I have this funny headcanon for T.A and T.C
The Collector and The Archivist would have little to no knowledge about the human world so they don't even know the average "Childhood Myths", such as Boogieman, Leprechauns and (ofc) Santa being real (that Luz had to tell everyone including them about).
But they would be hyperfocused on the concept of Santa, a guy sneaks in your house and just gives you free toys!? Sounds like a good deal.
Yet they were so obsessed with this Santa person, one Chrismas they went to the human world and tried to stay up looking for him. Only to find no Santa.
Then they had to hear the sad news that Santa isn't real. Upset for days. Also I think they would pull a "I wanna kill Santa Claus".
Btw random scenario, because I can.
Amity: "Just wait till we get free, then you'll be sorry, Archivist!"
T.A: "Wait you call me this too? Is this a universal thing? How long have people been calling me this?!"
Hunter: "Well isn't that your name? The Archivist?"
T.A: "NO?? IT'S YUKIO CLIO! WHO TOLD YOU THIS FALSE INFORMATION?"
^everyone looks at Willow^
T.A: "Oh my Titan that is so mean."
Amity: "Well aren't powerful beings named based on appearances?"
T.A: ^gets closer to Amity and points at The Collector^ "Do you see him? The freak of nature. You know what I call him?"
Amity: "What?"
T.A: "ENZO GABRIEL- CAUSE THAT'S HIS FRICKIN NAME-"
Luz: "OKAY BUT WHAT ABOUT KIWI?"
T.A: "THAT'S ON HIS BIRTH CERTIFICATE, THAT'S HIS ACTUAL NAME-"
Kiwi: "My parents like fruit."
T.A: "Their parents. like fruit."
54 notes
·
View notes
Self Worth
Kalau self worth gua lagi tinggi (baca: alay), kadang tuh gua suka kepikiran, kalau orang yang nanti jadi pasangan gua tuh pasti beruntung banget.
Gua jago masak (dan enak), gua pinter cari uang (gua dari SMP udah punya penghasilan sendiri), gua seneng belajar jadi bisa lah diajak diskusi apa pun, gua suka (BANGET) sama anak kecil, jadi pasti nanti akan (berusaha) jadi ibu yang baik ((CAILAH)), gua jago beres-beres rumah, gua jadi pelawak bisa, jadi serius bisa, all in one lah pokoknya, oh iya gua juga cantik, yaa meskipun gak secantik artis korea.
Gua selama ini merawat diri dengan baik, jadi akan kurang ajar banget kalau usaha yang selama ini gua lakukan belum cukup juga untuk menganggap kalau gua ini cantik. Yaa walaupun balik lagi—definisi cantik tiap orang beda-beda. Kalau bagi diri gua sendiri, gua udah cukup layak untuk dianggap cantik dan menarik.
Untuk mengetahui nilai diri sendiri baik nilai yang ada di dalam (hati) dan di luar (fisik) itu gak semata-mata didapatkan dari asumsi semata, karena itu orang narsis namanya.
Gua pun begitu.
Pemahaman akan diri sendiri yang gua miliki saat ini itu gak gua dapatkan hanya dari pengalaman gua dalam belajar memahami diri gua sendiri, tetapi juga dari validasi yang gua dapatkan dari orang lain.
ya, gua baru sadar kalau mencari pengakuan akan nilai diri kita dari orang lain itu gak selalu hal yang negatif. Namun malah bisa membuat kita menjadi semakin kenal dengan diri kita sendiri. Dengan catatan, kita gak menjadikan pengakuan mereka sebagai tolak ukur siapa diri kita yang sebenarnya, dan juga tentu saja pengakuan yang kita dapatkan berasal dari orang-orang yang memang udah bersama kita dalam waktu yang cukup lama. Sehingga melalui interaksi cukup lama tersebut, kiranya sudah cukup lah untuk mereka menilai bagaimana diri kita, dari hal-hal 'konsisten' yang mereka lihat/rasakan dari diri kita.
gak hanya dari segi nilai diri, gua juga uda cukup paham sama berbagai kekurangan yang gua miliki. Meskipun belum semuanya, setidaknya beberapa kekurangan tersebut sudah gua usahakan untuk benahi dan juga perbaiki.
Mengetahui nilai dan kekurangan diri gua dengan baik secara gak sadar membuat gua menjadi lebih tenang dalam banyak hal. Salah satu contohnya dalam melepaskan seseorang. Gua dari dulu selalu berusaha konsisten, orang-orang yang gua izinkan untuk masuk dalam kehidupan gua saat ini hanyalah orang-orang yang mempunyai nilai yang sama dengan gua, jadi saat gua berkenalan dengan seseorang yang gua rasa orang ini gak mempunyai nilai yang sama—gua tanpa perlu pikir panjang lagi, tidak akan menganggap orang itu siapa-siapa.
Manfaat lain dari mengenal diri sendiri adalah gua juga gak takut lagi untuk ditinggalkan. Dulu, salah satu ketakutan gua untuk mengenal seseorang adalah gua takut banget ditinggalkan. Gua takut tanpa orang itu, gua gak bisa lagi apa-apa. Yah, gua sebodoh itu dulu. Sekarang? Pergi lu, kalau cuman jadi beban aja, gua bisa semuanya sendiri. Wkwk.
Salah satu persiapan gua juga sebelum menikah atau bersama seseorang nanti adalah memastikan diri gua sendiri MASIH & BISA tetap bahagia dan juga MANDIRI tanpa adanya orang tersebut. Sederhananya gua gak mau menggantung kan kebahagiaan atau hidup gua sendiri sama orang lain.
Jadi semisal pasangan gua nanti meninggal, gua masih mampu untuk bertahan hidup. Karena toh, sebelum sama dia juga gua udah punya penghasilan sendiri. Pelajaran ini gua ambil langsung dari Mama gua, karena dengan kepala mata gua sendiri, rasa malu dan harga diri belio bahkan beliau jual, hanya supaya anak-anaknya masih bisa makan. Dan gua gak mau kayak gitu.
Hal ini juga yang menjadi alasan kenapa Mama selalu memberikan nasihat sama gua untuk mencari seorang laki-laki yang udah punya pekerjaan alias bertanggungjawab dengan hidupnya sendiri. Gak harus kaya loh, tetapi setidaknya dia punya cukup kesadaran diri bahwa biaya hidupnya harus ditanggungnya sendiri, jadi dia akan berusaha bagaimana pun untuk tidak menjadikan dirinya sebagai tanggungan orang lain, sekalipun orang tuanya sendiri.
Lagian, gua aja yang cewek bisa nafkahi diri gua sendiri, masa situ yang laki-laki gak bisa?
Sampe sekarang gua tuh suka heran, kok bisa-bisanya yaa ada cewek mau-maunya biayain cowok? Kalau udah suami istri, dan suaminya emang qodarullah berada di dalam keadaan sedang/sudah gak bisa lagi cari nafkah, misal sakit, yaa itu gak masalah karena kondisinya berada di luar dari kehendaknya. Tetapi kalau udah belum suami istri, dan si laki-laki masih sehat walfiat, tetapi kerjaannya gak jelas apa dan cuman modal mulut doang si cewek mau-maunya aja biayain si cowok, fix si cewek bego banget.
Selain itu, karena gua juga udah tau seberapa bernilai diri gua sendiri, seandainya nanti gua (nauzubillah) memilih pasangan yang salah, sehingga dia meninggal kan gua, gua gak akan mudah terpuruk, menyalahkan diri gua sendiri, apalagi bertanya-tanya tentang apa yang salah dari diri gua. Tetapi gua akan yakin, dia ninggalin gua karena yaa dia aja yang bodoh.
Dalam hal memilih pasangan pun gua menjadi lebih mudah. Karena gua udah tahu, laki-laki seperti apa yang gua mau dan gua butuhkan. Sehingga saat gua bertemu dengan laki-laki yang gak nemu di dua hal tadi, gua sudah tau apa yang gua harus lakukan.
Semoga gua bisa ketemu dengan laki-laki yang juga udah tau nilai dirinya dengan baik. Karena yang gua inginkan dalam sebuah hubungan terutama sebuah pernikahan adalah saling, bukan paling...
Saling mengusahakan kebaikan masing-masing, saling berjuang membahagiakan, saling menasihati, saling sabar, dan berbagai kata 'saling' lainnya.
Gua gak mau berada dalam hubungan yang timpang sebelah. Alias gua sama pasangan gua berlomba-lomba menjadi si yang paling. Gua mau kita berdua selalu sama-sama.
Proses memahami nilai diri adalah proses yang panjang dan akan dilakukan seumur hidup. Dan gua tahu pasti ada keadaan di mana gua salah menilai diri gua sendiri. Namun gua akan selalu yakin, kalau gua adalah seseorang yang sangat layak dan sangat pantas untuk dicintai.
Jadi anggap saja saat ini gua masih sendiri bukan karena gak ada yang suka sama gua, tetapi belum ada laki-laki yang cukup beruntung untuk memiliki gua.
Mari menjadi alay sekali-kali...
38 notes
·
View notes
ok eu sei que o anime de pokemon não costuma matar os vilões
mas eu imploro que esse indivíduo termine a série em um caixão por favor 🙏🙏🙏 (e o gibeon pode ir junto tbm seria gg dms)
Piadas a parte, alguns pensamentos que eu tenho sobre o plot:
(SPOILERS PRO EP 65)
Eu acho que o Gibeon e o Lucius tem algum grau parentesco ou algo nesse sentido e que o Gibeon ta escondendo isso do Amethio. Desde o início a série da a entender que a Liko tem alguma decendência do Lucius, e isso significaria que o Amethio tem mais família do que só o vô dele, então ele ta escondendo isso pra manter o Amethio fiel a ele, visto que tudo que o Amethio deseja é alcançar as expectativas do véio.
Agora pro outro que eu acho mais óbvio: O Gibeon que matou ou deu um sumiço no Lucius. A simples menção do Gibeon deixou o terapagos com sangue nos zoio, eu não acho que tenha sido só um desentendimento saudável entre os dois. Eu acho que o Gibeon tava mexendo com esse tal de Rakurium e o Lucius não gostou disso (o que houve com o umbreom já demonstra o pq) e isso levou a uma briga entre os dois. Também acho que o Rakurium tem alguma propriedade rejuvenescedora, visto que o Gibeon ta vivo e que a sala dele ta entupida daquela poha.
Mas aquela rejeição do Gibeon no final me deixou bem intrigado, do mesmo jeito que aquilo pode fazer o Amethio mudar a mentalidade dele, aquilo também pode fazer com que ele fique mais obcecado em provar o valor dele pro avô, até pq ele mesmo mostrou naquele episódio que não se pode desistir tão facilmente.
Estou bem intrigado com esse plot hmmmmmm.
Bônus: Esse episódio me lembrou de quando eu tava acompanhando a 2° temp de TOH pq eles decidiram meter aquele bom e velho "Olha como o final desse episódio ta tão feliz uau eu achei que- ah faltam 2 minutos ainda" que TOH metia em todo ep da 2° temp, um clássico.
Bônus 2: GRAAAAGHSNDFLKJSAND FINALMENTE OS TROVONAUTAS RETORNARÃO
15 notes
·
View notes