Tumgik
#Membaca
ruang-bising · 9 months
Text
(apostrof.id)
Tumblr media
[Amin yang sama, Doa yang berbeda]
Barangkali, kita mengangkat tangan yang sama, pada Tuhan yang sama, dengan kekhusyukan yang sama, diakhiri Amin yang sama, tapi dengan doa yang berbeda.
Aku selalu saja meletakkan kebahagiaan sebagai sesuatu yang ada di depan. sehingga harapan dan pandangan mata terus saja kutuju hingga ke ujung masa depan. isi doaku Hanya seperti orang serakah yang tidak pernah puas: Ingin ini, ingin itu, banyak sekali. selalu ada saja yang kurang dan tak pernah habis. sedang kamu selalu berhasil menutup doa di penghujung malam dengan segenap kecukupan dan rasa syukur.
melihatku yang terus saja mengangkat tangan dan tak sedetikpun berhenti kamu menegurku dan berkata, "jika pandanganmu terus-menerus ke depan bisakah kamu bahagia? jika tidak pernah berhenti sejenak untuk melihat saat ini Bisakah kamu bahagia? jangan-jangan kebahagiaan itu memang tidak pernah ada---- di masa depan?"
mendengar itu, aku tersentak, lalu tertunduk.
57 notes · View notes
segudangpikiran · 6 months
Text
Memang, membaca dan mempelajari adalah dua hal berbeda. Tetapi apa yang dibaca tak akan menghilang begitu saja dari kepala. Bahkan banyak yang menyangkut di otak sehingga bisa menjadi modal dasar untuk memahami masalah hidup.
Dikutip dari halaman 83 buku Hatta: Aku Datang Karena Sejarah.
14 notes · View notes
futianz · 6 months
Text
Aku pernah hampir tak tau arah.
Aku hampa
Aku hancur,
Aku patah,
Aku sedih.
Dan kuucapkan terima kasih kepada siapapun kala itu yang mengusahakan bahagia untukku
Juga teruntuk kamu, yang selalu baik padaku. Yang tak pernah membuatku sendiri. Yang membuatku berarti dan mengerti, membuatku belajar lagi tentang apapun yang menyenangkan dalam hidup ini. Terima kasih..
Kamu, kala itu..
13 notes · View notes
herricahyadi · 1 year
Text
“Lagipula di rumah kelas menengah kita, mana ada sebuah kamar yang menyediakan buku?”
- Goenawan Mohamad, Pada Masa Intoleransi.
42 notes · View notes
poemstories · 9 months
Text
Tumblr media
Setahun Berkembang
31/12/23-18.01
Telah berkembang diri hampir setahun sejak memulai semuanya. Tentunya banyak cerita yang sempat terlewatkan untuk di resapi dalam diksi yang harusnya terbaca di tempat dimana jutaan orang membaca kata-kata indah setiap hari. Namun aku bersyukur, di usia ku saat ini, tahun 2023 tidak selalu membuatku menangis pilu. Tapi juga banyak keajaiban yang tentunya di tahun 2024 aku akan memperjuangkannya lebih keras lagi....
Tumblr media
13 notes · View notes
favenoir · 7 days
Text
“Jangan berharap dunia yang berubah, tapi diri kita lah yang harus berubah. Ingat anak-anakku, Allah berfirman, Dia tidak akan mengubah nasib sebuah kaum, sampai kaum itu sendirilah yang melakukan perubahan. Kalau kalian mau sesuatu dan ingin menjadi sesuatu, jangan hanya bermimpi dan berdoa, tapi berbuatlah, berubahlah, lakukan saat ini. Sekarang juga!” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
2 notes · View notes
padangboelan · 9 months
Text
Selain mengalami beragam peristiwa dan banyak membaca, menemui banyak orang juga merupakan bagian dari upaya dalam perjalanan menemukan kebijaksanaan.
Tumblr media
8 notes · View notes
aisndry · 5 months
Text
Baca Aku 📚
Tumblr media
Debu halus yg menyelimutiku
Tertahan seperti Palu yang menekan
Lihat aku....
Kau menumpuk-numpuk diriku namun kau tidak membuka lembaran diriku
Ketika diriku tampak pada etalase toko, kau menginginkanku
Bagaimana dengan sekarang?
Apakah hobimu hanya sebatas wacana?
Awalnya kau sangat mencintaiku namun kau membiarkanku tergeletak terlalu lama
Diterkam oleh keinginan palsumu yang perlahan membunuhku
Jangan seperti pecundang yang penuh ketidakpastian
Baca aku....
Buka lembaran diriku agar dirimu dapat memahami arti diriku yang memperdulikanmu
3 notes · View notes
aniihsrysworld · 2 months
Text
Tumblr media
"Saya menulis bukan berarti saya banyak masalah. Isi kepala saya sangat berisik, makanya saya lebih baik menuangkannya melalui tulisan. Sama halnya dengan membaca, saya sangat suka membaca bukan karena saya ingin terlihat cerdas, bijak, atau mendapatkan pujian tetapi saya menikmati kesenangan menjadi orang bodoh."
"Dalam kebodohan, saya menemukan kebebasan untuk menjelajahi dunia, tanpa beban ekspektasi. Sebuah keinginan untuk terus belajar dan bertanya. Mungkin lebih baik menjadi 'pura pura bodoh' daripada harus menjadi orang yang 'sok tahu'.
✓ Jangan takut untuk berpikir di luar kotaknya spongebob.
✓ Biarkan pikiranmu mengembara ke mana pun ia ingin pergi.
✓ Jangan menilai pikiranmu, biarkan saja mengalir.
✓ Tuliskan pikiranmu agar kamu tidak melupakannya.
Dan..
Membacalah selagi kamu masih mampu membaca. karena membaca adalah jendela dunia dan mengajak kamu menjelajahi tempat tempat yang belum kamu kunjungi seperti memakai mesin waktu.
Semoga ini membantu!
Gudnite, anii!
5 notes · View notes
literasi-dogiyaimaju · 4 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Literasi Dogiyai Maju
Terima kasih Ibu Guru Agustina Tagi, Pak Guru Hubertus Dogomo dan Pak Guru Marten Dogomo (Lapak Baca) Kampung Kigamani ❤😇🙏🏻
"Perpustakaan adalah rumah sakit bagi pikiran." - Alvin Toffler
Salam Literasi 🖋📖📚
2 notes · View notes
jusrianaaaaa · 4 months
Text
Tumblr media
Kita pernah menjadi sebuah ketentuan pada pertemuan yg saling mengisi hingga saling meniadakan. Namun pada langkah yg saling menjauhi, ketentuan terasa seperti sebuah perjudian antara waktu dan detaknya sendiri. Karena pada detik kesekian kita sadar bahwa penerimaan akan membuat kita merasa utuh jika sudah sepenuhnya.
AMOR FATI
'Kita adalah sepasang salah yg Menolak pasrah.
2 notes · View notes
margarethstuff · 1 year
Text
New Hobby, New Page
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Image Source: Pinterest
Hello everyone! I'm Margaretha, welcome to my very first blog!
Pada blog saya yang pertama ini, saya akan membahas seputar hobi yang saya miliki, juga dampak positifnya!
Saya memiliki hobi membaca novel sambil mendengarkan musik. Hobi yang mungkin memang terdengar membosankan bagi beberapa orang. Nah, kok bisa tuh, saya akhirnya menjadikan hal ini sebagai hobi?
Jadi begini ceritanya, dulu, saat duduk di bangku sekolah dasar, saya tidak memiliki hobi khusus. Hari-hari saya jalani dengan siklus berulang. Bangun, membereskan tempat tidur, mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah. Pulangnya, saya menghabiskan waktu dengan makan, tidur siang, menggambar karena iseng, chattingan dengan teman-teman saya, atau bermain game di gadget, belajar dan menutup hari saya dengan tidur. Begitu terus hingga hari-hari berikutnya. 
Hingga pada suatu hari, yang saya lupa tepatnya kapan, mungkin... saat libur panjang? Saya merasa jenuh hingga akhirnya memutuskan untuk berjalan keluar rumah. Selama perjalanan, saya melihat banyaknya pepohonan rindang dan burung pipit yang terbang kesana kemari. Sore hari itu terasa sangat sejuk. Saya terus berjalan, hingga akhirnya pandangan saya tertarik ke salah satu toko buku yang tak pernah saya sadari sebelumnya.
Saya memasuki toko buku itu, melihat-lihat rak yang terisi jajaran buku yang tersusun rapi sesuai urutan abjad pada judul buku. Saya menarik salah satu novel yang sampul plastiknya telah terbuka pada abjad "H". Novel itu, covernya berwarna biru muda dengan gambar objek-objek lucu: unicorn, bulan sabit, bendera merah, sepatu roda, surat, bunga, topi graduasi, bola basket, scrunchie berwarna pink, bintang, dan mobil sports berwarna biru tua. Juga terpampang jelas judul novel yang berwarna biru tua dan merah; Hello, (dengan warna biru tua), Cello. (dengan warna merah). Tak sampai di situ keunikannya, cover novel tersebut ialah cover sleeve, sehingga ketika dibuka akan menampilkan cover di bawah cover yang bergambar ring basket dengan gambar seorang laki-laki dan seorang perempuan (yang saya prediksi adalah tokoh utama dalam novel yang saya genggam).
Tumblr media
Image Source: Pinterest
Karena penasaran, saya membuka novel itu, mengulik lebih dalam kisah yang diceritakan lewat tinta di atas kertas. Lembar demi lembar saya lewati, tak terasa sudah berada pada halaman ke-23. Karena hari sudah mulai gelap, saya memutuskan untuk membeli novel itu dan lanjut membacanya di rumah.
Sesampainya di rumah, saya kembali membuka novel pada halaman yang sudah saya selipkan pembatas sebelumnya. Kemudian saya mengambil ponsel dan memutar musik yang saya sukai.
Menit demi menit berlalu, saya terhanyut dalam cerita dan musik yang mengalun lembut di telinga saya. Setiap perbuatan tokoh yang dideskripsikan sedemikian rupa oleh sang penulis mampu menarik saya masuk ke dalam dunia ciptaannya; dimensi lain yang entah bagaimana membuat saya turut merasakan apa yang dirasakan tokoh utama, walau sebenarnya, saya tak pernah mengalami hal itu sebelumnya. Sesuatu yang membuat saya merasakan pengalaman baru, juga memberi warna asing di tengah monokromnya hari-hari saya kala itu. Setiap dialog yang terucap oleh tokoh membuat saya memahami berbagai sudut pandang yang berbeda-beda dari setiap manusia. Dan saya jatuh semakin dalam pada pesona dari sebuah buku tebal yang berisikan tinta di atas kertas yang tak ditoreh sembarangan, namun dengan penuh rasa yang tertuang ke dalamnya dari sang pencipta skenario.
Begitulah awal saya mulai tertarik untuk menyelam lebih dalam pada dunia novel. Saat ini, saya sudah mengoleksi beberapa novel dalam lemari saya, yang mungkin akan semakin bertambah jumlahnya di hari mendatang.
Ngomong-ngomong soal novel, saya yakin nih, beberapa dari kalian, pasti ada yang hobinya sama seperti saya. Guys, mau tau satu hal gak? Sebenernya hobi yang kalian miliki itu bisa dikembangkan jadi sebuah karya loh. Hah, gimana caranya? Bukannya baca novel fiksi gak bikin kita menghasilkan sesuatu? Eits, siapa bilang? Tanpa kalian sadari, membaca itu bisa meningkatkan kemampuan bahasa kalian. Entah dari bertambahnya kosakata yang kalian miliki, membuat kalian jadi lebih mudah menyusun kalimat menjadi lebih baik, atau bahkan meningkatkan sisi imajinatif dan kreativitas kalian. Dari sinilah, kalian bisa kembangkan kemampuan kalian itu menjadi seorang penulis.
Tapi jangan lupa satu hal ya guys, penulis yang baik adalah penulis yang gemar membaca dan tekun menulis. Walau sudah membaca seribu buku, kalian tentunya masih harus tekun dan giat untuk belajar menulis. Karena sesungguhnya, menulis tak semudah yang dikira. Selain memiliki imajinasi dan kreativitas, seorang penulis juga harus mampu menyampaikan perasaan mereka melalui tulisan yang mereka ciptakan.
Nah, jadi bagaimana? Apa kalian mulai tertarik untuk menuangkan imajinasi kalian ke dalam sebuah kertas?
Last but not least, i have a quote from book for you guys.
“It’s the possibility of having a dream come true that makes life interesting.”
—The Alchemist by Paulo Coelho.
So, don't be afraid to be a dreamer and take things step by step with all of your heart to make your dreams come true guys! See you at another time and have an auspicious day! 🩷✨
10 notes · View notes
segudangpikiran · 8 months
Text
Ada 2 motif membaca buku. Pertama, kau menikmatinya dan yang lain, kau bisa menyombongkannya.
Sempat baca kutipan ini di postingan seseorang. Entah kenapa diriku kurang tertarik pada bagian akhir kalimatnya. Bagiku, membaca buku bukanlah untuk menyombongkan. Aku heran kenapa bisa muncul kata-kata seperti itu di akhir kalimatnya. Apa sih yang ingin disombongkan dari membaca buku? Gara-gara kutipan itu, satu pertanyaan menganggu isi pikiranku saat ini.
11 notes · View notes
futianz · 7 months
Text
Sedang menikmati hari-hari dengan berbagai peran. Peran dalam menghadapi orang-orang yang sangat bervariatif dengan background dan wadah yang berbeda pula. Sempat terbelenggu dulu untuk membuat limit interaksi dengan banyak orang, namun setelah dipikir tak sepenuhnya saya benar. Inilah hidup. Memutuskan untuk bergerilya di dalamnya, maka tak ada pilihan untuk latih diri beradaptasi dan berinteraksi dengan siapapun.
Inilah dunia dan seluk beluk nya. Face it!!
10 notes · View notes
apriliakinasih · 7 months
Text
Membaca
Salah satu hal yang paling aku syukuri adalah bahwa aku diberi kesenangan untuk membaca. Dalam hal ini, yang kumaksud adalah membaca buku. Kita tahu bahwa budaya membaca di negara kita masih sangat rendah. Itu berarti tidak banyak orang yang suka membaca.
Aku berkaca pada diriku sendiri. Dulu, aku pun begitu. Tapi sekarang, justru kalau sehari tidak pegang buku, rasanya ada yang kurang.
Dari pengalamanku, kegemaran untuk membaca tidak datang begitu saja. Sama halnya dengan menulis, membaca pun perlu dibiasakan. Dulu aku awalnya memaksakan diri untuk membaca, karena memang tidak suka membaca sama sekali. Awalnya terpaksa, akhirnya terbiasa.
Setelah terbiasa, aku merasakan kenikmatan tersendiri saat membaca. Kalau apa yang sedang kubaca sangat merefleksikan perasaanku, aku merasa seperti sedang dipeluk. Kalau buku yang sedang kubaca mengisahkan sebuah cerita, aku seperti hanyut dalam ceritanya, seperti menyimak seseorang yang sedang bercerita tepat di hadapanku. Kalau isi bukunya tentang motivasi, aku pun seperti diberi suntikan semangat, apalagi jika aku sedang merasa down.
Aku termasuk tipe pembaca yang suka bila halaman bukuku penuh dengan coretan. Hehe. Mungkin terdengar aneh, tapi mataku lebih suka melihat buku yang penuh coretan ketimbang yang bersih. Meskipun tidak semua halaman harus ada coretannya. Itu sebabnya, saat membaca, aku juga melakukan anotasi buku.
Aku biasanya memberi catatan-catatan singkat berisi komentar dan kesan tentang baris kalimat yang sedang kubaca. Biasanya, aku menulis anotasi di tepi halaman buku. Aku juga kadang menuliskan dengan singkat pengalamanku yang ada kaitannya dengan kalimat yang sedang kubaca.
Sejauh yang kurasakan, melakukan anotasi buku menjadikan aktivitas membaca lebih menyenangkan. Membubuhkan anotasi juga memungkinkan kita untuk berinteraksi secara lebih mendalam dengan buku yang sedang kita baca. Dengan melakukan anotasi, berarti kita sedang menerapkan teknik membaca aktif atau active reading. Sehingga, kita jadi lebih mendalami isi buku dan kita pun jadi lebih terhubung dengan buku yang kita baca. Dengan demikian, apa yang kita baca tidak berlalu begitu saja.
Harus kuakui, semenjak suka membaca, membeli buku jadi godaan terbesar yang tidak bisa kuhindari. Aku masih bisa menahan godaan untuk beli makanan, tapi aku tidak bisa menahan godaan untuk membeli buku. Apalagi jika buku tersebut sudah lama kuinginkan.
Hobi membaca pun menjadikanku seseorang yang suka sekali mencium aroma buku, terutama buku baru. Aku paling suka saat-saat ketika membuka buku baru, kemudian tercium aroma khas kertasnya. Benar-benar memanjakan indra penciumanku.
(2 Maret 2024| 19:56 WIB)
4 notes · View notes
poemstories · 10 months
Text
Ku kira aku sudah sembuh
Ternyata aku masih saja sakit
Aku ingin berteriak
"Hatiku, Tuhan!
Jiwaku, Tuhan!"
Sambil menangis meraung meronta
6 notes · View notes