Tumgik
#3 hari untuk selamanya
lambdasgr · 1 year
Text
Selamat memperingari hari film nasional.
Tumblr media
0 notes
sabaryangindah · 1 year
Text
KATA AL QUR'AN TENTANG USIA
1. Semakin bertambah usia semakin lemah tangan menggenggam... karena Allaah sedang mendidik kita agar melepaskan cinta dunia.
(Qs. Hud: 15-16)
2. Semakin bertambah usia semakin kabur mata kita... karena Allaah sedang mencerahkan mata hati untuk melihat Akhirat.
(Qs. Al Isra: 72)
3. Semakin bertambah usia semakin sensitif perasaan kita... karena Allaah sedang mengajarkan bahwa pautan hati dengan makhluk senantiasa menghampakan, namun hati yang berpaut kepada Allaah tiada pernah mengecewakan. (Qs. Al Lukman: 22)
4. Semakin bertambah usia semakin gugur gigi-gigi kita... karena Allaah sedang mengingatkan bahwa suatu hari kita akan gugur kedalam tanah selamanya.
(Qs. Ali Imran: 145)
5. Semakin bertambah usia semakin ditarik nikmat kekuatan tulang dan sendi kita... karena Allaah sedang mengingatkan bahwa tak lama lagi nyawanya akan di ambil.
(Qs. An Nisa: 78)
6. Semakin bertambah usia semakin putih rambut kita... karena Allaah sedang ingatkan kain kafan yang putih.
(Qs. Ali Imran: 185)
7. Begitu juga hati kita... semakin bertambah usia semakin sepi dan ingin bersendirian, karena Allaah sedang mendidik kita untuk melepaskan cinta manusia dan dunia.
(Qs. Al-An'am: 32)
Barrakallahu fiikum
417 notes · View notes
edgarhamas · 10 months
Text
Pembuka Generasi Pembebasan
Edgar Hamas, (@cerita.edgar) Founder Gen Saladin
Ketika akun IG saya disegel Meta, entah kenapa saya malah merasakan sesuatu; kelegaan. Lega, karena ternyata apa yang saya tulis dan sampaikan ternyata digelisahkan.
Lalu saya senyum sendiri, membatin, "akun IG tumbang, bisa buat lagi. Tapi nyawa di Gaza yang hilang, tidak."
Tumblr media
Edgar Hamas ini bukan nama pena. Ia nama asli saya sejak lahir. Ia menjadi satu kebanggaan tersendiri buat saya sampai sekarang. Bagi Syaikh Ahmad Yasin sendiri, lahirnya H@mæs adalah sebuah penanda terbitnya generasi baru setelah 40 tahun zionazi bercokol di Palestina.
Beliau bilang, bahwa 40 tahun adalah fase yang dibutuhkan untuk mengganti generasi satu ke generasi selanjutnya. Syaikh Yasin tadabburi itu dari perjalanan Bani Israil dalam Al Qur'an, kala dihukum oleh Allah di Padang Tiih 40 tahun lamanya.
Setelah 40 tahun, apa yang terjadi?
Muncul generasi baru yang berbeda cara pandang dari yang lalu.
Jika yang dulu adalah generasi pengecut yang takut untuk masuk ke Palestina, maka generasi baru yang dipimpin oleh Yusya bin Nuun ini memutus rantai kepengecutan itu. Mereka membuka lembaran keberanian dalam sejarah.
Itulah mengapa Syaikh Yasin menggambarkan bahwa generasi umat ini akan terbagi menjadi 3 kali 40 tahun. Yang gelombang pertama adalah generasi yang merasakan awal penjajahan. 40 tahun kedua adalah perlawanan, dan generasi 40 tahun ketiga adalah "tahrir", pembebasan.
Jadi, yang kamu lihat hari-hari ini, adalah mukadimah bagi lahirnya generasi pembebasan, insyaallah. Sebab banyak pula analis, jurnalis hingga sejarawan yang mengatakan,
"dunia akan sangat berbeda antara sebelum gerakan Thufanul Aqsha (Badai Al Aqsha) dan setelahnya."
Kamu pun, merasakannya...
Umat ini tidak akan tidur selamanya. Ada sunnatullah bahwa segala sesuatu itu terus bergulir, dan sejarah pun membekali kita dengan contoh-contoh yang nyata. Pasukan Crusader tumbang, Mongol runtuh, Buwaih luruh. Zionazi? Bahkan mereka pun tahu umur mereka menuju senjakala.
Saya sering menyampaikan bahwa kita adalah generasi yang ada di persimpangan sejarah. Kita akan lihat "shifting" yang banyak. Yang dulu kuat, mulai sekarat. Yang dulu adidaya, kini mulai meminta-minta. Dan kau tahu tanda sebuah peradaban akan hancur?
Kezalimannya menjadi-jadi.
323 notes · View notes
delimacanda · 3 months
Text
Kepada yang kelak datang lalu menetap #2
Sebelum benar-benar yakın untuk memulai hidup bersamaku nanti, mari bersepakat untuk memahami beberapa hal sederhana namun krusial, bahwa : setiap kita memiliki kelebihan maupun kekurangan, masa lalu yang tidak selamanya indah, luka yang mungkin belum sembuh sempurna, dan mungkin beberapa episode hidup tak seindah dalam bayangan satu sama lain.
Ketika kamu memutuskan untuk memilihku nanti, jangan terlalu tinggi menaruh ekspektasi. Karena kamu sedang memilih manusia sebagai teman hidupmu, bukan malaikat :)
Bukan, bukan hanya untukmu semua disclaimer di atas. Tentu untukku juga. Aku hanya ingin kita sama-sama sepakat tentang beberapa hal diatas atau mungkin kamu memiliki usulan lain, apa yang harus disepakati bersama ? Boleh kok. Nanti kita sepakati dan kita bahas sama-sama yah. Agar beberapa hal di atas selesai di awal. Agar kita saling paham dan bisa saling menyikapi ketika ada kerikil-kerikil sandungan terkait hal tersebut.
Kamu juga pasti sudah banyak mendengar cerita tentang kehidupan rumah tangga yang tak selamanya indah bukan? Katanya, terkadang masalah-masalah yang muncul adalah masalah sepele yang tidak selesai. Yang mana muara dari semua itu adalah buruknya pola komunikasi. Aku jadi sering berdoa, agar tidak banyak miss komunikasi ketika berumah tangga nanti. Karena, kata seorang konselor keluarga yang pernah ku temui,
"Komunikasi adalah penghubung hati. Jadi, ketika komunikasi antara pemberi pesan dan penerima pesan itu tersambung, maka hatinya pun akan tersambung. Pun begitu sebaliknya"
Kamu juga pasti sudah familiar dengan kalimat,
"segala yang hari hati, akan sampai ke hati" bukan?
Aku juga pernah membaca, Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah berkata,
فكون الإنسان يُحدَّث بشيء لا يعقله ولا يطيقه فهمه قد يترتب عليه مضرة
“Ketika seseorang berbicara kepada orang lain tentang hal yang tidak digapai oleh akalnya, dan tidak mampu ia cerna, terkadang akan menimbulkan bahaya baginya” (Syarah Sunan Abi Daud, 3: 12).
(Sumber: https://muslim.or.id/61504-berbicara-dengan-orang-lain-sesuai-dengan-tingkat-pemahamannya.html)
Aku izin menyimpulkan yah, sepertinya komunikasi yang baik, komunikasi yang menyertakan hati adalah salah satu kunci keharmonisan di dalam rumah. Semoga dengan demikian bisa menjadi awal terciptanya baiti jannati. :)
Bagaimana menurutmu? Nanti kita diskusi yah :)
- Rumah | Senin, 1 Juli 2024
17 notes · View notes
careerclass · 10 months
Text
Surat untuk Career Class
Kepada Career Class
di tempat
Hai, 
Dalam kamusku, aku–sebisa mungkin–menghindari melihat sesuatu hal terjadi karena kebetulan. Karena kupercaya bahwa semua itu sudah diatur melalui ketetapan-Nya. Begitupun ketika akhirnya benang merah kehidupan mempertemukanku denganmu di tengah tidak kunjung meredanya badai pikiran yang juga hampir menenggelamkanku dalam samudera keputusasaan tentang menjadi dewasa.
Dari melewati hari demi hari, bulan demi bulan, aku merasa selalu ditemani hingga tidak lagi punya cukup waktu untuk menatap kosong masa depan yang penuh ketidakpastian. Kau–berulang kali–memberiku satu keyakinan yang semula tidak pernah kupikirkan bahwa :  semua orang punya kesempatan untuk mengusahakan apa yang akan terjadi di masa depannya. Tidak ada salahnya dengan berusaha. Jika setelahnya, memang belum sesuai dengan hasil yang kita harapkan, maka tentu ceritanya akan berbeda dengan tidak berhasil tapi sedari awal memang tidak mengusahakan apapun. 
Masa lalu kita boleh (saja) kurang baik, tapi masa depan kita (harus) bisa lebih baik.
Terimakasih sudah menjadi wasilah Allah untuk menarik tanganku kembali ke permukaan. Terimakasih sudah membuat banyak warna di kosongnya kanvasku. Terimakasih karena sudah ada. Terimakasih sudah jadi temanku bertumbuh.
Semoga kita keluarga selamanya (sampai surga), Career Class <3
Salam sayang,
-dari (yang akan segera menjadi) alumni CC23-
49 notes · View notes
haninditaas · 3 months
Text
Memaknai "Hari yang Buruk" dan Kesalahan dalam Hidup.
Baru-baru ini aku merasa down karena melakukan kesalahan di tempat kerja. Bukan bermaksud mencari pembenaran, tapi menurutku kesalahan itu adalah efek domino karena beban kerja yang cukup tinggi. Sehingga ada hal kecil tapi penting bagi pasienku yang luput dari perhatianku. Karena hal itu aku ditegur oleh senior. Ya, kuakui aku memang salah. Jleb, sih. Aku yang saat itu sedang berusaha "tetap hidup" hingga shift selesai, ternyata harus berkutat juga dengan rasa bersalah. Sampai rumah sudah larut tengah malam. Lelah hati, lelah fisik, lelah pikiran. Sudah tidak ada energi untuk nangis. Aku langsung terlelap.
Selain itu, sehari sebelumnya aku juga mendapatkan tantangan menghadapi keluarga pasien yang mudah komplain dan emosian. Hari itu aku dibentak karena hal yang sepele. Deg. Lidahku kelu, kakiku tremor, aku berusaha menakar respon apa yang harus aku berikan. Berusaha sekuat tenaga agar tidak menangis haha. Dan akhirnya aku berakhir dengan mendengar saja, mengiyakan, lalu pergi darinya. Setelahnya hingga di rumah aku menjadi banyak bengong, meski di hatiku rasanya ingin mengamuk juga.
Intinya, saat itu aku patah hati karena melewati hari yang buruk. Bila sedang down begitu, kepercayaan diriku jadi berkurang. Aku jadi mempertanyakan diriku sendiri, jadi was-was setiap kali bekerja. Meski ini bukan yang pertama kali dalam hidup, tapi tiap kali menghadapi masa down begini aku rasa memang selalu butuh ruang dan waktu lagi. Iya, begitulah.
Hari berlalu, aku jadi lebih mendalami doa-doaku sebelum shift dimulai. Aku benar-benar berharap agar shiftku dapat kulalui dengan lancar dan mampu kutangani. Hingga suatu hari di dinas malam, dini hari, ada pasien anak usia 1 tahun yang infusnya terlepas dan harus kupasang lagi.
Desclaimer dulu, menginfus memang hal yang biasa dilakukan bagi perawat. Tapi bukan berarti prosesnya selalu berjalan mudah, terlebih pada pasien-pasien anak yang pembuluh darahnya lebih kecil dan tipis. Ditambah anak sangat mungkin akan menangis dan "ngereog" saat dipasang infus. Kadang tidak langsung berhasil. Entah pecah atau tidak pas posisnya, hingga perlu dilakukan beberapa kali percobaan. Cukup takes time, sejujurnya.
Sebelumnya aku selalu ragu, karena pengalaman menginfusku baru sampai anak usia 2 atau 3 tahun paling kecil. Namun mau tidak mau aku harus menginfus pasienku yang berusia 1 tahun itu. Cukup degdegan. Aku yang masih berusaha berdamai dengan sisa-sisa rasa downku dihantui kekhawatiran tidak berhasil dalam percobaan pertama. Takut akhirnnya memberikan rasa trauma bagi si anak dan takut keluarganya akan komplain.
Akhirnya aku mencobanya. Ternyata berhasil. Alhamdulillah! Rasanya senang sekali. Kurasa moment itu juga sebagai penghiburan dari Allah ya :') Seakan Allah sedang mengelusku sambil mengatakan : "Lebih percaya diri yaa hambaKu, kamu tidak seburuk yang kamu kira".
Meleleh. Seneng. Hehe.
Hikmahnya..
Manakala menemui adanya kekurangan pada diri, termasuk kesalahan yang tidak sengaja kita lakukan, kadang kita langsung berpikir bahwa diri kita atau bahkan hidup kita terasa begitu buruk. Padahal, tidak juga.
Kekurangan dan kesalahan itu bukan untuk menjadikan kita terlihat buruk, melainkan semesta ingin mengajak kita untuk belajar. Entah itu agar kita lebih baik lagi dalam skill-skill terkait, atau agar kita menjadi pribadi yang lebih baik. Sebab di dalamnya ada proses mengatur prasangka, mengelola hati, dan menerima rasa.
Menjadi lebih bersabar dalam menata emosi, lebih percaya dengan diri sendiri, menumbuhkan prasangka baik terhadap ujian yang diberi.. Apapun itu, nyatanya selalu ada suatu pembelajaran yang bisa diambil, jika kita mau mencari.
Hidup pasti berputar. Tidak selamanya sedih. Tidak selamanya jatuh. Tidak selamanya terpuruk. Kita hanya perlu bersabar, sambil sedikit demi sedikit berikhtiar. Nantinya, insyaa Allah, akan ada hari dimana kita bisa tersenyum lagi.
10 notes · View notes
Text
Pelajaran Berharga.
Semakin hari seperti memahami konsep rezeki. Mulai dari yang sekarang diri sedang menjalani usaha reseller pakaian, hingga dari yang lainnya. Salah satu contoh hikmah yang diraup selama saya belajar adalah saya selalu teringat janji Allah dalam hadis Qudsi. Allah mengatakan kepada kita untuk tidak takut akan sempitnya rezeki sebab perbendaharaan Allah itu banyak dan perbendaharaan Allah itu tidak akan habis selamanya. Allah juga menyebut bahwa Allah telah menjamin rezeki kita, maka tidak perlu kita capek, artinya di sini kita ikhtiar dan tawakal. Maksudnya tidak usah khawatir/terlalu jor-joran terhadapnya.
Benar, ya. Waktu itu pernah sekali diri sangat membutuhkan biaya akan suatu hal. Memang ada keinginan yang sepertinya harus diperjuangkan tanpa meminta kepada orang tua. Tapi waktu itu jika diri pergi menjual barang, kewajiban diri sepertinya akan cukup terlalaikan(kalau tdk salah wktu itu diri hrs kajian, hrs memuroja'ah, hrs nugas) . Akhirnya diri memilih kewajiban, menyandarkan segala keinginan kepada Allah dan bersabar atas keinginan tersebut, dengan berniat mencari waktu setelah semuanya selesai, tiba-tiba tanpa menawarkan barang lagi, tidak disangka-sangka barang jualan diri ini laku atas izin Allah, yang tak sengaja ke rumah pulangnya membeli, yang tak mencari akhirnya membutuhkan. MaasyaaAllah. Betapa maha kuasa Allah.
Di lain sisi ketika diri menawarkan barang dagangan, tak jua ada yang membeli, diri sadar bukan rezeki, tapi tanpa di sangka-sangka suatu hari barang itu dibeli juga. Betapa tidak perlunya diri khawatir. Kita hanya perlu menyandangkan usaha disetiap selesai berdoa. Dan setiap usaha kita tak lain pertolongan atas adanya pertolongan Allah. Saat barang kita terjual, itu adalah pertolongan Allah. Semoga pembaca bisa mengerti apa maksud seorang penulis ini.
Satu lagi, pagi tadi, diri ingin menjawab pertanyaan dari syeikh waktu kajian. Lidah ini begitu kelu, begitu tak ada keberanian mengacungkan tangan, bahwa satu faidah yang bisa diambil kita sebagai Muslimah harus menuntut ilmu yang shahihah. Berdasarkan dalil Qs. Al Mulk ayat 2. Makna ahsanu amala, adalah amalan yang ikhlas karena Allah dan mencocoki Nabi. Hanya itu saja faidah yg tidak disebut para penjawab, diri begitu ingin menjawabnya. Sebab benefitnya selain reminder, penjawab diberi doorprize sejumlah uang lima puluh ribu rupiah. Waktu aku melihat, ada penjawab membawa 3 anak.
Diri saat itu meratap, mengapa diri tidak menjawab. Kemudian teman duduk sebelah berkata, neng kalo bisa ayo jawab. Mungkin sodaraku di sebelah itu melihat raut wajahku yang mulai murung. Sebetulnya aku tdk terlalu menginginkan hadiah/uang sebab insyaAllah perbekalanku di hari itu cukup. Namun kenapa diri tidak berani menyuarakan al-haqq yang sudah diri tahu jawabnya dituliskan dicatatan milik pribadi. Tetapi satu hal, sodara disebelahku dapat uang senilai seratus ribu rupiah atas kajiannya pekan lalu dipengumpulan catatan, kemudian beliau mengeluarkan uang untuk diri senilai duapuluh ribu katanya untuk bensin karena ikut di atas motor. Satu hal yang bisa diri raup, bukan, bukan karena apapun. Selain belum rezeki. Uang yang lima puluh ribu, barangkali untuk susu anak-anak tadi, bukan untuk diri yang sekedar membeli jajanan. Sejatinya rezeki diri siang tadi, hanya uang dua puluh ribu, yang benar dibutuhkan untuk persedian bensin beberapa hari ke depan. MaasyaaAllah.
Konsep rezeki. Memang jika rezeki kita, kita tidak akan bisa menolaknya. Bahkan ketika kita ingin, kita berusaha, kalo bukan rezeki yang bisa menjawab persoalan pun, lidah menjadi kelu. Maka wahai diri dan kita, bersabarlah, percayalah.
6 notes · View notes
ifadhilaa · 1 month
Text
Something That Last Forever
Menjadi sebuah kebiasaan (atau mungkin lebih tepatnya, sedang coba dibiasakan) bagi aku untuk menyusun rencana anggaran dan rincian pengeluaran pribadi setiap hari dan mengevaluasinya setiap bulan. Awal mulai journaling soal keuangan ini, aku pribadi ngerasa deg-degan, ga siap dengan kenyataan besaran pengeluaran ku tiap bulan dengan presentase masing-masing kategorinya. Takut kalo porsi jajannya gede sementara lainnnya cuma numpang nama :)
Mengikuti nasehat pakar keuangan, katanya teh emang harus dibikin biar kita tau pola pengeluaran dan bisa manajemen cash flow dengan lebih baik, (((meskipun awalnya menakutkan))).
Jadi sejak pegang uang sendiri dan dituntut untuk lebih aware, mulailah pencatatan yang menakutkan itu. Manfaat yang aku rasain sampe hari ini, adalah benar aku jadi lebih hati-hati pake uang dan tau prioritas pengeluaran ku (jadi ga sembarangan). Aku juga jadi lebih perhatian sama sesuatu yang masuk dan keluar dari tubuhku.
Diantara rutinitas itu, adalah aku cerita ke ibu soal rencana ku bulan ini. Ngga jarang juga, kekhawatiran soal rezeki aku ceritain ke ibu. Sampai-sampai, ada pesan yang selalu ibu ulang-ulang. Pesan itu adalah:
Tumblr media
Infaq. Hal penting yang ringan, dan tidak boleh dilupakan bagi setiap individu muslim. Ringan, sangat ringan bahkan kadang disepelekan. Apa kata ibu soal infaq?
"Harus ada anggaran untuk infaq ya mba, karena itu yang akan jadi milik kita selamanya"
Keren. Aku si anak baru journaling keuangan ini dikasih tips sama ibu biar hartanya last forever dengan investasi akhirat. Nasihat yang belum aku temui di konten-konten financial planning yang suka aku dengerin di laman-laman media sosial itu.
Jadi keinget, ada 3 hal yang bisa lebih panjang dari umur: doa anak shalih, amal jariyah, dan ilmu yang manfaat. Semoga ya, sesuatu yang udah dititip ke kita ini bisa last forever meskipun kita udah ga ada di dunia. Aamiin.
Dari Ifa, yang lagi di Bogor. Kota Hujan, yang dikira sejuk. Mungkin sejuknya di daerah tertentu aja ya? Terus ini tadi mendung, tp ga hujan. Semoga hujan turun malam ini (ga papa meskipun aku lagi jemur baju, semoga ga kehujanan), 14 Agustus 2024.
3 notes · View notes
titikubah · 6 months
Text
Dua Puluh Tujuh
Seperti biasa semacam ritual tahunan, tiap ketemu tanggal kelahiran, gw harus absen ke Tumblr tentang pembelajaran apa yang bisa gw ambil, apa yang gw rasain sekarang, dan apa yang gw lakukan kedepannya disaat umur gw nambah 1 tahun.
Dua puluh tujuh!
Tak pernah gw merasakan perasaan setua ini dalam hidup. Menginjak umur 27 tahun entah mengapa banyak sekali ketakutan ketakutan yang sifatnya udzuriyah, mungkin karena semakin dekat dengan umur kepala tiga.
Mulai menghindari banget makan yang manis manis, takut diabetes.
Mulai gampang sekali pegel pegel
Mulai takut banget mati, liat temen temen yang dulu ha -ha hi-hi bareng satu persatu Allah panggil.
Semoga gw bisa lebih bijak dalam menghadapi ketakutan ketakutan gw saat ini dengan mempersiapkan persiapan semaksimal mungkin.
Takut mati? Persiapkan diri dengan bekal amal shalih sebanyak mungkin.
Pernah denger Mas Nicholas Saputra di film 3 hari untuk selamanya pernah bilang ;
Pokoknya pas lo umur 27, lo akan ngambil sebuah keputusan penting yang akan ngubah hidup lo
Di awal umur 27 dengan penuh rasa sadar gw berani memutuskan untuk resign dari kerjaan gw yang udah memberikan banyak hal dalam hidup.
Semoga ini sebuah keputusan terbaik, yang bisa membawa gw kepada keajaiban keajaiban hidup yang lebih baik kedepanya, semoga.
Batujajar, 31 Maret 2024. Day 1 itikaf di Masjid Umar Bin Khattab.
Harusnya nulisnya tepat pas gw lahir 4 Maret kemaren, baru sempet nulis maksakeun sebelum ganti bulan he he
4 notes · View notes
ronakana · 7 months
Text
one child
Lagi ngobrol aja sama diri sendiri. Bersyukur banget anak saya saat ini perempuan. Karena saya merasa belum bisa untuk membesarkan anak laki laki. Banyak faktor. Banyak overthinking. Padahal ga lagi hamil ya dan ga kepingin hamil lagi selamanya tapi overthinking wkwk cari perkara terus emang ni otak.
Saya dan suami memutuskan untuk berjauhan. Sehingga kalo saya punya anak laki laki, anak saya kemungkinan gaada panutan laki laki dalam pengasuhan. Adapun jarang. sehari hari sama neneknya, sama ibunya, gaada sosok laki laki saya takut dia jadi fatherless terus punya mental issue yang lain. Duh amit amit deh.
Apalagi ibunya strong banget. Kemana mana sendiri. Ngapa ngapain sendiri. Pagi masak, sore olahraga, praktek, kerja, belanja, kadang kagum sama diri sendiri kok bisa ya. Saya selalu hidup dalam kondisi survival mode, even suami saya sedang ada dirumah. Mana ada manja manja da lenje lenje sama suami. Gabisa.
Kondisi ini yang menjadikan saya takut nanti anak laki laki saya meremehkan perempuan. Mungkin dia akan ketemu princess yang segalanya serba dibantu dan disediakan. Takut anak saya meremehkan : lah ibu saya aja bisa, kok kamu gabisa? Standar perempuan dia adalah perempuan yang strong yang mungkin akan jarang ditemukan di generasi baru yang seimut strawberry.
Saya bersyukur banget anak saya perempuan. Berharap dia jadi anak yang juga sekuat saya, se strong saya dan gaada dependensi pada apapun dan siapapun. Dan tugas saya 1 lagi. Memastikan nala untuk di perlakukan baik oleh pasangannya agar nala tidak lelah hidup dengan survival mode. se strong strongnya nala, ibu gak akan membiarkan nala hidup dengan laki laki yang lembek. Harus lebih kuat. Agar ga kaya di posisi ibu. Lelah.
5/3/24
gh sambil rapat
5 notes · View notes
winterludde · 4 months
Text
To Build a Home
i always find solace coming home to my hometown, two hours road by train. the image of a house could send a delight to my heart on my headway there.
kemudian satu per satu gambaran tentang rumah muncul. bayangan akan dinginnya tempat tidurku sendiri apabila dibandingkan dengan yg biasa aku gunakan di kamar kos di tengah kota. masakan ibuku yg tidak pernah gagal membuatku terus melahapnya sampai habis tak tersisa. pelukan selamat datang dari ayahku dan obrolan hangat tentang hari-hariku merantau di luar kota. semua hal tentang rumah selalu menjadi tempat pulang yang paling aku nantikan setiap aku mendapatkan jatah liburku.
but i feel different going home this time.
perjalanan pulang di dalam kereta saat matahari bahkan belum menyempatkan diri untuk menyapa pagi. hawa dingin yang berembus membuatku memeluk tubuhku sendiri, ah, bahkan aku lupa membawa jaket tadi. pesan yang biasa aku kirimkan kepada orang tua ku tiap anak bungsunya ini akan pulang ke rumah, untuk kali ini tidak aku lakukan. it would be a surprise if i got home unexpectedly, but i will handle their confusion later. masih terlalu pagi untuk menghubungi salah satu dari mereka meskipun bisa aku tebak bahwa saat ini di rumah ibu sedang mengiris bumbu untuk dimasak dan ayah mendengarkan musik kerocong favoritnya. oh, i miss that already. now i feel hungry just the thought of a meal my mother might have prepared at home.
aku menyalakan ponsel dan menyadari bahwa daya baterainya hampir habis. i have a bad feeling for this. dengan ragu aku merogoh isi tas punggungku dan tidak menemukan benda yang aku cari di manapun. merasa begitu ceroboh dengan agenda pulang yang sangat mendadak dan baru terpikirkan ketika aku tidak menjumpai kantuk sama sekali sampai tengah malam tadi. saat kemudian menoleh ke sekitarku dan menemukan hampir semua penumpang terlelap di tempat duduknya. sangat tidak sopan membangunkan salah satu dari mereka dan menanyakan pinjaman pengisi daya untuk ponselku yg hampir sekarat ini. hembusan napas panjang keluar dari mulutku, tidak ada pilihan lain selain duduk termenung menikmati pemandangan fajar dari sisi jendela di sebelah kiri ku hingga sampai di stasiun pemberhentian di kota kelahiranku.
atau mungkin kesunyian pagi ini akan diisi oleh berisiknya isi kepalaku saat sebelum ponselku mati, sebuah pesan masuk terbaca sekilas olehku. dari seseorang yang menjadi alasan aku mengambil tiket kereta dengan pemberangkatan se-fajar ini secara mendadak.
from : him<3
hey, morning.
listen, i know it must be so sudden of me to propose to u last night.. just take ur time as much as u need. i understand.
semua orang di usiaku selalu menantikan sebuah pernikahan. they call it a dream wedding. i have attended to a lot of wedding parties by my old school friends, my family, my colleagues, the neighborhood. i even became a bridesmaid for my best friend's wedding. dan dalam semua ajang pernikahan itu yang aku temukan dari mereka adalah kegembiraan. antusiasme terhadap kehidupan berumah tangga bersama orang yang telah mereka pilih dengan berjanji akan selalu ada untuk satu sama lain, selamanya.
that's it. that part. i have to underline and put a quote of that word as a trigger for my runaway.
i witnessed the love life of my friends back then in my school days. people always had their romantic story lines about how they met their loved ones. they took a date several times, then made their relationship official and until that period of time, they took a step further into the very crucial moments. The Marriage. sure, i always feel happy for them. but to be frankly honest, i am a hopeless romantic myself. so sometimes i wonder, when is it my turn to get my cliche romance experience everyone has talked about? 
sekarang saat aku sadar bahwa mungkin aku telah mendapatkan that so called romantic love life, aku hampir menghancurkannya.
mungkin telah hancur sepenuhnya kemarin ketika aku membiarkan ucapan pria baik di sebelahku hanya disambut hembusan angin malam dengan percuma.
"i want to marry you."
that's not just an easy phrase to say to someone. he must have trusted me enough to say that, word by word, syllable per syllable. dan aku memiliki banyak pikiran dan pertanyaan untuk diriku sendiri.
jika orang lain yang berada di sisiku saat itu apa yang akan mereka lakukan? bagaimana harusnya respon yang pantas aku berikan? bagaimana dia bisa memutuskan untuk menjalani hidup berdampingan dengan seseorang? dan sialnya kenapa orang itu aku?
i know nothing but i know how to run. so that's what i did today.
jalan cinta romantis dan sebuah pernikahan mungkin berjalan bersisihan bagi orang lain. ketika dua insan memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius disertai komitmen dan janji, and the rest is there. But that things scared me the most. ada banyak keraguan untuk mempercayakan hidupku pada orang lain, i even doubt myself about how to take care of people around me.
"it's just me, not other people." he said with his soft tone and a reassuring gaze that he used to look at me. dia adalah seseorang yang selalu dekat, tak pernah menjadi orang lain dalam hidupku. he is always so caring and tender to me. mungkin disini hanya aku yang diuntungkan karena mendapat perlakuan sebaik ini dari pria yang tak pernah menuntut apapun dariku. and it feels like i'm the one who's craving for affection and sucks at expressing the same thing.
just like what taylor swift said, "i'm the problem, it's me." jika aku mengabaikan seluruh kegelisahanku dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada dia, tanpa ragu aku akan menjawab lamaran mendadak darinya kemarin dengan benar. but trusting someone so much makes my mind run on so many "what ifs" situations that could dissapoint one of us. inti permasalahannya adalah, aku tidak percaya diri untuk bisa dipercaya orang lain.
setiap teman dan dan kerabat yang bertemu denganku selalu berharap agar aku bisa segera menikah. kata mereka, yang aku lakukan hanya membuang-buang waktu. kemudian masih banyak persuasi lain yang menyuruhku untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
but i think i'm someone who is not built for marriage.
"i love you, ain't that enough?"
coba saja dia tau bahwa aku bisa mengucapkan itu ratusan hingga ribuan kali untuknya. kalimat sederhana yang manis tapi disaat bersamaan juga tidak berarti apapun. masihkah seseorang bisa memberikan kasih sayang bahkan seandainya tak sekalipun dihargai? apakah cinta itu masih terasa hangat walaupun tak pernah ada kejujuran dalam komunikasinya? pantaskah seseorang diberikan banyak afeksi jika ia tak pernah menunjukkan rasa peduli sama sekali? bisakah seseorang menerima sifat pasangannya yang temperamental, hanya dengan dasar rasa cinta saja? loving someone just the way they are is bullshit. what if someday he finds that i am a criminal or a mobster that hides a gun under my pillow? would he still choose to love me? no, i think he might dump me in a heartbeat.
so, love will never be enough for me to find a purpose in marriage.
pertanyaan demi pertanyaan terus berselancar dalam kepalaku selama aku merenung di dalam kereta, sampai depan pintu rumah dan disambut keterkejutan ibuku, hingga aku masuk ke kamarku. setelah memasang pengisi daya untuk ponsel, aku tetap membiarkannya dalam keadaan mati. takut jikalau mendapat pesan serupa dengan yang tidak sengaja aku baca tadi pagi.
sesungguhnya aku adalah orang yang berisik dan menyebalkan ketika seseorang telah mengenalku dekat. i tend to be childish too, coming from the trait of being the youngest child in my family. terkadang aku juga banyak mengatur dan mengambil kontrol. tapi aku juga bisa sangat tidak peduli dan membiarkan semua hal berjalan tanpa perlu diperhatikan secara mendalam. untuk beberapa hal bisa menjadi egois dan tidak mau mengalah. dan masih banyak lagi kelakuan cela dan rumpang yang bisa ditemukan dalam diri ini. mulanya hanya celetukan ibu saat mengejek aku yang masih susah membedakan rempah-rempah di dapur. "gimana mau jadi istri dan mantu yang baik kalo masih gak bisa ngapa-ngapain kayak gini?" katanya. dan dari situ semua keraguanku tentang kehidupan pernikahan dimulai. i don't have faith in me being able to marry someone. let alone to be a great wife that people have dreamed of. namun aku bisa bertanggung jawab dan dapat diandalkan, only for a work related. i can take care of myself just fine, living alone by myself. but the idea of someone having to depend his whole life on me... burdens me awfully.
segala keraguan dan kegelisahanku, all the insecurity of the marriage still haunts me until this day. isi kepalaku ramai, juga kadang menyedihkan untuk diungkapkan. satu pertanyaan besar yang tidak bisa aku temukan jawabannya adalah tentang alasan dia memilihku.
"you were my best friend before my lover so i find it easy to love you peacefully."
bagaimana kalau ternyata semua kenyamanan itu tidak nyata? bagaimana aku bisa percaya? apa kasih sayang akan terus ada bila aku tidak lagi bisa memusatkan perhatianku hanya padamu? jika aku berada dalam kondisi paling buruk, apakah kata selamanya dalam sebuah janji dan komitmen yang telah dibuat masih bisa diharapkan?
to : him <3
im sorry.
2 notes · View notes
herupras · 5 months
Text
MENULIS DI-27
apa yang terlintas di kepalamu tentang 27?
saya rasa akan terjadi hal-hal menarik. bahkan film 3 Hari Untuk Selamanya menyinggung tentang fase ini. akan terdengar klise, tapi banyak figur dunia yang nampaknya mengalami hal ngeri di umur ini, seperti Jim Morrison, Jimi Hendrix sampai Kurt Cobain, mereka meninggal di umur 27. banyak sekali keputusan-keputusan tentang hidup yang harus diambil. pekerjaan yang terus merotasi memukul kepala, gaji yang hanya pas untuk hidup sederhana namun cukup (alhamdulillah), merasa kesepian, merasa tidak berguna bahkan dianggap tidak serius oleh pasangan. hal-hal tadi yang membuat saya berpikir jika banyak yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di fase ini, saya rasa hal yang dialami oleh mereka jauh lebih pelik dari sekedar ditinggal pasangan saat sedang sayang-sayangnya. saya mencoba merenungi ini di pertengahan 27, apakah ini semua akan berujung bahagia? saya masih mencari tahu ujung dari semua ini.
hari demi hari saya lewati dengan terus berpikir, mencari kemungkinan-kemungkinan untuk hidup yang lebih syahdu. beberapa kesepian menjadi perangkap, memakan habis isi kepala dari waktu ke waktu. saya tidak punya pedoman yang pasti untuk melalui ini, saya kebingungan sebab semua baru pertama kali saya alami. jika mencoba memahami dari sudut pandang orang lain nampaknya akan terlihat abu-abu, karena setiap pribadi punya caranya masing-masing. saya akui, saya masih melihat dunia dengan santai dan tertawa. sebab dari itu, beberapa saya tanggapi dengan bercanda dan terkesan tidak serius. jauh dari itu, pikiran saya terus berputar memastikan berkali-kali apa yang saya ucap dan lempar ke orang lain sebelumnya apakah bakal menyakiti hatinya. beberapa hari atau minggu kemarin kepala saya penuh sekali. orang yang sepertinya saya cintai dengan kesadaran penuh ingin menyudahi hubungan ini. sebab, di matanya saya terkesan tidak serius dan tidak siap menjalani semua ini. setiap hari saya mencoba untuk memahami segalanya, menunggu dia memberi kabar berita. kesedihan memeluk sekali lagi, berkali-kali. saya sungguh tidak siap untuk menerima kenyataan ini.
semenjak lulus sekolah menengah kejuruan dan semasa kuliah saya sering bercerita tentang perihal hubungan yang lebih serius dengan ibu saya. saya memimpikan pesta yang biasa saja, dihadiri beberapa teman dekat dan kerabat. tapi bagaimana jika dari pihak lain menuntut perayaan yang megah? ucap ibu saya. lalu dia datang dengan menggebu, bercerita tentang mimpinya untuk menjalin hubungan yang lebih serius di usia muda. tidak muluk-muluk, belakangan saya tahu jika dia juga punya pemikiran yang mirip dengan saya, tidak usah terlalu meriah yang utama adalah sakral. entah sebenarnya itu yang ada di kepalanya atau saya yang salah lagi mengartikan itu. saya sempat menanyakan tentang ini ke beberapa teman, beberapa dari mereka bilang jika memang tidak ada yang pernah siap perihal hubungan yang lebih serius. maaf saya membela diri. mereka bilang, memang sudah waktunya. siap tidak siap harus di lakukan. yang bisa saya simpulkan adalah semua hal bisa dikompromikan dan disepakati bersama. selain komunikasi yang baik, mampu memahami ujung komunikasi juga penting. ternyata saya masih belum bisa memahami apa yang dia maksud. sebab, saya masih terlalu dungu untuk mengerti, hal yang dikomunikasikan terlalu general dan nampak tidak mengerucut ke arah saya. tapi ini sepenuhnya bukan salahnya, saya akui jika memang saya tidak inisiatif. seandainya dia mau meminta tolong dan bicara langsung, saya dengan senang hati rela untuk direpotkan. sungguh, saya berusaha untuk bisa diandalkan.
kemarin, nampaknya saya salah lagi memberi pendapat. saya berpendapat jika dia adalah orang yang mandiri, banyak hal yang bisa ia selesaikan sendiri dan tidak manja saya rasa, itu adalah alasan mengapa saya dengan suka rela melanjutkan ini. namun, baginya itu masalah. semenjak kecil dia sudah menjalani hidup yang teramat berat, banyak hal yang membuat dia terpaksa dewasa, mandiri dan kesepian. saya salah lagi, padahal maksud dari itu semua adalah mungkin jika hari-hari yang tidak baik datang menerpa kehidupan kami, dia dengan gagah mampu melewatinya sama-sama. dia berpikir jika sudah menanggung gelisah sedari kecil sendiri, manamungkin jika sudah bersama harus susah lagi. dia memimpikan kehidupan penuh suka cita yang tidak dia dapatkan semasa kecil. padahal bukan itu maksud saya sesungguhnya, bukan. petuah bijaksana tua yang membosankan bilang “roda terus berputar, kita tidak selalu berada di atas.” maksud saya adalah hidup tidak melulu tentang suka cita, kadang ada badai bajingan yang tidak tau waktu datang menyapu habis rumah dan seisinya. paling tidak jika badai itu datang dia mampu mengendalikan itu dan tidak terseret di pusarannya. saya merasa aman ketika tahu jika dia kuat untuk menghadapi pelik ini. memang siapa juga yang menjanjikan hidup bersama yang isinya huru-hara dan ketidaknyamanan? antisipasi perpecahan perlukan?
usaha-usaha yang saya lakukan akan selalu biasa saja di mata seseorang yang memang sudah tidak mau melihat lagi. tapi, sesungguhnya saya masih orang yang sama dengan cinta yang sama hebatnya seperti hari-hari kemarin.
sudah di pertengahan 27, kecemasan makin naik dan memerangi jam tidur. pikiran melayang jauh entah kamana. berkali bertanya tentang hidup macam apa ini? apa jalan ini sudah jalan yang paling baik?
banyak sekali pertanyaan yang tidak saya tahu jawaban pastinya. saya tahu betul ada masalah yang lebih hebat dari ini. tapi sejauh ini, masalah paling berpengaruh dalam hidup saya adalah “kau dijadikan opsi dan seolah dicintai dengan hebat.” saya terus membayangkan jika saya adalah satu-satunya. saya masih mendamba datang hari di mana saya dicintai dengan penuh untuk sekali saja, saya tahu saya memang tidak sehebat itu dalam melakukan usaha-usaha memenangkan hati seseorang dan mudah sekali untuk digantikan. tapi, bisakah saya diperlakukan dengan layak dan hati-hati? ah tapi memang begitulah hidup, semakin kau berharap semakin mudah kau dipatahkan.
sudah jam berapa pagi ini aku tidak mau tahu. menyedihkan, tapi hidup memang penuh dengan kepergian yang tiba-tiba.
sebagai penutup saya mengutip lirik lagu berjudul Timur dari The Adams:
Aku tak bisa menjanjikan surga
Atau bahagia untuk selamanya
Tetapi jika engkau terus percaya
Pasti akan ada jalan
bdg, mei 2024.
3 notes · View notes
arinazan · 2 years
Text
Tumblr media
28 Februari 2023.
Hari ini ulang tahun ke Paragon ke tiga puluh delapan.
Alhamdulillah dikasi kesempatan untuk ikut membersamai hari jadi perusahaan tersayangku di 3 tahun terakhir.
Selamat ulang tahun Paragon. Hmmm, banyak banget yaa lika liku yang kita hadapi beberapa tahun ini. Mana banyak plot twist. Beberapa tahun lalu kita struggle banget ya :') Tapi ternyata bisa kan?? Kita tetap bertahan kan? Alhamdulillah. Rasanya bersyukur banget bisa ikut menemani menghadapi rintangan-rintangan selama ini. Semoga itu cara semesta untuk membuat kita jadi lebih kuat yaa. Semoga itu cara semesta untuk membuat kita semakin bertumbuh. Semakin bermanfaat. Semakin bersyukur.
Dear Paragon, tetap jadi perusahaan yang baik yaa. Semoga selamanya selalu baik. Semoga selamanya selalu diisi oleh niat niat baik dan doa doa baik. Selamat hari jadi! Doa kami, sekeluarga, selalu menyertai.
25 notes · View notes
rameramebaca · 6 months
Text
Memahami Kedukaan
Tumblr media
Untukku yang belum pernah benar-benar mengalami kehilangan orang terdekat (orang tua, adik/kakak) memahami kedukaan menjadi sebuah tantangan tersendiri. Kehilangan paling berat yang aku rasakan yaitu kehilangan nenek dan hewan kesayangan.
Sudah dua tiga tahun ini partner mengajarku dulu mengalami sakit. Dengan istrinya aku cukup sering mengobrol sembari menunggu sholat lepas mengajar. Dengan anaknya aku adalah gurunnya. Minggu ini adalah minggu terberat untuk keluarganya, untuk kami kerabatnya. Pasalnya segala daya upaya medis sudah dilakukan, hingga beliau mencapai vegetative state. Keluarga hanya bisa berdoa yang terbaik dan berserah penuh kepadanya.
Hari itu, aku kebetulan ada janji temu dengan temanku di bandara. Entah mengapa terbersit keinginan dibenakku untuk mampir ke rumah sakit ketika pulang dari bandara. Aku bukan orang yang mudah untuk berinteraksi dengan nyaman dan santai kepada orang/dalam kondisi yang cukup canggung. Tapi dorongan untuk bisa menjenguk begitu kuat dan aku berakhir untuk menjenguk juga.
Sesampainya, aku pikir suasana ruang tunggu ICU saat itu sedih, tegang, atau mengharu biru. Namun ternyata lebih tenang dan relaks daripada bayanganku. Ada pertanyaan (entah sopan atau tidak) yang spontan aku tanyakan, "mengapa bisa setenang ini mbak?", istrinya menjawab "semua sudah diusahakan selama ini" (begitu singkatnya). Aku menarik dan menghela napas panjang, entah merasakan lega. Ternyata menghadapi kedukaan tidak selamanya menyeramkan dan menyakitkan bagi semua orang. Sebagian orang mengalami dan memahami duka sebagai suatu kebahagiaan yang bisa dirasakan orang lain (dalam hal ini suami/ayah/anak dari sebuah keluarga). Orang tuanya pun demikian, memilih DNR (do not resucitate) jika terjadi code blue lagi terhadap anaknya.
Mengendurkan dan melepaskan ikatan kemelekatan ternyata begitu melegakan. Namun, mungkin untuk bisa sampai pada tahap penerimaan (acceptance) mereka sudah melewati 2-3 tahun untuk melewati fase penolakan, marah, tawar menawar dan depresi, yang mana cukup panjang.
Malam hari saat ada berada di forum mengaji, kami dikabarkan bahwa beliau sudah benar-benar pergi. Aku merasa intuisiku yang membawaku ke rumah sakit sore itu. Setelah semua keluarganya pulang malam itu juga, aku masih melihat ketenangan yang sama seperti yang aku lihat ketika dirumah sakit pada raut wajah istrinya, anaknya dan ayahnya, ketika beberapa orang lainnya terlihat menangis sesenggukan.
Memahami kedukaan tidak pernah sederhana, yang orang lain tahu hanya hasilnya saja. Kekuatan untuk mampu melepaskan, meletakkan segalanya dengan penuh memang akan sangat melegakan. Setidaknya itu yang aku observasi, pelajari, dan implementasi.
9 Maret 2024 (Sabtu pagi ini hujan)
2 notes · View notes
aksaranjoo · 2 years
Text
365/365.
Akhirnyaa, semuanya bisa terlewati juga.
Awal tahun lalu aku nulis 12 keinginan yang pengen aku wujudin di 2022, tapi cuma ada 3 yang tercapai wkwk. Masih jauh banget dari harapan. Tapi, aku belajar menghargai itu, menghargai proses-proses yang harus aku lalui lagi ditahun ini. Mungkin, bukan karna aku gak bisa tapi emang waktunya belum tepat.
Untuk kesekian kalinya, terimakasih sudah melewati semuanya dengan baik. Meski gak selamanya dengan senyuman, karna kadang ada banyak hari-hari kusut yang membuat kita menangis. Tapi gapapa, namanya juga hidup. Terima kasih ya sudah bertahan 🫶🏻
Apapun yang menyedihkan ditahun ini, semoga diganti dengan hal yang lebih baik dan membahagiakan. Apapun yang menyenangkan ditahun ini, semoga menjadi sebuah ingatan yang selalu bisa kita hargai.
Semoga ditahun-tahun berikutnya kita bisa jadi pribadi yang lebih baik. Menjadi pribadi yang lebih bisa memanusiakan manusia. Semoga keinginan lain yang ditulis bisa segera tercapai. Someday, semoga kita akan mendapatkan jawaban dari semua do'a dan usaha kita.
Sampai jumpa dilain kata 🌻♡
Lampung, 31 Desember 2022
23 notes · View notes
coretan-sn · 2 years
Text
Andai sebuah pernikahan itu adalah sesuatu yang bisa di beli. Aku akan membelinya saat sudah membutuhkan, namun pada kenyataannya pernikahan adalah perihal takdir yang cukup misteri.
Dengan siapa? Orang baru atau orang lama? Asalnya dari mana? Dan kapan?
Pertanyaan itu selalu memutar di kepalaku, bahkan semakin hari semakin berbenturan riuh. “Jadi aku harus bagaimana? Upgrade skill sudah, mencoba pengalaman baru apalagi, ikhtiar mencari sudah mentok. Kenapa harus seperti ini Tuhan??” keluhan lirih ku keluar lagi.
“Ya gimana sa, bukankah kamu percaya bahwa hasil adalah mutlak milik-Nya. Lalu dimana letak keimananmu sampai semudah ini menyerah dan mengutuk takdir.” Tiba-tiba ada suara seseorang yang menyahut.
“Aku putus asa dan ingin menyerah, jerawatku semakin banyak di tambah usiaku sudah kepala 3, tapi tidak ada seorang pun yang tertarik padaku” ujarku lemas
“Boleh minta alamat rumahmu”. Dia berucap kembali setelah diam beberapa menit
“Untuk apa?”
“Aku ingin memintamu pada orang tuamu”. Sambil menunduk
“Jangan bercanda yaa, aku tidak suka.” Tatapanku semakin tajam
“Aku tidak bercanda, juga tidak karena kasihan.”
“Sebentar, bukannya kamu sudah punya istri dan anak?” Ucapku pada Dion
“Memang benar, tapi Istriku pergi meninggalkanku dan anakku untuk selamanya.”
“Apakah kamu mau menjadi ibu sambung untuk anakku?” Tuturnya kembali
Deg
Ingatakanku kembali terputar, 7 tahun yang lalu ia mengucapkan hal yang sama. Meminta alamat rumahku untuk izin menikahiku. Rasanya bahagia sekali, tetapi dalam hitungan jam semuanya berubah. Belum sempat aku memberikan alamat, ia sudah di telpon orang tuanya untuk menikah dengan pilihan mereka. Hatiku hancur sekali melihat lelaki yang ku kagumi harus duduk di pelaminan bersama wanita lain.
“Gimana?” Wajahnya serius penuh penekanan
“Aku mau” sambil menunduk
Singkat dengan air mata yang tidak dapat di jelaskan. Dion adalah orang pertama yang mengambil hatiku, dialah laki-laki yang menerima segala kekurangan fisikku. Dia pergi dengan takdirnya lalu kembali dipertemukan denganku yang seperti sudah tidak mungkin menjalin sebuah temu.
#5CC #5CC8 #DioramaCarerrClass #bentangpustaka
14 notes · View notes