Janjinya setiap hari mau berubah, tapi pada kenyataannya kesalahan yang sama terus menerus diulang. Terus menerus dilakukan tanpa berpikir panjang.
Jam terus berdetak. Jam tak akan menunggu. Siapa diri ini juga yang pantas untuk disayang?
Usia semakin bertambah, penghasilan juga masih belum ada, pekerjaan saja tidak ada apalagi untuk usaha. Jangan ditanya. NIHIL!
Ingin rasanya memulai, tapi entahlah insecure dan malas selalu saja datang menghampiri. Alhasil ya sudah pasti diam tanpa tujuan.
Ekspektasi orang juga semakin meningkat. Cibiran cibiran tetangga pun pasti akan terdengar.
Aah. Sudahlah. Memang semuanya harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Yang tahu diri kita ya kita. Yang tahu pasti apa yang kita mau ya juga kita. Orang lain bukan cenayang, yang harus tahu apa kemauan kita.
Berubahlah. Ayo berubahlah.
Ingat, waktu tidak akan berhenti untuk kita. Segeralah jadi pribadi yang lebih baik, hai kamu anak muda yang tidak muda lagi.
Berharap boleh, tapi jangan terlalu muluk-muluk, soalnya kalau ga terjadi sesuai harapan bisa bikin hati nyesek.
Well, begitu katanya.
Memang benar. Setidaknya buat aku pribadi.
Aku seringkali selalu membuat harapan yang terlalu tinggi, dan pada kenyataannya kalau hal tersebut tidak terjadi, membuat diri ini menjadi patah semangat dan jadi hilang asa untuk terus berjuang.
Apalagi kalau sudah menantikan cukup lama, rasa-rasanya ekspektasi menjadi satu-satunya pilihan.
Tapi, itulah kehidupan.
Mau kita berekspektasi setinggi apapun, akan ada saatnya kita harus menurunkannya.
Bukan untuk memudarkan semangat, hanya saja untuk menjaga hati dan pikiran.
Atau mungkin saja, sesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Ekspektasi harus sesuai dengan usaha juga dengan kenyataan.
Tidak ada salahnya untuk berekspektasi, tetapi kita juga harus siap dengan kegagalan, atau setidaknya bila ekspektasi itu tidak sesuai dengan harapanmu.
Ya, setiap insan pasti akan merasakan masa-masa sulit.
Setiap insan pasti pernah merasakan masa-masa sulit.
Tanpa terkecuali aku.
Ya, masing-masing kita punya permasalahannya sendiri. Punya kesulitan masing-masing.
Tetapi yang membedakannya adalah bagaimana cara kita menanggapi atau merespons permasalahan yang ada.
Ada yang bisa menanggapinya secara positif, tapi ada juga yang menanggapinya dengan penuh kekecewaan, penuh kesedihan, bahkan ada amarah.
Aku bahkan sampai saat ini juga masih belajar, untuk menanggapi sesuatu permasalaham hidup dengan lebih dewasa, lebih positif.
Karena, biasanya kalo permasalahannya sudah cukup sulit dan terjadi berkali-kali, biasanya aku akan menangis dan berdiam diri dan selalu berharapa bahwa semua akan baik-baik saja.
Terlintas di pikiranku, bertanya, "sampai kapan ini semua akan berakhir, padahal aku sudah cukup lama berdiri dan bertahan, tapi permasalahan ini tak kunjung reda, malahan justru semakin pelik untuk dijalani.
Tidur terganggu, pola makan berantakan, semuanya jadi rumit sendiri pada akhirnya, karena hanya memikirkan bagaimana diri ini bisa keluar dari belenggu masa-masa sulit.
Lesson to learn.
Dibalik setiap masa-masa sulit akan ada pembelajaran. Entah pembelajaran itu akan terbungkus dalam bentuk permasalahan apapun.
Ya, aku salah.
Karena aku hanya berfokus pada ketakutanku. Fokus pada permasalahannya saja.
Akibatnya ketakutan itu memakan habis tubuhku dan membuatku jatuh lemah tak berdaya, tak ada harapan.
Padahal, kalo aku bisa fokus aja dengan pemikiran positif dalam menanggapinya maka masa-masa sulit sebenernya itu akan mengajarkan banyak pembelajaran.
Self-reminder.
Aku tahu, prakteknya tidak akan semudah dengan teorinya. Butuh waktu. Butuh proses. Tidak akan secepat seperti memutarbalikkan tangan.
Tapi, cobalah untuk memulainya terlebih dahulu untuk melihat segala masa-masa sulit dari sisi positif yang ada. Apapun itu bentuknya.
Masa sulit itu diizinkan Tuhan terjadi di dalam kehidupan kita, agar kitanya menjadi lebih kuat, lebih sabar, lebih dewasa, menjadi lebih baik lagi.
Karena hidup sejatinya akan ada selalu pembelajaran, akan ada masa-masa sulit yang menghampiri, karena itu mintalah kepada Tuhan untuk selalu menguatkan kita.
Tapi ingatlah, ketika telah melewati masa-masa sulit yang ada, kita akan bersyukur dan berterima kasih karena masa-masa sulit tersebut boleh terjadi dalam kehidupan kita.
Percayalah, kebahagaiaan itu sudah menunggumu. Bertahanlah.