Tumgik
#semoga membantu
arioagio · 3 months
Text
Tumblr media
❤️❤️❤️
4 notes · View notes
pompaair-ta · 7 days
Text
Sapu Ijuk Anti Rontok: Kebersihan Tanpa Khawatir
Sapu ijuk anti rontok adalah pilihan ideal untuk menjaga kebersihan rumah tanpa khawatir seratnya mudah lepas. Dengan kualitas yang lebih baik, sapu ini tidak hanya tahan lama, tetapi juga tetap efektif dalam menyapu debu dan kotoran
0 notes
evanfrmnsyh · 2 years
Text
0895-3844-6128 (AMANAH), Terpercaya Biro Umroh Jatinegara Tegal
Tumblr media
0895-3844-6128 (AMANAH), Terpercaya Biro Umroh Jatinegara Tegal Langsung ORDER KLIK WA http://wa.me/62895384461289, Terpercaya Biro Umroh Jatinegara Tegal, Terpercaya Badal Umroh Jatinegara Tegal, Terpercaya Badal Umroh Kedung Banteng Tegal, Terpercaya Badal Umroh Kramat Tegal, Terpercaya Badal Umroh Lebaksiu Tegal, Terpercaya Badal Umroh Margasari Tegal, Terpercaya Badal Umroh Pagerbarang Tegal, Terpercaya Badal Umroh Pangkah Tegal Siapa sih yang Ga pengin ke Baitullah?? Siapa sih yg gak Rindu Baitullah?? Pasti setiap muslim merindukan...bahkan sampe mimpi ke Baitullah... Semoga kita semua dimudahkan menuju ke Baitullah... Kami siap membantu memudahakn anda menuju baitullah... Dari proses Pembuatan paspor sampai berangkat.... Insya Allah jadwal berangkat setiap Bulan Informasi dan pendaftaran silahkan bisa hub 0895 3844 61289 atau klik wa.me/62895384461289 Kami siap melayani..membantu..dan Membimbing jamaah umroh dan haji dengan sepenuh hati... #TerpercayaBiroUmrohJatinegaraTegal, #TerpercayaBadalUmrohJatinegaraTegal, #TerpercayaBadalUmrohKedungBantengTegal, #TerpercayaBadalUmrohKramatTegal, #TerpercayaBadalUmrohLebaksiuTegal, #TerpercayaBadalUmrohMargasariTegal, #TerpercayaBadalUmrohPagerbarangTegal, #TerpercayaBadalUmrohPangkahTegal
0 notes
avrindah · 2 months
Text
Pemutus Tawakal
Pernah dikisahkan kisah Khalid bin Walid -sang panglima yang tidak pernah kalah dalam memimpin perang baik sebelum beriman maupun sesudahnya- saat masa Umar bin Khattab, Khalid bin Walid pernah diberhentikan sebagai panglima.
Alasannya? Inilah menariknya.
Umar bin Khattab tidak mau ummat "menggantungkan" tawakalnya pada Khalid bin Walid. Berpikir bahwa ketika Khalid bin Walid yang menjadi panglima, pasti akan menang. Seolah-olah kemenangan dari Khalid bin Walid, bukan dari Allah.
Dari kisah itu, agaknya diri ini mulai berpikir.
Entahlah -ini bisa dibenarkan atau tidak- aku menghabiskan 100% tabunganku untuk keperluan yang sebenarnya bisa ditunda (membantu biaya adik kuliah) meski tidak banyak -karena tabunganku cuma segitu- tapi aku habiskan semuanya bulan ini.
Alasannya? Inilah -entahlah ini bisa dibenarkan atau tidak-
Sejak memiliki tabungan, aku merasa tawakalku berbeda. Berpikir bahwa setiap masalah bisa diselesaikan dengan uang. Seolah melupakan hakikat solusi adalah dari Allah. Kemudahan dari Allah.
Aku masih menabung -untuk hal-hal yang akan memakai uang tabunganku nantinya- semoga dengan ini aku bisa menggantungkan semua urusan pada Allah.
324 notes · View notes
hellopersimmonpie · 4 days
Text
sejak memahami konsep privilege dan kemiskinan struktural, jadi memahami bahwa hidup bukan sekedar perkara pencapaian. Semoga Allah membantu kita untuk memanfaatkan privilege dengan sebaik-baiknya agar hisab kita di akhirat kelak ringan.
Layaknya manusia pada umumnya, kita masih butuh apresiasi atas pencapaian-pencapaian kita. Rayakan pencapaian itu bersama orang-orang yang mendukung kita, sewajarnya. Selebihnya, kembali ingat bahwa privilege itu titipan. Ada tanggung jawabnya di akhirat.
152 notes · View notes
penaimaji · 4 months
Text
Doakan Anak Kita
Di tengah gempuran ilmu parenting, juga banyaknya informasi terkait pertumbuhan dan perkembangan anak, ada satu hal yang paling penting dari semuanya, yaitu jangan lupa untuk terus mendoakan anak kita. Doakan anak kita agar menjadi generasi shalih dan teladan ummat. Ada banyak referensi doa untuk anak di dalam Al-Quran. Meski seringkali tingkahnya menyebalkan, membuat orang lain tidak nyaman, bahkan sampai tidak suka. Jangan sampai kita sebagai orang tua ikut memarahinya.
Barangkali kita lelah; kita merasa sudah berupaya semaksimal mungkin untuk terus membersamainya; mengupayakan ikhtiar tumbuhkembangnya. Jangan lupa, kembali pada agama—Ia yang membuat hati kita tenang. Bekalilah ia ilmu agama, ajak ia agar terus mengingat Allah. Jadilah orang tua teladan dalam beribadah di kehidupan sehari-harinya.
Jalani apa yang sudah digariskan oleh-Nya. Semuanya takdir, dan tidak bisa kita menyalahkan apa yang menjadi penyebabnya. Padahal kalau kita mau melihat diri sendiri, harusnya begitulah yang perlu dikoreksi. Apapun yang terjadi pada kita, akan kembali pada diri kita sendiri.
Barangkali, energi kita banyak terkuras; memiliki sedikit waktu untuk aktualisasi diri; kehilangan banyak hal, tapi pahamilah bahwa kita tidak kehilangan apapun, dan itu bukan pengorbanan, melainkan kewajiban kita sebagai orang tua. Betapa besarnya pahala jikalau kita mau memaknai dan bersabar.
Imam besar Masjidil Haram, Syaikh Sudais. Saat kecil beliau sering membuat geram ibunya karena ulah dan perangainya. Namun, sang Ibu tidak pernah melontarkan kata-kata buruk, justru saat memarahi beliau dengan terus mendoakannya. MaasyaaAllaah semoga kita bisa seperti ibunda beliau, yang lisannya dipenuhi dengan doa-doa.
Jangan sekali-kali kita membenci anak kita sendiri, hanya karena perlakuan orang lain. Semoga Allah memberi kita kesabaran seluas -luasnya untuk mendidik anak kita. Tanpa pertolongan Allah, kita tidak mampu. Ikhtiar sebaik apapun, akan percuma jikalau kita tidak melibatkan Allah.
Ingatlah, kalau kita lelah fisik dan mental, kembalilah dan mendekat pada Allah—Rabb Semesta Alam. Semoga Allah meneguhkan hati kita, menahan amarah kita, menjadikan kita sosok yang lembut dan penyabar. Semoga kita tidak lupa, bahwa ada Allah, ada Allah, akan selalu ada Allah yang membantu apa yang sulit, menjadi mudah bagi kita.
Allahumma baarik~
Jakarta, 27 Mei 2024 | Pena Imaji
176 notes · View notes
lamansuci · 6 months
Text
Seburuk apapun kondisi keluargamu saat ini, bersabarlah. Ambillah pelajaran darinya agar kelak saat Allah mengizinkanmu membangun keluarga, bisa lebih baik, lebih hangat. Jadikan kondisi ini sebagai rambu-rambu untuk berhati-hati agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Semoga Allah pilihkan pasangan terbaik yang tepat untukmu membangun keluarga baru, pasangan yang dapat saling membantu untuk urusan dunia dan akhirat.
201 notes · View notes
jndmmsyhd · 1 year
Text
Tumblr media
وفي النهاية جميعا سنصبح ذكريات
"Dan pada akhirnya, semua yang pernah kita lakukan hanya akan menjadi kenangan"
Tulisan ini berada di tembok yang lalui oleh pasangan suami istri yang sudah berusia tua, keduanya melalui dengan senyuman.
Ya Allah, cukupkan aku dengan yang halal.
Usia akan tua, badan akan melemas dan tidak lagi kuat, tapi kenangan yang akan membahagiakan. Terkadang ada yang berpisah dengan salah satu dari pasangannya, namun tidak dengan kenangannya.
Buatlah kenangan itu indah selagi bersama, saling membantu dan menguatkan. Dan tidak ada yang instan dari sakinah mawaddah warohmah, untuk mendapatkannya harus dengan melewati berbagai ujian, entah harta atau pun rasa.
Semoga Allah berikan kita semuanya keluarga yang saling menyejukkan hati.
Kuningan, 23 Juli 2023.
Jundi Imam Syuhada
771 notes · View notes
slythereeen · 1 year
Text
Calon yang Paling Sedikit PR-nya
"Carilah calon yang paling sedikit PR-nya", - sebuah wejangan dari seorang senior kepada saya yang masih mahasiswa kala itu.
Ada beberapa kutipan dalam perjalanan hidup yang sampai sekarang saya selalu ingat, salah satunya ini. Tentang mencari Calon yang Paling Sedikit PR-nya. Saya yang kala mahasiswa saat itu langsung meng-iyakan penyataan ini. Iya dongs, nanti saya gak mau mencari orang yang masih banyak PR. Alih-alih bisa bermanfaat untuk orang lain, kita nantinya malah disibukan dengan urusan-urusan internal pasangan.
Definisi PR disini bisa jadi banyak. Emang contoh PR-nya apa? Dari pasangan yang masih memiliki luka pengasuhan, kita yang keliling dunia dan pasangan belum, sampai ke pasangan yang belum memiliki 'sertifikat IELTS' di saat kita sudah berjuang duluan sebelum bertemu. Intinya, hal-hal yang mungkin kita sudah kita tandai sebagai "done" dalam hidup kita tapi ia masih belum atau bahkan belum terpikirkan.
Logis sekali karena kita ingin mencari yang terbaik. Tapi sayangnya, pernyataan tadi tidak sepenuhnya benar, bagi saya pernyataan diatas cukup membagongkan. Ko gitu? Karena pada kenyataanya, mencintai seseorang tidak se-transaksional itu. Tidak semua orang memiliki PR karena kehendaknya, ada juga yang punya PR bahkan di saat ia lahir. Alih-alih menyudutkan seseorang karena PR PR-nya, lebih baik belajar menjadi orang yang siap membantu mengerjakan PR-nya. Memahami PR PR-nya. Pernyataannya mungkin kita harus ganti menjadi "Ketika mencari calon, selain menyiapkan satu ruangan untuk PR kita. Siapkan juga satu ruang untuk menerima PR-nya".
Dah lah, segitu dulu tulisan saya kali ini. Ngomongin ini, kadang kita selalu berfokus ke privilege yang ada pada pasangan kita tapi suka lupa terkait PR-nya. Semoga setelah ini, kita bisa lebih memahami lagi pasangan kita bahwa tidak ada yang sempurna, termasuk kita pribadi. Tinggal bagaimana kita melihat keindahan dibalik ketidak sempurnaan antara kita. As always, merci beaucoup and thanks for having a beautiful mind (with your beautiful face).
355 notes · View notes
andromedanisa · 8 months
Text
Kurang-kurangilah..
Terkadang menemukan komentar seperti ini, "miris ya, menukar akhirat demi dunia. Hanya karena bekerja, jadi melepas cadarnya, jilbabnya makin pendek" dan komentar-komentar yang lain.
Kita hanya penonton di kehidupan orang lain. Kita tidak pernah benar-benar tahu upaya apa yang sebelumnya dia lakukan untuk mempertahankan cadarnya. Kita nggak pernah tahu kesulitan apa yang sedang ia lalui dan memilih keputusan tersebut. Jika tak banyak membantu dalam kehidupannya setidaknya kurang-kurangilah mengiris perasaannya dengan komentar yang hanya akan menjauhkannya dari agama ini.
Jika boleh memilih, merekapun inginnya dirumahnya, terjaga, terlindungi, dan terjamin kehidupannya. Namun tidak semuanya hidup manusia berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Jika menemukan yang demikian, bukankah doa kebaikan untuknya jauh lebih utama daripada memberikan komentar yang justru akan membuatnya semakin jauh dari kebaikan?
Hati itu milik Allaah. Allaah yang membolak balikkan hati manusia. Bukankah jika mengaku mencintai saudara kita hal yang paling penting adalah dengan mendoakan untuknya banyak kebaikan? Karena sebaik-baik mencintai adalah dengan mendoakan kebaikannya selalu.
Semoga Allaah menolong kita semua, dari bermudah-mudahan mengomentari ranah yang bukan ranah kita..
109 notes · View notes
arioagio · 2 months
Text
223/366
Lebih baik diam saja kalau kata-kata itu menyakitkan. Lebih baik diam kalau kata-kata itu menjatuhkan yang lain.
Ya, kalau diam itu menyelamatkan, lebih baik tidak usah bersuara, daripada nantinya menghancurkan suasana.
Ya. Terkadang diam itu emas.
✌🏻✌🏻✌🏻
1 note · View note
findapa · 4 months
Text
Banyak hal yang ingin kita skip dari kehidupan, hal-hal yang tak pernah kita inginkan, hal-hal yang selalu kita takutkan, maka dari itu, kita selalu berdoa kepada allah agar dijauhkan dari perkara tersebut.
Salah satunya adalah perceraian. Perceraian kerap kali terjadi entah karena adanya pihak ketiga, perselisihan yang terus menerus, atau bahkan faktor ekonomi. Begitu menakutkan sekali fenomena ini, maka dari itu betapa pentingnya mempersiapkan diri sebelum menempuh peran yang baru, baik itu pada laki-laki ataupun perempuan.
Salah satu hal yang harus dipersiapkan adalah ILMU.
Ilmu adalah alat yang akan mengunci agar semua faktor pemicu tersebut nggak pada keluar di kehidupan kita. Dengan ilmu, berbagai hal akan tersaring, kita pun tau bagaimana cara menghadapi perseteruan yang datang, dan kita akan tetap memiliki tujuan kehidupan yg kekal sehingga tidak ada celah untuk merusak sesuatu yang telah kita bangun sebelumnya.
Berbicara tentang perceraian, perceraian adalah salah satu hal yang allah tak suka. Dan nggak ada seorang pun yg mengharapkan hal itu, namun... tetap saja, kita harus mengetahui ilmu tentang hal tersebut. Agar apa? Agarr ya..itu tadi, kita terjauhkan dari hal hal yag mendekati perceraian.
Aku baru tahu, kalo talaq itu ada urutan dan aturan yang di dalamnya pun allah masih memberikan kesempatan agar dua insan terus bersatu, dalam talaq satu aja, allah kasih kesempatan masa iddah yang cukup lama agar dua insan bisa tetap bersatu menemukan titik terang untuk melanjutkan pernikahannya,begitupun pada talaq dua. Hingga sampai pada talaq tiga barulah allah berii aturan yang lebih berat lagi. Dan lagii, allah memberikan himbauan kepada kaum laki-laki agar hati hati dalam berucap kepada istrinya.
Untuk full pembahasannya, mentemen bisa kunjungi channel youtube ustadz felix siauw yaa :)
Semoga, allah selalu melindungi dan membantu kita untuk tetap taat beribadah kepadaNya, mendapatkan pasangan hidup yang bertemu karena tujuan yang sama, berakhir pun bersama pada tujuan yang sama.
#fidinadiaries #hanyakata #pernikahan
46 notes · View notes
inbloei · 1 month
Text
Tumblr media
Hari ini, seperti yang lainnya. Aku juga tahu dan sedikit paham tentang masalah negara ini. Tetapi, ketika aku ingin ikut menyuarakan dengan re-post headline media. Rasa-rasanya hatiku bilang tidak sanggup karena dia bilang "Kamu siapa? Ibu rumah tangga yang ribet ngurus anak ajak sok-sok-an bahas negara" Padahal aku ingat, dulu setiap kuliah kita membahas masalah politik, sejarah, hukum dan banyak hal lain. Aku dikelilingi oleh orang-orang kritis yang membuat otak dan rasa percaya diriku berkembang. Tapi, kemudian hilang "Blassssttttt!!! " Tak bersisa. Yang ada, tinggal saat-saat dimana ingin ikut menyuarakan, rasanya hati saja tidak sanggup.
Tapi, masih ada cara lain kan? Pakai jempol untuk like dan scrolling sosmed soal negara hari ini? Berharapa logaritme sosmed berubah trendingnya. Masih bisa kan? Masih bisa kan sambil marah terus berdoa supaya negara ini lekas sembuh? Masih bisa kan ibu rumah tangga ini membantu meluruskan negara ini meski dengan aksi sangat kecil? Aku yakin masih bisa. Semoga yang berjuang selama ini, yang berjuang hari ini, yang berjuang besok. Panjang umur dan selamat hidup kalian! Semoga Tuhan menjaga agen-agen pejuang! Ibu rumah tangga ini membantu doa dari sini, membantu aksi dengan jari, mata dan hati.
22 notes · View notes
arsyadhere · 2 months
Text
New Insight, New Mindset: Tentang "Sanggup Gak Ya?"
Pernah ga sih waktu ada pekerjaan atau tugas besar/berat, terus yang muncul di benak kita
"Kayak nya gak mungkin untuk dikejar."
"Kayak nya gak mungkin bisa sesuai deadline."
"Kayaknya gak mampu untuk ngelakuin itu."
Insight ini semoga bisa membantu kamu. Insight yang mungkin bisa ngerubah mindset kamu untuk siap menghadapi hal-hal besar yang mungkin di luar kendali kita.
Coba untuk yang pertama, waktu ada tugas yang berat itu datang, bilang ke pikiran 'Aku bisa ngelakuin ini!'
Kalau sudah mulai melakukan tugas tersebut tapi masih ragu bisa selesai atau tidak, lanjut ubah di pikiran kamu untuk bilang 'Apapun itu yang terjadi, aku akan membuat hal ini terwujud!'
Kembali lagi, untuk selalu yakin dan tanamkan ayat ini bahwa "Laa yukalifullahu nafsan illa wus'ahaa". Tak ada ujian, tak ada beban yang tertuju pada seseorang, kecuali dia sanggup untuk melakukannya. Wallahu 'alam
24 notes · View notes
hellopersimmonpie · 2 months
Text
bias
belasan tahun berproses mengenali diri sendiri juga berarti harus bertarung melawan banyak sekali bias. Di blog ini, gue sering bercerita tentang betapa psikolog dan psikiater banyak membantu kehidupan gue.
Tapi di sisi lain, gue juga merasa perlu berbagi pandangan realistis bahwa di antara psikolog-psikolog yang pernah gue temui tuh ada juga yang judgemental dan terjebak bias. Gue berbagi kayak gini karena berharap kalau ada yang sampai dapet psikolog yang judgemental, kita bisa banget nyari second opinion atau pause dulu kemudian bercermin:
"Di sebelah mana biasnya?"
Contoh paling sederhana adalah lebih dari satu psikolog yang nge-asses gue menuliskan bahwa gue minder dengan fisik gue sehingga gue menarik diri dari lingkungan.
Pada sesi wawancara, gue tuh udah menjelaskan dengan gamblang bahwa gue sama sekali tidak punya masalah dengan fisik gue. Nggak ada minder sedikitpun. Yang jadi permasalahan gue di masa kecil sehingga gue merasa terasing adalah karena gue kerapkali dijudge sebagai anak nakal yang tidak tahu sopan santun. Karena di kelas tuh gue sering nggak fokus, gue nggak bisa menyimak penjelasan guru dengan baik dan sangat terdistraksi, gue juga sering dinilai tidak sopan karena sering memotong pembicaraan orang.
Ini sebenarnya gejala khas ADHD namun beberapa psikolog terjebak biasnya sendiri sehingga diagnosa tentang potensi psikopatologis yang dikeluarkan ya sebatas:
,,,,, punya kecenderungan mengasingkan diri untuk melindungi diri sendiri akibat fisik yang berbeda.
Pernah juga gue tuh cerita bahwa dalam kerja ternyata gue lebih nyaman berkomunikasi dengan gen Z. Karena gen Z relatif lebih jujur dengan perasaan mereka sehingga banyak uncomfortable conversation yang bisa gue lakuin justeru dengan orang-orang yang lebih muda dari gue.
Sementara orang-orang yang lebih senior dari gue tidak terbiasa memproses emosinya dengan baik. Sehingga saat ada masalah, mereka cenderung menghindari pembicaraan yang tidak nyaman dan langsung menggunakan kartu jabatan.
Tentu gue sendiri menyadari bahwa sangat mungkin gue punya bias dalam menilai gen Z dan orang di atas gue. Sementara yang muncul di laporan diagnosa adalah:
......cenderung menyelesaikan permasalahan secara parsial sehingga tidak mampu berempati.
Gue mendapatkan diagnosa semacam itu setelah 8 tahun bekerja. Tentunya selama 8 tahun bekerja, gue udah mengamati banyak hal. Selama sesi wawancara, psikolog tidak menggali lebih jauh kenapa gue mengambil kesimpulan seperti itu. Nggak pernah menggali juga berapa kali gue harus dealing dengan awkward situation menghadapi orang-orang yang lebih tua dari gue tantrum dan nggak mau diajak berdialog.
Ada banyak pengalaman-pengalaman semacam ini yang nggak bisa gue bagi semua. Gue memilih tetap ke psikolog karena pertanyaan dan diagnosa mereka membantu gue mengenali diri sendiri. Tapi menyuruh orang sakit langsung ke psikolog tanpa cautions bahwa ada psikolog yang judgemental tuh ngebuat gue khawatir. Khawatir kalo temen gue ketemu yang kayak gini, bukan malah sembuh tapi trauma.
Instrumen-instrumen assesment yang digunakan oleh psikolog sangat membantu kita mengecek kesehatan mental kita. Tapi balik lagi, jiwa manusia itu seperti lautan luas. Assesment-assesment tersebut tidak menggambarkan kondisi kita keseluruhan karena assesment itu bersifat parsial. Butuh kejelian psikolog untuk mencari instrumen assesment yang bisa menyentuh inti masalah.
Maka kalau kamu merasa deskripsi yang dituliskan oleh psikolog kurang tepat, kamu bisa banget bertanya lebih jauh detailnya. Tapi kalau kamu merasa semakin terhakimi, kamu boleh banget nyari psikolog yang lain.
Semoga kita semua bisa mendapatkan kehidupan yang baik dengan jiwa yang lebih sehat :)
55 notes · View notes
penaimaji · 8 months
Text
Meminta Keberkahan
Dulu menjelang proses menikah, salah satu hal yang aku takutkan setelah menikah ialah tidak bisa membantu keluargaku secara materi, mengingat aku anak pertama, yang tentunya menjadi harapan besar bagi orang tua. Sebab aku sadar betul, bahwa ketika seorang perempuan menikah, sebagian besar hidup dan tanggungjawabnya akan beralih ke keluarga barunya
Aku istikharah, bahkan setiap hari, meminta pada Allah mana jalan yang terbaik. Berdoa secara jujur dan sungguh-sungguh, meniatkan menikah untuk ibadah, juga menjaga kehormatan diri
Entah mengapa saat itu aku menjadi yakin sekali, tidak mungkin Allah membiarkan keluargaku sengsara hanya karena ketakutan atas pikiranku. Namun siapa sangka, setelah menikah, Allah justru memberi rezeki sendiri pada keluargaku yang lebih dari cukup (yang sebelumnya sempat sulit secara finansial). Ditambah bonus kedua orang tuaku yang semakin terlihat dekat, harmonis, dan kompak. Sungguh itu merupakan nikmat dan syukur yang luar biasa
Menikah memang bukanlah satu-satunya faktor yang bisa mengubah hidup kita. Jangan terlalu berekspektasi, bahwa menikah akan jauh lebih bahagia. Bisa-bisa nanti kita lupa, bahwa bahagianya kita kemarin atau hari ini, bukan karena manusia, melainkan karena hati kita yang terus percaya pada Ia
Kitalah yang harus meminta pada Allah; bertekad untuk memperbaiki apa-apa yang kurang dalam diri kita; meminta apa itu ketenangan hati, keberkahan hidup, rasa syukur yang berlimpah. Setiap hari, setiap waktu, sampai mungkin kita merasa bosan, hingga tak luput airmata yang tentu saja mewarnai hari-hari kita :'))
Teruslah percaya dan meminta pada-Nya, sampai saat kita menemukan orang yang tepat dalam hidup kita nanti, kita seolah-olah lupa, bagaimana rasanya sakit hati karena cerita-cerita kemarin. Seakan hal itu tidak pernah terjadi. MasyaAllah.. sungguh kebesaran Allah tiada duanya. Semoga Ia senantiasa menguatkan langkah kita, bahwa kebahagiaan yang hakiki datangnya dari kedekatan kita pada Sang Pencipta
Kebaikan pasangan hanyalah bonus. Mintalah ketenangan dan keberkahan, hingga saat menemui masa sulitpun, kita tidak lupa kemana seharusnya kembali
(Tulisan yang tersimpan di dalam draft)
Surabaya, 11 Januari 2024 | Pena Imaji
301 notes · View notes