Tumgik
#tangan manusia
jndmmsyhd · 4 months
Text
Seringkali, air mata yang turun itu adalah pengganti dari lisan yang tidak berani mengucap, tangan dan kaki yang tidak berani bertindak, dan hati yang mungkin lelah dan ingin tenang. Andai ia turun, biarkan, jangan dipaksa berhenti. Sebab tidak semua orang bisa menangis.
Dan kamu tahu? Tangisan terbaik itu adalah tangisan di tengah kesepian, pada sepertiga malam, mengadukan pada Tuhan soal perlakuan manusia dan dunia yang bercanda, soal hati yang mati dan tak lagi nyaman ibadah.
Selamat menikmati air mata, untuk siapapun yang sedang bergemuruh hati dan jiwanya. Semoga Allah tenangkan dan lapangkan hatinya.
@jndmmsyhd
615 notes · View notes
kilasjejak · 6 months
Text
Aku bertekad, setelah ini semua, aku akan menjadi seorang manusia yang baru. Seorang wanita yang tegar berjalan di jalan Tuhannya. Seorang wanita yang tidak takut perihal apapun di masa depan, sebab percaya bahwa Allah adalah sebaik-baik perencana. Seorang wanita yang hanya khawatir perihal kehidupan setelah kematian. Tidak terikat dengan dunia (uang, kedudukan atau manusia). Dunia di letakkan di tangan, bukan di hati.
Kalau aku lupa, ingatkan lagi ya !!
197 notes · View notes
ulvafdillah · 6 months
Text
Rumah tangga adalah privasi. Maka ia tidak boleh diisi oleh selain suami dan istri. Serta anak-anak yang menjadi buah cinta dari keduanya.
Rumah tangga adalah hak permanen antara dua manusia yang terikat oleh perjanjian di hadapan Tuhan. Ia tidak boleh diganggu gugat oleh keluarga dari kedua belah pihak. Maka seorang suami yang tetap taat kepadanya ibunya, serta tahu cara memuliakan istrinya adalah baik. Karena ia mampu menjaga dua perasaan wanita secara bersamaan.
Seorang istri yang mampu taat kepada suaminya dan tidak menjadi penghalang bagi suaminya untuk berbakti kepada ibunya adalah baik. Sebab ia paham bahwa selamanya suaminya adalah milik ibunya.
Untuk itulah mengapa rumah tangga di dalam Islam, tidak boleh dicampur baurkan antara menantu dan mertua. Karena dua perempuan di dalam rumah tidak akan pernah habis masa berseterunya. Begitu pun jika di dalam rumah terdapat dua kepala keluarga, tidak akan habis masa bertikai antara keduanya.
Oleh karena itu, ketika telah menikah, sebaik-baik tempat bagi perempuan adalah rumahnya sendiri. Walau harus berbayar, walau harus hidup seadaanya. Namun itulah sebaik-baik tempat bagi perempuan.
Karena di dalam rumahnya, perempuan bisa mengekspresikan banyak hal. Perempuan bisa melakukan banyak hal tanpa perlu menghadirkan rasa sungkan dan tidak enak hati.
Maka lelaki, buatlah dinding terpisah antara istri dan ibumu. Sebab dua perempuan ini sangat rentan menghadapi miskomunikasi.
Maka perempuan, keluarlah dari rumah ibu-bapakmu. Ikutlah dan pergilah dengan suamimu. Karena pasca menikah, kau bukan lagi tanggung jawab dari kedua orang tuamu. Tanggung jawab itu berpindah di atas tangan lelaki yang memintamu dalam sucinya akad nikah.
Tak perlu ada yang saling tuntut. Karena memahami kewajiban adalah sebaik-baik pemikiran, dibanding menuntut hak yang mesti ditunaikan oleh pasangan.
11.29 p.m || 06 April 2024
243 notes · View notes
sabaryangindah · 1 year
Text
KATA AL QUR'AN TENTANG USIA
1. Semakin bertambah usia semakin lemah tangan menggenggam... karena Allaah sedang mendidik kita agar melepaskan cinta dunia.
(Qs. Hud: 15-16)
2. Semakin bertambah usia semakin kabur mata kita... karena Allaah sedang mencerahkan mata hati untuk melihat Akhirat.
(Qs. Al Isra: 72)
3. Semakin bertambah usia semakin sensitif perasaan kita... karena Allaah sedang mengajarkan bahwa pautan hati dengan makhluk senantiasa menghampakan, namun hati yang berpaut kepada Allaah tiada pernah mengecewakan. (Qs. Al Lukman: 22)
4. Semakin bertambah usia semakin gugur gigi-gigi kita... karena Allaah sedang mengingatkan bahwa suatu hari kita akan gugur kedalam tanah selamanya.
(Qs. Ali Imran: 145)
5. Semakin bertambah usia semakin ditarik nikmat kekuatan tulang dan sendi kita... karena Allaah sedang mengingatkan bahwa tak lama lagi nyawanya akan di ambil.
(Qs. An Nisa: 78)
6. Semakin bertambah usia semakin putih rambut kita... karena Allaah sedang ingatkan kain kafan yang putih.
(Qs. Ali Imran: 185)
7. Begitu juga hati kita... semakin bertambah usia semakin sepi dan ingin bersendirian, karena Allaah sedang mendidik kita untuk melepaskan cinta manusia dan dunia.
(Qs. Al-An'am: 32)
Barrakallahu fiikum
418 notes · View notes
7elevenz · 19 days
Text
Budak asrama kantoi projek kat makmal sains mlm hari
Tumblr media
Nak di jadikan cerita , pada malam minggu lepas... jeng jeng jeng... haha
Disebabkan hujan terlalu lebat pada malam tersebut, aku di arahkan pengawal keselamatan untuk mengunci pintu belakang bilik makmal yang belum terkunci sepenuhnya kata pengawal keselamatan melalui panggilan telefon.
Semasa kejadian , jam menunjukkan pukul 9.50 mlm mengarah ke pukul 10 mlm. Aku matikan enjin kereta dan bergegas keluar mengeluarkan payung lalu berlari ke pintu makmal sains yang belum dikunci. Setiba saya memeriksa pintu makmal tersebut, manga kunci masih lock pada puntu utama, cuma ada kesan pecah masuk kecil yang muatkan tubuh remaja belasan tahun jangkaan ku.
Lalu aku cuba membuka manga kunci pintu dalam keadaan senyap, aku tergamam melihat 2 tubuh manusia dalam keadaan telanjang dan berpelukan sambil pinggul tubuh lelaki tersebut menghenjut seperti mendayung ke arah sekujur lagi tubuh yang molek kecil menikmati perilaku lelaki tersebut.
Aku cuba mengapai suis lampu utama dan mengetip suis lampu, mereka berdua lalu terkejut terkasima yang amat dengan tubuh kedua dua nya telanjang bulat dan mula mencari pakaian masing masing di tepi mereka.
Aku lalu memarahi mereka berdua dengan mengatakan "Oooo, ini kerja kamu berdua ya , berani menceroboh makmal sains di malam hari...kamu berdua akan saya laporkan Pengetua!" ..
Pasangan tersebut berkeras dan merayu kepada aku untuk tidak melaporkan perbuatan terkutuk yang mereka lakukan.
Aku punya akal jahat pada malam tersebut, bil air benih ku lama sudah tertunggak..ini masa nya untuk aku mengambil kesempatan dalam kesempitan...haha..
Ok, aku mengarahkan pelajar lelaki tersebut untuk balik ke asrama nya jika tidak mahu aku laporkan kepada Pengetua. Lalu pelajar lelaki tersebut, mengambil baju, memakai boxer nya dan memakai sluar tracksuit terus keluar berlari dari makmal dan hilang dalam kegelapan.
"Eh awak, sy ingin bertanya, sudah lama kah kamu berdua melakukan adengan seks tadi?" ... pelajar perempuan tersebut menjawab, "Baru saja cikgu" .. lalu aku memotong jawapan nya, 'Tipu, jawab soalan saya dengan jujur!".
"Iya cikgu, saya tidak menipu" ...
"Kalau begitu, kamu buktikan percakapan kamu benar"... saya mahu lihat di kawasan "kemaluan" kamu sambil aku tunjukkan ke arah faraj nya. Lalu pelajar perempuan tersebut seakan mahu menutup mengepit paha nya dari di periksa oleh aku.
"Kamu jangan cuba mengelak, mahu saya perika atau saya beritahu terus kepada Pengetua pada malam ini juga kelakuan sumbang kamu dengan pelajar asrama lelaki?" .
Pelajar perempuan tersebut terus menunduk dan tersipu malu mengangkang peha nya sampai kelihatan seluar dalam panties bunga2 nya ada kesan basah. Mungkin diorg baru nak melayan bahtera barangkali fikirku. haha..baik aku je sambung permainan dayungan perahu yang tanpa pengemudi ni.
Aku : Kamu ni pelajar tingkatan berapa?
Pelajar : Tingkatan 3 cikgu.
Aku : Kelas mana,
Pelajar: 3F cikgu
Aku : Kamu ikut cikgu, lalu aku rangkul tangan pelajar tersebut.
Aku : Kamu siapa nama?
Pelajar : Dorothy, cikgu
Aku : Owh... kamu ikut cikgu sementara hujan masih lebat ni. Bahaya awak balik dalam keadaan hujan mcmni , nanti awak jatuh tergelincir, cikgu yang susah nak menjawab nanti.
Pelajar : ya (sambil menganggukkan kepala dan malu tertunduk diam)
Di masa tersebut , Aku mula menutup suis lampu utama dan mengunci makmal dari dalam. Aduhai, nafsu ku ini mula mengelojak bila kepala batang cendawan ku ini tidak dapat ku tahan meronta ronta berdenyut ingin menghenjut pepek pelajar perempuan tingkatan 3F yg bernama Dorothy itu.
Dlm diam sepi membisu, petir mula menyambar tatkala hujan lebat yang kian lebat menghampiri jam 12 tgh mlm.
Dorothy menjerit mencari aku di dalam bilik mkml yang memang gelap sepekatnya.
Masa ini, aku mula merangkul memeluk Dorothy dr belakang sambil ku pujuk cikgu di sini, jangan takut...tubuh Dorothy mula mengelak semakin ku rangkul erat smakin dia mendengus. Cikgu janganlah peluk saya, saya dah ada boyfriend..hmmmm .. Aku membalas , boyfriend kamu hanya mahu beramput/bersetubuh dengan kamu saja. Selepas dia bosan, dia akan cari perempuan lain bilang ku pada Dorothy sambil jari jari ku kemas memeluk sambil tangan menyeluk ke dalam baju dalam nya dan puting nya ku gentel gentel kan mengikut irama bunyi air hujan yang jatuh ke lantai.
Dorothy : Jangan lah cikgu, hmmm... ahh
Aku : Awak tadi tak sempat beramput kan...mesti awak rasa frust kan.. saya nak ajak awak sambung beramput dengan saya k..hmm(sambil aku cium kulum telinga dia).
Dorothy : Xnak lah cikgu, xnak lah...hmm..ahh
Aku : Batang pelir cikgu lagi sedap dari batang boyfriend awak tu..nak saya buktikan? Ok . jom..buka panties sluar dalam awak.
Aku terus membuka seluar dalam Dorothy yang dalam keadaan lembap basah akibat dari rakusku mengentel puting nya barangkali.
Batang pelir ku sudah ku hala kan ke arah Dorothy, tapi dia seakan takut , malu malu kucing ..x apa. Tangan nya aku letakkan dan gengam batang pelir ku sambil aku suruh lancapkan gosok atas dan bawah. Setelah puas di kocok atas bawah , aku menyuruh Dorothy menghisap kemaluan batang pelir ku yang kemerah merahan mekar berdenyut utk di kulum lidah pelajar tingkatan 3F ini.
Jam smakin larut malam ke pukul 1 pg... ohh, satu jam kami berdua bersama melayan ,, sambil aku mengentel biji klentit Dorothy , dia menghisap batang keras ku, aku cium , dia kulum dan mengocok btg ku sepuas hati dari malu malu hingga makin rakus bermain.
Dorothy sudah selari dengan permainan langkah ku, terjerat sudah dia bilang hati ku ketawa ingin aku menghenjut pelajar perempuan 15 tahun ini pada malam ini juga. Dalam keadaan Dorothy yang tercari-cari kepuasan klimaks nya.. aku menyuruh dia naik di atas batang ku supaya dpt ku ajar dia untuk mendayung mencari nikmat kelentit bergesel bila beramput dgn aku.
Dorothy mendayung dengan penuh melayan kenikmatan bahtera yang kemut kemutan batang aku rasa. Pandai pelajar 15 tahun ini kemut keliling batang pelir ku. Memang berbakat beramput lah aku kata di telinga nya dan Dorothy cubit dada ku dan tersipu malu.
Setelah 15 minit mendayung di atas, Dorothy nampak kelelahan... aku menyuruhnya berehat sebentar sambil rendam kan batang ku di dalam pepek farajnya yang berair basah giler.  Di sebalik hujan lebat dah perlahan lahan berhenti , bunyi kecelup kclup batang ku basah kluar masuk di dayung Dorothy, smakin rancak suasana kami berdua smakin klimaks tubuh kami berdua ingin memancut bersama.
Aku memberitahu Dorothy, jom pancut air klimaks sama sama .. dia kata ok .. aku merangkul tubuhnya dan mula posisi ku menghenjut Dorothy dari atas. Henjutan penuh nikmat ini aku peluk ,rangkul ,cium dan gigit lowbite di tetek Dorothy yg kecil mekar tetapi rapi aku sedut di kedua dua putingnya.
Ah-hhh... Dorothy, cikgu pancut ni...
ok cikgu, lantas Dorothy mengatakan pancut di luar cikgu..
Lalu aku cabut batang pelirku yang mengila memancut air mani sebanyak 10 kali  ledakkan muntah air putih benih di tetek Dorothy.
Lalu Dorothy senyum kepadaku, aku membalas mencium pipi , bibir dan tetek nya dan mengatakan , jom ikut cikgu balik rumah nak tak . esok kan masih minggu .. Jam menunjukkan pukul 2 pg, aku masuk hidupkan enjin kereta dan menjemput Dorothy masuk ke dalam kereta ku, terusku bawa pulang ke rumah aku.  Adengan selanjutnya akan di sambung part 2.
79 notes · View notes
nalza73 · 1 year
Text
Lina
Hati Lina hanya tinggal sebahagian sahaja. Ada orang yang tidak pernah memulangkannya, walaupun Lina hanya pinjamkan sekejap. Ada yang pulangkan dengan penuh kelukaan. Ada yang sudi berikan sebahagian hatinya pula sebagai ganti. Dan jika nak tahu, setiap hati manusia ada nilai yang tersendiri.
Sekali hati terluka, kadangkala sukar untuk mengubati-nya. Ada kalanya, mengambil masa yang lama. Bila tiba sesuatu yang tidak diingini, mungkin pemilik hati itu akan menyendiri sehingga hatinya pulih semula. Hati yang diberi ini bukan untuk suka-suka. Ianya lahir atas satu kepercayaan. Dari situ, wujudlah rasa kasih sayang. Jika hilang rasa percaya itu, maka sukarlah untuk hati itu kem-bali indah.
Namanya Haslina, nama glamour Lina je, sudah berumah-tangga hampir 5 tahun. Anak gadis sebuah kampong dari Utara tanahair. SRppun tak sempat ambil sebab sudah dikahwinkan dengan suaminya, Talib (22 tahun ketika itu) seorang anggota tentera. Lina nikah di usia 16 tahun. Kini usianya sudah 21 tahun dan suaminya 27 tahun.
Dulu Lina kolot sikit baik pemikiran ataupun sikap, tapi setelah berkahwin dan bercampur dalam masyarakat sojar Lina jadi open minded kata orang very liberallah. Cuma Lina masih belum dikurniakan cahayamata. Tambah suaminya jarang mengauli disebabkan tugas askarnya dan kekurangannya.
Selalunya kami bertemu secara secret dan discreet. Tidak di dalam kem. Bahaya. Lina berani sebab dia yang ajak aku keluar dan libur-libur sebab dia bosan. Boring dengan ketiadaan suaminya. Terkejut juga aku ketika membayar gaji untuk para isteri yang dibuat potongan gaji oleh suami masing-masing, Lina menghadiahkan aku sekotak rokok marlboro. Aku terima juga dan terkejut bila kudapati terselit nota kecil mengajak aku keluar tengok wayang. Aku memberanikan diri dan setuju bertemu.
Aku duduk di sisi Lina sehingga bahu bersentuhan. Lina tunduk. Rambutnya yang hitam menutupi muka. Angin berlari-lari di padang memaksa dedaun pohon meliuk-liuk menari. Aroma tubuhnya menusuk hidung segar rasanya. Lina kelihatan ayu berbaju kurung moden.
“Lina, cuba lihat burung itu,” kata N.
Lina mendongak pada seekor burung kecil yang bertenggek di atas sebatang kayu reput di pinggir tasik.
“Tadi mereka sama-sama terbang, tapi suatu ketika mereka akan berpisah dan membawa halatuju masing-masing,” kata N penuh makna.
Sebatang ranting kecil pohon cemara tempat mereka berteduh jatuh di hujung kasutnya. Tangan kasarnya pantas mencapai, mematah-matahkan ranting kecil itu dan mengeluh perlahan.
Lina memang pandai berbual dan cara dia membuat aku hilang kekok dan juga gementar. Banyak perkara yang diperbincangkan oleh Lina. Seharusnya Lina memang nampak seorang yang berpengetahuan. Banyak topik yang boleh dikupasnya. N mengagumi Lina, isteri Lans Koperal Talib yang kini bertugas dalam hutan selama tiga bulan dalam satu operasi mencari dan memusnah peng-ganas kominis. Walaupun tidak berpelajararn tinggi namun dia suka membaca.
Wanita moden sering mengadu terhadap layanan suami keatasnya. Pada suatu hari Lina menceritakan bahawa suaminya tidak lagi mengajaknya makan di kedai. Mementingkan diri dan bila bersetubuh suaminya hendak buat cepat-cepat. Tidak romantik dan tidak mencumbu rayu. Boring kata Lina. Malah banyak waktunya Lina tidak klimaks dan puas bersama suaminya. Bila sikap suami begini hati Lina rasa luka. Jiwanya kosong. Dia mengorak langkah dan menumpu-kan perhatian kepada pegawai-pegawai muda dalam batalion dan cuba mengoda mereka. Aku tergoda..
Dalam mess di sebuah bilik yang memandang ke laut.. Lina kususupkan masuk ke bilikku.. Kalau aku kena kantoi hilang senioriti.. Silap-silap kena buang kerja. Namun aku gamble dan Lina juga gamble..
“Cepatlah N..” pinta Lina sudah tidak sabar lagi. “Cepat apa?” N saja mendera Lina sambil tersenyum. “Masuk cepat N, nak ni! Nak batang you tu..” rayu Lina lagi.
Lina merasai dinding vaginanya mula berdenyut-denyut bagaikan meminta-minta batang N. Sebelum masuk, N menyuakan batangnya ke mulut Lina untuk diku-lum. Sempat Lina memain kepala kote N denganlidahnya. Kemudian menjilat batang dan mengigit manja kepala kote N sehingga ke takut. Di samping itu Lina emngulum buah pelir N dan menyonyotnya. Mencepak bagai kepedasan makan gulai lemak cili api.
N melebarkan kangkangku dan mula menggesel perlahan batangnya betul-betul tepat dilubang puki Lina.
“Aarrgghh, sedapnya Nn..” Lina merenggek dan merintih perlahan menerima tusukan nikmat butuh N yang besar, panjang keras dan tegang itu.
N membenamkan kotenya hingga ke pangkal dan nikmat-nya tak dapat digambarkan.. Terasa penuh seluruh lubang burit Lina dihuni dan direndam Dik batang N.
“Huhh.. Haa.. Sedap nn.. Mak oi.. Abah oi.. Sedapnya dikongkek begini.. N kongkek kuat-kuat..” jerit Lina mengerutkan mukanya sambil dia menerima seluruh batang N dalam vaginanya.
N berbisik perlahan sambil menjilat dan mengigit cuping telinga Lina apabila seluruh batangnya telah memenuhi lubang pussy Lina.
“Hhmm.. Sedapnya batang you N.. O sedapp,” raung Lina penuh nikmat. Dia mendesah-desah dan merenggek-renggek. “Shsshh.. Huu.. Ketatnya lubang puki Lina nie.. Kemut Lina.. Kemut kuat-kuat..” balas N menambah dan merangsang ghairah Lina. “N.. Henjutlah.. Henjut kuat-kuat. Henjut laju-laju. Senakk ni N. Panjang kote N nie” rayu dan renggek Lina sambil mengelinting tubuhnya dan dia memalingkan mukanya ek kiri dan ke kanan sambil tangannya mencakar-cakar belakang N. Lina mengerang kuat dan keras.
N menyorong tarik batangnya perlahan-lahan sambil meramas-ramas punggung Lina yang mengancam itu. Lina merintih kesedapan sambil sesekali punggungnya terangkat-angkat mambalas tujahan nikmat butuh N.. Memberikan Lina seribu kenikmatan.
“Ohh.. Nikmatnya N.. Jangan berhenti N.. Kuat kongkek aku N. Henjut kuat-kuat,” rayuku sambil mengigit dada N dan memegang punggungnya kemas rapat ke tundunku. “Eemm, I rasa.. Kemut kuat lagi Lina.. Kemutt..” balas N membuatkan Lina tambah bersemangat.
Aku terus memasukkan batangku hingga ke pangkal tundun Lina lalu aku membiarkan keadaan itu tanpa bergerak. Kemutan dinding vagina Lina mencengkam ke batangku. Nikmatnya tidak dapat kubayangkan.
“Aduhh.. Mak aii panasnya lubang puki you Linaa..”
N meramas buah dada Lina dan menyuruh Lina mengubah kedudukan. Lina diminta menonggeng. N mula ‘fuck’ Lina secara doggie. Kedudukan yang amat disukai oleh Lina kerana dengan cara itu, butuhr N dapat masuk lebih dalam dan buah pelirnya melanyak biji kelentit Lina. Tak lama selepas itu, Lina melepaskan nikmat klimaks dan N tanpa henti-henti terus-menerus menghentak pukinya.
Lina baring telentang semula. Aku menyorong tarik batangku di puki Lina. N merapatkan kedua-dua belah kaki Lina dan terus ‘fuck’. Dengan cara ini, N dapat merasakan batangnya dikemut dengan kuat. Sekejapan akibat geselan batangku dan dinding vagina Lina, dia meraung dan menjerit-jerit mahu klimaks. N memberi isyarat kepada Lina yang dia akan ‘cum’. N memantaskan henjutannya dan Lina menerima hentakan yang kuat kat cipapnya.
Lina telah menjerit kesedapan.. “Kuat N.. Sedap N.. Laju-laju N.” Itu sahaja kata-kata yang keluar dari mulut Lina. Tiba-tiba Lina terdiam dan mengejangkan tubuhnya. Lina telah sampai klimaxnya.
Lina memberitahu N yang dia sedang subur dan memintanya jangan melepaskan air maninya ke dalam farajnya. Aku mencabut zakarku serta-merta lalu Lina mengulum batangku. Dia memuntahkan air maniku. Setelah memastikan zakarku sudah bersih, aku membelai rambut Lina dan mengusap pipinya sambil mengucapkan terima kasih atas hadiahnya tadi. Aku juga mengucup bibirnya sambil tanganku mengusap dan meramas buah dada Lina.
“Sayang, Lina mintak maaf kerana tak membenarkan N pancut dalam. Lina takut ngandung nanti” kata Lina sambil mengusap dadaku sambil mengucup bibir dan mukaku. “Apa salahnya Lina mengandung? Kan dulu Lina sendiri kata yang Lina mahu rasa mengandung soalnya.” “Itu betul tapi Lina takut suami tahu?” “Ok.. Kita tunggu suami you pulang dari operasi. Masa tu dia ada dan setubuh you. Dalam pada tu kita meetlah dan make love. Kalau Lina sangkutpun masa tu tak hal, suami tak sangka dan tak tahu.” “Baiklah. Lina setuju kita cuba. Nanti bila melahirkan muka bayi tak ada iras suami?” “Uiks.. Jangan bimbang. Kalau muka bayi yang bakal lahir tu mirip Lina.. Kan selamat. Kalau wajah N pun takkan suami Lina nak mempertikaikan.”
Lina sengih sambil aku menyonyot puting susu Lina yang pinkish itu. Kulitnya halus. Pukinya ketat dan dia pandai mengemut batangku.
Setelah kami dapat bersetubuh beberapakali di belakang suaminya dan aku memancutkan air maniku dalam lubang puki Lina. Di bulan kedua, Lina dan suaminya dapat bersama setelah suaminya balik dari operasi, barulah Lina disahkan mengandung.
Tidak dapat dibayangkan betapa gembiranya Lina dan suaminya tambah pula N. N berasa bangga dapat mewanita dan mengandungkan Lina yang mana suaminya tidak berkemampuan berbuat demikian walaupun mereka bersenggama. Tanpa pengetahuan suami Lina, N masih mengongkek Lina bila peluang ada. Biarpun Lina sudah besar perutnya, N masih lagi merodok lubang puki Lina semau-mau dengan batangnya.
Dunia begitu gila!! Alangkah anehnya perubahan dunia yang begitu pesat dalam tempoh kurang dari setengah abad!! Tetapi ini hanya merupakan perbedaan di antara kereta kuda dan kapal terbang jet sahaja. N dan Lina masih ingin mendengar tapak kaki kuda di jalan raya. Ini bukan pula bererti kami mengajak supaya kembali kepada keluhuran zaman lampau dan nilai-nilainya yang ideal, malah Lina menyeru agar setiap golongan wanita sentiasa ingat bahawa dia ialah seorang wanita dan selamanya tetap tinggal sebagai wanita baik tidak semesti tempatnya di syurga manakala jahat belum tentu neraka rumahnya. Yang gila itu manusia sendiri.
Rahasia kandungan Lina tetap dipegang oleh Lina dan N. Hanya mereka berdua sahaja yang tahu. Suami Lina tidak namun dia berbangga yang Lina mengandung juga akhirnya. Hehehe!!
Lina tetap mendapat bekalannya dari N. Tambah N suka menyetubuhi Lina waktu perutnya membesar. Bagai menyiram benihnya segar bugar.
Keseronokan.. Dimiliki oleh insan yang benar-benar berusaha untuk memilikinya tapi sayang sekian lama aku mencarinya.. Kutemui di sini.. Lina yang mengandungkan anakku sedang suaminya yang terhegeh-hegeh mendapat nama.
472 notes · View notes
journal-rasa · 7 days
Text
Jika kamu ingin cepat berdamai dengan orang-orang yang menyakitimu, maka jangan lihat ia sebagai teman, keluarga, pasangan atau siapa pun yang kamu kenal.
Tapi lihatlah mereka sebagai malaikat yang Allah samarkan khusus untuk menguji hatimu.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.” (Kami dari Allah, dan hanya kepada-Nya kami kembali). <<<Q.S Al-Baqarah: 155-156>>>
Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa. Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula. <<<Taurat, kitab Nabi Ayub 5: 17-18>>>
60 notes · View notes
gizantara · 1 month
Text
Update Doa
Sejak bulan Juni berakhir dan doa belum bersua dengan jawaban, Juli hingga Agustus jadi berjalan dengan doa seadanya. Doa yang tidak menginginkan apapun, hanya melamun dan mengevaluasi ikhtiar serta proses berdoa itu sendiri, ya disambil mempelajari cara para nabi berdoa juga.
Tapi cita-cita itu masih ada.
Aku tidak bohong dan aku tidak bisa menyangkal bahwa aku benar-benar menginginkan itu. Dua bulan ini aku bersikap pura-pura lupa kepada diriku sendiri, baru sekarang nangis lagi karena sebenarnya aku "nggak mau lupa" bahwa aku pernah punya satu cita-cita spesifik tersebut. Aku nggak mau melupakan semua ikhtiar yang pernah aku jalani. Aku ingat betul, aku pernah seberjuang bulan Juni kemarin. Sebuah perjuangan langka untuk orang se-gampang-puas aku.
Jadi doaku sekarang adalah:
"Ya Allah, jika keinginan kuat ini bukan datang dari Engkau—melainkan dari nafsu dan kesotoyanku sendiri—hilangkan saja tanpa bekas. Tolong jangan menangkan egoku. Aku takut celaka jika hatiku tidak dapat berdamai dengan ketentuan-Mu. Mohon aturkan hatiku, baiknya gimana.
Tapi jika memang keinginan ini datang dari-Mu, aku percaya Engkau akan bertanggung jawab atas cita-cita yang Engkau taruh dan tumbuhkan di dalam hatiku. Mimpi itu ada bukan tanpa alasan, kan? Jika Engkau yang buat aku berharap setiap hari, aku takkan kecewa. Aku percaya segalanya aman di tangan-Mu."
Yah, benar-benar nggak tahu ke depannya akan seperti apa sementara yang lain sudah maju jalan di timeline hidupnya masing-masing. Aku seperti jalan di tempat seolah-olah ada yang menahanku tapi entah apa. Tapi namanya manusia, sifat dasarnya terburu-buru. Mungkin dengan "penundaan" inilah Allah mendidik sifat dasar itu. Dia menahan, mengizinkan, menghendaki, bahkan mempercepat sesuatu dengan maksud-Nya sendiri. Dan maksud itu selalu lebih tepat guna dibandingkan ekspektasi yang aku bangun di kepala.
Barangkali ada yang ingin Allah mudahkan dengan penundaan. Maka subhanallah akan jadi pengakuan utama di bulan ini bahwa Dia Maha Sempurna. Aku serba hina dengan semua kesotoyanku. Aku nggak mau egoku menang di hadapan Dia. Tapi juga nggak mau harus pura-pura lupa. Soalnya harga diriku ada dalam proses yang aku jalani saat berikhtiar. Jadi, Ya Allah.. mohon prosesnya dinilai jadi amal ibadah, ya. Soalnya pas dijalani kemarin, rasanya nikmat sekali walau bersusah-susah. Aku pengen lagi ngerasain berjuang yang kaya gitu.
Pokoknya jangan disuruh menyerah dulu akunya, Ya Allah. Kata Friede di seri Pokemon Horizon, "masih terlalu dini untuk menyerah."
Mungkin saat momentumnya datang kemarin, aku belum siap. Tapi aku mau mempersiapkan diri agar ketika momentum selanjutnya datang, aku nggak menyia-nyiakannya. Level awareness-ku juga meningkat, takutnya ada momentum yang datang tapi aku kecolongan atau kelewatan.
— Giza, pengen disayang Allah, takut kalo hatinya memutuskan menyerah dalam menghamba dengan versi terbaiknya
71 notes · View notes
mutiarafirdaus · 2 months
Text
Ikhtiar Perempuan Menemukan Pendamping Hidup (1)
Aku pernah menemani seseorang yang berkali-kali proses taaruf. Berkali-kali Allah belum kehendaki juga proses itu terjadi. Sampai suatu hari dia minta untuk bertemu di masjid. Berdua saja. Ia ingin ada ruang untuk menangis sesenggukan.
Di tempat dimana tak ada orang yang ia kenali harus melihatnya memakai topeng tangguh. Di tempat dimana ia merasa tenang, tapi tetap butuh seorang teman. Menangis bukan karena menggugat takdir Rabb Semesta Alam. Tapi menangis kelelahan menanggung harapan dari orang-orang sekitar. Lelah sekali ia. Kami berpelukan.
Ingatkan tentang, bahwa sejatinya jika belum Allah kehendaki bukan karena Allah tak mau beri, tapi Allah selamatkan kita dari rencana takdir yang kita pikir indah dijalani. Allah ingin kita maksimal dan meraih Surga lewat peluang yang saat ini Allah bentangkan.
Baik itu jalan studi, berbakti, berkhidmat untuk umat, merawat luka diri sendiri, ataupun peluang lainnya yang aroma Surga tercium disana.
Aku juga pernah menemani sepasang anak manusia yang berproses taaruf. Sudah sampai tahap pengenalan orangtua. Sudah sampai pembahasan mahar dan lainnya. Tetiba kandas prosesnya. Terguncanglah mereka berdua.
Butuh waktu untuk kembali menata. Butuh orang-orang baru untuk kembali menemani dan senantiasa memberikan penguatan, bahwa proses pernikahan tetap akan selalu layak untuk diperjuangkan. Dan mereka mau.
Memulai kembali dengan lebih hati-hati prosesnya. Dengan sikap yang lebih dewasa. Dengan harapan yang lebih ditata. Dengan niat yang lebih dikuatkan untuk selalu Lillahi Ta'ala. Dengan keyakinan bahwa Allah pasti siapkan jalan keluar bagi orang-orang yang mau berusaha.
Lantas sejauh mana sebetulnya perempuan boleh berikhtiar untuk menemukan pendamping hidupnya? Sampai batas mana kita mengangkat tangan kelelahan dan ingin memilih berhenti saja memikirkannya?
100 notes · View notes
hellopersimmonpie · 7 months
Text
Pemilu ini adalah pemilu kedua gue nggak berafiliasi ke partai manapun. Tahun 2014, gue masih bergabung dengan harakah yang mengarah ke partai. Tahun 2019 gue sudah berhenti mengikuti harakah tapi gue ngikutin pemilu dengan rasa trauma ke partai berhaluan islam. Mungkin karena komunikasi publiknya partai islam waktu itu kurang baik. Jadi gue ngerasa pengambilan keputusan politik partai tersebut tidak akuntabel dan cenderung memaksakan taklid buta.
Tahun ini, semuanya dimulai dengan sikap netral, lebih tenang dan lebih objektif. Udah nggak ada rasa trauma ataupun rasa fanatik ke pihak manapun. Lebih ke ngerasa lega karena udah pelan-pelan mengenal diri sendiri. Semacam:
"Oh ini toh value yang gue pegang ketika sendirian?"
Tahun 2014, circle gue adalah orang-orang yang mendukung Prabowo. Tapi gue milih menggunakan hak suara tanpa memilih presiden dan nggak berkoar-koar karena menghormati orang-orang di sekitar gue. Meskipun pada waktu itu, gue juga sempat membantu mengawal suara. Tapi rasanya masih nggak sreg dan mengalami kebingungan untuk mengambil keputusan. Konon prinsip dasar fiqih memang mengajarkan memilih yang mudharatnya paling rendah. Akan tetapi waktu itu gue merasa semuanya satu toko cuma beda pintu aja. Jadi bagi gue, milih yang manapun akan sama. Tahun 2019, masih sama. Masih bingung juga. Nggak mantep buat milih. Hari ini, gue udah nggak merasa bingung karena dua hal:
Para capres – cawapres menggunakan pendekatan kampanye yang berbeda. Gue punya banyak chanel untuk mempelajari visi dan misi cawapres. Jadi meskipun visi – misinya tidak sempurna, setidaknya arahnya bisa dibaca.
Ada banyak chanel dari lembaga independent yang membedah visi dan misi capres sesuai dengan kepakarannya. Contohnya Green Peace yang berfokus membahas isu lingkungan. Dari situ gue jadi paham capres mana yang menjaga lingkungan dan capres mana yang visi-misinya sangat ekstraktif.
Meskipun di belakang dua hal yang gue sebut tadi masih ada gerbong oligarki yang perlu dianalisa lagi, tapi setidaknya asas yang gue pakai bukan lagi asas lesser evil atau yang mudhorotnya paling minim. Dalam pemilu kali ini, gue memilih paslon karena keinget hadist:
"Jika kiamat hendak terjadi dan di tangan kalian ada biji tumbuhan, maka jika kalian sanggup menanamnya sebelum benar-benar terjadi kiamat, lakukanlah”. HR. Ahmad No. 12981
Segelap apapun sistem yang kita hadapi, jika kita melihat potensi kebaikan di depan mata, mari kita rawat potensi tersebut sambil banyak berdoa. Semoga kebaikan tersebut tumbuh dengan baik. Gue nggak melihat pemilu ini sebagai satu momen saja. Sebagai bagian dari masyarakat, gue melihat pemilu sebagai tolak ukur kecerdasan komunal kita. Mana celah yang perlu banget kita perbaiki. Mana kebaikan yang perlu kita syukuri.
Ketika bicara kecerdasan komunal, gue nggak mengacu pada secanggih apa teknologi yang kita punya. Tapi lebih pada bagaimana kita punya perangkat budaya yang menumbuhkan sekaligus memberi rasa aman kepada semua orang termasuk masyarakat lemah dan rentan hingga manusia yang paling miskin pun tetap bisa hidup dan bertumbuh dengan baik sebagai manusia. Punya waktu untuk berpikir. Bisa belajar untuk menjadi lebih baik.
Gue nggak bilang orang-orang miskin nggak bisa bertumbuh jadi manusia dan orang kaya pasti bisa jadi manusia yang baik. Tapi tiap gue ngelihat kehidupan kita sekarang, ada banyak skenario yang memungkinkan manusia tidak bisa bertumbuh dengan baik. Contoh sederhana:
Ada masyarakat menengah yang terjebak kemacetan setiap hari cukup lama sehingga waktu bersama keluarga mereka berkurang. Setiap harinya diberatkan dengan urusan-urusan keuangan. Boro-boro upgrade diri. Otak nggak pernah tenang dan semuanya dihadapi dengan survival mode.
Sama halnya dengan yang miskin. Pendidikan tinggi nggak aksesibel. Ruang hidupnyapun bisa terancam sewaktu-waktu. Belum lagi jika kita melakukan gaslighting dan menertawakan orang-orang yang saking lamanya hidup di survival mode sampai money politics pun kerasa gampang banget masuk ke mereka.
Ini celah peradaban kita. Setiap kali mendesain dunia dalam game, gue selalu berpikir masyarakat seperti apa yang ada di sana? Disiplin ilmu seperti apa yang tumbuh di dalamnya? Apakah mereka punya sistem pemerintahan yang egaliter dan stabil? Jika kita ingin sistem yang egaliter dan stabil, kita harus bagaimana?
Sama halnya dengan dunia nyata. Meskipun variabel bebasnya jauh lebih banyak ketimbang di game, tapi gue belajar juga buat berpikir secara sistem. Let’s say gue muslim yang pengen berkontribusi ke masyarakat dengan warna keislaman gue, gue harus belajar apa agar tidak terjebak ke fanatik buta? Waktu baca buku The Art of Thinking Clearly, gue jadi nyadar bahwa skeptis sama keadaan itu tidak buruk. Justeru kita harus terus menerus skeptis dan kritis sampai kita bisa berpikir dengan jernih. Membedakan mana kekhawatiran yang beneran khawatir, mana kekhawatiran yang dipicu trauma. Lalu menganalisa kekhawatiran tersebut sampai nemu akar masalahnya.
Yang gue khawatirkan hari ini ada banyak. Utamanya karena gue akademisi. Gue khawatir kalau pendidikan tinggi makin susah dijangkau. Kita tahu dengan berubahnya perguruan tinggi jadi PTN-BH, perguruan tinggi seperti punya dua peran sekaligus. Punya peran sosial dengan meringankan UKT Masyarakat miskin sekaligus jadi perusahaan yang dituntut banyak cuan. Padahal skill set dosen atau leader di setiap kampus tuh nggak banyak yang mengarah ke entrepreneurship. Lagi pula membangun Perusahaan itu ya nggak semudah yang kita bayangkan. Pada akhirnya, ada banyak kampus yang masih bergantung pada UKT sebagai sumber pendapatan utama.
Kedua? Gue khawatir kalau ruang hidup Masyarakat rentan tergerus. Pengen menulis ini lebih panjang tapi kok nggak nyaman wkwk. Sebenarnya kekalahan paslon yang gue pilih tuh udah terlintas di benak gue setelah membaca banyak prediksi dan melihat data demografi di Indonesia. Gue nggak pengen nyalahin masyarakat rentan. Nggak pengen menyalahkan akademisi yang dianggap hanya duduk di menara gading.
Akademisi kita sebenarnya sudah banyak yang berjuang. Kalau dibilang “bahasa yang digunakan terlalu intelek dan ndakik-ndakik”, gue sendiri nggak sependapat. Kita kadang-kadang perlu belajar mencerna informasi yang kompleks. Nggak boleh juga kita merendahkan: “Masyarakat kelas bawah pasti nggak mampu ngerti”
Arah jangan begitu. Kalau pakar menjelaskan dengan bahasa yang kompleks, jurnalis yang perlu mengolah biar bahasanya lebih dipahami khalayak. Salah satu hal yang perlu diperbaiki di peradaban kita hari ini adalah jurnalismenya. Keberpihakan kepada Masyarakat rentan belum menjadi arus utama di media.
Meskipun hari ini pola kampanye dialogis masih belum bisa membuat para paslon menang, gue tetap bersyukur. Bagaimanapun pemaparan visi dan misi adalah sesuatu yang perlu diapresiasi.
Sisanya?
Hidayah itu ada yang tiba-tiba datang ke hati manusia. Ada yang datangnya memang perlu dijemput atau dikondisikan. Dengan menata pola pikir Masyarakat, berarti kita membantu memudahkan banyak orang untuk mendapatkan hidayah. Menata pola pikir masyarakat itu bukan memaksakan mereka mengikuti pola pikir kita. Tetapi lebih ke bagaimana kita mengembangkan instrument budaya yang memberi ruang untuk berpikir, membantu masyarakat untuk memperkecil bias, hingga orang yang bisa berpikir jernih semakin banyak. Kita tidak akan bisa sampai pada ketaatan selevel nabi Ayyub A.S. Tapi gue berharap seberapapun miskinnya kita, semoga Allah tetap mendekatkan kita pada kebenaran dan memampukan kita untuk memperjuangkan hal-hal baik.
Gue paham banget bahwa kemiskinan itu membatasi banyak hal. Termasuk imajinasi. Di negara kita, kemiskinan bahkan menghambat manusia meraih pendidikan dan pekerjaan yang layak. Maka jihad-jihad kita tuh selain bikin kajian tentang hal dasar beragama, kita juga perlu membentuk masyarakat yang melek undang-undang dan hak mereka. Paham negara ini harus diarahkan kemana. Paham betapa dampak kota car-centric terhadap kemanusiaan. Paham gimana dampaknya RUU Ciptaker. Beneran. Pemahaman tentang hal-hal semacam ini tuh juga bis akita sebut hidayah. Karena apapun yang bisa memberi kita inspirasi untuk menjauhkan manusia dari keburukan dan mendekatkan manusia pada kebaikan, bisa kita sebut hidayah.
Mungkin kita akan menghadapi musim dingin beberapa waktu. Tapi semoga Allah menjaga kita semua. Semoga kelak kita bisa bernegara dengan lebih baik. Bertumbuh, sejahtera dan punya banyak resource untuk berbuat baik :")
115 notes · View notes
jejaringbiru · 7 months
Text
Memilih
Tumblr media
@hardkryptoniteheart
Aku memilih menjadi diriku sendiri. Namun aku juga tidak akan menutup diri, untuk terus belajar menjadi seseorang yang lebih baik di setiap harinya. Kali ini, aku melakukannya atas kesadaranku sendiri. Kelak aku bersedia belajar mengerti dan memahami seseorang yang ditakdirkan menjadi teman hidupku. Aku berjanji terhadap diriku sendiri.
@padangboelan
Aku memilihmu sayangku, dengan segenap jiwa dan hatiku sebab aku mencintaimu dan akan terus begitu. Aku ingin berada di sisimu sayangku, dalam segala waktu. Saat ini, besok dan sepanjang adanya nafasku.
@yurikoprastiyo
Sebelumnya kita melangkah pada jalan yang sama-sama asing. Dua insan yang dipertemukan pada saat yang tidak direncanakan. Seperti anugrah yang diturunkan dari pucuk langit. Yang keduanya saling sadar bahwa satu sama lain adalah yang terbaik untuknya. Tanpa perlu saling berkata, kita sudah sama-sama saling memilih. Memilih berjalan bersama supaya langkah kaki lebih jauh lagi. Tetap bersama pada ribuan ketidaksepahaman. Saling mencintai dalam gelap dan terang. Dalam berat dan riang. Pada hari-hari yang dipatahkan dan ditinggikan. Dalam keyakinan bahwa seberat apapun dunia menghardik, memilih bersamamu hidup akan selalu terus baik. Pada sayang dan cinta yang kau berikan, setiap harinya selalu memberikan sepucuk harapan. Terus tumbuh cinta yang kita tanam bersama menjadi sebuah kebijaksanaan dari dua insan yang memilih bersama.
@gndrg
Hidup memang menyediakan beribu pilihan, namun sebenarnya kita tidak pernah benar-benar diizinkan untuk memilih. Apakah ada laki-laki yang memilih hidup tanpa perayaan dan dihajar habis-habisan oleh pertanggungjawaban? Atau perempuan yang memilih hidup terpenjara dibalik dinding dapurnya?Juga anak-anak yang menumbalkan diri sebagai persembahan mimpi orang tuanya? Lantas, apa artinya memilih jika pada akhirnya kita tidak benar-benar bisa memilih? Bukankah kita sama-sama tahu pada akhirnya takdirlah yang memenangkan semua pilihan, sebab keterlibatan campur tangan semesta dibaliknya?
@gizantara
Aku memilih diriku sendiri dan begitulah beberapa hubungan berakhir. Aku memilih Tuhanku, dan begitulah beberapa hubungan membaik. Dalam episode sebelumnya : Aku memilih semua orang, jadi aku kehilangan diriku sendiri.
@manusiafajar
Mereka bilang kita tidak bisa memilih dalam mencintai. Tapi menurutku itu salah, justru mencintai adalah bentuk pilihan itu sendiri. Dari awal kendali jatuh hati, beradaptasi, membuka lapang toleransi pada tiap kekurangan diri. Itu semua tugas sebuah kata kerja berjudul "memilih". Begitu pula pada waktu abadi mencintai, atau sebutan pada cinta sejati. Tidak ada yang berjalan begitu saja, mengikuti arah angin kemana mau membawa, tapi seluruhnya, seutuhnya, adalah mau tidaknya kita, akankah kuat hati mengikat setia? akankah tidak bosan hati memilih untuk terus berusaha berkali - kali jatuh cinta? Lagi dan lagi dengan objek yang sama? Dan ketika, rasa itu tiba - tiba tiada. Itu tidak "tiba - tiba menghilang begitu saja", ia adalah pilihan, ia adalah pilihanmu untuk tidak menjaga rasa.
@calonmanusia
Sayang, percayakah kalau manusia tidak bisa memilih?Memilih dari orang tua mana ia dilahirkan. izinkan aku mengutip potongan sebuah hadist yang artinya "Tidaklah setiap anak kecuali dia dilahirkan di atas fitrah. Maka, bapak ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, atau menjadikannya Nasrani, atau menjadikannya Majusi" (HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim no. 2658) Betapa menjadi orang tua adalah hal yang amat berat, berat pertanggung jawabannya atas anak-anak mereka. Memang manusia tidak bisa memilih keadaan saat ia dilahirkan, namun, setelah ia mampu atas dirinya sendiri, tak mungkin ia lewat dari Maha Besarnya hidayah dari Sang Kuasa. Memang manusia tidak bisa memilih dari rahim siapa mereka dilahirkan, namun, jika sudah besar manusia mampu memilih berperilaku yang pantas untuk sang ibu. Aku tidak menyalahkan para orang tua terdahulu, hanya saja mengajak para calon orang tua tuk menentukan bagaimana anak-anaknya kelak. Sayang, izinkan aku mengajakmu untuk menjadikan anak-anak yang suatu saat tidak kecewa dengan keluarga yang telah melahirkannya. Terakhir, ada sebuah kutipan oleh Tia Setiawati, tulisnya: Namun bila nanti Tuhan mengizinkan kita menjadi orangtua, pilih dan putuskanlah untuk menjadi orangtua terbaik yang kita bisa. Lalu bersyukurlah. Karena setiap orang adalah anak, namun tidak semua adalah orangtua.
@shofiyah-anisa
Hidup kita sekarang adalah salah satu dari sekian pinta masa lalu kita, dan terbentuk pula dari pilihan kita pada masa silam. Terkadang pilihan tanpa didasari pemikiran yang matang, akan membuat kita tak nyaman dan tak senang. Namun terkadang pula, pilihan dengan pemikiran matang harus terhempas oleh permintaan banyak orang yang bla bla bla. Makanya mari tanamkan pada diri bahwa pilihan itu sesuai dengan akal kita saja, tak usahlah berubah karena manusia tak suka akan pilihan kita. Karena standar baik buruk yang tepat hanyalah standar baik buruknya Allah. Maka, selain memiliki pemikiran yang matang mendekatlah pada Tuhan yang berkuasa di seluruh Alam.
@afifaharyani09
Begitu banyaknya pilihan yang terpampang saat ini, dan kita harus memilih. Bukan, ini bukan hanya tentang pemimpin negara saja, tapi juga tentang resiko-resiko yang harus dipilih. Karna dalam hidup ini, kita juga harus pandai dalam memilih hal yang sedikit resiko buruknya. dalam kuru podcast dikatakan, bahkan dalam hidup ini kita tidak disuguhkan "percobaan" karna sama saja ibarat kita mencoba akun yootube premium selama satu bulan tanda "resiko" untuk membayar alias "gratis". ya kalau mau memilih "do it" dengan segala resikonya atau bahkan "leave it" dengan meninggalkan segala resikonya.
@isnahidayatifauziah
"Kalaupun dahulu kita mengambil pilihan yang berbeda dari apa yang sedang kita jalani saat ini, belum tentu kita akan lebih kuat menjalani konsekuensinya, akan lebih lapang menerima rintangannya." Fokuslah pada apa yang ada di hadapanmu saat ini. Karena bagaimanapun apa yang telah kita pilih di masa lalu adalah bagian skenario terbaik dari-Nya yang mengantarkan kita sampai di titik ini.
102 notes · View notes
lacikata · 3 months
Text
Tabarruj.
Di antara perkara yang perlu diketahui bagi seorang muslim maupun muslimah, salah satunya juga termasuk tabarruj.
Mengapa? Sebab tabarruj merupakan salah satu bentuk kemaksiatan kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan termasuk dosa besar, sehingga menjadi penting bagi keduanya, baik laki-laki maupun perempuan menaruh perhatian mengenai tabarruj dan model-modelnya, agar bukan hanya menjadi bagian dari penjagaan bagi dirinya (perempuan), namun juga penjagaan laki-laki bagi keluarganya (ibu, kakak, adik perempuan, istri dan anak perempuannya).
Di mana hal tersebut juga berkorelasi agar seorang lelaki tidak tergolong sebagai ad-dayyuts (yang tidak memiliki rasa cemburu dengan membiarkan keluarganya bermaksiat tanpa mengingatkan) atau justru yang menyuruh istrinya bertabarruj dan memamerkannya di hadapan laki-laki ajnabi (non mahram).
Tumblr media
Dalam penjelasan yang disampaikan oleh Ustaz Firanda hafidzahullah, sebagaimana yang saya cantumkan di atas, berikut beberapa tambahan dari sumber lainnya (ukhtiakhitanpaselfie), yang saya rangkum di bawah ini, terutama sebagai pengingat sekaligus perbaikan bagi diri saya pribadi.
1. Terbukanya aurat.
Aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan (punggung tangan), sehingga bagian kaki, bawah dagu dan pergelangan tangan (batasnya hingga bagian yang ada tulang menonjolnya) juga merupakan aurat.
Hukum menutup aurat adalah wajib, sehingga bagian-bagian anggota tubuh yang menjadi aurat di dalam salat, maka termasuk bagian-bagian yang juga wajib ditutup di luar salat, terutama jika di hadapan laki-laki ajnabi (non mahram).
Adapun hukum menutup wajah, terdapat khilaf (perbedaan pendapat). Pendapat yang membolehkan, berdalil bahwa wajah bukan merupakan aurat, sedang pendapat yang mewajibkannya untuk menutup, berdalil bahwa wajah merupakan pusat keindahan. Wallahu a’lam bish-shawabi.
2. Menggunakan pakaian yang tidak syar’i.
Disebutkan salah satu karakteristik pakaian yang tidak syar’i adalah menggunakan pakaian yang menarik perhatian lelaki.
Pada hakikatnya fungsi hijab atau pakaian adalah untuk menutupi, termasuk menutupi keindahan atau kecantikan; bukan untuk menghiasi atau memperindah diri, sehingga apabila seorang muslimah memakai pakaian yang panjang dan longgar, namun pakaian tersebut justru mempercantik dirinya. Inilah yang juga dikategorikan sebagai pakaian yang tidak syar’i.
Mengapa? Sebab perempuan saja sudah menjadi fitnah, maka Allah Subhanahu Wata’ala menurunkan syariat baginya untuk menutup aurat, sehingga setelah menutup aurat dengan hijab dan pakaiannya, ia pun perlu menjaga hijab dan pakaiannya tersebut agar tidak menimbulkan fitnah yang serupa bagi laki-laki ajnabi (non mahram), dengan begitu barulah akan tercapai fungsi hijab dan pakaian itu sendiri yaitu agar lelaki tidak terfitnah olehnya dan penampilannya.
Dan, hal ini juga menjadi bukti kejujuran seseorang di hadapan Rabb-nya, apakah ia berhijab atau berpakaian untuk menaati Rabb-nya atau untuk tampil cantik di hadapan manusia? Sebab jika tujuannya agar terlihat cantik, maka itulah yang dinamakan syahwat, sedang jika tujuannya adalah agar diridai oleh-Nya, maka inilah seorang muslimah yang benar-benar mengharapkan wajah Allah Subhanahu Wata’ala.
Yang demikian juga bukan berarti seseorang tampil lusuh atau tidak merawat diri, sebab yang tidak diperbolehkan adalah berpenampilan menarik di hadapan laki-laki ajnabi (non mahram), sehingga mereka menjadi terfitnah.
Sebagaimana terdapat anjuran untuk memakai pakaian terbaik pada malam-malam terakhir di bulan Ramadan, di mana hal tersebut justru menunjukkan kejujuran dan keikhlasan seorang muslimah dalam beribadah serta keinginannya untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar yaitu dengan membersihkan diri, memakai baju yang bagus dan minyak wangi di dalam rumahnya, hanya di hadapan suami dan mahramnya atau sesamanya (perempuan).
Beberapa hal terkait pakaian yang perlu diperhatikan, di antaranya:
Pemilihan bahan. Hindari bahan-bahan yang apabila tertiup angin akan menjiplak seperti bahan jersey atau yang serupa sehingga sekalipun panjang dan longgar, namun seakan telanjang.
Pemilihan warna. Tidak harus warna hitam, asalkan tidak menarik perhatian.
Pemilihan potongan, seperti ujung lengan ruffle, lengan bishop, berlayer atau yang serupa. Motif, seperti bercorak, bergaris, berbunga-bunga atau yang serupa serta penambahan aksesoris dan hiasan yang terdapat pada pakaian, seperti renda, lace atau yang serupa yang dapat menambah kesan indah dan menarik perhatian.
Berpenampilan syar’i itu pada hakikatnya sederhana, adapun manusianya yang justru mempersulit dengan banyak gaya. Panduannya adalah Alquran dan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bukannya trend fashion kekinian.
3. Perhiasan.
Seorang muslimah diperbolehkan memakai perhiasan, meski demikian yang tidak diperbolehkan adalah menampakkan atau membunyikannya di hadapan laki-laki ajnabi (non mahram), sebagaimana dalam QS. An-Nur: 31.
Semisal, menampakkan anting, kalung, gelang tangan atau kaki di mana perhiasan-perhiasan tersebut terdapat pada anggota tubuh yang termasuk dari bagian-bagian aurat perempuan, sehingga tidak diperbolehkan tampak di hadapan laki-laki ajnabi (non mahram), juga meski tidak terlihat (gelang kaki) tidak diperbolehkan terdengar.
Memakai cincin diperbolehkan dan tidak mengapa tampak, asalkan bentuknya tidak menarik perhatian.
4. Selain daripada pakaian dan perhiasan, tabarruj juga dapat meliputi tas, sepatu dan apa pun yang dipakai oleh perempuan yang dapat memperindah penampilannya, sehingga hal tersebut pun perlu diperhatikan, juga mengenai penutup kaki, dagu dan manset tangan sebaiknya hindari memakai warna yang menyerupai warna kulit, agar semisal ketika berjalan atau terkena angin, tidak dikira kulitnya yang terlihat, disebabkan memakai kaus kaki yang menyerupai warna kulit.
5. Berbicara dengan manja atau genit.
Termasuk di antaranya melalui tulisan atau emoji kepada laki-laki ajnabi (non mahram) ketika berbalas pesan. Di antara sebuah keharusan ketika membalas pesan dari laki-laki ajnabi (non mahram):
Membalas sesuai kebutuhan.
Hindari basa-basi (to the point).
Batasi intensitas dalam berkomunikasi.
Hindari penggunaan emoticon.
6. Memakai wewangian.
Dibolehkannya seorang muslimah memakai wewangian sekadar untuk menghilangkan bau, selama tidak sampai menimbulkan wangi, semisal memakai deodoran. Begitu pun dengan pewangi pakaian, jika muncul wangi yang semerbak dari diri perempuan, maka hal tersebut tidak diperbolehkan.
Dan hal ini berlaku jika melewati laki-laki ajnabi (non mahram). Ketika hanya ada sesama (perempuan), mahram (tidak mengapa) atau suami (dianjurkan) memakai wewangian.
7. Ikhtilat.
Di antara bentuk tabarruj juga termasuk bercampur baur dengan laki-laki ajnabi (non mahram).
8. Berhias dengan make up.
Di antaranya termasuk memakai celak mata dan lain-lainnya. Dibolehkannya seorang muslimah memakai celak mata dan lain-lainnya itu, jika dirinya berada di antara sesamanya, di hadapan suami atau mahramnya.
Namun, jika di hadapan laki-laki ajnabi (non mahram) hanya diperbolehkan sebatas memakai skincare seperti pelembab (untuk merawat kulit) yang tujuannya tidak untuk berhias.
Sehingga, semua hal yang ditampakkan oleh seorang muslimah yang bisa menggerakkan syahwat laki-laki ajnabi (non mahram), inilah yang dinamakan dengan istilah tabarruj dan itu diharamkan.
Seorang muslimah memiliki kewajiban untuk menutup aurat, namun tujuan dari menutup aurat bukan hanya sekadar menutup aurat, melainkan juga menutup perhiasannya.
Sebagaimana ulama berpendapat bahwa syarat menutup aurat, dengan hijab dan pakaiannya tersebut bukan merupakan perhiasan. Apabila segala yang dipakai oleh perempuan justru menarik perhatian laki-laki ajnabi (non mahram), maka itulah yang dinamakan perhiasan, sehingga inilah yang juga perlu diperhatikan, bukan sekadar panjang, longgar maupun memakai cadar tetapi juga tidak menjadi sumber fitnah bagi laki-laki ajnabi (non mahram), melalui perhiasan yang dipakainya, meliputi bahan, warna, bentuk, motif dan lain-lainnya.
Dan selain di dunia nyata, di dunia maya pun perempuan juga perlu menghindari agar lelaki tidak terfitnah olehnya. Ada nasihat yang menarik, yaitu jangan jadikan rumahmu seperti akuarium yaitu di mana ragamu di rumah, namun foto atau videomu bisa dilihat orang di mana-mana.
Di media sosial, siapa pun bisa mengaksesnya, tidak hanya leluasa untuk dilihat, siapa pun juga leluasa untuk menyimpannya tanpa seizin dan sepengetahuanmu.
Dan jangan pernah merasa aman, sebab kamu hanya mengunggah di second account atau fitur closed friend saja, siapa tahu pasangan dari temanmu sedang membuka media sosial temanmu atau sedang bertukar media sosial satu sama lainnya, maka yang paling aman adalah dengan tidak bermudah-mudahan untuk mengunggahnya.
Jadilah tersembunyi, sebab itulah hakikat menutup aurat. Jika masih ingin dilihat, maka belum tercapailah fungsi dari menutup aurat dengan sempurna, meski sudah memakai cadar, pakaian panjang dan longgar bahkan hanya seujung kain gamismu atau foto tampak belakang.
Mudah? Tidak, namun amalkanlah hal ini, sebab cintamu kepada-Nya. Bukankah cinta bisa membuat yang pahit menjadi manis, yang mahal menjadi tidak bernilai? Dan bukankah seseorang yang mencintai senantiasa akan melakukan apa pun demi yang dicintai?
Seperti halnya, larangan tabarruj, sehingga tidak boleh begini dan begitu, bertolak belakang dengan hawa nafsu, maka di sinilah inti ujiannya. Jika cintamu kepada-Nya lebih kuat daripada hawa nafsumu, bukankah larangan itu menjadi kecil dan tidak ada artinya? Sehingga mudah bagimu untuk mengamalkan, “Kami dengar dan kami taat.”
Namun, berbeda halnya, jika hawa nafsumu yang lebih kuat, maka bagimu ini akan merepotkan, “Lebay banget deh.” Celetukmu.
Dan inilah mengapa tabarruj juga penting diketahui oleh seorang lelaki. Selain, untuk mengingatkan mereka, juga jangan sampai ketika para perempuanmu (ibu, kakak, adik perempuan, istri dan anak perempuanmu) sudah mampu menjaga dirinya, sudah mampu mengamalkan perintah yang berat ini bagi dirinya, justru kamulah yang dengan mudahnya memamerkan mereka di hadapan laki-laki lain yang bukan mahramnya.
Salah satunya dengan mengunggah foto istrimu di media sosial atau sebagai foto profil untuk menunjukkan, “Bojoku yo ayu kok.”
Tidak perlulah seluruh dunia tahu kecantikan istrimu. Tidak perlulah terpancing dengan komentar orang lain, “Halah bojone diumpetke mergo isin.”
Jangan pedulikan suara-suara bising itu. Namun, jadilah garda terdepan untuk menjaga keluargamu dari tatapan-tatapan laki-laki lain yang bukan mahramnya, salah satunya di media sosial, termasuk sebagai foto profil.
Jika kamu tidak bisa mengendalikan imajinasi para lelaki itu, maka kendalikan apa yang tidak perlu mereka ketahui. Sembunyikanlah kecantikan perempuanmu (ibu, kakak, adik perempuan, istri dan anak perempuanmu) misalnya.  
Dan bagi perempuan, selain berhati-hati dalam menjaga diri, juga agar tidak merasa insecure sebab fotomu tidak dipajang di media sosial atau sebagai foto profil suamimu. Inilah previlige yang kamu miliki yaitu memiliki suami yang pencemburu yang tidak rela kecantikan istrinya juga dinikmati oleh lelaki lain selain dirinya.
“Halah itu mah alibi aja supaya bisa tebar pesona sama perempuan lain, biar dikiranya single.”
Jika pun benar demikian, Allah Subhanahu Wata’ala Mahatahu. Seseorang yang bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wata’ala, hidupnya tidak akan tenang.
51 notes · View notes
mamadkhalik · 11 months
Text
Palestina selalu memberi pelajaran berharga. Tentang bangkitnya sebuah kaum, tentang sejarah yang berulang, tentang musuh berbaris hendak menerjang, dan tak lupa orang-orang munafik yang selalu hadir melemahkan persatuan.
Palestina memberi pelajaran akan pentingnya menjaga prasangka. Dengan tak mudahnya melabeli sesama saudara hanya dari penilaian dini, kata-kata orang munafik, atau bahkan hanya karena tak sama harokahnya. Bahkan dalam memutuskan suatu perkara misal murtad, berzina, dan maksiat lainya, ada kaidah-kaidah ketat yang harus dilewati, maka dari itu, berhati-hatilah dalam setiap perkataan dan juga prasangka.
Palestina mengingatkan tentang lemahnya seorang manusia. Kondisi yang nyaman dengan mudahnya menggoda iman, sedikit demi sedikit melemahkan badan, sampai akhirnya melemahkan daya juang melihat yang haq dan bathil.
Guru kami berpesan, pentingnya setiap muslim untuk menjaga iman, melihat peluang dengan keoptimisan, dan yang paling penting banyaknya mengambil hikmah dari setiap kejadian.
Sekali lagi, tiada masa tuk berpangku tangan.
Inilah kami, wahai Palestina, Kau ajarkan artinya keberanian, Walaupun tak seperti anak-anakmu, Tekad kami tetap s'lalu bersamamu.
Shoutul Harokah - Palestina Milik Kita
135 notes · View notes
kayyishwr · 5 months
Text
Bukan Siapa-Siapa
"Tulis aja mahasiswa profesi dan suka baca buku" kataku pas ditanya soal achievement apa yang bakal menghiasi poster acara itu. Sejak tidak menjadi siapa-siapa – tapi memang bukan siapa-siapa – serasa lebih nyaman saja dalam berinteraksi.
Sebenernya pun, saat punya beberapa amanah, hanya segelintir juga yang tau, baru pas rada deeptalk, beberapa orang kemudian ngeh, bahwa pernah aktif di beberapa tempat dan organisasi. Lah wong, jadi anak RK yang jangka waktunya 2 tahun saja, ada yang gak tau haha – emang kayaknya belum pantes jadi anak RK si, apalagi alumninya, semoga bisa lebih baik kedepannya.
Persoalan bukan siapa-siapa, atau singkatnya menjadi orang biasa, aku suka banget sama bukunya Teh Urfa @urfa-qurrota-ainy– izin tag ya teh hehe, yang judulnya "Tak Masalah Jadi Orang Biasa". Bahkan sedikit banyak pernah diulas di postingan IG, dengan beberapa gabungan pembahasan dari buku lain juga.
Gagasan yang Teh Urfa bawa, berangkat dari kondisi pandemi kala itu, yang sedikit banyak menyadarkan, bahwa pada akhirnya tak masalah jadi orang biasa, dan memang pada akhirnya kita bukan siapa-siapa. Masa pandemi, kalau kita ingat, mendistrupsi banyak hal. Pasar saham, terjadi penurunan harga. Brand besar banyak yang kelimpungan, sampai pada akhirnya mungkin kita punya teman yang menghilang dari 'peradaban'.
Bagi seorang muslim, sejatinya kesadaran jadi orang biasa dan bukan siapa-siapa seharusnya jauh lebih dalam kita maknai. Ini bukan soal kita hidup tanpa tujuan. Sesekali, untuk mencapai tujuan, kita harus sadar, bahwa ikhtiar kita, sejatinya bukan karena kemauan kita. Bukan karena kehendak kita. Tapi itu semua maunya Allah. Kehendaknya Allah; maka akhirnya kita bukan siapa-siapa
Ramadhan kemarin, bertekad untuk belajar lebih banyak lagi. Beberapa ada yang menawarkan untuk ikut kelas yang ada. Tapi pilihan jatuh ke kelas INSIST dan sahabat Al Aqsa. Spesifik kelas INSIST, salah satu yang kupilih adalah tadabbur surat Al Insan. Kenapa? Karena termakan marketing juga si haha; Allah itu Yang Maha Tahu soal manusia, maka dia terangkan soal manusia, bahkan dalam satu surat khusus. Ibaratnya, buku self development barat, masih kalah canggih dari surat ini.
Nah, tadabbur ini dibawakan secara menarik dan enak. Bahasan kata-perkata. Penjelasan soal maksudnya. Dan sedikit menyinggung soal ilmu nahwu shorofnya. Dan, ini beberapa hal menarik yang aku dapatkan, bukan kesimpulan tapi juga tidak terlalu mendetail. Nah biar semakin paham, sambil dibuka aja Qurannya.
Bahasan ini, ada di ayat 1 sampai 7 – ayat yg lain menyusul hehe.
Allah Yang Maha Tahu, adalah pencipta. Sedangkan kita, dan yang lainnya sebagai makhluk. Kita dulunya bukanlah siapa-siapa – Lam yakun syaian madzkuura. Kemudian, dengan kuasa Allah, kita diciptakan dari nutfah, diberikan ujian, tapi juga diberikan potensi – sami'an bashira, melihat dan mendengar. Nah, tapi, potensi yang kita miliki, belumlah cukup, maka Allah memberikan petunjuk yang disampaikan melalui para utusanNya. Maka, setelah itu, setelah petunjuk hadir, akan terbagi dua kelompok; imma syakira wa imma kafuura. Kemudian, dijelaskanlah balasan bagi dua kelompok itu di akhirat secara berbeda
Maka, jelaslah disini. Dahulu, bahkan sampai sekarang kita bukanlah siapa-siapa. Kehadiran kita di bumi, itu kehendak Allah. Kemampuan kita sekarang itu dari Allah. Maka, kita akan kembali kepada Allah. Dan jika kita korelasikan dengan Al Hikam pasal 1, kita ini nda boleh menggantungkan keberhasilan atau kegagalan kepada amal kita, ataupun hal lain selain Allah. Karena taqdir keberhasilan dan kegagalan semuanya ada di tangan Allah; tugas kita adalah ridho terhadap ketentuanNya.
45 notes · View notes
jndmmsyhd · 2 years
Text
Tidak selalu siapa yang cepat ia yang dapat, tidak selalu juga siapa berani ia yang pasti memiliki. Kamu tahu? Ada banyak hal yang tidak bisa dijangkau oleh tangan dan akal kita. Dari mulai karir, rezeki, bahkan soal pasangan hati. Sebab apa yang sedari awal bukan ditakdirkan untukmu, selamanya kamu tidak akan pernah memilikinya, meskipun kamu cepat dan berani.
Tangan kita tidak mungkin selalu bisa menggapai apa yang kita inginkan, begitulah cara Tuhan mengajarkan sabar dan doa pada hamba-Nya.
Akal pikiran, hati dan otak kita tidak akan pernah kuat jika harus berpikir dan merasakan segala hal, ujung-ujungnya pasti akan tumpah dengan air mata. Karena itulah mengapa Tuhan mengajarkan agar tidak bersandar pada pundak manusia.
Sudah, usia yang bertambah ini seharusnya menjadikanmu semakin dewasa dalam menyikapi. Tidak terburu-buru dan tidak pula segala hal harus kamu respon. Beberapa ada yang sebaiknya cukup kamu baca kemudian biarkan, tanpa berkomentar dan memikirkannya.
Dewasa itu mulai menyaring mana yang menjadi prioritasmu, mana yang sebaiknya kamu lakukan terlebih dahulu. Jadi, jangan selalu berpikir harus selalu "cepat" agar bisa "dapat", mulailah dengan cara yang baik, konsistenlah dengan kebaikan yang ada, lakukan dengan cara yang baik, berdoalah dengan doa yang baik, maka nanti Tuhan akan mempertemukanmu dengan apa yang ditakdirkan untukmu.
@jndmmsyhd
864 notes · View notes
nuhashofiya · 5 months
Text
Love Language
Belakangan ini aku merasa lebih nyaman membersamai anak-anak dengan segala kerandomannya. Capek, tentu saja. Tapi rasanya senang bisa menjadi bagian kecil dari perjalanannya. Dan yang baru saja kusadari, segala macam love language terpenuhi.
- Act of service = Ketika aku sedang kerepotan membawa banyak barang, tanpa diminta mereka berebut membantu. Ketika aku turun dari motor, mereka mau membawakan tasku. Menghapuskan papan tulis, mengumpulkan buku, membereskan meja guru, dan masih banyak lagi. Tak jarang ada perdebatan kecil karena berebut ingin membantuku "aku aja bu, aku aja buu" begitu katanya.
- Quality time = Kalau yang ini jelas sekali ya. 6 hari dalam seminggu selalu bersama mereka. Pernah suatu hari, ada anak laki laki yang bertanya di tengah pelajaran yang sedang berlangsung. Matanya berkaca kaca. "Bu, kalau bu guru udah lulus kuliah, apa masih ngajar di sini?". Pertanyaan dan ekspresinya dalam sekali. Di lain cerita, ketika aku sedang mengajar di kelas lain, ada saja anak yang nyusul supaya aku segera kembali ke kelas mereka. Maaf kalo agak gr. Tapi makasih lo ya udah dijemput hehe.
- Words of afifrmation = Sering sekali aku dapet surat cinta dari anak-anak. Dan kebetulan, aku senang membaca. Aku senang mereka menyampaikan di atas kertas. Isi suratnya beragam. Mulai dari "bu guru jangan cape cape ya, bu guru semangat ngajarnya ya, makasih ya udah ngajar kita, makasih ya udah sayang sama kita, bu guru sehat-sehat ya biar bisa ngajar kita terus" dan berbagai gombalan lainnya. Dan yang paling sering mereka sampaikan adalah adalah " I Love You". Love u more, naak
- Receiving gifts = Bukan hanya di hari guru, di hari-hari biasa mereka sering memberi sesuatu. Mulai dari stiker, pulpen lucu-lucu, sampai ciki. Terlihat sepele, tapi mereka memberi apa yang menurut mereka berharga. Makasih ya
- Physical touch = Tiba-tiba ada yang gandeng tangan, ada yang meluk lama. Lama sekali. Mungkin mereka sedang kurang nyaman, cape, atau gelisah sampai sampai minta dipeluk suapaya lebih rileks. Tentu saja hanya berlaku untuk murid perempuan. Murid laki-laki kelas bawah cukup berjabat tangan, sedangkan kelas atas baru belajar untuk tidak berjabat tangan.
Setidaknya, aku sudah lebih nyaman dari sebelumnya. Guru, satu satunya pekerjaan yang aku hindari. Aku lebih tertarik dengan penelitian di laboratorium. Tidak banyak orang, tidak boleh banyak bicara, sepi, memperlakukan sesuatu yang bisa diprediksi. Sedangkan guru, ini seperti kebalikannya. Bertemu banyak orang, harus banyak bicara, rame, dan yang aku hadapi bukan bakteri, virus, dna, sel, dsb. Tapi manusia yang Allah beri akal dan perasaan. Memahami perasaan sendiri saja begitu sulitnya, hehe.
Alhamdulillah, Allah beri kesempatan untuk menuntaskan amanah yang (buatku) tidak mudah ini. Diberi kesempatan untuk menghadapi anak yang tantrum, rewel, ngambek, dan sakit. Aku belajar banyak dari mereka. Sulit sekali menyesuaikan diri dari jurusan awal bioteknologi sampai nyasar ke pendidikan. Tapi bersama mereka, prosesku menjadi menyenangkan. Sekali lagi, terima kasih ya. Entah akhirnya akan seperti apa, tapi aku bersyukur bisa membersamai sejauh ini.
Cerita random yang belum diedit. Jadi maaf kalo berantakan. Simpen di sini, mumpung inget 😁🙏🏻
44 notes · View notes