Tumgik
#ulamas
holochromatic · 2 years
Text
Tumblr media
xxx
17K notes · View notes
pwupss · 4 months
Text
Ludzie gdy dowiedzą się że dobrze ci z ed: 😨😨😰😰😰🤬🤬🤬
746 notes · View notes
mdksoo · 3 months
Text
jedyne czego pragne to tylko chude cialo, chude uda i tego jednego chlopaka.
czy to tak duzo?
104 notes · View notes
slodkajakvodka · 2 months
Text
Drodzy rodzice, błagam was pozwólcie mi przestać jeść.
Tumblr media
67 notes · View notes
ankovamane · 4 months
Text
DZIWKO !!!
Tumblr media
Miałam być na recovery ale już nie widać że mam ed więc pora żeby ktoś może znów na mnie uwagę zwrócił ??? ( jestem atencyjnq dziwka , witam od nowa bo chce mieć znow wszystkie kości widoczne )
69 notes · View notes
deenbot · 1 month
Photo
Tumblr media
21 notes · View notes
fluffy-appa · 8 months
Text
Shaykh al-Uthaymeen رحمه الله said:
بُلُوغُ رَمضانَ نِعمَةٌ كَبِيرَةٌ عَلى مَنْ بَلَعْهُ وَقَامَ بِحَقِّهِ بالرجوع إلى ربِّهِ من معصيتهِ إلى طاعتهِ، وَمِنَ الغَفْلَةِ عَنْهُ إِلَى ذِكْرِهِ، ومِنَ البُعْدِ عَنهُ إِلَى الْإِنَابِةِ إِلَيْهِ
Reaching Ramadan is a great blessing upon the one who reaches it and fulfills its rights by returning to His Lord from disobeying Him to obeying Him, being heedless and neglectful of Him to remembering Him, and being distant from Him to turning to Him with repentance.
[ مجالس شهر رمضان (۱۲) ]
58 notes · View notes
cat-to-the-bone · 7 months
Text
Tumblr media
Artist - Dana Ulama
Source - Pinterest
42 notes · View notes
lasaraconor · 5 months
Text
Tumblr media
13 notes · View notes
livkao · 5 months
Text
Dobra mam taką motywację japierodle znalazłam właśnie w lumpie skinny jeans z miss me japierodle no dosłownie to jest taka perełka teraz jak do nich skudne to będę wyglądać jak bogini 🥹
Tumblr media
Wyglądają mniej więcej jak te tylko no są skinny zdjęcie nie moje jak coś bo się piorą!!
10 notes · View notes
exiled-prince · 1 year
Text
Tumblr media
One of the greatest ulama players of all time
23 notes · View notes
matolawork · 3 months
Text
Arti Ulil Amri
Tumblr media
Suatu hari Nabi Muhammmad sallallahu ‘alaihi wasallam mengutus sekelompok pasukan dan mengangkat seorang pria dari kaum Anshar bernama ‘Abdullah bin Huzafah bin Qais sebagai pemimpin pasukan. Setelah itu, Nabi berpesan kepada sekelompok pasukan agar menaatinya sebagai pemimpin. Suatu ketika,  ‘Abdullah bin Huzafah bin Qais memarahi pasukannya dan berkata: ‘Bukankah Rasulullah telah berpesan kepada kalian agar menaati perintahku?’ tanya pria itu. Pasukan bergegas menjawab, ‘Benar.’ Kemudian Abdullah berkata, ‘Kumpulkan kayu bakar, nyalakan, lalu masuklah kalian ke dalam api!’ Setelah itu, pasukan segera mengumpulkan kayu bakar untuk menyalakan api. Sebelum melaksanakan perintah masuk ke dalam api, para pasukan berdiri dan saling memandang. Beberapa diantaranya berkata, ‘Kita mengikuti ajaran Nabi agar terbebas dari api (neraka). Lalu, haruskah kita masuk ke dalam api ini?’ Mereka berdebat cukup lama hingga api tersebut padam dan kemarahan Abdullah akhirnya mereda. Begitu sampai di Madinah, mereka menceritakan peristiwa tersebut kepada Nabi. Setelah itu, Nabi bersabda, "Andaikata mereka menceburkan diri ke dalam api, niscaya mereka tidak akan keluar darinya (neraka) sampai kapan pun. Sesungguhnya ketaatan kepada pemimpin itu hanya diwajibkan jika ia memerintahkan hal-hal yang baik.”
Kisah ini berkenaan dengan Hadits Imam Bukhari Nomor 4218 dan Hadits Imam Muslim Nomor 3416 yang menyatakan bahwa kisah ini merupakan asbabun nuzul dari QS. An-Nisaa' ayat 59 yang berbunyi:
Tumblr media
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul serta ulil amri di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat).
Dari sini kita dapat mengambil pelajaran bahwa:
Yang dimaksud ulil amri bukanlah pemimpin tertinggi tetapi pemimpin yang kita percayai. Menurut Abu al-’Ala’ al-Mubarakfuri dalam Tuhfadzu al-Ahwadzi: Syarah Sunan at-Tirmidzi (Dar al-Fikr, Beirut, III/207) bahwa secara harfiah, frasa ulil amri (uli al-amr) dan wali al-amr mempunyai konotasi yang sama, yaitu  al-hakim  (penguasa). Jika wali adalah bentuk  mufrad (tunggal) maka uli adalah jamak (plural). Namun demikian, kata  uli  bukan jamak dari kata  wali. Al-Quran menggunakan frasa  ulil amri dengan konotasi dzawi al-amr, yaitu orang-orang yang mempunyai (memegang) urusan, sebagaimana juga dikatakan Imam al-Bukhari dan Abu Ubaidah. Ini berbeda dengan frasa wali al-amr, yang hanya mempunyai satu makna harfiah, yaitu al-hakim (penguasa). Karena itu, frasa ulil amri bisa disebut  musytarak (mempunyai banyak makna). Sedangkan kata  minkum  berarti diantara kamu. Jadi ulil amri minkum berarti para pemimpin atau para penguasa diantara kamu. Maka dari itu, tidak mengherankan kalau Syeikh Rasyid Ridha mengatakan: Ulil-amri adalah Ahlul hilli wal-Aqdi yaitu orang-orang yang mendapat kepercayaan ummat. Mereka itu bisa terdiri dari tokoh masyarakat, ulama, panglima perang, dan para pemimpin kemaslatan umum termasuk para pemimpin ormas dan partai.
Hal ini jelas tergambar pada saat Umar bin Khattab yang merupakan salah satu tokoh masyarakat terpercaya pada saat itu mengatakan, “Tatkala Nabi saw mengucilkan para istrinya, aku masuk ke dalam masjid, tiba-tiba kulihat orang-orang melempar-lempar batu kerikil ke tanah seraya mengatakan Rasulullah telah menalak istri-istrinya, lalu aku berdiri tegak di pintu masjid dan kuserukan dengan sekuat suaraku bahwa Nabi tidak menalak istri-istrinya, kemudian turunlah ayat ini {QS. An-Nisaa’ ayat 83}, yang menyatakan: ‘Dan jika datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan dan ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Padahal seandainya mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil amri diantara mereka tentulah orang-orang yang ingin menyelidiki duduk perkaranya akan dapat mengetahuinya dari mereka.’ Maka saya termasuk diantara orang-orang yang menyelidiki duduk perkaranya itu.”
Jika kita berbeda pendapat, maka kita harus mengembalikannya kepada tuntunan Al-Qur’an yang merupakan Firman Allah, serta Sunnah Rasul yang tertuang dalam Hadits Nabi Muhammad saw.
Banyak diantara kita berpandangan bahwa jika kita menuruti apa yang dilakukan ulil amri, maka kita terbebas dari dosa, sehingga jika ada perkataan dan tindakan yang salah dari ulil amri, maka ulil amri lah yang menanggung dosanya. Padahal Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
Tumblr media
Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang dibebani berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul bebannya itu tidak akan dipikulkan sedikit pun, meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada (azab) Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka yang melaksanakan shalat. Dan barangsiapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali. { QS. Fatir Ayat 18}
Allah menyuruh kita agar kita jangan asal mengikuti arahan para penguasa, sehingga laknat Allah menimpa kita! Firman Allah: “Mereka (penghuni neraka) berkata, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar." {QS. Al Ahzab: 67-68}
Rasulullah pun pernah bersabda; “Dengarkanlah, apakah kalian telah mendengar bahwa sepeninggalku akan ada para pemimpin? Siapa yang masuk kepada mereka, lalu membenarkan kedustaan mereka dan menyokong kezaliman mereka, maka dia bukan golonganku, aku juga bukan golongannya. Dia juga tak akan menemuiku di telaga.” (HR. Tirmidzi, Nasai dan Al Hakim).
Maka dari itu, marilah menggunakan akal sehat kita dalam bersikap dan bertindak, agar kita dapat mengambil hikmah atau pelajaran yang diberikan Allah kepada kita, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al Baqarah ayat 269:
Tumblr media
Allah memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.
4 notes · View notes
yadijuga86 · 4 months
Text
Barangsiapa tergesa-gesa ingin mendapatkan sesuatu sebelum datang waktunya maka ia mendapatkan hukuman dengan tidak mendapatkan apa yang ia inginkan tersebut.
2 notes · View notes
aibaihaqy · 1 year
Text
Orang yang berakal, luas pandangannya kepada sesuatu yang menyakiti atau yang menyenangkan. Pandai memilih perkara yang memberi manfaat dan menjauhi yang akan menyakiti.
Dia memilih mana yang lebih kekal walaupun sulit jalannya daripada yang mudah didapat padahal rapuh. Mereka menimbang biarlah susah menempuh suatu perkara yang sulit asal akibatnya baik, daripada perkara yang mudah tetapi akibatnya buruk.
Mereka tetap mengharap dan tetap takut. Tetapi tidaklah ketakutannya itu pada perkara yang bukan-bukan, tidak pula harapannya itu kepada hal yang tidak-tidak. Padangannya luas, ditimbangnya sebelum dikerjakan.
—Buya Hamka; Falsafah Hidup
6 notes · View notes
froidayy · 9 months
Text
Imam Ibnul Jauzi berkata, “Aku tidak pernah kenyang membaca buku. Ketika aku menemukan buku baru, rasanya seperti menemukan harta karun. Aku pernah melihat katalog buku-buku wakaf di Madrasah An-Nidhamiyyah sebanyak 6.000 buku. Aku juga melihat katalog buku Abu Hanifah, Humaidi, Abdul Wahhab bin Nasir, dan Abu Muhammad Al-Khasysyab. Aku telah menamatkan buku itu semua dan buku lainnya. Aku juga telah membaca lebih dari 200 ribu buku. Sampai sekarang, aku terus mencari ilmu."
Sumber: Buku Gila Baca Ala Ulama
2 notes · View notes
deenbot · 2 months
Photo
Tumblr media
16 notes · View notes