Tumgik
#Rumah Tangga Bahagia
Text
SALE, WA 0821-2237-8089, Buku Ilmu Rumah Tangga Coach Hafidin
Tumblr media
KLIK https://WA.me/6282122378089, Buku Suami, Buku Suami Isteri, Buku Suami Isteri Paling Bahagia, Buku Suami Sejati, Buku Nikah Suami Istri, Buku Agar Disayang Suami, Buku Menjadi Suami Yang Baik, Buku Harian Suami, Buku Suami Hebat
Suami Qowwam adalah, Suami TERCERAHKAN secara Mental dan Spiritual, sehingga sangat relevan dengan Istri, Seluruh Masalah Keluarga dan Masyarakat.
SPESIFIKASI BARANG: Judul Buku: Serba 4 Menjadi Suami Qowwam Pengarang Buku: Coach Hafidin Harga Buku: Rp. 150.000 Halaman Buku: 168 H Kualitas Buku: JERNIH
No pesanan : @rojali (wa 0821–2237–8089)
Jalumprit, RT.04/RW.01, Waringinkurung, Kec. Waringinkurung, Kabupaten Serang, Banten Kode Pos 42453
Lebih lengkapnya kunjungi juga : https://www.tokopedia.com/samawapublisher
Media Sosial : https://www.instagram.com/coach.hafidin/ https://www.youtube.com/@samawafamilyid https://www.youtube.com/@idingjoss8455
2 notes · View notes
kafabillahisyahida · 5 months
Text
Jadilah orang yang haus ilmu, yang selalu merasa bodoh dan mau belajar, karena barangsiapa tidak mau merasakan lelahnya belajar maka dia harus menderita dengan perihnya kebodohan.
Belajarlah ilmu agama dan ilmu dunia sampai kamu ada di fase, ternyata menghasilkan uang itu mudah tapi kamu ga punya cukup waktu (umur) buat meraih semuanya . Sampai kamu mengerti bahwa dunia itu ga lebih berharga dari waktu.
Orang sukses itu bukan orang yang banyak uangnya tapi orang yang berkah waktunya(umurnya). Percuma menguasai dunia tapi ketika meninggal ga punya bekal apa-apa. Asing dengan keluarga, kehilangan cinta, tidak punya nilai bagi sesama, tak berharga di mata Tuhannya. Cari uang itu mudah, jadi sukses itu yang susah tapi lebih susah lagi kalau ga sukses.
95 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Mana yang lebih baik? Bersyukur atau bersabar?
Sesuatu yang kamu tangisi pada hari ini, kelak akan sangat kamu syukuri nantinya. Ini benar adanya, demikianlah takdir Allaah Ta'ala kepada kita.
Ada seorang perempuan, sejak kecil kedua orangtuanya bercerai. Perempuan ini tinggalah bersama kakek dan neneknya sampai ia menginjak kelas enam sekolah dasar. Ibunya merantau ke suatu kota untuk bekerja, ayahnya menikah kembali. Sejak SMP sampai SMA ia dirawat oleh ayahnya dan ibu tirinya.
Selama kehidupan bersama ayah dan ibu tirinya, ia juga hidup dengan 3 saudara tirinya yang lain. Dua laki-laki dan satu perempuan. Cerita ibu tiri yang sering kita dengar dulu, yang tak pernah adil kepada anak tirinya, ini nyata adanya. Singkat cerita selama perempuan itu hidup bersama mereka, perempuan ini menjalani kehidupannya dengan totalitas membantu keluarga ayahnya tersebut.
Setiap harinya tidak pernah benar-benar mendapatkan uang saku dari ibu tirinya, ia selalu dapatkan saat ayahnya memberinya uang saja. Jika tidak diberi maka ia tak memiliki uang saku. Setiap harinya seusai pulang sekolah, wajib baginya membantu ibu tirinya menyiapkan barang dagangan. Ayah dan ibu tirinya memiliki warung makanan dengan berbagai macam jenis lauk yang dijual. Ia tak pernah sekalipun pergi bermain dengan teman-teman seusinya,bahkan untuk libur sehari saja ia tak pernah dapatkan. Sementara ketiga adik tirinya tidak demikian, tak pernah sekalipun ikut membantu menyiapkan dagangan. Padahal usia mereka tidaklah begitu jauh.
Namun ia tidak pernah mengeluh, sekalipun didepan kakek neneknya kala kakek neneknya berkunjung untuk menjenguk keadaannya. Ia selalu mengatakan baik-baik saja, sekailpun kenyataannya tidak demikian. Ia telan sendiri, ia lalui kesakitan dan kepahitan itu sendiri.
Kala tidak ada yang sholat dan mengaji dilingkungan tinggalnya, ia tetap melakukan kewajiban dan ketaatan itu sekalipun ia sendiri. Ia perempuan yang cantik dan pandai dalam hal agama, menjaga diri dan kehormatannya dengan baik. Tak tertarik sekalipun untuk pacaran, sekalipun teman-temannya sudah banyak yang memiliki pacar. Baginya menjaga kehormatan adalah salah satu jalan untuk terus menjaga ketaatan kepadaNya.
Ia yang ikhlas melakukan semuanya, tanpa mengeluh, tanpa menceritakan penderitaannya kepada dunia sekalipun kepada kakek neneknya atau kepada ibunya. Allaah balas keikhlasannya dengan menghadirkan seseorang yang tulus mencintainya.
Tepat setelah lulus dari SMA dia di persunting oleh seorang laki-laki baik yang juga begitu menjaga dirinya. Laki-laki penyabar, dan seorang penghafal Al-Qur'an. Hingga kini,ia bercerita banyak kepadaku, suaminya adalah laki-laki terbaik yang ia kenal. Sangat baik kepadanya bahkan dari ayahnya dulu. Katanya, "Allaah sepertinya sedang membalas kesabaranku atas hal dulu dengan kehadiran suamiku saat ini."
Kini, ia dikarunia tiga orang anak. Bahkan sampai saat anak-anaknya tumbuh dewasa, suaminya masih dengan sabar terhadapnya, membantu pekerjaan rumah tanpa diminta, mencukupkan dan mengajarkan ia agama hal yang tak ia dapatkan dulu. Allah karuniakan anak-anak yang sopan dan santun, serta penghafal Al-Qur'an. Allaah kabulkan doanya meski harus melalui hal-hala yang membuatnya harus menangisi banyak hal.
"Saat kamu diuji, bukan Allaah tak tahu kamu menangis dan kesakitan. Allaah tahu kondisimu yang sedang tidak baik-baik saja itu. Namun Allaah ingin menguji kesabaran dan keyakinanmu kepadaNya. Allaah uji kamu dengan sesuatu yang menguras perasaanmu, agar kelak kamu begitu mensyukurinya dengan banyak syukur yang berlipat." Ucapnya kepadaku.
"Kalau inget-inget masa sulit itu, rasanya masih terasa sakitnya. Namun kalau melihat kondisi pada hari ini rasanya begitu bersyukurnya diriku. Allaah kuatkan hati dan keyakinanku untuk tetap pada prinsipku. Bahwasanya Allaah bersama orang-orang yang bersabar. Sabar itu bukan berarti kamu nggak boleh menangis, boleh, kamu boleh nangis. Sabar itu bukan berarti kamu harus selalu baik-baik saja, seolah tidak ada kepahitan. Nggak, kamu boleh untuk tidak baik-baik saja dan menceritakan semuanya kepada Allaah. Dan sabar itu bukan berarti kamu harus diam dan pasrah menunggu semuanya. Nggak, bukan demikian. Sabar itu artinya kamu pun harus berjuang dijalanmu saat ini dengan terus berupaya meminta pertolongan kepada Allaah. Itulah sabar yang sesungguhnya." Ujar dia kembali..
Kini aku mengerti, mengapa hasil dari sebuah kesabaran adalah rasa syukur. Sebab untuk melalui semuanya dan bertahan dalam kondisi yang tidak menyenangkan, bukanlah hal yang mudah. Sungguh, kalau bukan karena Allaah yang menguatkan, tentulah sedikit sekali orang-orang yang bersabar pada keyakinan mereka.
Jadi, mana yang lebih baik? Bersyukur atau bersabar? “Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” (HR. Muslim no.7692).
Terimakasih untuk ceritanya, bersyukur sekali bisa mendengar cerita ini langsung disaat mungkin hati sedang butuh untuk diingatkan dan dikuatkan..
*aku sudah izin kepada pemilik cerita ini untuk menuliskannya kembali di media sosialku. Semoga Allaah menganugerahi pernikahan kalian dengan banyak keberlahan dan kebahagiaan didalamnya..:"
Perjalanan pulang || 17.37
202 notes · View notes
ajinurafifah · 2 months
Text
Sumber Kebahagiaanku Nggak Cuma Dia
Sekalipun kamu sudah menikah, jangan menggantungkan kebahagian sepenuhnya kepada pasanganmu. Kalau kita gantungkan semuanya sama dia, sepertinya terlalu berat beban "perahu" ini. Dayungnya nggak kuat...
Coba punya hobi atau rutinitas sendiri, sekalipun kita cuma ibu rumah tangga. Milikilah rutinitas, ikutlah komunitas. Supaya kebahagiaanmu nggak cuma berputar di dia.
Kita nggak akan mudah bosan, nggak terus-terusan nunggu dia untuk mewujudkan beberapa hal yang kita inginkan. Maksudku... bisa saja mimpi A diwujudkan bareng pasangan, tapi mimpi B nggak harus menunggu dia. Kita bisa mewujudkannya sendiri!
Andai kata suami lagi sibuk sekali dan berkurang waktunya untuk kita, sambil nunggu dia kembali ke ritmenya lagi--kita bisa mencari kesenangan sendiri.
Aku suka nulis, aku suka nonton film, aku suka berkomunitas. Ini caraku supaya nggak bosan. Masing-masing dari kita punya ruang. Hidup bersama bukan berarti terus menerus bersama, kita juga punya ruang untuk diri. Tinggal bagaimana sama-sama mengerti, menghargai, dan mendukung satu sama lain. Nah perasaan saling ini, juga nantinya bisa menghadirkan kebahagiaan yang lain.
Selamat meniti bahagia, jalannya ternyata banyak! Selamat menata 'ruang' untuk diri!
329 notes · View notes
taufikaulia · 9 months
Text
Inisiatif dan Effort Pasangan Kita
Dalam rumah tangga, kebahagiaan pasangan itu datang dari tiga hal ini:
Kamu punya inisiatif dan effort untuk membahagiakan pasanganmu
Inisiatif dan effortmu itu sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi pasanganmu
Penghargaanmu atas inisiatif dan effort yang sudah dilakukan pasanganmu
Jika kamu gagal di point ke-dua, maka pasanganmu masih bisa bahagia karena melihatmu berusaha meski ada sedikit kecewa. Akan tetapi, jika kamu gagal di point ke-satu, maka dari sinilah datangnya rasa putus asa.
Pun juga di sisi yang lain, belajarlah untuk menghargai inisiatif dan effort pasanganmu sekalipun jika yang ia lakukan tidak sesuai dengan keinginanmu. Sebab, inisiatif yang tidak dihargai, diremehkan, atau bahkan direndahkan, akan membunuh inisiatif-inisiatif lain di masa depan.
Kongkritnya, kamu boleh kecewa, tapi jangan membabi buta mengungkapkannya. Pelan-pelan dan baik-baik saja mengungkapkannya. Kekecewaan tidak harus selalu diungkapkan dengan kemarahan, bukan?
Ingat, ada inisiatif dan effort yang perlu kamu apresiasi juga. Respon burukmu dapat menyebabkan trauma yang akan membuat pasanganmu takut berbuat inisiatif lain di masa depan.
Pintar-pintar berumah tangga ya!
480 notes · View notes
ulvafdillah · 1 year
Text
Karena menikah adalah tentang mengubah kebiasaan.
Menikah bukan hanya menyoal menyatukan persepsi. Atau membangun komunikasi.
Bukan pula menyoal maklum-memaklumi. Atau menerima segalanya dengan besar hati.
Menikah adalah perihal nafkah lahir dan batin yang diberikan oleh suami kepada istri. Juga perihal pengabdian dan ketaatan dari istri untuk suami.
Menikah adalah tentang mengubah kebiasaan, mengatur waktu, merencanakan masa depan, mengolah finansial, pun mengambil peran dalam pengasuhan.
Jika segala urusan rumah diberikan sepenuhnya kepada istri, maka bukan penampakan baru lagi. Jika di kemudian hari kita mendapatkan para istri yang hidupnya penuh dengan tekanan, penuh dengan derai air mata, penuh pembangkangan dan penolakan.
Sebab mentalnya rusak, fisiknya lemah akibat dari pekerjaan rumah yang dianggap - oleh hampir keseluruhan manusia - adalah tanggung jawabnya.
Padahal rumah adalah tentang bersama. Pekerjaan yang melingkupi di dalamnya adalah tanggung jawab anggota keluarga.
Pun sama ketika seorang suami hanya memposisikan diri sebagai tulang punggung keluarga, sebagai sumber dana, sebagai pencari nafkah. Sehingga mindset yang tertata hanyalah menyoal uang. Untuk kemudian lahirlah sifat dan sikap yang menggurat luka di dalam diri sang istri.
Tidak ingin berperan dalam urusan rumah dan mendidik anak. Tidak ingin meringankan beban istri, tidak ingin berusaha lebih untuk menyenangkan hati istri.
Karena tidak selalu perihal uang yang membuat seorang istri bahagia.
Adakalanya pelukan hangat, bantuan mengurus rumah dan menjaga anak, waktu-waktu yang dihabiskan berdua, janji-janji yang ditunaikan, perasaan-perasaan yang dihargai; adalah bentuk bahagia yang lain.
Karena menikah adalah upaya mengubah kebiasaan. Mengubah semua hal-hal yang pernah dilakukan seorang diri, menjadi kebiasaan yang harus dilakukan berdua bersama pasangan.
Karena menikah adalah upaya memberikan lebih banyak waktu kepada keluarga. Menomorsatukan mereka, menjadi peka terhadap perasaannya.
Karena menikah adalah perihal saling; saling meringankan beban pekerjaan rumah; saling menghargai dalam setiap keputusan; saling menghormati dalam berbagai keadaan.
Karena menikah adalah tentang mengubah kebiasaan. Menjadi tahu dan paham bahwa begitu banyak kebiasaan yang mesti diubah jika telah hidup berkeluarga.
Bukan malah berlaku seenaknya hanya karena dia adalah kepala rumah tangga. Dan bukan pula bertingkah semaunya hanya karena dia adalah seorang wanita yang mesti dimuliakan oleh suaminya.
Karena sungguh, menikah adalan tentang kesadaran untuk mengubah kebiasaan.
Kesadaran untuk mau memahami bahwa sebaik-baik waktu yang dihabiskan seorang laki-laki adalah bersama keluarga dan istri.
Kesadaran untuk mau mengerti bahwa sebaik-baik ketaatan yang mesti dilakukan oleh seorang perempuan adalah ketaatan kepada suami.
06.13 a.m || 13 Juni 2023
956 notes · View notes
kurniawangunadi · 1 month
Text
Cerpen : Tidak Dicintai
Aku pikir dengan kamu melamarku dulu, itu menunjukkan bahwa kamu mencintaiku. Dan ketika kamu menikahiku, aku bisa merasakan dan membalas dengan leluasa semua rasa yang nantinya akan kamu wujudkan. Hingga akhirnya, semua bayanganku itu padam waktu kamu mengatakan aku orang kampungan, kalau tidak menikah denganmu - tidak akan ada yang mau denganku. Rasanya pilu waktu mengetahui aku ternyata juga terlalu takut untuk lepas darimu karena memikirkan rasa malu yang akan ditanggung keluargaku karena rumah tangga anaknya ternyata seperti itu. Aku menyadari jika ternyata aku tidak dicintai, sementara aku melihat teman-temanku yang lain begitu dicintai oleh pasangannya. Tapi aku diminta untuk pura-pura, di depan kamera, di depan kolega, di depan keluarga, dan juga di depan teman-teman lama. Kabarnya aku baik-baik saja, kabarnya aku bahagia - buktinya kami sudah beranak tiga. Sebuah keluarga yang sempurna bukan? Tapi yang datang kepadaku bukan ciuman, melainkan kepalan tangan, penghinaan, semua hal yang membuatku semakin kehilangan keberhargaan diri dan juga keberanian. Aku bahkan tidak berani untuk menyapa teman-teman lamaku, tak berani mengunjungi laman orang-orang yang pernah ditolak lamarannya kepadaku dan sangat bertanggungjawab kepada keluarga kecilnya. Aku tak ingin menyesali masa lalu atas keputusanku, tapi bolehkan aku bersedih karena justru salah membuat keputusan? Rumah telah menjadi tabir yang menyimpan semua cerita. Di luar rumah, aku bahkan lupa menjadi diriku sendiri. Tawaku yang dulu riang, kini terdiam. Ide-ideku menguap dan penuh keraguan. Mimpi-mimpiku dulu untuk memberdayakan, kini bahkan aku tak berdaya atas hidupku. Bekerja telah menjadi pelarianku atas riuhnya pikiran. Sesuatu yang terpaksa kulakukan untuk sebentar menyelamatkan diri. Aku tak punya tempat kembali selain Tuhan, tapi jika aku kembali sekarang, bagaimana anak-anakku nanti? Ternyata lebih menyenangkan dicintai, dihargai, diperjuangkan.
140 notes · View notes
dardawirdhaa · 27 days
Text
Siapkan rida dalam perjalanan rumah tangga agar bisa bahagia meski tidak sempurna.
—Buku Nikah, hal. 86
51 notes · View notes
ummumukhbita · 1 year
Text
Kelas Jadi Istri Day #2 : Menjadi Istri Yang Dewasa
Oleh: Teh Dwi Fitria Ambarina
Tumblr media
Kondisi istri yang (belum) dewasa:
1. Gampang marah
2. Bentak suami
3. Meninggikan suara
4. Kufur nikmat
5. Mengungkit kesalahan suami
“Kita akan sulit bersyukur jika tolok ukur bahagia kita adalah kebahagiaan orang lain.”
“Salah satu tujuan pernikahan adalah meraih sakinah, ketenangan. Sakinah itu bukan berarti pernikahan yang adem ayem tanpa masalah. Tapi sakinah adalah bagaimana rumah tangga tetap tenang meski dihantam berbagai badai permasalahan.”
“Jika kita mengharap sosok pasangan yang sempurna, maka bersiaplah untuk kecewa.”
“Ciri-ciri rahmah dalam keluarga adalah banyaknya doa-doa yang tercurah dari seorang istri untuk suaminya.”
“Rumah tangga sukses itu konsep berjamaah. Bukan banya peran suami atau istri saja.”
“Jika menikah hanya dilandasi oleh rasa saling mencintai, lalu dimana kedudukan iman?”
Palembang, 20 September 2023 || Kelas Jadi Istri
Sf
193 notes · View notes
Text
TERAMANAH, WA 0821-2237-8089, Nasihat Rumah Tangga
Tumblr media
KLIK https://WA.me/6282122378089, Rumah Tangga Quotes, Rumah Tangga Sakinah, Rumah Tangga Sehat, Rumah Tangga Yang Bahagia, Rumah Tangga Yang Sehat, Suami Qowwam, Suami Sholeh, Ciri Suami Sholeh
Suami Qowwam adalah, Suami TERCERAHKAN secara Mental dan Spiritual, sehingga sangat relevan dengan Istri, Seluruh Masalah Keluarga dan Masyarakat. 
SPESIFIKASI BARANG:
Judul Buku: Serba 4 Menjadi Suami Qowwam
Pengarang Buku: Coach Hafidin
Harga Buku: Rp. 150.000
Halaman Buku: 168 H
Kualitas Buku: JERNIH
No pesanan : @rojali (wa 0821–2237–8089)
Jalumprit, RT.04/RW.01,
Waringinkurung,
Kec. Waringinkurung,
Kabupaten Serang, Banten
Kode Pos 42453
Lebih lengkapnya kunjungi juga : 
https://www.tokopedia.com/samawapublisher
Media Sosial :
https://www.instagram.com/coach.hafidin/
0 notes
kafabillahisyahida · 1 month
Text
Apa Kita Sudah Merdeka?
Merdeka itu adalah Menjadi Hamba Allah seutuhnya sebab bila kita bukan Hamba Allah maka kita adalah hamba selainnya Hamba Dunia, Hamba Pekerjaan, Budak Cinta, Hawa Nafsu dan lainnya.
Sebagai hamba Allah kita terikat aturan/ syariat, namun syariat itu ada bukan untuk mengekang justru membebaskan.
Coba bayangin orang yang hidupnya bebas ngelakuin apapun tanpa aturan, Bebas bangun jam berapapun, beli apapun, ngomong apapun, bergaul sama siapapun, makan apapun, pakai apapun, ujung-ujungnya dia bakal terkekang dalam hidup yang berantakan banyak hutang, sakit2an, stress, gak produktif, banyak musuh dll. Ibarat memfungsikan sebuah perangkat tanpa panduan pasti rusak berantakan.
Begitu juga syariat yang Allah tetapkan ada untuk memerdekakan hambanya dari berbagai kemudharatan. Sehingga orang yang paling tenang hatinya, paling jernih pikirannya, yang paling berkembang kehidupannya, paling bahagia hubungannya adalah yang paling taat pada tuhannya. Karena ia lebih terjamin dan terjaga dari hal hal buruk yang mungkin menimpanya. Kalaupun hal - hal buruk itu menimpanya dia punya pelindung dan daya pulih terbaik yang tidak akan pernah membuat dirinya hancur.
27 notes · View notes
andromedanisa · 9 months
Text
Bagian dari cinta..
Ini tentang pernikahan. Dua orang yang Allaah tetapkan menjadi satu ikatan bernama pernikahan. Allaah pasangkan dua orang dalam kebaikan dan menjalani hari demi hari dengan berpasang-pasangan.
Namun teruslah ingat, bahwa Allaah menyatukan kedua hati tak lantas keduanya harus terus sempurna tidak ada cela. Tidak, tidak demikian. Rumah tangga Rasulullaah Shallaahu alaihi wassalam pun tak luput dari ketidaksempurnaan.
Oleh karenanya jika setiap rumah tangga nanti engkau menemukan kekurangan ada pada pasanganmu. Nasihat Al-Quran begitu tinggi, yaitu "Sabar". Jangan mudah marah, jangan membesarkan hal-hal sepele. sebab boleh jadi dibalik apa yang tidak engkau sukai, Allaah telah menyiapkan hikmah besar yang tidak pernah engkau sangka-sangka untuk melengkapi kekurangan yang didapatkan di setiap pasanganmu, dan itu bagian dari "taqwa".
Nasihat Syaikh Utsman Al-khamis hafidzhahullaah ta'ala :
"Demi Allaah, ada banyak nasihat tentang rumah tangga. Tapi saya katakan, nasihat terbaik untuk para pasangan suami istri adalah mengabaikan hal-hal sepele. Tidak perlu mempermasalahkan hal-hal sepele. Abaikan dan jalani saja. Tidak ada manusia yang sempurna. Jikalau dalam segala hal engkau selalu menyalahkan pasanganmu. Maka semua yang dia lakukan akan selalu salah dimatamu. Dan siapalah yang hanya memiliki kebaikan saja? Tidak ada sama sekali. Kecuali Rasulullah Shallaahu alaihi wassalam."
Barangkali memang benar ya, dalam rumah tangga itu hal yang kita kira besar akan menjadi ringan bila meminta pertolongan Allaah. Dan hal kita kira kecil, bisa menjadi rumit dan besar tanpa meminta pertolongan Allaah. Maka rumah tangga yang bahagia adalah keduanya saling memberi udzur untuk satu sama lain. Bahwa keduanya adalah manusia biasa yang jauh dari kata sempurna.
Dijadikan menjadi satu sama lain tidak lain tidak bukan untuk melengkapi kekurangan dan kelebihan yang telah dimiliki. Memahami bahwasanya rumah tangga adalah ibadah terlama yang mana untuk menjalankannya dibutuhkan sabar. Sabar tidak hanya dilakukan ketika ditempat ujian, namun juga kala menjalankan ibadah kepada Allaah. Itulah mengapa sabar tidak hanya berdiam diri saja tidak melakukan apapun. Sabar ridho dengan apapun yang telah ditetapkan namun terus berikhtiar hingga selesai.
Sabar itu adalah upaya, jika hari ini engkau menemukan sabar itu ada pada pasanganmu. Maka banyaklah bersyukur. Bersyukurlah kepada Allaah bila hari ini pasanganmu begitu berupaya ingin membahagiakan mu dengan cara-caranya yang untuk ukuranmu mungkin terlihat sederhana. Sebab kau tidak akan pernah tahu semaksimal apa upaya yang telah ia lakukan untuk memberikanmu sebuah kebahagiaan.
Tidak ada pasangan yang saling bertemu karena Allaah yang tidak saling berupaya untuk memberikan yang terbaik. Maka bila hari ini kau mendapati pasanganmu begitu berupaya sekali untuk memberikanmu kehidupan yang layak. Maka cara terbaik untuk membalas kebaikannya adalah dengan mendoakan kebaikan untuknya, bersyukur kepadaNya dan berupaya semaksimal mungkin untuk mengupayakan hal yang sama kepadanya. Dengan cara melakukan yang terbaik pada perannya masing-masing.
Sabar, saling memberi udzur dan memaafkan pada hal-hal sepele. Akan mendatangkan ketenangan dan kebahagian bagi satu sama lain. Allaah akan hadirkan rasa itu kepada rumah tangga yang menahan dirinya untuk marah sekalipun ia sangat mampu untuk melakukannya namun ia tahan dan bersabar sebab Allaah yang perintahkan.
Tidak pernah ku lihat sebuah cinta yang lebih indah dari sebuah pernikahan yang dilandasi rasa takut dan cinta karena Allaah. Sebab sekecil apapun yang diupayakan dalam sebuah biduk rumah tangga akan selalu bernilai ibadah disisiNya.
Ya Allaah berkahilah setiap rumah tangga yang didalamnya saling mengupayakan kebahagian satu sama lain. Labuhkanlah cinta diantara keduanya di surgaMu nanti. Sebuah tempat yang tidak lagi menemukan rasa sakit dan sedih. Aamiin..
Mendoakan bagian dari cinta, dalam perjalanan menuju rumah || 10.45
301 notes · View notes
khoridohidayat · 1 year
Text
Aku ingin menjadi ayah yang tenang. Ayah yang tak memarahi anak jika dia berbuat salah. Kepala rumah tangga yang tak diktator kepada partner berumah tangganya. 
Aku ingin menjadi ayah yang teduh. Seseorang yang selalu dirindukan pulang oleh anak dan istri. Ayah yang membuat anak-anak bahagia jika mendengar suara tepak kakiku di pintu rumah. Ayah yang dengan kehadiranku, rumah menjadi terasa lebih hangat dan dan menyenangkan. Bukan malah menjadi tegang karena selalu mengkritisi apa yang ada disekitarnya.
Aku ingin menjadi ayah yang bisa berperan sebagai sahabat. Ayah yang selalu bisa mengedepankan diskusi jika ada masalah. Bukan selalu mencari siapa yang benar dan salah.
Semoga kamu juga ingin menjadi ayah yang seperti itu.
196 notes · View notes
milaalkhansah · 4 months
Text
It's okay if it takes a long time and a long journey for us to find the right one.
Tumblr media
Kadang ya, kita gak pernah meniatkan untuk mencari tahu suatu hal, tetapi hal-hal tersebut selalu saja punya cara untuk ditemukan oleh kita bahkan secara tak sengaja.
Contohnya membaca berita.
Kita bisa saja memilih untuk tidak mencari tahu apa yang sedang atau marak terjadi. Tetapi selama kita masih bermain media sosial, algoritma kita setidaknya sekali—pasti akan memunculkan berita-berita tersebut dan membuat kita tidak sengaja membacanya.
Berita-berita tentang perselingkuhan, perceraian, KDRT, dan kegagalan dalam rumah tangga lainnya seakan memenuhi lini masa kita saat ini. Kita yang bisa jadi semula menganggap hal-hal tersebut adalah suatu hal yang biasa saja untuk diberitakan. Namun, saat berita tentang tersebut seakan menjelma menjadi banjir yang tidak ada surutnya, lambat laun membuat pemikiran kita juga pasti akan berubah.
Tidak ada hal di dunia ini yang kita alami bahkan hal-hal yang sering kita pikir tidak disengaja tadi terlepas dari campur tangan takdir. Aku percaya, bahkan di sehelai rambut yang jatuh pun itu semua telah ada dalam ketetapan-Nya. Meskipun kebanyakan dari takdir-takdir tersebut gak pernah kita ketahui maknanya apa. Sebab lagi-lagi karena ilmu kita yang terbatas.
Begitupun tentang berita-berita tersebut.
Kalau ingin menggunakan sikap sok tahuku ini. Berita-berita tersebut bertujuan untuk mengingatkan akan betapa pentingnya untuk tidak menjadikan pernikahan sebagai suatu tujuan yang harus dipenuhi dalam hidup. Bahwa pernikahan bukanlah akhir dalam proses seseorang. Bahwa cepat atau lambatnya seseorang menikah bukanlah sebuah penentu kesuksesan dan kegagalannya dalam hidup. Bahwa pernikahan tidak menjamin seseorang akan bahagia selamanya. Bahwa pernikahan seharusnya tidak dijadikan sebagai garis finish kita sebagai seorang manusia.
Dulu, aku pernah bercita-cita untuk menikah paling lambat di umur 25 tahun. Namun, setelah melihat apa yang terjadi, kualami sendiri, dan orang-orang terdekatku lalui. Cita-cita tersebut akhirnya menjadi semakin kabur dan terlupakan. Sedikit banyak pengalaman-pengalaman tentang pernikahan orang-orang di sekelilingku mengubah sudut pandangku dalam memahami cinta dan pernikahan itu sendiri. Aku yang saat ini menuju 23 tahun, perlahan mulai melemaskan ego. Berpikir, bahwa nggak papa if it takes a long time and long journey for me to find the right one.
Karena emang nggak papa. Sebab masih banyak hal yang penting untuk dipikirkan sekedar dengan memikirkan siapa kelak yang akan menjadi jodoh kita. Aku tidak mau mendahului takdir dalam membuat keputusan. Oleh karena itu, aku membiarkan waktu menuntunku akan ke mana nantinya semua ini. Entah berakhir di pelaminan atau kematian. Lihat saja nanti.
30 notes · View notes
diksibising · 1 month
Text
Sama²menunggu.
Allah menunggu, kita menunggu.
Sebelum kamu berumah tangga, alangkah baiknya kamu belajar menaiki anak tangga. Karena nanti Allah akan memberikan 8 anak tangga untuk menyempurnakan ibadahmu.
Dimana didalamnya akan kamu temui, begitu banyak ujian-ujian yang harus kamu lalui.
Dimulai dari:
1. Orang tua kita/orang tua istri
2. Anak
3. Saudara kita/saudara istri
4. Istri
5. keluarga
6. Harta
7. Kerjaan/usaha
8. Rumah/tempat tinggal
Jika lebih kamu cintai, daripada Allah dan rasul-nya. Serta melalaikan kamu dalam bersungguh-sungguh melaksanakan perintahnya, Maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusannya.
Lulus atau tidak lulus.
Bukan Allah membatasi cintanya kita, karena hidup sebuah pilihan kita. Silahkan cintai apa saja yang kamu sukai, namun ingat kamu akan berpisah dengannya.dan berbuatlah seperti apa yang kamu kehendaki, namun ingat kamu akan merasakannya nanti. Mau bahagia atau menderita, karena cinta itu surga, bukan neraka yang mendatangkan nestapa.
قُلْ اِنْ كَا نَ اٰبَآ ؤُكُمْ وَاَ بْنَآ ؤُكُمْ وَاِ خْوَا نُكُمْ وَاَ زْوَا جُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَ اَمْوَا لُ ٱِ قْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَا رَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَا دَهَا وَ مَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَاۤ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَ جِهَا دٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَ بَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَ مْرِهٖ ۗ وَا للّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ
Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta bersungguh-sungguh di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.
(QS. At-Taubah 9: Ayat 24)
20 notes · View notes
ulvafdillah · 2 years
Text
Rumah Tangga dan Keletihan-Keletihan yang Berpahala
Kelak kau akan tahu.
Bahwa menikah adalah ibadah terpanjang yang tidak akan bisa kau tolak. Di dalamnya berisi ribuan pengabdian yang melahirkan pahala. Di dalamnya kau akan belajar perihal komunikasi dua arah.
Kelak kau akan tahu.
Letih yang kerap hadir dari tubuhmu saat sedang mengurus rumah adalah tetes demi tetes pahala yang akan kau raih keberkahannya kelak.
Peluh yang mengucur seluruh ragamu saat sedang berbakti kepada lelaki lain selain ayah adalah setumpuk demi setumpuk kebaikan yang akan menuai balas.
Maka bersabarlah.
Dari keinginan yang tidak menemukan pencapaian. Dari perhatian yang tidak menemukan balasan. Dari kesepian yang kau lalui seorang diri saat malam-malam sunyi.
Saat orang lain tengah tertidur pulas sedangkan engkau masih bergulat pada popok yang basah, pun tangisan dari anak manusia yang lahir dari rahimmu.
Bersabarlah dengan sabar yang banyak. Karena kunci keharmonisan rumah tangga tidak terletak hanya dari harta yang berlimpah. Atau dari rumah megah.
Kunci keharmonisan rumah tangga terletak pada takwa kepada Allah Azza Wa Jalla, juga pada sabar yang panjang tanpa batas.
Keletihan-keletihan yang kau temui saat mengarungi bahtera pernikahan adalah tabungan pahala yang akan kau buka dan lihat hasilnya di hari pembalasan.
Bersabarlah.
Pada raga yang hampir patah karena pekerjaan rumah. Pada telinga yang nyaris terbakar karena coloteh tetangga. Pada hati yang nyaris hancur berantakan karena perlakuan suami, mertua atau pun anggota keluarga.
Bersabarlah dengan sabar yang banyak.
Karena jika bukan mengharap ridho dari Allah, lantas untuk apa berlelah-lelah dalam hubungan yang bahkan kita tidak bahagia?
08.45 p.m || 26 Januari 2023
846 notes · View notes