Tumgik
#cerita islami pendek
arundayare · 1 year
Video
youtube
Rabiah bin Nashr Raja Yaman dan Kisah Syiq dan Sathih Si Dukun
0 notes
dinaest · 2 months
Text
Yohanes 6:25-34 : Sang Sumber Hidup dan AjakanNya
Dalam kisah Islami, SAng Nabi pernah berjalan dengan seorang pria dengan membawa tiga roti. Mereka berhenti di tepi sungai dan makan; Nabi makan roti itu, sang pria makan satu roti lagi. Satu roti lagi tersisa. Nabi meninggalkan tempat untuk mencari minum dan ketika Dia kembali roti itu sudah tak ada. Dia bertanya pada SAng Pria, ke mana roti itu, dan orang itu menjawab tidak tahu.
Ketika mereka melanjutkan perjalanan, Nabi dikisahkan membunuh rusa. membakar, dan mengubur tulangnya. Kemudian dia membangkitkan rusa itu lagi menjadi hidup. Dia bertanya pada si pria, dengan kuasa apa Dia melakukannya? Sang manusia menjawab, dengan kuasa Allah. Rupanya si manusia masih saja tak paham, apa yang sudah dia lakukan dan apa yang hendak diajarkan Nabi.
Kemudian, Nabi mengubah pasir menjadi tiga bongkah emas yang banyak. Manusia itu begitu tergiur. Nabi berkata, emas ini satu untukku, satu untukmu dan satu untuk pencuri roti. Si pria berkata,akulah pencuri roti. Akhirnya dia mengaku karena tergiur emas. maka SAng Nabi memberi emas itu. Maka Nabi pun pergi.
Dalam perjalanan, si pria berjumpa dua orang pencuri yang jahat. yang hendak merampoknya. si pria berkata, mari bagi saja emas ini. namun dalam perjalanan, dia berpikir untuk apa membagi emas dan menaruh racun dalam makanan. Demikian juga dua penjahat tak mau satu bagian hilang dari mereka. Maka, mereka berdua membunuh si pria, dan mereka juga mati keracunan karena makanan si pria yang diberi pada mereka. Bertiganya, mati di tengah tumpukan emas. Nabi berkata, itu yang akan terjadi pada orang yang serakah!
Siapa Nabi ini? Sebenarnya ini adalah kisah Nabi Isa, atau kita kenal dengan Yesus. Mungkin ada banyak tradisi cerita yng berkembang soal Yesus namun yang menyamakan adalah karakter ilahi yang kuat dalam Yesus sebagai Tuhan yang menyediakan, membangkitkan, memberi hidup, dan mengajar.
Gereja Yohanes berada dalam tekanan yang besar. Di satu sisi, mereka mesti bertahan dalam percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan membuat mereka ditekan para penguasa. Di sisi lain, komunitas Yahudi yang sangat membenci Yesus, juga membenci mereka. Dalam kisah pasal 6:25-34, "Yesus diceritakan masih diragukan oleh murid-muridNya yang langsung berbondong datang kepada Dia karena semata kagum oleh mukjizat dan kehebatan. " Tapi, memangnya salah ya mengidolakan orang karena kehebatanNya?
Rasanya gak salah, namun berbahaya! JIka ini dibiarkan, maka yang diidolakan tidak bisa membuka diriNya dengan jujur kepada orang lain. Dan, Yesus tidak mau seperti itu. Dia ingin publik melihat dan menilaiNya apa adaNya tanpa ada topeng apa pun. Jadi Dia mengkritik mereka, "Apa Kamu hanya datang kepadaKu karena mujizat?" Datanglah bukan untuk memeroleh apa yang kamu perlu tapi kepada Siapa yang bisa memberikan itu semua kepadamu!" Lalu, Dia mengingatkan mereka akan bangsa Israel yang sering fokus pada urusan-urusan perut melulu dan sangat prakmatis alias mikir pendek. Dan akibatnya jadi sumbu pendek. Ketika lapar, mereka hanya ingin segera dibuat kenyang! Tapi mereka tak pernah sungguh memahami dan mengasihi Allah!"
Yohanes punya satu premis tentang kemuridan. Yaitu, murid Yesus adalah murid yang percaya bahwa Dia adalah Tuhan, mengasihi dan menaatiNya. Jadi murid, itu percaya, kasih dan taat. Dan ketiga hal itu adalah jalan pemuridan yang berliku dan menuntut pengorbanan. Perlu effort. Perlu berani mengambil risiko. Roti bukan hanya bermakna makanan tapi juga kecukupan dan pemeliharaan. Ketika kita berdoa Bapa Kami, berilah kami pada hari ini..... makanan kami yang ... secukupnya. Kenapa hari ini? Karena Allah tidak ingin kita serakah! Serakah akan membawa kita pada ketidakdamaian dan ketidakpuasan. Serakah akan membawa kita pada melukai dan menginginkan milik orang lain. Serakah akan membuat kita sulit berbagi dan memberi.
Jadi, cukupkan hari ini dengan roti yang Tuhan beri pada kita. Roti itu yang memberi hidup dan kekuatan untuk menempuh perjalanan. Ingatkah kisah elia yang lelah sekali karena mau dibunuh dan merasa gagal di gunung Karmel? Dia diberi roti oleh Tuhan, dan kuat berjalan sangat jauh dalam waktu yang lama. JIka kita mengandalkan kekuatan sendiri, maka kekuatan kita hanya akan menjadi temporer saja. JIka kita diberi kuasa Allah maka kita akan kuat dalam menjalani apa pun di hidup kita. Menjadi berani dan berjuang dan bertahan. Bahkan kemudian diberi kelincahan.
Di dalam apa Yesus menguatkan? Ketika kita menjalani tugas dan pengabdian dalam kesulitan dan tantangan. Memang menjadi hal yang real orang menolak tanggungjawab. Berbahagialah yang mau melakukan tugas dan tanggungjawab itu dalam kesetiaan dan kasih.Kenapa? Karena urusannya pertama adalah kepada Allah. ini soal kasih kita pada Yesus yang kita cari bukan hanya karena kita perlu, tapi karena kita mengasihi Dia. Lalu, hubungan bersama Allah itu adalah sesuatu yang indah. Dalam diam dan percaya ada ketenangan itu, sehingga kita dapat menikmati kebaikan Tuhan meski ada pengorbanan. Namun, seberapa mau kita berinvestasi dalam hubungan bersama Tuhan? Untuk memulai hubungan itu saja, kita sungguh terperdaya dengan kesibukan kita sendiri.
roti yang memberi hidup; adalah yang berasal dari Kristus. akan memberi hidup jika kita sungguh mencari hidup dan bukan hanya selera dunia. Roti yang mengajar kita setia dan menjadi percaya. Roti yang memberi kenyang dalam perjalanan. Roti yang memampukan kita menyelesaikan semua sampai di tujuan. Roti yang mengarahkan pada keselamatan. Mari datang pada Sang Empunya Roti itu!
0 notes
cerita-faza · 2 years
Text
Ramadhan Rasa Baru
Cerita ini masih tentang penempatan, di mana bulan Ramadhan harus dilalui di tanah perantauan, tanah Borneo Kalimantan. Dan ternyata, meski ada rasa yang berbeda karena nantinya juga harus mengalami lebaran sendiri tapi ada juga rasa senang bukan kepalang karena merasa begitu produktif dan bermanfaat. Pasalnya, menyambut Ramadhan menjadi ajang inisiasi kegiatan yang kemudian bisa digarap bersama dengan pemuda-pemuda desa. Sayangnya aku adalah orang yang kurang cakap mengabadikan momen, sehingga cerita-cerita ini mungkin akan kekurangan nyawa dengan dokumentasinya.
Pertama, akan kuceritakan sosok pasangan pemuda-pemudi inspiratif di desaku. Namanya Bang Junai tapi oleh orang desa sering dipanggil Bang Kacong--pertama dengar agak kaget ya karena konotasi di Jawa agak berbeda-- dan istrinya kak Pia yang merupakan adik bungsu wakil bupati Kayong Utara. Mereka adalah pemuda yang mendapatkan kesempatan beasiswa pendidikan sarjana ke tanah Jawa, Bang Junai beasiswa daerah 3T di UPI dan kak Pia beasiswa pemerintah daerah di UM. Yang membuatku kagum pada mereka adalah secara sadar mereka memilih untuk kembali ke kampung halaman dan bergerak untuk berdaya. Mereka saling bertemu dalam suatu kepanitiaan setelah keduanya kembali ke Kayong Utara.
Salah satu bidang yang mereka geluti untuk bergerak adalah kegiatan-kegiatan keagamaan, termasuk menjelang Ramadhan mereka mengajakku berdiskusi mengenai lomba keagamaan untuk anak-anak dan remaja desa. Karena keduanya juga sudah terbiasa melakukan kegiatan dan kepanitiaan selama masa pendidikan, rasanya bekerja bersama mereka bukanlah hal yang sulit. Akan ada banyak perlombaan dengan jenjang yang berbeda. Anak TK lomba busana muslim dan lagu islami. Anak SD lomba busana muslim, hafalan surat pendek, dan cerita nabi. Sedangkan tingkat SMP/SMA tartil Quran dan cerdas cermat.
Begitu menyenangkan dan membanggakan melihat anak-anakku berani untuk mencoba mengikuti lomba. Beberaapa anak bahkan baru memulai menghafalkan surah pendek yang harus dilombakan. Itulah proses. Proses mereka untuk mengenal Al-Quran, mencoba kompetisi, punya motivasi melakukan sesuatu, dan tetap suportif. Begitu lucu dan menggemaskan melihat mereka berusaha dan menampilkan yang terbaik di setiap versi mereka.
Tumblr media Tumblr media
Dan momen ini menjadikanku mengenal lebih banyak pemuda desa, termasuk anak-anak SMP dan SMA yang mengikuti lomba cerdas cermat. Dan ada juga hal yang berkesan dalam proses cerdas cermat ini. Pasalnya sesi final dilaksanakan di malam hari, di luar perkiraan ternyata sebelum magrib listrik desa padam, gelap gulita sepanjang jalan. Karena aku harus mobilisasi dengan power of 'terjang aja gausah pake malu' aku pinjam motor Pak Lung tetangga depan sekolah. Sebelum pergi ke surau tempat lomba aku harus mengambil laptop yang siang sebelumnya kutitipkan di rumah Cu Dare salah seorang guru. Tapi di tengah jalan aku harus dihadang oleh ular phyton yang cukup besar sekujur tubuh gemetar tapi tetap harus segera. Meski di pikiran sudah ada skenario macam-macam dengan tekad dan nekat tetap kuterjang laju motor dengan liukan melipir menghindar. Alhamdulillah halang rintang berhasil terlewati, doaku berikutnya adalah semoga saat balik ular sudah hilang dan tidak ada orang yang terluka. Setelah mengambil laptop dan berbalik ternyata ular masih ada namun sudah lebih memungkinkan untuk dilewati dan dihindari. Sesampainya di surau ternyata Bang Junai dan beberapa pemuda desa sedang berusaha untuk mencari genset alternatif listrik agar lomba tetap bisa dilaksanakan. Meskipun proses lomba harus tertunda tapi mereka tetap semangat untuk mengikuti. Setelah sekitar satu jam akhirnya lomba bisa dilanjutkan. Dan menjadi juri di tengah-tengah mereka begitu seru dan menyenangkan.
Tumblr media Tumblr media
Di hari pengumuman juara perlombaan dilaksanakan pula kajian oleh wakil bupati Kayong Utara dan buka bersama. Masak-masak dan berbagai persiapan yang sat set. Dan tak didugaaaa aku dapat sebuah apresiasi karena kesediaanku menjadi juri. Dan trio cewe darat berkumpul wkwk.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Dari kegiatan ini aku berkaca merefleksikan banyak hal. Di antaranya adalah tertamparnya aku oleh bang Junai dan kak Pia seorang pemuda yang secara sadar memilih kembali dan membangun kampung halamannya. Sedangkan aku hanya menedengar ego untuk berkelana, selalu berdalih gapapa kan kebaikan juga. Mari renungkan lagi ya! Juga tentang progres anak-anakku, yang mau berusaha dan berani mencoba. Aku membayangkan jika lebih banyak lagi kesempatan-kesempatan yang diberikan kepada mereka dan lingkungan di sekitarnya para orangtua guru juga mau ikut mendorong mereka. Sungguh imajinasi yang ideal!
0 notes
Conversation
ANAK BERAKHLAK MULIA, Call 0817-7901-5882, E-Pen Halo Balita Sali Saliha Nusya Bookstore
KLIK https://wa.me/6281779015882, Buku Cerita Anak Pendek, Buku Cerita Anak Bergambar, Buku Cerita Anak TK, Buku Cerita Anak Islami, Buku Cerita Anak Tentang Sopan Santun
Nusya Bookstore menawarkan buku-buku dan permainan edukasi yang dikemas istimewa dan luks. Produk kami tidak dijual di toko buku, tapi dipasarkan langsung kepada konsumen melalui layanan pintu-ke-pintu atau di pameran-pameran tertentu
Nusya Bookstore
Komplek Aceh No. 8 RT. 03 / RW. 03
Desa Jampang
Kecamatan Kemang
Kabupaten Bogor
Jawa Barat
Kode Pos 16310
Langsung OWNER 0812-1392-1133
FB
https://web.facebook.com/penjualbukuanakpaudnusyabookstore/
Instagram
https://www.instagram.com/agenbukuanaktknusyabookstore/
Tiktok
https://vt.tiktok.com/ZSehMFDBB/
#bukuceritaanak #bukuceritaanakmuslim #bukuceritaanakimport #bukuceritaanakbergambar #bukuceritaanaka #bukuceritaanakanakbergambar #bukuceritaanakaugmentedreality #bukuceritaanakarisanbukubayi #bukuceritaanakcerdas #bukuceritaanakcowok
0 notes
ceritaengineer · 2 years
Text
CERITA MOTIVASI HIDUP : BELAJAR PERCAYA DIRI | CeritaNanabas
Ini adalah sebuah cerita motivasi hidup, dari seorang yang dahulu sangat pemalu dan sangat tidak percaya diri, di kemudian hari bisa berubah menjadi anak yang penuh percaya diri dan tentunya anak yang sukses.
1 note · View note
dwsrkhns · 3 years
Text
Dewi saat TK adalah seorang yang pemalu untuk bermain dengan anak lainnya bahkan ada dua orang anak perempuan yang sering kali merebut mainan darinya. Dewi TK adalah seorang yang sering kabur ketika disuruh belajar membaca huruf hijaiyah ataupun alfabet. Dewi saat TK selalu senang saat tampil di atas panggung, dia ikut bernyanyi lagu anak-anak islami dan juga sesekali ikut menari.
Dewi saat SD adalah seorang yang banyak keingin tahuan serta mulai mudah berteman dengan yang lainnya bahkan karena terlalu sering ikut lomba jadi perwakilan sekolah dia memiliki teman yang cukup dekat dari SD lainnya. Dewi saat SD menyukai membaca peta buta, bermain catur, membaca puisi, menulis cerita pendek yang menjadi khayalannya, membaca komik dan buku cerita milik temannya karena dia tidak pernah dibelikan sebelumnya selain majalah bobo oleh kedua orang tuanya. Dewi saat SD tetap tidak bisa berolahraga tetapi dia lumayan dalam hal akademik lainnya. Dia pernah ingin ikut les biola dan piano tetapi tidak terwujud sehingga mainannya hanya keyboard mini dan ikut lomba kecil-kecilan tingkat SD karenanya, dia ingin bernyanyi tapi suaranya cempreng dan sumbang, ikut les menari tarian tradisional tapi berhenti setelah beberapa kali pertemuan, ikut les modeling dan akting juga; pernah tampil di peragaan busana di salah satu mall dan juga tampil ikut jadi bagian paduan suara di salah satu acara. Dewi saat SD belajar merajut karena penasaran dan membuat anyaman wool lalu bangga karenanya. Dewi saat SD senang bepergian sendirian, menginap di rumah sodara yang jauh dan pergi sendiri ke sana menggunakan kendaraan umum. Dia bermain di sawah, di sungai, naik ke atas bukit, memancing dan naik pohon murbei di rumah Uwa. Dewi saat SD senang mendengar lagu Raihan juga Audi dan Westlife karena sepupu-sepupunya. Dewi saat SD sangat takut berdekatan dengan makluk bernama pria hahaha
Dewi saat SMP mulai mengenal radio, mendengar lagu Glen Fredly, Tangga, Kahitna, dan banyak lagu asing lainnya. Dewi saat SMP mulai tertarik berorganisasi dia mencalonkan diri sebagai wakil OSIS saat baru duduk di kelas 7 dan aktif hingga dua masa kepengurusan. Dewi saat SMP sangat percaya diri awalnya, dia menjadi MC di acara pentas seni dan perpisahan, dia menulis beberapa cerpen, dia terpilih sebagai bagian dari tim story telling di sekolah walau pengalaman dia tentang bahasa Inggris tidak sebanding teman-temannya yang lebih jago dan sempat ikut les tapi berhenti saat dia ditertawakan dan jadi bahan lelucon karena pronunciation-nya yang masih berantakan. Dewi saat SMP ingin lebih tinggi jadi dia bergabung di tim basket sekolah walau dia belum pernah bermain basket sebelumnya sampai akhirnya dia menyerah karena tidak bisa berbaur dengan anak perempuan lainnya di tim tersebut lalu pernah ditertawakan saat terjatuh dan bajunya tersingkap meninggalkan luka di perutnya, lalu dia bergabung dengan tim PASKIBRAKA karena dia dulu punya keinginan untuk bisa jadi pembawa bendera pusaka di Istana Negara. Di sana dia memiliki teman dekat, walau cukup lama akhirnya dia terpilih menjadi salah satu tim inti pasukan, pernah menjadi kandidat komandan, menjadi wakil angkatannya, menjadi pusat penentu setiap kode gerakan formasi bebas. Dewi saat SMP pernah juga tidak memiliki teman dan sendirian lalu dibully beberapa lama, satu-satunya teman dia, teman sebangkunya sering self-harm dan broken home; dia sering kali dijauhi juga entah kenapa hingga akhirnya ada seseorang yang mengajaknya bicara lagi dan mengajaknya bermain sepulang sekolah; hingga akhirnya dia memiliki sahabat dari SMP hingga sekarang. Dewi saat SMP berada di tim mading dan benci di foto karena percaya dirinya semakin turun akhirnya dia bermain di balik lensa foto, menemukan kesenangan saat mengambil gambar bersama salah satu kakak tingkatnya yang mengajarinya fotografi hingga bangku SMA. Dia salah satu yang memulai menerbitkan mading berisi foto-foto kegiatan sekolah dan juga membuat majalah.
Dewi saat SMA masih aktif di organisasi namun semakin terpuruk di bidang akademis. Dia banyak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Dia juga berpikir untuk masuk jurusan bahasa karena saat kelas 10, sekolah tempat dia belajar masih membuka jurusan bahasan walau hanya 1 kelas. Dia tertarik lebih tertarik dibandingkan jurusan IPA; namun kata orang lebih mendominasinya, orang bilang jurusan IPA lebih mudah buat memilih jurusan apa saja saat nanti kuliah hingga akhirnya dia masuk ke kelas standar internasional di sekolahnya. Dewi saat SMA pernah terpilih menjadi imam sholat dhuha untuk satu angkatan oleh guru agamanya padahal dia bukan anggota rohis juga dan kebingungan saat disuruh baca doa khusus setelah sholat dhuha, dia tidak hapal. Dewi saat SMA bergabung di tim English Club dan Sastra walau dia asal bergabung karena diwajibkan untuk mengikuti ekstrakurikuler yang ada; dia menulis beberapa cerpen yang tidak pernah dia publikasikan. Dia berhenti ikut eskul PASKIBRAKA karena tahu kesempatan dia untuk menjadi pembawa bendera pusaka di Istana Negara nihil adanya walau dia percaya diri dengan kemampuan baris berbarisnya tapi untuk seleksi tingkat daerah saja tinggi dia tidak sampai; dia menyerah. Dewi saat SMA ingin masuk eskul seni di sekolahnya bergabung dengan tim dance, tim teater tapi dia terlalu malu untuk mendengar apa kata orang dan apa kata teman-temannya bahkan dia sekarang gugup ketika disuruh menjadi MC sebuah acara. Dia masih bersama kakak tingkatnya saat SMP yang mengenalkannya fotografi, kali ini kakak tingkatnya memperlihatkan padanya DSLR yang membuatnya kagum dan hati-hati saat menyentuhnya. Dia masih bermain dibelakang kamera mengambil gambar setiap kegiatan sekolah menjadi seksi dokumentasi dimanapun kesempatan dia berada. Dewi saat SMA pernah dipanggil guru BP karena sering bolos kelas matematika dan memilih untuk menunggu pendaftaran acara sepak bola, nilainya turun dratis entah mengapa. Dewi saat SMA mudah stress dan sakit, dia mulai sering menstruasi hingga tiga minggu lamanya, walau masih memiliki sahabat dia sudah jarang bermain bersama mereka di bandingkan saat SMP dulu. Dewi saat SMA ingin melanjutkan kuliah yang membuatnya bisa keliling negara atau menjadi jurnalis dan berkerja di media tapi dia tidak berani, dia takut dan akhirnya memilih hal yang menurutnya bisa dia handle untuk masa depan. Dewi saat ini selalu berpikir ingin mengulang masa SMAnya karena dia banyak melewatkan kesempatan yang ada. Dewi saat SMA tertarik belajar bahasa Jepang tapi dia berakhir belajar bahasa Jerman karena kurikulum sekolah yang menyuruhnya dan kemampuan bahasa inggrisnya tidak ada kemajuan berarti.
Dewi saat kuliah tidak terlalu merasa terjebak salah memilih jurusan, dia cukup enjoy menikmati masa kuliahnya. Dia memiliki sahabat dekat hingga sekarang. Dia masih aktif di organisasi jurusan dan juga pusat. Dia menjadi ketua saat Ospek jurusan dan juga ketua Jurnalis pusat selama satu tahun jabatan walau dia malu mengakuinya karena merasa tidak memberikan yang terbaik di sana. Dia kembali di balik kamera dan mulai belajar lebih jauh tentangnya, dua juga mulai tertarik belajar desain seadanya, dia membuat majalah dan melakukan wawancara, dia berhubungan dengan fotografer profesional, mengikuti seminar dan workshopnya juga. Dewi saat kuliah menikmati bagiannya saat berorganisasi dan mengurus acara inagurasi. Dia sangat bersemangat tentang mempersiapkannya, membuat berbagai konsep award dari jauh hari bersama ketua acaranya dan dia menjadi bagian salah satu seksi acara, menghandle artis yang tampil dan bernegosiasi dengan mereka. Dewi saat kuliah berhenti menulis cerita dia hanya menulis curhatan-curhatan ringan saja. Dewi juga masih ingin belajar bahasa asing dia membeli buku belajar bahasa korea dan mengumpulkan banyak artikel tentang belajar bahasa inggris lebih jauh; tapi percuma tidak ada kemajuan yang berarti juga.
Dewi setelah lulus kuliah berpikir untuk melanjutkan kuliah kembali saja. Dia masih bercita-cita menjadi wanita karir yang sibuk setiap harinya dan bekerja di perusahaan besar sampai sesuatu mengubah pandangannya. Dia akhirnya memilih untuk kerja sesuai bidang kuliahnya karena dia tak pernah lolos seleksi menjadi presenter/pemandu acara/salah satu job di balik layar televisi.
Dia membeli kamera pro pertamanya belajar lebih jauh sendiri tentangnya, salah satu teman dekatnya mengambil jurusan fotografi tapi dia terlalu malas mengajari dirinya saat diminta. Dia juga mulai tertarik pada Make up, membeli peralatannya juga ikut kursus karenanya. Dia mulai menulis cerpen kembali tapi tidak berkembang banyak dibanding beberapa orang temannya yang menerbitkan buku miliknya sendiri. Dia mulai membuka pertemanan lebih luas dan jauh, dia memberanikan diri untuk bergaul dan berteman; sesuatu yang sebelumnya membuatnya takut mengenal orang baru. Dia menemukan dirinya lebih tertarik bekerja sebagai jasa rias saat dia tanpa sadar berdiri lama dan harus berangkat dini hari untuk merias; dia merasa lelah tapi sangat sangat sangat menikmatinya seperti halnya dia saat memegang kamera mengabadikan moment yang ada di setiap acara sekolahnya. Dia menikmati menghabiskan waktu untuk belajar membuat alis, belajar cara memblend fondation, menerka skin tone, membuat shading, belajar hair do seadanya dan trik tips lainnya mengandalkan youtube dan bantuan temannya yang menjadi relawan model dirinya. Tidak banyak yang memakai jasanya dan dia dibayar belum seberapa tapi dia cukup puas dan bangga karenanya hingga akhirnya dia hiatus dan tidak lagi mengasah kemampuannya sama seperti halnya terhadap fotografi berakhir begitu saja. Dia mulai berpikir untuk belajar menjahit juga setidaknya dia punya keahlian lainnya.
Dewi saat ini di umurnya yang berada di akhir 20an mulai berpikir 'ahh kenapa dulu tidak dalami saja dunia yang dari kecil benar-benar aku suka? dan malah selalu berhenti di tengah jalan sekarang lebih sulit untuk memulainya kembali'. Terlalu takut apa kata orang, terlalu takut ditolak oleh orang tua saat dirinya pikir yang dia sukai tidak akan disetujui untuk dijalani dan tidak memiliki masa depan yang pasti. Dia bahkan kehilangan alasan untuk menulis sesuatu selama beberapa tahun terakhir hanya berakhir dengan curhatan-curhatan kesehariannya. Terutama yang jelas dirinya tidak benar-benar berusaha untuk belajar di bidang yang disukainya. Saat menjalaninya dia tahu dunianya bukan di rumah sakit bukan berkeliling untuk mengobrol dengan pasien yang berkonsultasi dengannya seringnya dia merasa sangat lelah secara mental karena ikut hanyut dan terbawa emosi negatif yang pasien sampaikan. Bukan juga menjadi seseorang yang bekerja di instansi pemerintah karena artinya kamu harus punya suatu ide untuk dikembangkan juga kan ya? Ngga mengikuti apa yang ada aja. Lalu juga dia terlalu takut melangkah karena dia merasa tidak memiliki bekal yang cukup untuk terjun ke dalamnya. Akhirnya dia berpikir mungkin nanti setelah dia jauh lebih tua lagi dia akan terus menyesali segalanya.
8 notes · View notes
ilmacandraini · 7 years
Text
Khadijahmu
Tidak seperti yang lain. Aku berbeda.
“Kamu lain dari yang lain.” Sambil menyetir, dia berkata. Dia tersenyum.
“Aku ngga bisa melihat yang lain selain kamu.” Ucapnya lagi. Dia pun tersenyum. Lagi.
Aku? Lebih dari senyum. Timbul harapan yang sedari tadi mengecil dan kini ia membesar. Melebihi lingkaran hidup yang pernah kubuat. Harapan itu melonjak. Terlalu girang akan ucapan. Melonjak kegirangan dan berangan tinggi hingga tidak tahu batasan. Ia terlalu senang. Bahkan senangnya tak bisa kusembunyikan. 
“Janji, ya?” ucapku memastikan. Dia tersenyum.
 “Janji.” Dia berkata lirih. Pasti.
Seperti pasti.
 Seorang insan akan bertemu dengan insan yang lain dalam sebuah pertemuan pada waktu yang tepat. Tentu kita harus ingat, waktu yang tepat. Namun waktu yang tepat belum memastikan di antara satu sama lain sudah menjadi pribadi yang tepat. Bahkan menjadi pribadi yang tepat itu membutuhkan waktu yang lama. Apakah benar saat kita dipertemukan nanti kita akan berada pada waktu yang tepat dariNya dan pribadi yang tepat dari diri kita sendiri?
 Ya. Dia menjauh. Raganya tidak. Hanya tatapannya tidak seperti dulu. Dia menjauh entah ke mana, namun aku tahu pasti ke mana ia jatuhkan pandangan itu. Pandangan yang membuat kita menunduk dan terjatuh karena sungkan. Pandangan yang terkadang kita sematkan senyum di bawahnya. Pandangan yang mengisyaratkan perasaan. Cinta.
 Matanya pergi namun retinanya tetap di sini. Dia melihatku dengan asa. Aku bingung. Aku mulai mengerenyitkan alis hitamku. Mataku mulai berkaca. Tisu yang terkadang ku usap pada kadua mataku kini telah basah dan tak bisa terpakai. Mereka terlalu rapuh. Ya. Para kelopak mataku yang sudah memerah dan melebam. Terlihat jelas apa yang sudah membuatnya mengalir deras.
 Tidak hanya itu. Ada yang lebih sakit. Lebih dari tangisan yang mengering, mungkin. Hati ini terlalu rapuh. Teremas oleh janji yang tak pasti. Janji yang seharusnya tidak terucap. Janji yang belum waktunya untuk diucap.
 “Kamu yakin?” tanyaku lagi.
 Dia mengangguk.
Hidup itu fana bukan? Saat terjadinya masalah yang bertubi-tubi baru kita tersadar bahwa hidup hanyalah sementara. Dan hanya sementara.
 Beberapa bulan kemudian, tempat Maha Suci memanggilku. Tempat yang tidak pernah mati dari putaran-putaran Ummat Islam. Tempat yang selalu hidup dan bercahaya jika dilihat dari arah bulan. Tempat yang selalu diagungkan akan kesuciannya. Tempat di mana ucapan doa menjadi sebuah kunci yang mudah dikabulkan. Tempat di mana tangis akan menetes dengan khusyuk dalam setiap shalat menghadapNya. Mekkah.
 Belum pernah terasa bagiku. Shalat sambil menangis terisak dalam sujud. Pada karpet hijau yang terkenal dengan tempat Rasulullah berdoa. Atau, tempat kita bersujud di antara hilir mudik orang yang berebut untuk shalat di pelataran Ka’bah. Aku menangis. Sulit terhenti.
 Teringat dosa itu menjadi hal biasa untuk ditangiskan. Namun setiap dosa yang hanya diri kita sendiri dan Allah yang tahu, terkadang hal itu membuat kita memang tidak ada apa-apanya di hadapan Sang Maha Mengetahui. Aku merasa hina terkadang. Seberapa banyaknya dosa yang aku kerjakan aku tetap meminta kepada Dia. Karena hanya kepadaNya aku bisa berharap tanpa menjatuhkan.
 Masalah itu tidak hilang. Terlalu membekas hingga setiap doa yang kuucapkan akan teringat dengan semua itu. Karena mencintai seseorang yang membuat kita mengingatMu. Itu langka. Dan karena mengingat seseorang dalam setiap doa sehabis shalat. Itu langka. Dan bolehkah aku berharap? Mendengar suara tilawahmu di sepertiga malam…
 Hanya Dia Yang Mahatahu, Sang Maha Cinta.
 Aku tersadar. Hanya Dia yang bisa membolak-balikkan hati dengan begitu mudahnya. Sejauh apapun kita sebagai manusia akan berencana, tentu kita hanya akan hidup dalam rencanaNya. Tidak akan pernah jauh. Hanya Dia Sang Sutradara Terbaik.
 Mungkin memang harus berpisah. Untuk memantaskan diri masing-masing. Karena Allah sedang mengatur waktu yang tepat untuk pribadi yang tepat juga. Tidak akan terikat janji suci jika di antara pribadi yang belum tepat itu dipertemukan.
 “…Demi Allah, aku tidak pernah mendapat pengganti yang lebih baik daripada Khadijah. Ia yang beriman kepadaku ketika semua orang ingkar. Ia yang mempercayaiku ketika semua orang mendustakanku. Ia yang memberiku harta pada saat semua orang enggan memberi. Dan darinya aku memperoleh keturunan, sesuatu yang tidak kuperoleh dari istri-istriku yang lain.” (HR Ahmad)
 Seperti Khadijah, dengan pribadi yang tepat dipertemukan dengan Muhammad. Dari Khadijah aku mengerti cinta, cinta karena Allah. Cinta yang dengannya kita yakin akan dipertemukan kembali di Jannah. Cinta tulus dan ikhlas yang selalu hadirkan senyuman di antara masalah yang terjadi. Khadijah yang melengkapi Muhammad dan Muhammad yang melengkapi Khadijah.
 “Kamu harus pasrah. Pasrahkan. Ikhlaskan.” Temanku berkata sambil memegang pundakku kencang. Aku menangis.
 Bolehkah berharap? Jika harapan itu ada di dalam lingkaran, tentu kita boleh berharap. Namun jika harapan itu sudah berada di luar lingkaran, yang harus kita lakukan hanya berpasrah dan ikhlaskanlah.
 Hal tersulit adalah ikhlas. Ikhlas yang harus selalu kita coba pelajari. Hanya orang-orang hebat yang bisa melakukan ikhlas. Tentu kita ingin menjadi orang hebat untuk teman hidup kita nanti, bukan?
 “Aku ngga akan sedih lagi, kok.” Ucapku tersenyum memandang dia yang mendoakanku untuk ceria kembali. Muhammadku, kah?
2 notes · View notes
hasnaluthfyh · 4 years
Text
Nemu ini di twitter https://twitter.com/kakfarras/status/1252934831303880710?s=19
Gatau kenapaaa ngerasa relate sama cerita ini pas kmrn pacaran terakhir hahaha
Ini yakin 100% orangnya gaakan baca dan nemu tumblr aku juga jd aku jelasin gamblang aja
Aku juga awalnya ngerasa dia tu orangnya baaiikk bgt, sabar, sangat islami (?) ya gitulah bbrp bulan awal aku yakin bgt orang ini bisa ngebawa aku ke jalan yg lebih baik. Serius. Walaupun blm pernah diomongin (untung aja) dulu emg sempet kepikiran apa nikah sama dia aja HAHAHA
Tapi lama2 akhirnya sadar kl prinsip yg aku pegang ga sama kayak dia. Atau ga satu visi dan misi. Ga satu pemikiran. Ya begitulah pokoknya
Walaupun pemalu dan pendiem aku anaknya seneng bgt sosialisasi. Makanya suka aktif ikut unit, ikut himpunan, ikut kkn, seneng aja gitu ketemu temen baru dan ngobrol. Sedangkan dia kayaknya anaknya lebih seneng sendiri ke alam2 gitu. Gapapa sih sebenernya, tp kejadian pas wisuda juli 2019 kmrn bener2 bikin gedeg. Jadi, sebelum wisuda juli, aku ke sidang pingkan di ganesha dan itu nunggunya lama bgt YA KAN NET dan kebetulan waktu itu aku baru ganti hp dan ga ngasih tau doi yg lg berstatus pacar. Jd kayak line apa whatsapp gitu lupa masih di hp yg lama, sedangkan aku lebih sering megang hp yg baru. Dan waktu itu juga lg kumpul sama jojoba mana sempet sering2 cek hp!!! Tau ga tiba2 dia ngechat apa?? "Gitu ya chat pacar ga dijawab tp chat cowo lain selalu dibales" KESEL BGT GA TUH. Aku lupalah persisnya gmn pokoknya buat aku itu jahat bgt. Gmn yaaa ya aku emg suka chat2 pendek gitu sm cowo lewat line maupun instagram tp bener2 sebatas temen doang krn aku anaknya emg seneng berinteraksi. Nah abis itu kan wisjul tuh. Aku ajaklah dia ke wisjul. Ya maksudnya sekalian kan temen2 jurusan kita juga ada yg lulus. Sambil mau aku kenalin juga ke tmn2 yg lain. Trs gataunya dia pake alesan mau beres2 asrama karena mau pindah kosan. Walaupun sebenernya ini rada fishy tp yaudahlah w percaya2 aja. Yaudah kan tuh aku dateng ke wisuda juli foto sama temen2. Trs dia tau aku foto sama temen2 yg lulus juli dan cowo semua. Dia marah dong??!?! Ya pdhl emg itu wisjul gitu, kl dia mainnya jauh dia hrsnya tau kl yg biasa wisjul tuh kyk jurusan minyak jurusan mesin yg isinya cowo semua???? Dan aku punya temen di dua jurusan itu gitu!!! Dan ini tuh institusi teknik yg isinya emg banyakan cowo??? Pusing bgt dia tu mainnya kurang jauh lah pokoknya. Disitu dia ngomong jahat juga, lupa, kasarnya ngatain aku cewe gampangan.
Apalagi ya, mungkin dia juga lebih konservatif pola pikirnya?? Selalu bilang cewe tuh gaboleh pulang malem, cewe gaboleh ngomong kasar, dll. Ya bener siihhh kl boleh jujur di bagian ini emg aku yg sengklek. Tp ya jaman sekarang gitu??? Aku juga kl pulang malem ga aneh22, paling aneh emg nonton midnight di xx1 tp kan itu sebenernya biasa aja kan? Nontonnya jg ramean sm tmn2 bahkan pas di nangor dia jg sempet ikut acara nonton brg2 yg midnight ini?? Kalo ngomong kasar ya jujur aja inimah emg salah bgt tp aku pribadi kl ngomong kasar jg ga yg gmn22.....
Huft kl diruntunin gini jd bingung apa aja yg mau dikeluarin pdhl hari2 biasa kl keinget kayaknya ada banyak bgt gitu????
Intinya adalah aku gasesuai sama ekspektasi dia dan gabisa memenuhi itu juga. Aku pribadi gapunya ekspektasi apa2 ke dia, jujur. Aku anaknya lebih selow kayaknya. Dan dia cenderung overprotektif yg sampe ngekang gt loh.... Sedangkan aku terbiasa hidup bebas (???) wkwk maksudnya bahkan di lingkup keluarga pun orang tua aku ga sampe kayak dia juga?????? Aku selalu ngerasa selalu dikasih kebebasan dan kepercayaan sama keluarga tp sama dia yg notabenenya cm pacar kayak apa2 dilarang gitu ewh. Gitulah aku udh ngerasa harus menuhin ekspektasi dia, dikekang, ga dikasih kepercayaan lagi. Setelah curhat bersama teman2 akhirnya disepakati bahwa hubungan itu tuh toxic. Yaudah deh krn dasarnya jg aku anaknya cuek, aku udahin aja. Sebelum panjang ceritanya dan bikin ketergantungan (???)
Makanya kl ngeliat cerita org2 di twitter kayak thread di atas, aku selalu inget cowo ini. Padahal udh kenal lama tp ngga mengenal terlalu jauh, cuma tau perilakunya di permukaan aja jd pas udh pacaran baru tau kelakuan2 dibelakangnya yg bikin sakit kepala.
Tapi bersyukur jg sih ketemu org ini. Aku jd tau atau ada gambaranlah, pasangan hidup kayak gimana yang aku mau. Semoga kl aku nikah nanti, dapetnya yg sesuai. Gimana ya, ga perfect juga gapapa da gamungkin jg wkwk cm pengen yang kelakuannya masih bisa aku toleransi.
Semoga aku dan org2 sekitar ketemu dan dapet jodoh yang ga bikin stress, aamiinn
2 notes · View notes
qwertyofmylife · 5 years
Text
AdA (Aku dalam Aksara)
Kapan sih terakhir kita mengingat saat kali pertama belajar mengeja kata demi kata? Pernah mengingat masa-masa dimana membaca kalimat, adalah awal yang baru dalam hidup kita? Atau, masih ingatkah kita saat perdana bisa menulis huruf dan angka? Kala itu, membaca buku cerita berwarna, mendengar dongeng jenaka, bahkan menuliskan hari yang berlalu di buku harian kala kantuk mendera, adalah hal yang indah bukan? Masih banyak kenangan belia yang kuingat tatkala kini usia masuk kepala dua, hehe...
Kawan, bagaimana denganmu? Masihkah ada memori indah itu dalam benak kalian ? Semoga ada hikmah dari perjalanan kita mengenal kata, mengeja alphabet-angka, menyanyikan hija’iyyah yang kini terbaca kala mushaf di buka, sampai mengenal buku cerita hingga tertidur membacanya. Mengenal awal sebuah kisah, terkadang menyegarkan jiwa ketika kini berada di penghujung kisah. Bukankah dengan melalui itu semua, hari ini kita dapat membagi rasa dan berkarya? Aksara menjelma jembatan dari banyak jembatan yang mengantarkan kita pada sebuah karya. Kini kita pandai beretorika, lihai menulis karya, dan mahir berdinamika di masyarakat. Sudahkah kita syukuri segalanya?
Kawan, di sini kalianlah guruku. Dari kalian kubelajar sedikit-banyak arti kehidupan. Izinkan aku berkisah tentang diriku, kala kutumbuh bersama aksara, hingga kini mengenal dunia. Bahkan lewat aksara, aku menemukan kalian. Setidaknya kini kita bersua lewat kata yang kau baca, iya kan? 
Masih kuingat sekitar 16 tahun silam, sinar mentari menyapaku di bangku kayu. Adalah diriku duduk bersama anak-anak lainnya, belajar mengeja kata demi kata. Tahun 2002 kala itu diriku masih belia, usia genap 5 tahun kulalui di TK Alam Lembah Parigi, Bogor (Cikal bakal Sekolah Alam Bogor, sebelum pindah lokasi dan berganti nama).
Teringat tiap malam menjelang tidur, kuhabiskan buku cerita warna – warni yang dibelikan Ayahku. A Child’s Growing World terbitan Tira Pustaka, 6 buah buku penuh kisah dan warna. Walau belum bisa kubaca, semua gambar seolah bicara padaku, berkisah tentang gerombolan anak kecil yang senang berpetualang di luar rumah. Sebenarnya, kenangan awal tentang buku yang pertama kulihat adalah serial buku anak terbitan Mizan : Ali dan Mio. Wah jadul banget…Itu kisaran tahun 1999 sampai pertengahan tahun 2000-an. Selebihnya kisah-kisah islami seperti cerita sahabat rasul. Bersyukur, Alhamdulillah dulu dibesarkan dengan bacaan semacam itu. Walau kini bacaanku serasa jauh dari bacaan islami, agak sedih ya? huhu
Dunia beliaku sampai usia kelas 6 SD sebatas bermain di akhir pekan dengan teman sekomplek, sepedahan ke antah-berantah, dan  main PS 2 dari rumah ke rumah. Sejak tahun 2003 hingga 2008 sedikit-banyak rasanya bacaan yang berkesan dalam jiwaku hingga kini. Entah karena rutintas yang monoton dengan tumpukan buku paket sekolah, sebatas maraton kartun pagi ke siang di hari Minggu, atau bisa jadi karena diriku kala itu lebih banyak mainnya ketimbang curi waktu sejenak buka buku? Hehe..
Sebelum bersentuhan lagi dengan buku bacaan, perlahan kuingat momen perdanaku membaca Al-Qur’an secara otodidak. Malam itu sekitar tahun 2004 kubuka lemari buku keluarga. Pintunya yang hijau dengan kaca di tengahnya terbuka, sambil berjingkat kuambil Kitab Suci Al-Qur’an di rak paling atas. Dengan ujung jemari kueja huruf-huruf itu, sambil melafalkan hafalan surat pendek, kucocokkan bacaanku dengan huruf yang kuingat satu persatu. Jujur kawan, berbagai ingatan masa kecilku banyak yang masih mengendap seolah baru saja ku alami kemarin hari. Alhamdulillah, syahdu euy.
Namun kuingat ada 4 buku yang menyentuh jiwaku di masa-masa SD hingga kini. Pertama, buku novel anak serial Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK) Let’s Bake Cookies! karya Sri Izzati terbitan Dar! Mizan. Ini dibelikan Ibuku dan Mbak Sri Izzati masih imut-imutnya, hihi..abaikan. Kedua, novel anak yang kubeli sendiri; Markum yang Cerdik, karya Zainal Radar T. terbitan Dar! Mizan. Ketiga, Tafakkur di Galaksi Luhur karya Alm. Dedi Suardi terbitan Remaja Rosdakarya tahun 1993, buku jadul tentang UFO yang entah mengapa takdir membawaku tuk mengambil buku itu dari lemari buku ibuku, iseng yang akhirnya kubawa sambil membaca buku itu sampai tamat di sekolah, a little bit weird right?
Terakhir, buku keempat yang cukup fenomenal dalam menutup akhir tahun SD, novel laris manis; Laskar Pelangi karya Andrea Hirata terbitan Bentang Pustaka. Aku akui kawan, sangking waktu itu Laskar Pelangi lagi hype banget, tiap pagi wali kelasku Bu Nur, selalu membuka agenda Morning Meeting kami dengan kisah dari Laskar Pelangi hingga tamat Maryamah Karpov. Kenangan yang wow bila kuingat kembali. Setiap pagi sepanjang tahun kelas 5, selalu dibuka dengan kisah inspiratif dari novel-novel Andrea Hirata. Hingga sampailah satu hari di kelas 6, ku dihadiahi oleh Ayah, novel itu. Tahukah kawan? Laskar Pelangi kutamatkan berkali-kali di tahun 2008 yang lalu.
Aksara membawaku ke tempat baru. Kala itu 2009, aku masuk pesantren. Pesantren? Kata yang sangat asing bagiku, terlebih bagi keluarga kami yang rata-rata bukan jebolan pondok. Jujur, hari-hari 3 tahun SMP di pondok merupakan hari yang berat bagiku. Tapi tahukah kawan, kudapati bahwa karya sastra yang terus memantik api semangatku kala itu? Sebutlah novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi, yang nyalakan nyaliku kala ciut di awal kelas 7 SMP. Lalu, Ranah 3 Warna karya A. Fuadi—lagi yang membimbingku kala bimbang di kelas 3 SMP. Lalu masa SMP tahun 2011 ditutup oleh sebuah novel Edensor karya Andrea Hirata yang kupinjam dari perpustakaan sekolah.
Selesai SMP alih-alih bosan nyantri, 2012 kuputuskan lanjut SMA di sana lagi. Lagi-lagi kubertemu dengan momentum antara aku dan aksara. Kegundahan di awal masa kelas 10 SMA sirna, bersama dua buku : Hidup Berawal dari Mimpi karya Bondan Prakoso, dkk. Dan sebuah novel penuh semangat, Never Give Up karya Inni Indarpuri. Kemudian, masa-masa kritis saat kelas 11 SMA kulalui dengan La Tahzan Jangan Bersedih! karya Dr. Aidh Al-Qarni. Singkat cerita, kusudahi masa SMA 2015 silam dengan diterima di FISIP-HI UNPAD. Sebuah anugerah yang telah kudo’akan sejak masih membaca Ranah 3 Warna dahulu. Alhamdulillah haru, hiks…
Kawan, izinkan aku menutup kisah dalam aksara ini, bersamamu. Meski aku tak lagi berada di sampingmu, bahkan di tempat awal kala bersua dengan kalian. Namun dari FIB UNPAD kucoba menghiburmu dengan sukacita. Kawan, aksara adalah sahabat kala berkarya. Jadikan ia sarana tuk muhasabah antara kita dengan Yang Maha Kuasa. Sudahkah kita bersyukur atas nikmat ilmu baca-tulis kita hari ini? Maka, bagikanlah! Ilmumu bersama aksara.
 You Only Have What You Give
Just Keep Givin’
(Paul – Elevate)
1 note · View note
arundayare · 1 year
Video
youtube
Meninggalnya Syaidah Aminah, dan Kondisi Rosululloh Bersama Kakeknya Abd...
0 notes
Video
undefined
tumblr
KLIK https://wa.me/6281779015882, Buku Cerita Anak Pendek, Buku Cerita Anak Bergambar, Buku Cerita Anak TK, Buku Cerita Anak Islami, Buku Cerita Anak Tentang Sopan Santun
Nusya Bookstore menawarkan buku-buku dan permainan edukasi yang dikemas istimewa dan luks. Produk kami tidak dijual di toko buku, tapi dipasarkan langsung kepada konsumen melalui layanan pintu-ke-pintu atau di pameran-pameran tertentu
Nusya Bookstore Komplek Aceh No. 8 RT. 03 / RW. 03 Desa Jampang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat Kode Pos 16310
Langsung OWNER 0812-1392-1133
FB https://web.facebook.com/penjualbukuanakpaudnusyabookstore/ Instagram https://www.instagram.com/agenbukuanaktknusyabookstore/ Tiktok https://vt.tiktok.com/ZSehMFDBB/
#bukuceritaanak #bukuceritaanakmuslim #bukuceritaanakimport #bukuceritaanakbergambar #bukuceritaanaka #bukuceritaanakanakbergambar #bukuceritaanakaugmentedreality #bukuceritaanakarisanbukubayi #bukuceritaanakcerdas #bukuceritaanakcowok
0 notes
isramiraw · 7 years
Text
Tumblr di blokir (?)
Bisa-bisanya ngeblokir dengan alasan banyak konten pornografi. Dear kominfo, setiap sosial media saya yakin punya akun dengan konten demikian. Why it happened to tumblr paakkk?!!! Asal bapak tahu, disana banyak sekali akun motivasi, akun puisi, akun islami, akun sajak yang mengharu biru, akun kekhawatiran terhadap berbagai isu, bukan perihal pornografi melulu. Following saya sangat hebat loh pak, dengan tumblr, banyak diantara mereka yang bisa buat buku. Banyak diantara mereka yang berdakwah dan menjadi sumber ilmu. Dan sekarang dimana lagi saya nikmati karya pendek mereka (?) Curhat dan puisi saya dari bertahun-tahun lalu, juga banyak disana pak, setiap perih dan bahagia yang selama ini saya lewatkan, pengalaman yang saya abadikan lewat tulisan karena terbatasnya ingatan, semua tertulis di linimasa tumblr. Dan lagi, tawa hari ini serta mungkin cerita tangis besok dimana lagi saya tuangkan? Ku harap malam ini bapak berubah pikiran, karena tidak ada yang paling menyedihkan dari sebuah kehilangan...
2 notes · View notes
dzunalfatih · 7 years
Text
GAK TAHU CERITA, GAK TAHU CURHAT, TAPI SEMOGA ADA HIKMAH YANG BISA DIPETIK 😅😅
Dulu semenjak masa pubertas itu datang, ''rasa cinta" pun datang juga. Tepatnya semnjak menginjakan kaki di Sekolah menengah pertama, dag dig dug deg nya hati mulai sering terjadi, wajarlah setiap org merasakan masa2 cinta monyet seperti itu.. Wkwk
Lalu apakah rasa cinta selalu diidentikan dengan sebuah hubungan? Saat itu memang iya. Cinta selalu diidentikan dengan 'pacaran'. Lantas bagaimana dengan ku? Apa aku jatuh cinta pada seseorang? Tentu, itu kan lagi masa2 nya.. 😅
Lalu apa saat itu aku pacaran? Aku malu mengakuinya. Tapi sejarah tak bisa dihapuskan, dan faktanya aku pacaran. 2 kali malah, dengan 2 orang yg berbeda. Apa aku faham makna hubungan spesial antara laki2 dan perempuan saat itu? Jawabanku pada saat itu seolah mengatakan bahwa aku memahaminya, merencanakan jauh sekali -bhkan sampai ke rencana utk menikah-. Tapi faktanya kini aku menyesalinya. Bodoh! Sungguh bodoh, bocah sekecil itu, harusnya tak melakukan hal itu. tak ada manfaatnya pacaran, menghabiskan waktu, membuat gundah, membuat fokus hilang.
Mungkin, masa-masa itu nafsu bergerak menuju puncaknya. Tak faham tapi dilakukan. Tak mengerti tapi di sepakati. Walaupun tak ada sesuatu yg berlebihan dalam pacaran masa2 SMP saat itu, tp kini aku mengerti bahwa pacaran itu adalah tindakan yg berlebihan, bagi bocah ingusan sepertiku saat itu.
Masa SMA, Kedewasaan tumbuh seiring bertambahnya usia. Makna cinta pun selangkah lebih maju dari sebelumnya. 'Cinta itu anugerah, cinta itu tulus dan tertulis dalam hati', sdikit gombalanku pada masa itu. Mentang2 anak muda, yang diomonginnya cinta mulu. Bgitu juga dgnku cinta, cinta dan cinta.
Pemhaman ttg cinta memang bertambah, kenapa mencintai dan utk apa di cintai, sekilas aku sudah mengetahui jawabannya. 'Kebaikan', cinta itu menumbuhkan kebaikan. Maka aku berpikir cinta apa yg menumbuhkan kebaikan?. Maka apakah pacaran hanya diidentikan dgn keburukan?. Kata pacaran dan kebaikan terus berputar dalam otak, kadang mereka berjalan, berlarian kecil, bahkan terkadang mereka adu sprint.. 😂
Setelah berulangkali berkompromi dgn hati dan juga pikiran, maka makna ttg kedua kata itu aku peroleh -makna yg pada saat itu aku anggap makna terbaik-, bahwa cinta itu anugerah, mencintai seseorang itu diperbolehkan asal menuju pada kebaikan. Dan pacaran itu boleh jika memberikan energi positif dan kebaikan.
Maka tak butuh waktu lama, aku kembali pacaran. Seolah bibirku, bak pesawat jet terbang begitu cepat mengucapkan rayuan cinta, yang sukar untuk tidak diterima. 'Pacaran Islami', Pacaran Sehat lirihku saat itu. Saling mengingatkan utk sholat, belajar bareng, pulang sekolah bareng, sholat bareng, saling memotivasi, itu lumrah aku atau dia lakukan.
Terkadang pula pacaran memberikan rasa gundah, sms tak dibalas, kalo ketemu gak nyapa, kalo dia jalan bareng laki2 lain, itu semuanya membuat kesal.
Tapi namanya juga cinta, walau kesal gk berani marah, paling banter nyindir atau curhat di facebook -kala itu zamannya FB-.
Temanku pernah berkata,
"Kau itu baik, pinter, soleh, punya pacar juga yg sama baiknya, sama solehnya, sama pinternya, cocok pokoknya",saat itu aku anggap kalimat tersebut sebagai pujian. Tapi sekarang bnar2 sperti 'satire' yg kalau saja waktu bisa berputar ingin sekali aku mengulang waktu itu, dan lebih pandai menjaga hati.
Pacaran Islami itu berjalan cukup lama ±2,5 tahun dalam hitunganku. Ya, namanya juga pacaran gk akan ada tuh yg namanya bahagia beneran. Kebahagian yg ada itu hanya tipu2an semata, kebahagian yg semu. Sebaik2nya muslihat ya itu dia, -pacaran-. Akhirnya 'pacaran islami', itu kandas. 2 smpai 3 bulan setelah aku masuk kuliah, kalo tak salah. Sakit hati? Tentu. Nangis? Tentu. Ya iyalah wong kebersamaan 2,5 tahun kandas begitu saja.
Aku memang sadar, bhwa hakikat cinta itu memang kebaikan. Tapi selama 2,5 tahun itu aku belum benar faham hakikat 'kebaikan' yg sebenernya.
Sekali lagi, bodoh, teramat bodoh, pacaran menghabiskan waktuku!
Masuk masa Kuliah, masa ini bagiku adalah masa2 perbaikan diri. Aku dipertemukan dgn lingkungn yang bukan hnya membuatku baik, tapi membuatku berusaha utk menebar kebaikan dimanapun aku berada.
Secara akademik, mungkin aku tak sebaik kala SMA, tp pada masa ini, kedewasaan tumbuh begitu nyata. Aku mulai dewasa, memaknai setiap jengkal kehidupan dengan hati2 juga penuh pertimbangan.
Pelajaran berharga ttg cinta,
"Cinta itu hanya tentang kadar suka dan benci yang berlebih, Cinta pula tak bisa diterka datangnya, kadang terlalu benci jadi cinta, terlalu cinta malah jadi benci."
Masa ini adalah masa pencarian makna kebaikan dalam cinta, yang dulu sempat salah aku maknai. Maka makna kebaikan dari sebuah cinta adalah pernikahan, pernikahan adalah bukti cinta terhebat dari seorang hamba kepada RabbNya, maka tak salah jika Rasul mengatakan bahwa pernikahan adalah setengah dari agama.
Sekali lagi cinta itu naluri, alamiah, juga anugerah, datangya tak pernah terprediksi. Termasuk dalam episode ini.
Benci jadi cinta, itulah kira2 kisah dalam periode sekarang. Kebencian yang mendadak menjadi simpati lalu berlabuh di pelabuhan hati, menjadi rasa cinta.
Tapi ada yg beda, pesawat jet itu mulai hilang. Bibir rasa2nya sulit sekali utk berkata. Mungkin karena hati dan pikiran tidak memberi kekuatan pada bibir. Akhirnya rasa yang ada aku simpan rapat2, aku percaya suatu saat akan ada keyakinan yg bisa menggerakan bibir ini.
Aku cinta, aku takut kehilangan, namun aku tak berani ungkapkan. Bagi seorang lelaki 'dewasa' -yang paham makna kebaikan dalam cinta- , ungkapkan cinta adalah persoalan yg cukup sulit. Butuh keyakinan yg purna, karna ini berbicara ttg pernikahan bukan ttg 'Pacaran Islami'
Dan saat itu nyatanya aku tak berani. Lantas aku berpikir bagaiamana agar tetap bisa menjaga dia agar 'tak diambil orang'. saat itu aku berpikir 'komunikasi yg terjaga'. Maka disetiap kesempatan aku manfaatkan utk bisa berkomunikasi, apalagi saat itu bahasan utk bisa komunikasi dgn dia teramat banyak.
Sampailah pada suatu ketika, ada jarak yg memisahkan aku dan dia. Saat itu kunci yg aku yakini adalah tetap 'komunikasi' yg bisa mnjaga silaturrahmi perasaan, kunci itu memang berhasil. 
Sampai pada masanya aku mulai menyadari, komunikasi yg berlebih adalah titik awal, beloknya sebuah pengharapan.
Aku semakin mendekat pada Rabbku, bertafakur didampingi tetesan embun pagi, bermunajat sambil ditemani hembus dinginnya angin malam. Aku sadar sebaik-baiknya pengharapan adalah hanya pada Allah. Saat itu ditemani tumpukan tugasku, aku memohon sebuah jawaban. Jawaban dari Tuhanku, tentang keyakinan hati.
Berhari-hari tugasku dan berkecamuknya perasaan di dada memborbardir kekuatan raga dan nurani, juga membuatku galau bukan kepalang. Namun, Allah maha baik, satu persatu ia perlihatkan jawabannya. Terang dan menyejukan. Tugasku selesai, dan keyakinan mulai tumbuh. Keberanian pun berlari menyusul.
Aku tak peduli apa jawaban dia, tp yg aku yakini aku berjalan bukan hanya karena nafsu semata, ada niat baik ttg makna cinta yg ingin kusampaikan pada dia. Allah yg maha bijak, dia akan memberika jawaban terbaik, aku benar2 yakin saat itu.
Sampai pada akhirnya, 'dijalani dulu saja' itu jawabnya. Sekali lagi kedewasaan terasah seiring berjalannya waktu. Aku mulai sadar bahwa ada Allah yg maha merencanakan, kita tak usah takut, apalgi takut kehilangan.. 😂
Seringkali aku terkesima dgn sikap nya. 'Orang lain mungkin akan jengkel, sakit hati, juga kecewa ketika org yg mereka suka seolah acuh dihari istimewanya'. Sedetik aku merasakananya, tapi sedetik kemudian rasa kecewa itu luluh lantah. Aku meyakini apa yg ia lakukan adalah sebagai bentuk penjagaannya untuknya dan untukku. Untukku agar tidak menggantungkan harapan pada dia. Untuknya agar tak ada batas yg rusak karena salah melangkah. Allah yang telah memberi keyakinan dalam hati, dan Allah tak akan pernah mengecewakan hambaNya.
Dulu selalu saja aku ingin mengetahui semua ttgnya, ia sedang apa, dengan siapa, sedang dimana? Pertanyaan2 yg sungguh tak ubahnya penyakit kronis yg tidak mau pergi dri pikiranku. Dulu selalu saja aku kesal jika ia tak memberi kabar, pesanku dibalas pendek, atau bahkan tak ada balasan utk pesanku.
Tapi itu semua berubah ketika aku mengenal Allah, dekat dengan Allah dan berharap hanya pada Allah. Aku sungguh tak terlalu peduli semua ttg nya, aku percaya bahwa dia akan baik2 saja, baik dalam raga, baik dalam jiwa, baik dalam pergaulan, aku yakin Allah akan menjaga dia.
Cukup bagiku dgn melihat statusnya, cukup bagiku dengan ia ada didaftar 'seen' status medsosku. Itu semua sudah cukup agar aku tahu kabar ttg ia, dan sudah cukup pula agar aku tahu bahwa ia masih peduli dgn keadaanku. Tak usah ada kata mesra yang terucap, cukup ucapkan doa mesra padanya lewat Allah di setiap waktuku bersujud padaNya.
Apakah aku sudah tak takut kehilangan dia? Bukankah dulu komunikasi adalah cara yg terbukti ampuh untuk menjaganya? Iya, tapi itu cara yg tak terlalu baik. Pernahkah dulu aku berpikir, 'bagaimana jika chat ku mengganggu waktu kegiatannya, waktu istirahatnya atau bahkan waktu ibadahnya?' Pernahkah aku berpikir bagaimana jika chat dariku hilangkan fokusnya dalam beribadah pada Allah?. Apakah hal itu adalah kebaikan dari sebuah cinta?, tentu bukan!
Aku bersyukur sudah memahaminya saat ini. "Penjagaan kita padanya adalah baik. Namun jauh lebih baik jika kita percaya bahwa Allah akan menjaganya untuk kita, jika kita senantiasa menjaga ketaatan diri pada Allah."
Saat ini aku masih berusaha utk bisa meyakinkan diri datang ke rumahnya, sekali lagi ini bukan perkara mudah bagi seorang lelaki, makna yg dibawa kerumahnya harus benar-benar purna, mampu merobohkan benteng keraguan orangtuanya. Dan hal ini sedang benar-benar aku ikhtiarkan saat ini, karena ini adalah tugas lelaki 'meminta izin', menyempurnakan agama. Tentu keyakinan itu datangnya dari Allah, aku selalu berdoa Allah akan segera memberi keyakinan dan keberanian itu. 
Dalam setiap pertemuan denganNya, tak lupa aku selalu berdoa agar Allah selalu memberi ia keteguhan hati, kesabaran jiwa untuk bisa terus bertahan dalam masa penantiannya. Masa penantian dalam menunggu calon imamnya -aku harap aku orangnya-, untuk bisa bertamu ke rumahnya, menyampaikan niat baik kepada walinya. Karena aku tahu perjuangan terhebat seorang wanita dalam menemukan cintanya adalah perjuangan untuk bisa setia dan sabar dalam masa penantian. Tugas wanita adalah menunggu, dan memberikan jawaban.
Apa yang terjadi pada akhirnya, aku tak akan pernah tahu sampai datang waktunya. Namun sungguh rasa ini telah Allah jaga, keyakinanku semakin membumi, juga pengharapan ini sepenuhnya telah aku titipkan pada Allah. Jika Allah ridha ia yang akan mempersatukan, pada akhirnya.
Poin intinya adalah,
Cinta (anugerah Allah) - Keyakinan (cinta harus ada kayakinan dalam hati)  - kesabaran (sabar dalam menjaga, sabar dalam memupuk keyakinan dan keberanian, sabar dalam menanti) - dan kebaikan (Pernikahan, Surga)
Bandung, 10-11-17, 11:32 WIB
©dzunalfatih
11 notes · View notes
bukukataloka · 4 years
Text
Lomba Menulis Cerpen Islami Ansoruna
Tumblr media
Lomba Menulis Cerpen Islami Ansoruna - Ansoruna Business School, Storial.co, dan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI akan mengadakan kompetisi menulis cerita pendek bertemakan Islam Rahmatan-lil-alamin, yakni Islam yang mengedepankan nilai-nilai kasih sayang, toleransi, dan kerukunan terhadap sesama. Kompetisi dengan total hadiah Rp 11.000.000,- dan 4.000 Storial coin ini terbagi menjadi dua kategori peserta, yakni umum dan santri/pelajar. Latar belakang dan tujuan: Kompetisi menulis cerpen diadakan Storial dan Ansoruna untuk menemukan penulis berbakat dari berbagai daerah. Periode kompetisi/submission: 16 Maret – 21 Juni 2020 Periode penjurian: 22-30 Juni 2020 Pengumuman pemenang: 1 Juli 2020 Campaign: #RahmatUntukSemua Kategori Umum Santri/ Pelajar (maksimal 20 tahun) Ketentuan Menulis: Panjang cerpen minimal 2500 s/d 5000 kata Menggunakan Bahasa Indonesia Cerpen kamu harus bersifat orisinal dan tidak terikat dengan pihak mana pun Satu peserta boleh mengirimkan lebih dari satu cerpen Syarat utama kompetisi: Wajib follow salah satu media sosial Storial Twitter Instagram Facebook dan Ansoruna Instagram Repost/re-share e-flyer lomba #RahmatUntukSemua di akun media sosialmu sebagai tanda pendaftaran. Cantumkan username akun Storial milikmu di kolom caption Instagram atau tweet-mu. Jangan lupa untuk tag/mention Storial dan Ansoruna Upload cerpenmu ke website Storial dan email [email protected] Pengiriman Tulisan: Tahap I – Kirim cerpenmu ke email [email protected] Tulisan dikirim ke email [email protected] Subject Email ditulis CerpenIslamRahmatUntukSemua-Nama Lengkap-Kategori-Judul Cerpen Contoh: CerpenIslamRahmatUntukSemua-Ahmad Riza-Santri/Pelajar-Pelangi Surga Upload cerpen kamu dan kartu identitas (KTP/SIM), khusus untuk Santri/ Pelajar juga mengupload Kartu Santri Pesantren/ Kartu Pelajar/ Kartu Mahasiswa/ Surat Keterangan Santri dari Pesantren. Deadline pengiriman tulisan hingga 21 Juni 2020 pukul 23.59 WIB Naskah akan diseleksi juga dapat dipublikasikan di website ansoruna.com Promosi: Setelah mengunggah cerpen, peserta wajib melakukan promosi melalui media sosial masing-masing dengan menyertakan kutipan atau link tulisan. Media promosi: Twitter, Instagram, Facebook (boleh pilih salah satu) Hashtag: #RahmatUntukSemua #LombaCerpenIslam #CeritainAja  Mention/tag: akun media sosial Storial Mention/tag: instagram Ansoruna Tahap II – Upload cerpenmu ke website Storial Upload hasil tulisan kamu ke storial.co Kategori yang digunakan Spiritual Tulis di kolom deskripsi naskah kamu di Storial.co: Nama lengkap/pena, media sosial, serta kalimat berikut “Cerpen ini ditulis dalam rangka mengikuti kompetisi #RahmatUntukSemua 2020 – Kategori.” Contoh: “Cerpen ini ditulis dalam rangka mengikuti kompetisi #RahmatUntukSemua 2020 – Kategori Santri/ Pelajar.” Kata kunci/label: “RahmatUntukSemua”, “LombaCerpenIslam”, dan judul cerpen kamu (tanpa tanda petik dan tanpa spasi) Naskah para pemenang wajib tetap berada di Storial.co selama satu tahun sejak pengumuman pemenang
Tumblr media
Pemenang dan Hadiah: Kategori Umum Juara I: Rp3.000.000 + voucher 1.000 Storial koin Juara II: Rp1.500.000 + voucher 500 Storial koin Juara III: Rp750.000 + voucher 200 Storial koin Juara Harapan 1-3: Rp500.000 + voucher 100 storial koin Kategori Santri/Pelajar Juara I: Rp2.000.000 + voucher 1.000 Storial koin Juara II: Rp1.000.000 + voucher 500 Storial koin Juara III: Rp500.000 + voucher 200 Storial koin Juara Harapan 1-3: Rp250.000 + voucher 100 storial koin Pengumuman pemenang: 1 Juli 2020 Media Partner: Nulisbuku Media Kontan Supporting: Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Read the full article
0 notes
kainprca · 5 years
Text
19/23
Tahun pertama saya dikota orang, saya bertemu dengan Diana yang akrab kupanggil didin/raisa wkwk. Kita gasengaja ketemu ditempat yang sama yahh disalah satu kamar kos, tidak menyangka saya satu kamar dengan dia hingga 3,5 tahun lamanya.
Tapi setengah taun sisanya, dia ninggalin aku karna dia mutusin buat nikah. yah aku ditinggal dong gapapa untung saja aku punya ulfa yang akrab sekali kupanggil upecu (ulfa ku).
Aku dan diana tidak satu kelas tapi kita satu kamar kos, hari-hari kita jalani bareng. Awalnya dia bukan seseoang yang islami, kemana-mana dia tidak pakai krudung, pakai baju pendek.
Bahkan pernah suatu ketika waktu aku jalan kaki dengan dia, dia ngomong "kok hawanya dingin banget ya ni". aku jawab "ngg gmn ga dingin kamu gapake krudung gapake celana panjang".
Sontak ia kaget "oh iya ya" dia ketawa karna dia lupa pake krudung dan celana panjang. Sontak ku kira dia bakal balik kekamar, eh malah ngajak terus aja jalan.
Semakin lama dia tinggal bareng sama saya alhamdulillah dia semakin jadi muslim yang baik, dia tidak lagi membuka krudung dan berpakaian dengan sopan. Syukurlah jika saya bisa memberikan pengaruh positif.
Tahun-tahun pertama saya disana adalah masa pencarian saya, kurang lebih dua tahun lamanya saya baru menemukan seseorang yang pas untuk saya jadikan tempat berbagai cerita dan kepenatan, namanya upe.
Upe adalah seseorang dengan pribadi yang lebih mementingkan urusan orang lain ketimbang dirinya sendiri, saya tidak suka sifat itu. Banyak waktu yang saya habis dengan dia kota rantau, kami sama-sama tidak mengenal kota itu, kita sering menyusuri jalan bareng atau sekedar makan atau nongkrong bareng.
Tulisan ini didedikasikan kepada diri saya sendiri agar tidak pernah menyerah dan putus asa diperjalanan kedepan.
Kainprca
Maret 2020
0 notes
langitsagara · 7 years
Text
#RihlahRiset 2017
Di tahun ini, ada satu rangkaian hari yang menyisakan memori berharga. Ingatan yang aku kira tak mungkin bisa dialami oleh lain orang dengan cerita dan cara yang benar-benar sama. Semuanya dimulai sewaktu dua dosen pembimbingku menyetujui dan mendukung draft proposal riset skripsi tentang studi komparatif pemerintahan Islami di Indonesia-Malaysia (buat kalian yang mau tau hasilnya, silakan kirim pesan personal saja. semoga bermanfaat. serius ini, gratis). Mau tak mau, modal nekat makin kenceng jadinya. Nggak kepikiran juga bakal dapat bekal uang dari mana, dari siapa, terutama buat beli tiket sama makan. Cuma satu aja: kalemin, bakal ada jalan.
Singkat cerita, di minggu-minggu terakhir sebelum berangkat, tampaknya semesta bersetia kepada titah Tuhan dengan membukakan banyak jalan. Alhamdulillaah. Ada dosen yang bantu buat belikan tiket, ada sodara yang bantu buat uang makan dan bekal selama riset, dan tentunya ayah dan mama yang dukung penuh keputusanku buat riset sendirian di Malaysia. Bener-bener sendirian, tanpa teman dari sini. Dan, teman-teman tahu? Perjalanan sendirian itu bikin deg-degan pisan, biarpun jaraknya hampir sama kayak Bandung-Pekanbaru, tapi ya tetep aja: nanti tidur di mana, makan di mana, gimana kalau gini, gimana kalau gitu, :D :D
***
rincian ceritanya ku pikir tak perlu ditulis di sini ya, eungap dan belum tentu rame juga buat kalian kan….
dipendekkan aja jadi kepsyen buat gambar-gambar beresolusi rendah ini, ya~
Tumblr media
Ini halaman depan Perpustakaan Negara Malaysia (PNM) di Kuala Lumpur. Selama hampir seminggu lebih, di sinilah aku mondar-mandir cari dokumen negara, arsip, data grafik, koleksi ucapan, tulisan, dan apa saja yang jadi penunjang riset. Eniwe, Pak Cik Satpam di sini juga baik-baik, salah satunya asli Lamongan. Kalau mau makan, di PNM juga ada kantin di basement-nya, dan cukup murah buat hitungan mahasiswa sepertiku. Kalau mau fotokopi dokumen atau buku di sini, PNM menyediakan mesin fotokopi (kalau di Malaysia namanya fotostat) di setiap lantai. Kita cukup bikin kartu fotostat yang bisa di-top-up sesuai kemampuan dompet dan keperluan. Tertarik?
Tumblr media
Kalau ini hasil kesendirian yang menyergap diri setiap kali kangen rumah atau mikirin besok mau ke mana dsb #bahasamuNak! Suasana jumat siang di Jalan Ampang yang dipotret dari jembatan penyebrangan. Ceritanya, ini perjalanan ke Surau di Insititut Jantung Negara (IJN) di seberang PNM. Kalau di Malaysia, tidak setiap surau (mushola) di instansi yang ada berhak mengadakan shalat Jumat, sebanyak apapun orang-orang yang beraktivitas di sana. Di sini, shalat Jumat diatur sedemikian rupa; ditentukan surau mana saja yang bisa mengadakan shalat Jumat (maksudnya, surau-surau yang lebih kecil bergabung untuk berjamaah di satu surau yang berukuran lebih besar), termasuk dalam hal siapa yang berhak menjadi Imam dan Khatib. Di Indonesia?
Tumblr media
Pendek cerita, aku sudah tiba di Kota Bharu, ibukota Kelantan. Sebuah negara bagian paling utara di Malaysia yang berbatasan langsung dengan Thailand. Di gambar ini, ceritanya aku lagi sarapan. Itu Mak Ciknya baik banget, kasih diskon seringgit waktu tahu kalau aku ini melancong ke Kelantan buat penelitian #yoi. Oh iya, Mak Cik ini punya mantu asli Medan, namanya lupa euy. Dua-duanya ramah dan masakannya enak-enak. Ngomong-ngomong, itu teko warna emas bukan buat minum ya, tapi buat cuci tangan ckckck. Jadi aja kangen suasana Kota Bharu kan…
Tumblr media
suasana Kota Bharu sore hari. Di Malaysia, biasanya kedai makan ala Kaki Lima begini punya meja dan kursi yang diatur di pinggir jalan begini. Kondisi serupa bisa dilihat juga di daerah Medan atau Banda Aceh. Mirip-mirip ya.. Menariknya, di Kota Bharu ini punya satu peraturan bahwa seorang perempuan Muslimah dianjurkan memakai jilbab. Peraturan tersebut dikeluarkan oleh Pemerintah setempat, termasuk bagi turis wanita yang beragama selain Islam, dianjurkan ‘berpakaian pantas’ (seperti memakai selendang yang bisa menutupi sebagian kepala, tidak bercelana pendek, berbaju lengan panjang, dsb). Menurutmu, gimana?
Tumblr media
Ini suasana paling menyentuh yang bisa aku ingat dan diabadikan lewat gambar ini. Gambar ini diambil di Medan Ilmu dekat Masjid Muhammadi, Kota Bharu. Jelang magrib di sini, seingatku, ada satu kepasrahan yang menguap jadi kantuk dan sedikit peluh: Ya Allah, temani aku ya…
Tumblr media
Mungkin kalian orang Bandung bisa mengaitkan gambar ini dengan suasana Cibadak atau Pagarsih yang penuh dengan keluarga Engkoh dan Cici. Tapi, sayangnya bukan. Ini masih di Kota Bharu. Tepat di seberang guest house yang aku tempati untuk beberapa malam ini, selalu diadakan semacam senam pagi yang diikuti para Encik dari yang muda sampai yang tua. Well, meskipun Kelantan menegaskan visi Islam dalam pembangunannya, masyarakat beragama selain Islam pun tetap dilindungi dan dihargai. Keren~
Oh iya, buat kalian yang berencana ke Kota Bharu dan juga menginap di sana, bisa datang ke guest house Park View di Jalan Dato’ Perdana, sekitar 1 km dari Pasar Besar Siti Khadijah. Satu malam sekitar RM 30, tapi kalau ranjangnya berbagi dengan yang lain, bisa turun sampai RM 18 via pemesanan daring. Fasilitas yang didapat: kamar mandi+handuk, wifi, sarapan, film, dan tentunya staf GH yang asik en ramah!. Mau coba?
Tumblr media
Tersempatkan ziarah ke makam Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat; ulama terkenal di Kelantan yang pernah menjadi Menteri Besar (setingkat Gubernur di Indonesia) dari tahun 1990-2013. Beliau wafat tahun 2015. Makamnya tak tampak istimewa. Sejak hidup sampai matinya, beliau tetap sederhana. Al-Fatihah…
Tumblr media
Sama seperti pasar Andir atau pasar Cicaheum di Bandung ya suasananya…. 
Tumblr media
Buat kali pertama, tersempatkan munggahan dan shalat Tarawih di negeri orang. Ini diambil di masjid belakang Petronas Tower. Aku diajak Mang Aa dan keluarganya untuk datang ke sini. Rasanya…. jangan ditanya. Jauh dari rumah untuk menghadapi Ramadhan, ya sedikit sesak juga. Tapi semuanya tergantikan oleh banyaknya pertolongan yang selalu datang dengan ajaib dan tepat pada waktunya, selama rihlah riset ini berjalan. Pokona mah, ajaib!
Jadi, Tumblr, cuma segitu yang bisa aku ceritakan. Titip di sini ya. Mungkin beberapa tahun lagi, aku bakal baca lagi cerita #RihlahRiset 2017 ini sambil senyum-senyum sendiri.
2018 bakal lebih keren, insyaaAllah..
© 2017 - zalidjal
12201725
1 note · View note