhammad secara bersama-sama. Kalau begitu, darah Muhammad akan terbagi kepada seluruh suku. Marga Bani Hasyim itu (asal marga Rasulullah) tidak akan sanggup memerangi seluruh Quraisy. Dan kalau mereka menyadari hal itu, pasti mereka mau menerima tebusan alih-alih perang. Dengan demikian, kita bisa tenang dan terbebas dari gangguan Muhammad!" Lanjutnya.
Siapa pula yang bisa menolak usulan ini? Ia yang berusul adalah seorang tetua Quraisy. Ia adalah Amr ibn Hisyam, lebih akrab kita kenal dengan sapaan "Abu Jahal" atau "Bapak Kebodohan".
Sedikit kita mundur ke belakang. Perkumpulan ini adalah rapat darurat, pemuka kafir Quraisy seketika berkumpul kala mendengar rencana Hijrahnya Rasulullah menuju Madinah. Teramat pentingnya perkumpulan ini, sebuah riwayat bahkan menyebutkan bahwa Iblis turut hadir dalam rapat tersebut dengan menyamar sebagai orang tua dari daerah Najed, perannya ialah sebagai penghasut ulung. Ia terus menggiring opini peserta agar dapat memutuskan tindakan tepat, tindakan yang dapat menghentikan laju dakwah di bumi Allah.
Singkat cerita, rapat terlaksana, banyak usul tertolak, ide gila abu jahal terlontarkan, iblis lantang menyatakan dukungan, kesepakatan diputuskan, rencana dijalankan, Jibril datang membawa pesan serta membocorkan rencana pembunuhan, dan atas izin Allah, hancurlah segala tipu daya mereka. Allah takdirkan Nabi Muhammad serta Abu Bakar tiba di madinah dengan berbagai mukjizat dan peristiwa.
"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya." (Al Anfaal : 30).
Selengkapnya, dapat kita baca bersama dalam berbagai kitab yang memaktubkan Sirah Nabawiyyah yang mulia.
.
Hijriyyah/هِجْريّة terdiri dari "هِجْر" yang berarti "Hijrah" dan "ﺍيّة" yang bermakna penisbatan kepada hijrah. Sehingga Hijriyyah dimaknai sebagai penanggalan tahun berdasarkan hijrah. Sejalan dengan apa yang kita semua ketahui, bahwa penanggalan 1 Hijiriyah memanglah ditetapkan pada Hijrahnya Rasul dari Makkah menuju Madinah.
Sejatinya, dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa perhitungan Hijriyyah hendak dimulai saat wafatnya Rasulullah. Namun khalifah Umar berpikir sebaliknya, Ia tak ingin menjadikan perayaan awal tahun selalu dirundung oleh duka sebab mengingat wafatnya Kekasih Allah itu.
Maka atas usulan Ali ibn Abi Thalib dan keputusan Amirul Mukminin Umar ibn Khaththab, hijrah dijadikan sebagai awal mula penanggalan "Hijriyyah".
Hijrah.
Ia penuh akan suka, cita dan kegembiraan. Selayaknya suka cita penduduk Madinah dalam menyambut Rasulullah yang muncul di sela bukit Wada’. Mereka melantunkan syair kegembiraan,
طلع البدر علينا *** من ثنيات الوداع
وجب الشكر علينا *** ما دعا لله داع
أيها المبعوث فينا *** جئت بالأمر المطاع
Ia menjadi tonggak peradaban. Selayaknya pembangunan Masjid Nabawi, sebagai pusat berkembangnya segala aktivitas keislaman.
Ia penuh akan kebersamaan dan persatuan, selayaknya pertemuan Muhajirin dan Anshar, selaku berkah yang Allah berikan dalam meningkatkan kokohnya kaum muslimin dalam basis keanggotaan.
Hijrah memanglah penuh lelah dan susah payah. Namun ia juga bersejarah, berlimpah ruah dengan berkah.
Semoga Allah wujudkan Hijriyyah tahun ini penuh akan suka, cita dan kegembiraan; Allah wujudkan Hijriyyah tahun ini sebagai masa insyaf diri serta memulai perubahan; Allah wujudkan Hijriyyah tahun ini sebagai waktu merajut kembali kebersamaan dan persatuan.
Wallahua'lam bishawab~
56 notes · View notes
avrindah · 5 months
Text
Berbahagialah ...
Karena Allah yang meminta kita untuk berbahagia. Merayakan hari yang seharusnya dirayakan. Ikut bersuka cita bahkan atas hal kecil yang kita dapatkan.
Jangan sampai terbalik. Perayaan yang datangnya bukan dari Islam kita sambut dengan penuh keceriaan sementara hari rayanya ummat muslim diliputi kesedihan, bahkan ada yang mengaku hari raya ini biasa saja.
Berbahagialah ...
Ketika kita buka siroh Nabawiyyah, akan kita dapati kisah Nabi yang pernah menghibur seorang anak yatim ketika hari raya.
Berbahagialah ...
Atas hal kecil sekalipun. Sekadar melihat tetangga yang sudah tua tapi masih Allah panjangkan umurnya. Atau menemukan anak tetangga yang ternyata sudah besar -dulu kamu lihat pas masih bayi misalnya-.
Berbahagialah ...
Jangan cemari hari raya dengan ketakutan yang hanya karena sebuah pertanyaan "kapan nikah?" Atau pertanyaan berawal kata tanya yang sama. Bisa jadi bukan karena ingin menghakimi kenapa kamu tidak sesuai dengan ekspetasi sosial, tapi bisa jadi karena orang yang bertanya bersungguh-sungguh menginginkan jawaban.
Bukankah akan jadi indah jika momen ditanya seperti itu menjadi ajang untuk meraup segala doa? Minta didoakan ketika memang belum bisa menjawab "kapan". Barangkali ada satu dari sekian penanya yang doanya didengar Allah. Iya, kan?
Berbahagialah, hari ini ...
🌸 تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَمنِْكُمْ صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمْ 🌸
عيد الفطرى مبارك ١٣٣٥ ه
Mohon maaf lahir batin atas salah, lupa, dan segala ketidaksempurnaan ✨
🌸 Happy Eid Fithr 1445 H 🌸
~ Avrindah ~
19 notes · View notes
nadyagifary · 10 months
Text
"Nak, ummi punya cita cita"
Walaupun barangkali nanti agak berat untuk kita lalui tapi insyaAllah kita usahakan bersama ya, Nak
Ummi (dengan persetujuan Abi mu - kelak, yang sampai sekarang masih Allah sembunyikan namanya), ingin menjadikan mu sebagai penjaga Kitab Paling Agung, salah satu penghafal juga mengamalkannya
Ummi ingin menjadikan mu sebagai hafizh dan hafizhah, walaupun ummi sendiri bukan seorang hafizhah. InsyaAllah ummi sedang dalam proses untuk mempersiapkan ilmunya. Maafkan ummi apabila nanti ketika adek lahir dan tumbuh, ummi masih banyak kealpaannya ya, Nak. Milikilah hati yang bersih ya Nak, agar apa yang ummi ucapkan ini nantinya akan menjadi cita cita yang tulus dari hatimu, tanpa paksaan, dan benar benar mengharap cinta Allah,
Semoga engkau kelak menjadi salah satu penjaga Al Quran terbaik, dengan hafalan dan amalan, sebelum engkau memilih kelak akan menjadi profesi apa yang engaku sukai. Jadi boleh menjadi seorang ustadz, dokter, arsitek, akuntan, dll asalkan adek jadi penghafal dulu yah. Tentunya, ummi tidak akan memaksamu menjadi seorang dokter. Tapi, kalau adek mau berikhtiar yang sama dengan ummi pelajari selama ini, ayo kita raih bersama Nak.
Semoga kelak engkau akan mengerti, mengapa ummi segencar ini dalam meraih ilmu, selain sebagai bentuk penyempurna penghambaan, juga perbaikan tata ibadah, juga salah satunya memuliakan setiap orang yang ummi temui, terkhusus keluarga, dan pastinya juga untukmu, Nak
Semoga engkau mencintai ilmu ya, Nak. Banyak tahu ilmu, walaupun barangkali hidup kita akan sederhana nantinya. Karena kalau kita punya ilmu, insyaAllah semua akan berkah Nak. Barangkali, kalau kita punya banyak harta tapi kita tidak punya ilmu, hartanya akan sia sia dan berakhir pada keburukan, tapi kalau kita punya ilmu, insyaAllah kita akan berhati hati dalam menggunakan harta, tentunya untuk kebaikan kan, Nak?
Jangan ragu untuk menjajakan uang tabungan mu dalam rangka ilmu ya nak, untuk membeli buku yang masuk di reading listmu, ikut kelas online, kajian offline, maupun kajian berbayar atau sekedar membeli alat tulis yang menunjang kajian-kajianmu. Ummi suka banget lho ngoleksi buku catatan muslimah hehe biar ngajinya semangat. Anggap itu sebagai investasi akhiratmu ya, Nak. Kalau ummi dulu waktu kuliah dan koas, inisiatif memasak sendiri dan puasa sunnah agar terbeli buku buku incaran ummi. Yah, walaupun nabungnya dapetnya ndak seberapa, tapi setidaknya ummi menjadikan tabungan itu menjadi investasi ilmu ummi hehe. Kadang juga tergoda dengan gamis gamis juga hijab syari di toko kuning hehe, ummi khilaf.
Kalau kata mama uti (nenek) mu,
"Kesederhaan akan melahirkan ketentraman, Nak"
Semoga kelak ketika engkau lahir, ummi sudah siap dalam hal ilmu ilmu yang akan menyambut mu. Ummi belajar banyak bidang nak, karena ummi yakin untuk menjadikan mu seorang penghafal, adek perlu paham ilmu ilmu yang lain sebagai dasar terlebih dahulu.
Kalau hari ini ummi belajar tentang aqidah, artinya ummi mempersiapkan dasar dari segala bentuk penghambaanmu kelak,
Kalau hari ini ummi belajar tentang fikih, artinya ummi sedang memastikan agar ibadahmu kelak akan benar sesuai tuntunan,
Kalau hari ini ummi belajar tentang tasawuf, artinya ummi sedang mengajarkan kepadamu bentuk kecintaan pada Allah yang tinggi, - akan ummi ceritakan lebih jauh tentang ini ya Nak, tentang cinta paling agung itu,
Kalau hari ini ummi belajar tentang sirah nabawiyyah, artinya ummi sedang mempersiapkan kepadamu cerita cerita yang akan ummi jadikan sebagai pengantar tidurmu, yang nantinya engkau bisa meneladani nya ,
Kalau hari ini ummi belajar tentang kitab At Tibyan, artinya ummi bersiap siap akan berjumpa dengan mu, penghafal kitabullah itu.
Pun kalau hari ini ummi belajar cara membuat jajan/cake, artinya ummi sedang menyiapkan camilan kesukaan adek hehe
Nak, jatuh cintalah pada ilmu. Mari kita singkap indahnya dunia dengan ilmu dan berkumpul kembali di surga Allah. Bermula di taman ilmu dan bermuara di taman surga. Jangan lupa hati dan jiwanya senantiasa ditazkiyah ya Nak
"High five sama ummi dulu"
"Siap, ummi!"
7 notes · View notes
adilemadil · 1 year
Text
Bersua dengan Sang Mursyid, Ulama, Dokter Bedah
Maulana Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Rusydi Sayyid Jabr al-Hasani, Sp. BTKV, Lc.
Zawiyah Yusriyah, Semarang
📍28 Februari 2023
Beberapa waktu lalu, qadarullah kami diberi kesempatan bertemu seorang al-‘Alim ‘Allamah Mesir yang tak dapat disangsikan lagi kebesaran nama dan kontribusinya untuk umat. Beliau Allahu yahfadz Maulana Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Rusydi Sayyid Jabr al-Hasani, Sp. BTKV, Lc. Berangkat dari Solo malam harinya, kami tiba di Zawiyah Yusriyah dini hari; berbekal kerinduan kepada Maulana yang sebelumnya hanya dapat kami simak kajiannya lewat media online.
Tak disangka, subuh harinya Maulana berkenan melaksanakan sholat berjamaah bersama jamaah di aula zawiyah, rasa-rasanya hati ini dipenuhi syukur dapat menikmati lantunan al-Qur’an dalam shalat beliau: pagi itu beliau membaca surah Maryam (dan ternyata surah tersebut adalah penanda dalam tiga hari perjalanan dakwahnya di Indonesia, dari hari pertama surah al-Baqarah, pagi itu muroja’ah beliau sudah sampai surah Maryam😭). Dan dari biografi sebelumnya kami mengetahui bahwa beliau sudah menguasai 10 jenis bacaan al-Qur’an yang berbeda atau Qira’at al-‘Asyrah.
Sebakda subuh, Maulana memimpin wirid-wirid yg diantaranya beliau karang dan himpun dari berbagai wirid salafunasshaleh diantaranya ad-Durar an-Naqiyyah (wirid tarekat Yusriyah Shiddiqiyah). Saya kembali terpesona, selain daripada kedisiplinan beliau dalam muroja’ah hafalan al-Qur’an dalam 1 minggu khatam, wirid-wirid yang beliau himpun dan dawamkan teramat banyak. Bagaimana bisa beliau istiqamah dengan amal-amal tersebut disela kesibukan sebagai pengajar di majelis-majelis al-Azhar dan operasi-operasi beliau di rumah sakit?! Tidak lain inilah bentuk keberkahan paripurna pada waktu yang beliau miliki. Seluruhnya adalah dzikrullah. Seluruhnya adalah pengabdian kepada Allah.
Agenda selanjutnya merupakan daurah ilmiah sekaligus penguatan aqidah melalui kitab karangan beliau, Futuhat Yusriyah di mana kitab tersebut merupakan rangkuman dari kitab-kitab aqidah yang masyhur: Aqidatul Awwam, Kharidah Bahiyyah, dan Risalah Qushairiyyah. Selanjutnya, Maulana menerangkan kepada kami terkait sirah nabawiyyah melalui kitab Nurul Yaqin fi sirati sayyidil mursalin. Sebanyak kekurangan saya, ini merupakan beberapa poin penting yang saya highlight dari yang Maulana sampaikan, yang saya kira perlu untuk menjadi perhatian kita sebagai seorang muslim sejati:
Sebagaimana kita ketahui bahwa iman perlu dikuatkan, maka penting menanamkan ilmu tauhid yang benar. Selain dari kalimat La ilaha illallah, terdapat Muhammadan rasulullah pada dua kalimat syahadat. Baginda Nabi Muhammad SAW adalah ‘pintu Allah’, di mana kita dapati mukjizat terbesar berupa al-Qur’an adalah dengan wasithah (perantara) beliau. Maka sudah seyogianya kita mengenal Baginda Nabi Sang Washilah kita kepada Allah SWT.
Sirah nabawiyyah tak cukup hanya dibaca untuk mengetahui perjalanan kisah beliau seperti kisah orang-orang biasa, karena Baginda Nabi merupakan Sayyidul ‘alamin (penghulu seluruh alam) maka perlu pendalaman sirah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mencakup karakteristik, sifat, perjalanan hidup dan hikmah-hikmah beliau Baginda Nabi diantaranya dengan tiga kitab: Syamail muhammadiyyah karya Imam Tirmidzi, Nurul Yaqin karya Imam Muhammad Khudhori, dan Kitab Syifa’ karya Qadhi ‘Iyadh.
Maulana menyampaikan bahwa dengan mempelajari ketiga kitab tersebut insyaallah kita akan dihindarkan dari kekufuran, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ali Imran: 101, “Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan RasulNya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. Maulana menyampaikan bahwa maksud dari ayat tersebut diantaranya adalah ketika Baginda Nabi hadir ditengah-tengah kita dalam bentuk akhlak beliau dan kita yakini kehadiran ruhaniyyahnya yang selalu menyertai dan menjembatani kita untuk menuju Allah, maka akan terbentuk ‘adamul kufri (terhindar dari kekufuran). Karena bagaimana mungkin manusia yang didalam hatinya terdapat Rasulullah dapat terhinggapi kekufuran?
Maulana meneruskan bahwasanya terkadang manusia hanya memahami Baginda Nabi dari sekedar jasadnya yang sempurna, padahal kita perlu mengetahui hakikat nabi; yang dengannya keimanan tidak akan pernah hilang, meski kita berada di tengah fitnah lautan akhir zaman. “Apakah mereka tidak mengenal nabi sehingga mereka mengingkarinya?”. Maka jika kita dapat memahami, sesungguhnya Baginda Nabi ada di dalam diri kita, ada di dalam alam semesta, ada di dalam kehidupan kita, maka dengan ‘menjiwai’ Baginda Nabi selamanya api neraka tidak akan menyentuh kita. Allahumma aamiin. Hakikat nabi yang Maulana maksud adalah selain jasadiyyah beliau yang paling sempurna diantara makhluk lain, juga ruhaniyyah beliau. Jikasaja para syuhada yang syahid dalam peperangan kita tidak boleh mengatakan bahwasanya mereka mati (QS. Al-Baqarah: 154), maka terlebih maqom para Kekasih-kekasih Allah, para Nabi, para Rasul, Ulul Azmi, apalagi Baginda Nabi Muhammad SAW yang merupakan pemimpin Ulul Azmi?? Baginda Nabi wafat secara basyariyyah namun nubuwwahnya tidak. Nabi bersabda al anbiya ahyau min quburihim, yushallun (para Nabi hidup dalam kubur mereka dan melaksanakan shalat).
Maulana menyampaikan bahwa sebagaimana saat hidupnya Baginda Nabi merupakan sayyidul ‘alamin, begitupula saat wafatnya ketinggian derajat Rasulullah tidaklah berkurang, setiap lahdzhah beliau selalu naik ke derajat yang lebih tinggi. Karena selain sayyid-nya alam manusia, Baginda Nabi juga merupakan sayyid di alam-alam lain seperti alam malakut, alam jabarut, dan lain sebagainya. Salah satu dalilnya adalah Q.S. Adh Dhuha: 4 Walal akhiratu khoirun laka minal ula (dan Sungguh akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan; dunia). Maka Maulana menyampaikan jangan sampai kita seperti saudara-saudara kita yang wahabi; mereka mengingkari maqom Baginda Nabi, menganggap Baginda Nabi mati, mengkafirkan orangtua Baginda Nabi bahkan mengatakan mereka di neraka padahal dalam hadits disebutkan nasab Baginda Nabi sejak Nabi Adam a.s. hingga beliau adalah min ahlil khair seluruhnya tanpa ada satupun dari ahli maksiat apalagi menyekutukan Allah. Saudara kita dari wahabi melarang untuk ziarah, tidak boleh tawassul, mereka (wahabi) menyibukkan diri menghafal al-Qur’an tetapi bodoh dalam mengenal Baginda Nabi. Maka harus taalluq, takholluq, tahaqquq kepada Baginda Nabi dalam setiap pengajaran kita. Maka harus kita ajarkan nabi tidak hanya jasadiyyahnya saja tapi juga ruhaniyyahnya.
Dengan mengenal dan memahami Baginda Nabi, maka sudah sepatutnya kita menjadikan beliau wasilah dalam setiap doa-doa kita kepada Allah, karena tiadalah Nabi Adam a.s. diciptakan kecuali telah diciptakan ruhaniyyah Baginda Nabi Muhammad SAW terlebih dahulu, tidaklah seluruh alam diciptakan kecuali karena beliau, tidaklah surga dan neraka diciptakan kecuali karena beliau, tidaklah syafaat di hari mahsyar didapatkan kecuali melalui beliau. Jika saja seorang bayi dapat lahir dengan perantara ibunya, bagaimana mungkin kita mengingkari Baginda Nabi sebagai perantara kita kepada Allah?
اللهم صل و سلم على سيدنا محمد واله وصحبه❤️
23 notes · View notes
al-jadwal · 1 year
Text
The Texts > The Intellect
Verily, al-kufr wa ʿl-fisq (ie: disbelief and wrongdoing) are rulings of the Sharīʿah, فَإِنَّ الْكُفْرَ وَالْفِسْقَ أَحْكَامٌ شَرْعِيَّةٌ، it is not from the affairs which can be independently sought from al-ʿaql (ie: the intellect). لَيْسَ ذَلِكَ مِنَ الْأَحْكَامِ الَّتِي يَسْتَقِلُّ بِهَا الْعَقْلُ. al-kāfir (ie: the disbeliever) is the one whom Allah and His Messenger pronounce a kāfir, فَالْكَافِرُ مَنْ جَعَلَهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ كَافِرًا، wa ʿl-fāsiq (ie: and the wrongdoer) is the one whom Allah and His Messenger pronounce a fāsiq. وَالْفَاسِقُ مَنْ جَعَلَهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ فَاسِقًا Ibn Taymiyyah, Minhāj al-Sunnah al-Nabawiyyah 5/92 ابن تيمية، منهاج السنة النبوية ٥/٩٢ https://shamela.ws/book/927/2400 Telegram: https://t.me/aljadwal Tumblr: https://al-jadwal.tumblr.com
7 notes · View notes
wordsbyhisheart · 1 year
Text
For many, Monday is the worst day of the week as it symbolises the start of a long work/school week.
But for others, like Sayyidunā Ibn 'Abbās, Monday holds a special significance: The Prophet ﷺ was born on a Monday. He ﷺ announced his prophethood on a Monday. He ﷺ migrated from Makkah to Madīnah on a Monday. He ﷺ arrived in Madīnah on a Monday. He ﷺ lifted the Black Stone on a Monday. He ﷺ passed away on a Monday.
[Tārīkh al-Hawādith wa al-Ahwāl al-Nabawiyyah, Sayyid Muhammad ibn 'Alawī al-Makkī al-Mālikī]
Have a blessed Monday.
8 notes · View notes
i-asifeq · 2 years
Text
The Belief Of Ahl Al-Sunnah Was Known Well Before The Emergence Of The Four Imams
Shaykh Al-Islām Ibn Taymiyyah [رحمه الله] mentioned:
❝The belief of Ahl Al-Sunnah Wa-Al-Jamā'ah is an ancient belief which was known well before Allāh created Abu Hanifah, Malik, Al-Shāfi'ī and Ahmad. It was the belief of the Companions who received it from their Prophet. Therefore, whoever opposes this belief is considered an innovator with Ahl Al-Sunnah Wa-Al-Jamā'ah.❞
[Minhaj Al-Sunnah Al-Nabawiyyah, (2/601) | Translated By Munīb Al-Sumālī]
12 notes · View notes
ynx1 · 2 years
Text
The Wings of Ja'far ibn Abū Tālib (May Allāh be pleased with him)
Ja'far ibn Abū Tālib was killed fighting the romans in the Battle of Mu'tah. He was holding the banner with his right hand, so they cut his right hand. Then he held the banner with his left hand, so they cut his left arm.
Then he embraced the banner to his chest, so they gathered around and killed him.
See As-Sīrah An-Nabawiyyah of Ibn Hisham (3/332 333).
Abdullāh ibn Umar (may Allāh be pleased with him) that he said: I was present amongst them in that battle and we searched for Ja'far ibn Abū Tālib and found his body amongst the bodies of the martyred ones, and found over ninety wounds over his body, caused by stabs or shots (of arrows).
Sahīh Bukhārī (no. 4261).
Allāh replaced his two amputated hands in the battle with two wings flying with them in Paradise with angels. The Prophet ﷺ said:
"Ja'far ibn Abū Tālib flies with Jibrīl and Mika'īl and he has two wings."
Mustadrak Al-Hākim (4/ 218, No. 4988) and Sunan At-Tirmidhī (p. 586, No. 3763) and Shaykh Al-Albanī graded it as Sahīh in Silsilat Al-Ahadith Al Sahīhah (3/ 226, No. 1226).
The Prophet ﷺ said:
"Ja'far ibn Abū Tālib passed by me while he was in an assembly of angels and his wings were anointed with blood and his heart was white."
Mustadrak Al-Hākim (4/ 222) He said: This is an authentic Hadith on the condition of Imam Muslim. Hāfidh ibn Hajr graded it as Hasan in Fathul-Barī (7/ 76).
It is reported when Ibn Umar (may Allāh be pleased with him) greeted `Abdullāh ibn Ja'far (son of Ja'far), he used to say: Peace be upon you, O the son of the one who has two wings.
Sahīh Bukhārī (p. 710, No. 3709)
9 notes · View notes
🍃🕊🍃 Development of History and Hadith Collections
بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
Let us read the following tradition very carefully and judge for ourselves if we can ever give a possibility that such words have been uttered by the messenger of Allah. The tradition is in Sahih Muslim, and is written in the section of necessity of joining to the majority of people, and is as follows:
🍃 Narrated Hudayfh Ibn al-Yaman: 🍃
Holy Prophet (S) said:
“There will come rulers after me who do not guide to my guidance and do not practice my Sunnah, and the hearts of some them are the hearts of Satans but they are in the body of human.”
I said:
“What should we do at that time?”
Holy Prophet (S) said:
“You should just listen to them and obey those rulers. No matter if the hurt you and take your wealth, you should follow them and obey them."
🍃 Sunni reference: 🍃
Sahih Muslim,
Chapter of al-Imaarah
(chapter 33 for the Arabic version), Section of necessity of joining the majority, 1980 Edition,
Arabic version (Saudi Arabia)
(v3, p1476, Tradition 52)
🍃 This is the Arabic text of the above tradition narrated by Sahih Muslim: 🍃
يكون بعدي أئمة لا يهتدون بهداي ولا يستنون بسنتي، وسيقوم فيهم رجال قلوبهم قلوب الشياطين، في جثمان إنس، قال قلت: كيف أصنع يا رسول الله إن أدركت ذلك؟ قال: تسمع وتطيع، وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك فاسمع وأطع
The above was just one example. There are more than 12 traditions similar to this in the same section of Sahih Muslim. Who sold such traditions as Sahih (authentic) to us? Aren’t they those who wanted to make their kingdom strong and away from any possible opposition? Any complaint is against the above alleged word of prophet, and those people are sentenced to death. In another tradition in the following section in Sahih Muslim, Holy Prophet (S) has ordered to kill those who disobey these unjust rulers. Let us see where the origins of these books are, and who controlled the writing of them.
Muawiyah was the first one who turned his attention to write the history and collecting the fabricated Hadiths (traditions). He got a history of the ancients written by a person in the name of Ubayd whom he called him from Yemen.
Marwan who had been exiled by the Holy Prophet (S) for his anti-Islamic activities and who had a great influence with Uthman, was the implacable foe of ‘Ali. His son, Abdul Malik ascended the throne in year 65 AH, reestablished himself in year 73, and died in year 86. Abdul Malik was the one under whose funding finally a set of Islamic History, Hadith (tradition), and Tafsir (interpretation of the Quran) was provided. al-Zuhri was the first historian who wrote the history of Islam under the direct order and fund of Abdul Malik. He also wrote Hadith collection. The works of al-Zuhri was one of the main source for al-Bukhari. al-Zuhri was attached to the royal family of Abdul Malik, and was the tutor of his sons.
(See "al-Sirah al-Nabawiyyah)
by Shibli who is a great Sunni historian, (part I, pp.13-17)
Among the students of al-Zuhri, two persons, namely Musa Ibn Uqbah, and Muhammad Ibn Ishaq became famous historians. The former was a slave of the house of Zubair. Although his history is not available today, it had been the most popular work on history for a long time. You will find its references in many history books on different subjects.
The second student, Muhammad Ibn Ishaq is the most famous historian for Sunnis. His biography of the Holy Prophet (S), called "Sirah Rasul Allah", is still the accredited authority on the subject in the shape that was given to it by Ibn Hisham, and is known as "al-Sirah of Ibn Hisham".
al-Zuhri is the first who compiled the Hadith also.
(See "al-Sirah al- Nabawiyyah)
by Shibli
(part I, pp.13-17)
All Sunni History and Hadith books written afterwards by other people were in great influence of these works.
🍃🕊🍃 The above gives evidence to the following facts:
🍃 1- Sunni Hadith and History books were first compiled under the direct order of Umayyah Kings,
🍃 2- The first authors were al-Zuhri, and his two students Musa and Muhammad Ibn Ishaq,
🍃 3- These authors were attached to the royal family of the Umayyah kings.
The hatred of the house of Umayyah against Bani Hashim (the house of the Holy Prophet (S) and Imam Ali (as) is well-known. The wars of Abu Sufyan and his son Muawiyah against Prophet Muhammad (S) and Imam Ali (as) respectively, also the horrible massacre of the grandson of the Holy Prophet (S) at Karbala by the grandson of Abu Sufyan, are only some of top items among the long list of such crimes. These are the criminals who FIRST wrote the history and Hadith books. (The books written afterwards by other people were in great influence of these works.) They fabricated many traditions to justify their deeds, and to say that prophet has ordered us to obey them even if they are unjust. What I quoted above was just one example of such traditions.
Who was the first one that used the term "Ahlussunnah and al-Jama’ah"? If one searches through the history books, he will find that they agreed to call the year in which Muawiyah seized the power as "The Year of al- Jama’ah”meaning the majority of people. It was called so, because the nation had already become divided into two factions after the death of Uthman: The Shi’a of Imam Ali (as) and the followers of Muawiyah. When Imam ‘Ali (as) was martyred and Muawiyah took over the power, the year was called "al- Jama’ah". Out of these two parties, the majority leading by Muawiyah won the throne, and the other party was considered as a dangerous rival.
Therefore the name of "Ahl al-Sunnah and al-Jama’ah”indicates the Sunnah of Prophet Muhammad (S) merged by the innovations by Muawiyah, and the agreement on his leadership.
The Imams and members of Ahlulbayt (as) who are the descendants of the Holy Prophet (S), know more than anybody else about the Sunnah of their grandfather and what it entails, for as the proverb goes:
“The people of Mecca know its paths better than anyone else".
But the majority of people did/do not follow the 12 Imams whom the Holy Prophet (S) has mentioned their numbers
(see Sahih al-Bukhari)
and their names
(see Sunni books like
“Yanabi’ul Mawaddah”
by al-Qunduzi al-Hanafi).
Despite the acknowledgment of al-Bukhari and Muslim about 12 Imams, they always stop at the four Caliphs.
🍃🕊🍃 Shi’a-Sunni & Scrutinizing Hadith
One major difference between the Shi’a and the Sunnis is that Sunnis accept any tradition from any companions no matter if these companions fought each other, abused each other, rebelled against their righteous Caliph, and or innovate new things in to the religion.
The Shi’a, however, believe that all the narrators in the chain of a document should have been just. If they have done any injustice in the history (such as those mentioned above) their narrations are void for us unless the same tradition has been narrated with another chain of narrators who all of them are proven to be trustworthy.
One of the Wahhabi friends said that Shi’a, when narrating a Hadith, only say the Imam so and so said, one of our friends said...Now how we can authenticise the Hadith?
If a person has heard something directly from the 12 Imams, and that person is trustworthy for the Shi’a and his narration is not against Quran, then the tradition is authentic for us, since we believe in the infallibility of Imams as well as Prophets. The knowledge of Imam has been derived from the knowledge of their fathers and forefathers up to the Prophet (S).
However, the chain of narrators should be evaluated. If the chain turns out to be broken (i.e., one element in the chain is missing), then the tradition is considered weak in Isnad. Thus all the narrators should be named, and this is the case for the majority of Shi’i collections of traditions.
Nevertheless, there are only a number of traditions in Usul Kafi in which the last element in the chain is missing, i.e., the name of the person who reported to Kulaini in person. In stead of mentioning his name, Kulaini has used the phrase "a group of our associates". But Kulaini has mentioned all other elements in the chain.
The reason for this was that, as I mentioned, Shi’a have always been under prosecution of unjust rulers including the Abbasids. If Kulaini (ra) have mentioned the names of those who reported to him and were still alive, and if the book could have found his way to the officials, then all those reporters would have been killed. To protect them, he did not mention their names and codified it by saying,
“a group of our associates".
However he mentioned the name of those who reported to him but died during Kulaini’s life.
But the good news is that since Kulaini knew the regulations of scrutinizing of the traditions by the Shi’a, he told some of his students how the names of the last narrators are codieifed. More specifically, it was mentioned that:
🍃1🍃 Whenever you read in Usul Kafi, that
“a group of our associates narrated from Ahmad Ibn Muhammad Ibn Isa", then the group here means the following five persons:
🍃1🍃 Abu Ja’far Muhammad Ibn Yahya al-Attar al-Qummi
🍃2🍃 Ali Ibn Musa Ibn Ja’far al-Kamandani
🍃3🍃 Abu Sulayman Dawud Ibn Kawrah al-Qummi
🍃4🍃 Abu ‘Ali Ahmad Ibn Idris Ibn Ahmad al-Ash’ari al-Qummi
🍃5🍃 Abul Hasan ‘Ali Ibn Ibrahim Ibn Hashim al-Qummi.
🕊
🍃11🍃 Whenever you read in Usul Kafi, that "a group of our associates narrated from Ahmad Ibn Muhammad Ibn Khalid al-Barqi", then the group here means the following four persons:
🍃1🍃 Abul Hasan ‘Ali Ibn Ibrahim Ibn Hashim al-Qummi
🍃2🍃 Muhammad Ibn Abdillah Ibn Udhaynah
🍃3🍃 Ahmad Ibn Abillah Ibn Umayyah
🍃4🍃 Ali Ibn al-Husayn al-Sa’d Abadi.
🕊
🍃111🍃 Whenever you read in Usul Kafi, that "a group of our associates narrated from Sahl Ibn Ziyad", then the group here means the following four persons:
🍃1🍃 Abul Hasan ‘Ali Ibn Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Aban al-Razi, who is known as Allan al-Kulaini
🍃2🍃 Abul Husayn Muhammad Ibn Abdillah Ja’far Ibn Muhammad Ibn Awn al- Asadi al-Kufi, resident of ray.
🍃3🍃 Muhammad Ibn al-Husayn Ibn Farrukh al-Saffar al-Qummi
🍃4🍃 Muhammad Ibn Aqil al-Kulaini.
🕊
🍃1111🍃 Whenever you read in Usul Kafi, that "a group of our associates narrated from Ja’far Ibn Muhammad who narrated from al-Hasan Ibn ‘Ali Ibn al-Faddal", then the group here consists of the following person:
🍃1🍃 Abu Abdillah al-Husayn Ibn Muhammad Ibn Imran Ibn Abi Bakr al- Ash’ari al-Qummi.
Thus the narrators of those traditions are known and can be evaluated accordingly. Nontheless, we do not claim that al-Kafi is an all authentic book of traditions for the Shi’a. There are certain traditions in al-Kafi which are reported by weak narrators who are known to the Shi’a scholars of Hadith.
Imam Ali (as) said:
“Be the enemy of the oppressor and the helper of the oppressed one.”
قالَ الإمام علي عليه السلام: كونو للظالم خصماً و للمظلوم عوناً
Nahjal Balagha
The sayings of Imam Ali (as)
Please compare this tradition of Imam ‘Ali (as) with the tradition of Sahih Muslim given at the beginning of the article.
🍃🕊🍃 al-Islam.org 🍃🕊🍃
.
Tumblr media
5 notes · View notes
kayyishwr · 11 months
Note
rekomendasi buku siroh nabawiyyah yg lengkap
Buku siroh punya ciri khasnya masing-masing sesuai konsep, metodologi, dan tujuan penulisnya
Sejauh ini yg paling umum direkomendasikan adalah Ar Rahiq Al Makhtum karya Syaikh Mubarak Fury
Untuk rekomendai yg lain, silakan simak di youtube Sirah TV bersama Ustadz Asep Sobari
5 notes · View notes
penalisty · 2 years
Text
"Listy pokonya sekarang harus buat target nikah yaaa kayak Wardah! Walaupun belum ada calonnya tapi harus tetep buat target dari sekarang mau nikah kapan, karena nikah itu salah satu benteng untuk ngejaga kamu di zaman yang udah rusak ini."
"Listyyy semangat ya belajarnya!!! Karena banyak orang yg butuh kamuuuu. Kamu nanti klo bisa nyembuhin (mental) orang pahalanya gede banget Listyy"
"Listyyy kamu harus mulai banyakin ikut komunitas ngaji yaaa biar kamu ga pernah ngerasa sendirian lagiii"
"Listyyy liat deh kajian ustadz khalid yg sirah nabawiyyah, itu ada banyak videonyaaa, ditonton satu satu ya!!"
"Listyyy kamu makan yg teratur atuhhh. Sehari 3 kali kayak Wardah, bukan cuma sekaliiii. Nanti klo kamu sakit gimana coba?"
Salah satu rezeki yang diberikan Allah ta'ala adalah memiliki sahabat yang tidak hanya peduli soal dunia kita tetapi juga peduli soal akhirat kita :') barakallahufiik sayang @gadisperiang
7 notes · View notes
niakurniatiginting · 2 years
Text
SEORANG ULAMA DUNIA MENINGGAL
Seorang ulama dunia kharismatik syaikhunal faqīh ushūliy yusuf alqordhowiy rohimahullah dipanggil oleh Allah,seorang ulama yang memiliki ilmu sangat luas,karena keluasan ilmunya sampai-sampai syaikh muhammad hasan walid dadaw menyatakan bahwa beliau hampir mencapai derajat seorang mujtahid,dalam kesempatan lain beliau menyampaikan kalau beliau (syaikhuna yusuf alqordhowiy) sudah sampai derajat seorang mujtahid dizaman ini,beliau yang pernah menjabat sebagai ketua ulama sedunia adalah salah satu pemikir islam yang selalu melahirkan ide-ide briliant.
Beliau memiliki tulisan dan karangan yang sangat banyak sekali dalam bidang yang bermacam-macam,diantaranya ;
DALAM BIDANG FIQH DAN USHULNYA
1. Al-Halal wa al-Haram fil Islam (Halal dan Haram dalam Islam)
2. Fatawa Mu'ashirah (Fatwa-Fatwa Semasa) (3 juz)
3. Taysir al-Fiqh: Fiqh Shiyam (Hukum tentang Puasa)
4. Fiqh at-Tharah (Hukum tentang Kebersihan)
5. Fiqh al-Ghina' wa al-Musiqa (Hukum tentang Nyanyian & Musik)
6. Fiqh al-Aqaliyyat al-Muslimah (Fiqh minoritas Muslim)
7. Al-Ijtihad fi Syari'ah al-Islamiyah (Ijtihad dalam Syariat Islam)
8. Madhkal Li Dirasat al-Syariah al-Islamiyyah (Pengenalan Pengajian Syariat Islam)
9. Min Fiqh-Daulah al-Islam (Fikih Kenegaraan)
10. Fatawa bayn al-Indibat wa at-Tasayyub (Fatwa-fatwa antara Kejituan dan Pencerobohan)
11. Fiqh al-Islami bayn al-Asalah wa al-Tajdid (Fikih Islam antara Ketulenan dan Pembaharuan)
12. Ijtihad al-Mu’asir bayn al-Indibat wa al-Infirat (Ijtihad Semasa antara Kejituan dan Kecualian)
13. Fiqh jihad 2 jilid
DALAM BIDANG EKONOMI ISLAM
1. Fiqh al-Zakat (Hukum tentang Zakat) (2 juz)
2. Mushkilat al-Faqr wa kayfa Alajaha al-Islam (Masalah Kefakiran dan bagaimana Islam mengatasinya)
3. Bay’u al-Murabahah li al-Amri bi al-Shira (Sistem Jual Beli al-Murabah)
4. Dur al-Zakat fi alaj al-Musykilat al-Iqtisadiyyah (Peranan Zakat dalam Mengatasi Masalah Ekonomi)
5. Dawr al-Qiyam wa al-Akhlaq fi al-Iqtisad al-Islami (Peranan Nilai dan Akhlak dalam Ekonomi Islam)
Fawa’id al-Bunuk Hiya ar-Riba al-Haram
DALAM BIDANG ALQURAN DAN SUNNAH
1. Al-Aql wa al-Ilm fi al-Quran (Akal dan Ilmu dalam al-Quran)
2. Kayfa Nata’amal ma’al Quran (Bagaimana berinteraksi dengan al-Quran)
3. Al-Sabru fi al-Quran (Sabar dalam al-Quran)
4. Tafsir Surah al-Ra’d (Tafsir Surat ar-Ra’du)
5. Kayfa Nata’amal ma’al as-Sunnah al-Nabawiyyah (Bagaimana berinteraksi dengan Sunnah Nabi)
6. Madkhal li Dirasat as-Sunnah (Pengantar Mempelajari Sunnah)
7. Al-Muntaqa min at-Taghib wa at-Tarhib (Hadits-hadits Terpilih mengenai Berita Gembira dan Peringatan)
8. Al-Sunnah Masdaran li al-Ma’rifah wa al-Hadarah (Sunnah sebagai Sumber Pengetahuan dan Tamadun)
DALAM BIDANG ISLAM DAN AKHLAK
1. Wujud Allah (Adanya Allah)
2. Haqiqat al-Tawhid (Hakikat Tauhid)
3. Iman bi Qadr (Keimanan kepada Qadar)
4. Mawqif al-Islam min al-Ilham wa al-Kasyfh wa al-Ru’a wa Min al-Kananah wa al-Tarna’im wa al-Ruqa ( Posisi Islam mengenai Ilham,Kasyaf, Mimpi,Ramalan, Pencegah kemalangan, dan Jampi)
5. Al-Hayat al-Rabbaniah wa al-‘Ilm (Kehidupan Rabbani dan Ilmu)
6. At-Tawakkal (Bertawakal kepada Allah)
7. At-Tawbah ila Allah (Taubat kepada Allah)
8. Al-Niyat wa al-Ikhlas (Niat dan Keikhlasan)
DALAM BIDANG PENDIDIKAN DAN TARBIYAH
1.Al-Rasul wa al-Ilmi (Rasul dan Ilmu)
Al-Waqt fi Hayat al-Muslim (Waktu dalam kehidupan seorang Muslim)
2. Thaqafat al-Da’iyyah (Wawasan seorang Juru Dakwah)
3. Al-Tarbiah al-Islamiah wa Madrasah Hassan al-Banna (Pendidikan Islam dan Ajaran Hassan al-Banna)
4. Al-Ikhwan al-Muslimun sab’in Amman fi al-Da’wah wa al-Tarbiyyah (Ikhwan al-Muslimun selama 70 tahun dalam dakwah dan Pendidikan)
BELIAU JUGA PUNYA TULISAN LAINNYA YANG SANGAT MEMBERI MANFAAT KEPADA KITA
1. Al-Thaqafah al-Islamiyyah bayn al-Asalah wa al-Mu’asarah (Pengetahuan Islam antara Ketulenan dan Pembaharuan)
2. Syumul al-Islam (Kesempurnaan Islam)
Nahw Fiqh Muyassar Mu’asirah
3. Al-Iman wa al-Hayat (Iman dan Kehidupan)
4. Al-Ibadat fi al-Islam (Ibadah dalam Islam)
5. Al-Khasas’is al-Ammah li al-Islam (Keistimewaan Agama Islam)
6. Madkhal li Ma’rifah al-Islam (Pengantar Mengenali Agama Islam)
7. Al-Nass wa al-Haq (Manusia dan Kebenaran)
Al-Din fi ‘Asr al-‘Ilm (Agama dalam dunia Ilmu Pengetahuan)
8. Fatawa al-Mar’ah al-Muslimah (Fatwa-fatwa tentang wanita Muslimah)
9. Fiqh al-Awlawiyyat (Fikih Memahami Keutamaan-keutamaan)
10. Al-Islam wa al-Fann (Islam dan Kesenian)
11. Kayfa Nata’amal ma’a al-Turath (Bagaimana Berinteraksi dengan Buku-buku Klasik)
12. Ri’ayah al-bai’ah fi Syari’at al-Islam (Memelihara Alam Sekitar menurut Syariat Islam)
13. Khatab al-Shaykh al-Qaradawi (Khutbah Syeikh al-Qaradawi) (5 jilid), dll
Semua buku-buku diatas rata-rata pdfnya bisa kita download dari internet
رحمه الله شيخنا وفقيهنا يوسف القرضاوي،غفر الله له وأسكنه فسيح جنته
Tumblr media
3 notes · View notes