Tumgik
#odp3
sukasenja · 4 years
Text
Hampir Salah Pita
Malamnya laman Facebook ku penuh dengan notifikasi sana-sini. 'Wow' sekali bisa jadi bagian mereka yang kata orang "dapet tiket emas". Tapi hati sendiri memang hanya bersama Tuhan diketahui. Tekadku belum bulat, kalian tau sendiri kenapa. Orang tua juga tidak memaksa harus ini harus itu, semua keputusan kembali lagi kepada, aku.
Bisa saja saat itu ku coba untuk kabur dan percaya diri mencoba SBM saja, tapi itu masalahnya, percaya diriku semakin ciut setiap harinya. Ku pikir lagi, ku cerna lagi. Hingga tiba saat aku kembali mengingat do'a ku pada Tuhan kala itu.
"Ya Allah, Henni pengen lolos di UPI aja. Pengen kuliah di Bandung. Pengen lolos SNMPTN, biar gak repotin orang tua sama tes-tes an"
Aku sebut UPI, aku sebut juga alasanku, tapi tak ku sebut Pendidikan Biologi. Alih-alih makin penasaran dengan jurusan itu, ku pindah fokus ku menjadi, coba bersyukur, berterimakasih, dan berbahagia diri. Tak semua mendapatkan kesempatan hebat ini, lantas ego harusnya tak punya tempat sama sekali di sini.
"Bimbelnya gapapa lanjutin aja Teh, itung buang kesel di rumah, udah dibayar juga kan sampe lunas", bapak bilang gitu.
Tapi sengaja tak ku lanjutkan. Memilih menikmati hari-hari libur di rumah, siapkan diri juga mental menjadi mahasiswa baru di kota Bandung. Tak sedikit juga teman yang bilang,
"Selamat ya Hen, cita-citanya kesampean deh. Kuliah di Bandung, UPI. Mantap lah, calon guru Biologi masa depan!"
Aku balas dengan senyum.
***
Tiba di hari pendaftaran ulang mahasiswa baru. Peraturannya: Memakai seragam SMA.
Berkas-berkas pendaftaran di siapkan. Satu yang belum, pita warna (karena warna pita setiap fakultas beda-beda). Waktu itu ku yakin hendak membeli pita warna yang mewakili Fakultas Ilmu Pendidikan. Aa nanya:
"Emang IPAI masuk FIP teh?"
"Iya lah, masuk apalagi coba?"
"Cek dulu, nanti salah ribet loh"
Ternyata ada di Fakultas Sosial FPIPS. Terlihat ya, betapa tak pedulinya aku dengan jurusan itu. Andai IPAI itu ada di FPMIPA, mungkin gedung yang sedikit kurangnya dibangun atas kerjasama UPI dengan Jepang, gedung yang jadi ikon anak-anak lab, gedung yang gambarnya petantang-petenteng di halaman pertama buku catatan pribadiku selama di pondok, memang akan jadi gedung yang sangat aku tunggu-tunggu mendatanginya tanpa harus lagi ku lihat draft pedoman daftar ulang itu berkali-kali. Tapi kawan maaf, semua itu adalah "andai". Bagaimana pula ilmu ketuhanan dengan ilmu laboratorium bisa berada dalam rumpun yang sama, yang kita sebut fakultas (?).
Pagi-pagi sekali aku dan teman pondok (yang kebetulan lulus SNM juga) pergi ke kampus. Berdiri diantrian. Lama-lama risih juga jadi "pusat perhatian". Gimana tidak? Yang lain putih Abu-Abu (kayak lirik lagu wkwk) aku berpatung diri dengan baju hitam putih (100% seragam pondok). Gapapa, cobaan tahap pertama dari kiai pondok sepertinya.
Beres di bagian administrasi, lanjut ke pendataan jurusan. Pikirku santai saja, paling cuma tes baca Qur'an. Di sinilah kembali ku lakukan kecerobohan yang hakiki. Kating yang mewawancara:
"Dulu di SMA aktif ikut rohis?"
"Rohis apaan ka?"
Kating senyam senyum.
Rohis? Makhluk jenis apa itu? Setelah dijelaskan ku jawab saja,
"Tidak ada rohis ka di pondok kami. Semua kegiatan disana berbasis keislaman"
Kurasa dia cukup puas. Harus dong! Kalau kamu ngerti apa yang aku maksud, harusnya kamu ngangguk, atau ketawa ketiwi karena tau kenapa saya emosi sekali menjawab pertanyaan kaka tingkat itu.
Ini baru awal, bagaimana kedepannya?
Kita liat besok...
@adhit21 @mathmythic @sekotenggg @fadhila-trifani @gugunm
11 notes · View notes
pcltlr · 4 years
Text
Pascal
Salam..
Semester baru tiba dengan segala kejutannya. Di semester ini penyesalan memilih jurusan teknik informatika mulai bermunculan. Kayaknya gw salah jurusan deh, mata kuliah apaan ini, susah amat, buset tugas apaan ini banyak beudh kayak dosa gw. Itu seenggaknya pikiran-pikiran yang selalu aja ada dikepala gw. Di semester ini ada satu mata kuliah killer pertama bagi mahasiswa informatika. Pertama? Yoi cuy baru siksaan pertama, kenapa begitu? Lu tau, mata kuliah ini setiap tahunnya penyumbang mahasiswa ngulang terbanyak se-kampus. Gw ulang, SEANTERO KAMPUS. Kurang tersesat apa gw waktu itu.
Oiya, matkul ini btw namanya "Dasar Algoritma dan Pemrograman (DAP)". Gila ga, baru dasar aja udah kayak gini, gimana lanjutannya. Apees apes. Akhirnya hari pertama praktikum tiba, gw lupa hari apa tepatnya. Dihari itu gua masih polos banget cuy, baru tau ngoding aja di mata kuliah itu. Dan asal lu tau, temen gw baaanyak yang lulusan SMK, beuh makin bikin mampus aja gw. Apa cuma gw dikelas ini yang nekat masuk jurusan ini yang backgroundnya dari pondok? Gw dipondok seringnya megang nampan ama jailin orang, nyampe sini dikasih komputer ama layar biru. Gila! Tp disitu gw mulai mencerna apa yang dibicarakan oleh dosen dengan ampun2an, dikit demi dikit, tetep susah.. ga masuk sama logika anak pondok :v. Apaan ni ngoding, mending nulis i'dad dah bodo amat walaupun dicoret mulu. Oiya, dipraktikum itu ada beberapa asisten yang bantuin kalo misal ada kebingungan dengan pelajarannya. tapi tidak membantu banyak juga buat gw wkwk.
Saat itu bahasa pemrograman yang gw pelajari sekaligus bahasa pemrograman yang pertama kali gua tau selama gw hidup, namanya PASCAL. Buset cuy, kalo lu tau, itu layar cuma biru, terus tulisannya item. YaAllaah ga beda jauh ama masa depan lu, ga jelas banget. Mau nanya malu, ga nanya kagak ngerti, karna temen gw rata-rata udah pada bisa. Lah samping gw senasib, sama-sama newbie. Tapi bener, masa-masa tersulit belajar ngoding adalah saat lu masih awam, ga tau kodingan itu jenis makhluk tuhan kayak gimana, dan lu udah terlanjur terjun kedalamnya.
Tapi untungnya karna dipondok udah dibiasakan dengan bersosialisasi, gw pun ga mau nyerah gitu aja. Gw samperin orang-orang pinter diluar jam kelas buat memperdalam tuh makhluk tuhan yang susah dipahami, yaa kira-kira sebanding susahnya kayak memahami kaum hawa kalau lagi ada maunya tapi gengsi buat ngomong :v. Allah emang begitu baik, gw dibantu diloloskan dari praktikum itu, walaupun nilainya C. Seenggaknya gw ga menyumbang nama sebagai mahasiswa ngulang di mata kuliah itu hahaha. Mau lanjut cerita, tapi masih mikir mau cerita apa, lanjutin besok kayaknya..
Sesuatu yang menyeramkan menurut orang lain mungkin benar menyeramkan. Tapi kita memiliki kemampuan masing-masing untuk menghadapinya. Percayalah bahwa kemampuan kita bisa menaklukkan hal itu.
-to be continued-
Salam hangat #darirumah
@fadhila-trifani @henniarum @sekotenggg @mathmythic @adhit21
10 notes · View notes
fadhila-trifani · 4 years
Text
Teknologi Pendidikan
Tumblr media
"Hah, teknologi pendidikan? Jurusan apatuh?" "Teknologi Pendidikan tuh yang lulusannya kerja jadi guru komputer ya?" "Aku baru denger nama jurusannya, Fan." "Di Teknologi Pendidikan belajar apa aja, Fan?"
Ada momen di mana aku kikuk menjelaskan profil singkat jurusanku. Kala itu, kakaklah yang menyarankanku mengambil jurusan Teknologi Pendidikan. "Biar gampang cari kerja. Ini sesuai sama passionmu, lho! Kamu kan senang menggambar." Ujarnya.
Bahkan ketika berkenalan dengan teman-teman sejurusan, merekapun gagap dan tidak begitu yakin dengan jurusan ini. Aku merasa salah jurusan. Batinku terus menggerutu "seharusnya ambil jurusan DKV atau psikologi kala itu."
Teknologi Pendidikan memang jurusan yang bisa dibilang “baru”, sehingga sangat sulit menemukan orang yang familiar kala itu.
Beruntunglah aku bertemu dengan beberapa dosen yang begitu klik ketika menjelaskan apa itu Teknologi Pendidikan. Perlahan-lahan, mindsetku semakin kuat dan yakin dengan prospek jurusan ini.
Jika boleh berpendapat berdasarkan apa yang telah diajarkan selama 4 tahun kuliah: bagiku Teknologi Pendidikan merupakan jurusan yang baru namun sangat unik. Tujuan secara garis besarnya adalah: memecahkan masalah belajar agar  kinerja belajar seseorang dapat meningkat. Intervensinya adalah dengan memanfaatkan teknologi yang bisa menunjang aktivitas belajar-mengajar.
Mulai dari  siswa, para pendidik, bahan ajar, media pembelajaran, fasilitas penunjang pembelajaran, hingga kurikulum dikupas tuntas oleh jurusan ini.
Tentu banyak sekali faktor pembelajaran tidak berlangsung dengan optimalkan? Mungkin bisa karena siswanya tidak fokus, gurunya kurang passionate dalam mendidik, materi yang dibawa tidak relevan dengan masa kini, dan masih banyak lagi. Pembelajaran yang dibahaspun bisa yang sifatnya online ataupun tatap muka, di sekolah, ataupun di tingkat perusahaan.
Aku belajar beberapa mata kuliah yang diharapkan bisa membantu memecahkan masalah belajar seperti: strategi pembelajaran, desain e-learning, inovasi pendidikan, pengembangan kurikulum, komputer grafis, dan masih banyak lagi.
Ohiya, salah satu teori menarik yang bisa kupelajari dari jurusanku adalah ADDIE. Bagiku, teori ini bisa berlaku tak hanya dalam pembelajaran kelas, tapi bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan. Wow! Tahapannya sangat detail dan mudah dipahami.
ADDIE merupakan model kerangka berpikir yang memiliki kepanjangan Analyze, Design, Develop, Implement, dan Evaluate.
Analyze berarti sebelum kita bertindak, kita perlu menganalisis dan mengidentifikasi masalah apa yang terjadi, sumber dari masalah tersebut, dan faktor apa yang menyebabkan masalah tersebut.
Design berarti kita mulai memikirkan tujuan apa yang ingin dicapai dan strategi apa yang mau kita gunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
Develop memiliki arti memulai tahap proses pembuatan intervensi untuk memecahkan masalah. Intervensi tersebut dirancang sampai final dan siap digunakan.
Implement berarti kita menerapkan intervensi tersebut sebagai solusi permasalahan, guna masalah dapat terpecahkan dan teratasi, sehingga tujuan yang telah disusun ditahap design dapat tercapai.
Evaluate berarti kita mengevaluasi intervensi yang telah dilakukan di tahap implement. Kita mengukur efektivitas dan efesiensi intervensi yang telah dilakukan sebelumnya.
-----
Lantas, apakah jurusan ini menjanjikan akan memberikanmu profesi yang relevan di dunia kerja? Akankah kamu tidak kesulitan mencari kerja dengan label "Lulusan Teknologi Pendidikan?"
Nanti akan kujelaskan kalau kamu penasaran ;). @sekotenggg @adhit21 @mathmythic @henniarum @gugunm​
7 notes · View notes
mathmythic · 4 years
Text
DIARI PERTAMA KU
Menulis diary identik dengan kegiatan cewek. Padahal buku diary adalah tempat curhat yang paling aman, setidaknya dibandingkan media sosial
Dari SD gw udah suka nulis, hmm atau bisa lebih disebut corat-coret. Biasanya sih gw pake di halaman belakang. Dari sanalah gw mulai mempunyai dunia sendiri yang aktif ketika gw melamun
Lulus SD gw lanjut ke pondok pesantren, bukan SMP. Jadi kalo orang ditanya,
"lu kelas berapa? Kelas 7"
Kita bilang kelas 1
Salah satu kegiatan di pondok adalah mengaji bersama guru ngaji masing-masing, setelah shalat magrib. Guru ngaji gw namanya Vicko, biasa dipanggil akh Vicko. Beliau menjabat sebagai Ketua ISMI atau setara dengan Ketua OSIS. Gw bersama 3 teman gw, salah satunya @adhit21 bersama-sama belajar mengaji guna menggapai Ridho Ilahi. MANTAP
Mulai lah kami rutin menulis diary. Sampai sekarang, gw nulis cerita ini, ada sekitar 3-4 buku diary yang gw punya
"Nanti kalian bikin buku diary ya, tiap hari nanti sama al-akh (kakak) baca"
DIPAKSA --> "SERU YA" --> TERBIASA --> BOSEN
Yup. Udah lama gw berhenti nulis diary. Bosen. Semakin berumur kayaknya semakin "nothing special"
Tapi kadang ada sih kejadian yang bagus yang kemudian gw tulis dalam diary
Ada momen dimana ketika pengurus ISMI akan HAFLAH (WISUDA), gw meminta tanda tangan semua pengurus di buku diary gw
Sampe gue sering ditanya,
"Ente ngelanggar apa emang?"
Hah? Gw cuman sekedar pengen koleksi aja padahal, ternyata yang gw lakuin pernah menjadi salah satu opsi hukuman untuk para pelanggar
GILE, GUE VISIONER BRO
Tumblr media
.
@gugunm @henniarum @adhit21 @sekotenggg @fadhila-trifani
6 notes · View notes
adhit21 · 4 years
Text
Life Must Go On . . . .
Satu tahun di jogja tidak membuatku betah. Aku memang tidak menjalis sosialisasi dengan teman-teman baruku. Toh tahun depan pun aku berencana untuk pindah, begitu pikirku. Betul saja, akhir semester dua aku memutuskan untuk mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru. Kali ini aku mengikuti ujian salah satu sekolah kedinasan yakni Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Setelah melakuka pendaftaran aku mulai mempersiapkan segalanya. Ku cari tahu jenis-jenis soal yang kemungkinan muncul.
Tahap pertama dan kedua yaitu tes tulisan. Tes yang menurutku tidak mudah untuk melaluinya. Apalagi mengingat aku sudah lama tidak bersentuhan dengan pelajaran SMA dan pesaingku tentu saja mereka yang otaknya masih fresh dari persiapan berbagai macam ujian. Berbeda denganku yang telah disibukkan oleh berbagai macam tugas kampus. Namun, Alhamdulillah diluluskan. Pada tahun 2016 tes CPNS dilaksanakan di awal penerimaan mahasiswa baru. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana tes CPNS itu akan dilaksanakan setelah dinyatakan lulus sekolah. Nah, disinilah bagian dimana aku dinyatakan tidak lulus. Tes CPNS yang digabung dengan tes kesehatan. Bukan tes CPNS nya yang tidak lulus karena hasilnya langsung keluar jadi aku tau kalau passing gradeku memenuhi syarat. Hanya saja, di bagian tes kesehatan ini nilaiku tidak lulus. Sebelum pelaksanaan tes kesehatan aku sudah bersiap-siap dengan olahraga rutin satu bulan sebelumnya. Bahkan, jatah liburanku yang seharusnya 3 bulan harus aku relakan demi mengikuti rangkaian tes ini. Mulai dari ujunng rambut hingga ujung kaki semua di tes.
Setelah pengunguman kelulusan keluar dan aku dinyatakan tidak lulus, disinilah kedua kalinya aku merasa kecewa dengan kehidupan. Mungkin yang pertama akan ku bahas di tema lain. Aku benar-benar stres. Malam itu juga aku keluar untuk melepas stres. Bermodalkan kata kunci “wisata malam jogja” aku keluar sendirian. Seketika uangku terbuang sia-sia. Aku pergi ke acara kabaret show di hamza batik. Itu adalah special show dimana para waria menampilkan drama panggung. Kukunjungi tempat-tempat rekreasi malam seperti Sindu Kusuma Edupark, tamanpelangi, dan alun-alun. Sayangnya, SKE dan taman pelangi sudah akan tutup sehingga tak sempat untuk memasukinya.
Selama beberapa hari hidupku tidak karuan. Makan tidak teratur, tidur tidak teratur, sangat kacau dan berantakan. Tapi “Life must go on” bukan? Dan begitulah akhirnya aku memutuskan untuk mulai bersosialisasi. Mulai untuk kerja kelompok (biasanya Cuma nitip nama) mulai untuk “mengenal” teman-teman. Fyi, pada semester 3 ini pula aku mulai follow social media teman-teman kelasku.
Hidup memberikan kita kegagalan bukan untuk membuat kita terpuruk. Tapi menjadikan kita lebih dewasa. Sering-seringlah membuat kesalahan di masa muda. Belajarlah darinya. Bangkitlah setelahnya. Niscaya kau akan menemukan dirimu yang lebih dewasa dan bijak. Koq jadi blog motivasi sih anjir wkwk
lanjut besok dah yak
@henniarum @fadhila-trifani @gugunm @sekotenggg @mathmythic
5 notes · View notes
adhit21 · 4 years
Text
Intermezzzo..
Ketika kamu memiliki teman dengan latar belakang yang sama, maka kamu tidak akan merasa asing lagi. Awal di Jogja aku sangat merasa asing. Hingga akhirnya aku tahu bahwa Banyak temanku yang ternyata sudah berada di jogja duluan. Mulailah ku bumi mereka satu persatu dan ternyata mereka telah memiliki basecamp. Tempatnya berada di Jalan Kaliurang km 9. Disana Faruq, Arif, Wahyu Sulis, David, sebagai orang-orang yang telah menemukan tempat kuliah duluan, bersepakat untuk tinggal satu atap. Disitulah kurang lebih satu bulan aku menghabiskan masa awal perkuliahan ku. Bukan jarak yang dekat dari kampusku. Sehingga aku memutuskan untuk mencari kos-kosan. Beruntungnya Bena yang juga merupakan teman pondokku telah lebih dahulu Mencari kosan di dekat kampus. Bena memang sudah menargetkan untuk kuliah di Jogja sangat berbeda denganku. Akhirnya aku pun memutuskan untuk satu kos dengan bena. Dunia ini sempit yak. Masalahnya barang-barangku tidak bisa dipindahkan dalam satu hari. Apalagi saat itu aku tidak memiliki kendaraan pribadi. Buat kalian yang tidak tahu, kepemilikan kendaraan pribadi merupakan penunjang mobilitas di jogja. Karena kalau tidak kamu harus bersiap untuk menghabiskan waktu mengelilingi jogja sebelum akhirnya tiba di tujuan. Hari ini ga banyak.. Besok lagi deh yak.. Semoga bisa lebih panjang 🙈😅 @mathmythic @sekotenggg @gugunm @henniarum @fadhila-trifani
4 notes · View notes